MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas UTS
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
Disusun oleh :
Sanya Nabiela Nuraida
145150407111014
Dosen Pengampu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................................
12
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan
tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki keanekaragaman baik ras,
agama, bahasa, suku maupun adat istiadat, kondisi ini merupakan kekayaan bangsa
yang membedakan dari bangsa lainnya. Keanekaragaman juga mengandung potensi
konflik yang jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan ketidakpuasan dan
perbedaan kepentingan dan berujung pada perpecahan bangsa.
Tak jarang konflik yang berlangsung tersebut menyebabkan terjadinya
pertumpahan darah pada pihak-pihak yang bertikai. Meski pun seringkali sumber
penyebab konflik itu sendiri hanya berawal dari masalah sepele. Fanatisme kesukuan
yang tinggi membuat permasalahan sepele tersebut berubah menjadi konflik massal.
Rasa solidaritas sempit dan pola pemikiran yang dangkal membuat mereka tidak
berpikir panjang dalam menyikapi permasalahan yang timbul tersebut. Oleh karena
itu, proses penyelesaian masalah pun seringkali dilakukan dengan cara kekerasan
tanpa mengedepankan dialog dari pihak yang bertikai.
Permasalahan antara suku di Indonesia ini terjadi sejak masa penjajahan
Belanda. Hal ini disebabkan oleh keadaan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai
macam suku bangsa. Masing-masing suku memiliki tata budaya yang berbeda satu
sama lain. Tidak semua suku yang ada di Indonesia memiliki pemikiran yang sama.
Banyak dari suku-suku tersebut yang masih meninggikan kepentingan sukunya,
sehingga tingkat toleransi terhadap suku yang lain hanya sedikit.
Penanaman pancasila yang kurang juga menyebabkan sedikitnya pengetahuan
terhadap pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sudah baran tentu
oleransi antar suku akan sulit dilakukan jika penanaman pancasila tidak terapkan oleh
semua suku di Indonesia. Konflik antar suku tidak hanya akan meugikan suku yang
saling berseteru namun, juga akan merugikan orang-orang yang takbersalah maupun
negara yang akan menyebabkan kerugian materil, korban luka maupun tewas dan
guncangan bagi psikis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja factor-faktor penyebab konflik antar suku?
1.2.2 Apa dampak konflik antar suku bagi keutuhan bangsa dan Negara?
3
1.2.3
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui factor-faktor pngyebab konflik antar suku.
1.3.2 Untuk mengetahui dampak konflik bagi keutuhan bangsa.
1.3.3 Upaya pencegahan konflik antar suku dengan pendidikan pancasila.
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah konfik anatar suku di Indonesia
dengan penanaman pendidikan pancasila dan bagaiman penanganannya jika telah
terjadi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peraturan persatuan dan keutuhan Bangsa
Menurut ketetapan mpr nomor V/MPR/2000 tentang pemantapan persatuan
dan kesatuan nasional. Ketetapan MPR ini berisi :
a. Bahwa atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 mempunyai
ciri khas, yaitu kebinekaan suku, kebudayaan, dan agama yang menghuni dan
tersebar di belasan ribu pulau dalam wilayah Nusantara yang sangat luas,
terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan disatukan oleh tekad: satu tanah
air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan, yaitu Indonesia, serta dilandaskan
pada Pancasila sebagai dasar Negara.
kemajemukan
bangsa
Indonesia
dalam
upaya
untuk
dengan
itu
perlu
adanya
Ketetapan
Majelis
ke-3
yang
berbunyi,
persatuan
Indonesia
mempunyi
maksud
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor-faktor penyebab konflik antar suku
Faktor penyebab dari koflik antar suku sebagai berikut :
1. Sejarah masa lalu.
Dimana pada masa lalu kehidupan antar suku diwarnai persaingan yang
berujung pada konflik untuk memperebutkan status dan juga gengsi. Hal ini
terbawa hingga ke masa kini karena pengaruh budaya di masa lalu. Banyak suku
yang mengganggap sukunya lebih baik karena pada masa lampau nenek moyang
mereka merpakan penguasa pada suatu daerah.
2. Kecemburuan ekonomi.
Biasanya, suku pendatang yang mampu meraih keberhasilan di bidang
ekonomi akan menimbulkan kecemburuan pada penduduk asli. Akibatnya, terjadi
gesekan karena menganggap bahwa suku pendatang merebut potensi ekonomi
yang seharusnya mampu menyejahterakan suku asli. Kebanyakan suku pendatang
sudah emiliki pengetahuan yang lebih disbanding suku asli dalam mengolah
sumber daya pada daerah tertentu.
6
hutan
sebagai
kekayaan
budaya
yang
menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh
ditebang .
penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha
kayu, pohon- pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan
uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah
bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga
akan
mendatangkan
konflik
sosial
di
masyarakat.
Konflik
akibat
perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok
dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang
terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh
menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta
volume usaha mereka.
5. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan
itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
7
nilai-nilai
lama
pada
masyarakat
tradisional
yang
biasanya
bercorak
bergeser
menjadi
hubungan
struktural
yang
kebersamaan
disusun
berubah
mestinya. Keadaan lingkungan yang tidak mendukug karena hilangnya rasa aman
menyebabkan kurangnya kehidupan sosial antar individu.
4. Kegiatan ekonomi terhambat.
Ketika terjadi konflik akan otomatis kegiatan ekonomi terhenti, ini akan
membuat aspek-aspek kehidupan lain terhenti, seperti jual-beli.
3.3 Pencegahan konflik dengan penananman pendidikan pancasila
Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk, terdiri atas berbagai agama, suku
bangsa, adat istiadat, bahasa daerah,
sedemikian luas, maka tidak mungkin berhasil disatukan tanpa alat pengikat. Tali
pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang dianggap ideal yang dipahami,
dipercaya dan bahkian diyakini sebagai sesuatu yang mulia dan luhur.
Perbedaan itu tidak akan mungkin dapat dipersamakan. Apalagi, perbedaan
itu sudah melewati dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi, masing-masing
individu yang berwarganegara Indonesia haruslah sudah berjanji dan berekrar akan
membangun negara kesatuan berdasarkan Pancasila itu. Mereka yang berbeda-beda
dari berbagai aspeknya itu dipersatukan oleh cita-cita dan kesamaan idiologi bangsa
ialah Pancasila.
Sekarang ini banyak orang yang meninggalkan pancasila, bukan hanya tidak
menerapkannya, ingat apa saja pancasilapun sudah dikatakan bagus. Ini lah yang
mendasari adanya perpeahan antar individu, karena mereka tiak memiliki visi dan
misi yang sama demi membangun ngara Indonesia tercinta. Visi dan misi yang hanya
mementingkan beberapa kelompok maupun golongan tertentu ini pastnya dapat
menyebabkan ketidak seimbangan kebutuhan antar individu.
Disini pendidikan pancasila sangat dibutuhkan, pancasila mengajarkan
bagaimana seorang warga Negara harus bertindak agar tidak menimbulkan
perpecahan dan saling iri antar kelompok maupun individu. Pancasila adalah sebagai
tali pengikat bangsa yang harus selalu diperkukuh dan digelorakan pada setiap saat.
Bagi bangsa Indonesia melupakan Pancasila, maka sama artinya dengan melupakan
kesepakatan dan bahkan janji bersama itu.
9
Oleh sebab itu, Pancasila, sejarah dan filsafatnya harus tetap diperkenalkan
dan diajarkan kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal
maupun non formal. Pancasila memang hanya dikenal di Indonesia, dan tidak dikenal
di negara lain. Namun hal itu tidak berarti, bahwa bangsa ini tanpa Pancasila bisa
seperti bangsa lain. Bangsa Indonesia memiliki sejarah, kultur, dan sejarah politik
yang berbeda dengan bangsa lainnya. Keaneka-ragaman bangsa Indonesia
memerlukan
alat
pemersatu,
ialah
Pancasila.
Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakkan oleh guru
disekolah maupun para dai, namun penanaman melalui pancasila yang merupakan
dasar Negara masih kurang diserukan, ini juga menyebabkan berbai kelompok
mementingkan golongannya sendiri dibandingkan kepentingan besama. Pengalaman
para pahlawan membentuk pelajaran yang tak kalah besar peranannya dalam
pembentukan moral telah teruang pada pancasila.
Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme
merupakan tanggung jawab semua kalangan masyarakat. Tidak hanya di bangku
sekolah sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa nasionalisme dapat dimulai dari
lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali memperdengarkan lagu-lagu
nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat mempertebal rasa nasionalisme.
Upaya mempertebal rasa nasionalisme juga dapat dilakukan dengan
penayangan film sejarah perjuangan bangsa di televisi. Karena ternyata media televisi
lebih menarik anak dari pada ceramah yang dilakukan guru dan pemuka masyarakat.
Hal ini dimaksudkan supaya anak-anak mengerti betapa berat perjuangan bangsa ini
untuk mencapai kemerdekaan.
Upaya lain misalnya dengan mengajak siswa dan memperkenalkan tempattempat bersejarah seperti museum, mengakrabkan nama-nama dan gambar pahlawan
pejuang bangsa, atau mengajak siswa berziarah ke taman makam pahlawan. ziarah ke
makam pahlawan perlu dilakukan agar anak-anak menghargai jasa pahlawan dan
menumbuhkan jati diri mereka sejak dini. Jadi sebenarnya penanaman pendidikan
pancasila idak harus serta merta diberikan oleh guru dirumah, namun juga didukung
leh lingkgan sekitar agar menjadi kebiasaan yang melekat pada setiap individu.
Sehigga dapat mencegah adanya konflik antar individu maupun kelompok.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme
merupakan tanggung jawab semua kalangan masyarakat. Tidak hanya di bangku
sekolah sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa nasionalisme dapat dimulai dari
lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali memperdengarkan lagu-lagu
nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat mempertebal rasa nasionalisme.
Pendidikan pancasila dapat mencegah perbedaan pendapat antar kelompok dan
individu karena setiap WNI memiliki pemikran dasar yang sama yaitu tetap menjaga
kesatuan bangsa.
4.2 Saran
Pendidikan pancasila dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun, pembeian
pendidikan pancasila sejak dini dapat menanggulangi konflik maka pendidikan dapat
dimuali dari lingkungan terkecil seperti keluarga.
Jika konflik sudah terjadi diharakan bukan hanya penyelesaian hokum yang
dilakukan namun juga pembinaan baaimana hal tersebut agar tidak terjadi lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://aliflukmanulhakim.wordpress.com/2013/04/22/pancasila-sebagai-perekat-persatuan-dankesatuan-bangsa/ diakases 3 Mei 2016
https://yudhislibra.wordpress.com/2010/11/16/pencegahan-dan-penanggulangan-ancamandisintegrasi-bangsa-sebagai-rasa-persatuan-indonesia-atas-dasar-bhinneka-tunggal-ika/
diakases 13
Mei 2016
http://www.slideshare.net/enoeno1/pancasila-dan-konflik-suku diakases 13 Mei 2016
http://tugassekolahbermanfaat.blogspot.co.id/2014/12/pancasila-dapat-mengatasi-konflik.html
2016
12