Dibuat oleh :
Iis Susanti
P1337434114001
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bahan bakar utama
bagi tubug kita, yang di dalam makanan terdapat
sebagai monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Minimal 50-100 g karbohidrat
diperlukan agar eritrosit berfungsi baik. Jika
tidak tersedia, kebutuhan ini dipenuhi dengan
jalan mengubah protein otot menjadi glukosa
(gluconeogenesis). Semua jaringan dapat
membakar asam lemak dan senyawa keton
untuk mensuplai energy.
Metabolisme galaktosa
Metabolisme Fruktosa
Metabolisme Glukosa
Glikolisis
Tahap 1.
Fosforilasi glukosa
Reaksi yang irreversibel
Heksokinase : tranfer gugus fosfat pada molekul heksosa
Memerlukan Mg
Terdapat di semua jenis sel
Sel hepatocyt mengandung glukokinase, sejenis heksosa tp lebih
spesifik untuk g
tahap ke 2:
Dikatalisis fosfoglukoisomerase
Perubahan isomer dari aldosa ke ketosa
Reaksi berlangsung dengan cepat krn standar energi bebas yang
kecil
Ensim memerlukan Mg, dan spesifik untuk substratnya
Tahap ke 3.
Dikatalisis oleh fosfofruktokinase (PFK), secara alosterik diatur
oleh: AMP
ADP
Citrate (off)
F2,6 BP
ATP (off)
Tahap ke 4
Menghasilkan 2 molekul tiga karbon : DHAP dan G3P
Dikatalisis oleh Fructose-1,6-Bisphosphate Aldolase. Tidak
memerlukan kation divalen
Meskipun energi bebas nya sangat positif, akan tetapi di dalam sel
dapat diatur agar tetap cenderung ke arah pembentukan produk
dengan cara : konsentrasi produk dibuat sangat rendah
Tahap ke 5
Dikatalisis oleh Triose Phosphate Isomerase
Reaksi lebih cenderung ke arah kanan, dan dilakukan dengan
tetap menjaga konsentrasi G3P rendah
Tahap ke 6
Memerlukan NAD+ sehingga ratio NAD+/NADH+H di dalam sel
sangat penting untuk pengaturan laju dan arah reaks
Tahap ke 7
Merupakan reaksi fosforilasi tingkat substrat untuk ADP
menjadi 3PG dan ATP
Karena dihasilkan 2 molekul ATP untuk setiap 1 glukosa, maka
pada tahap ini, reaksi menjadi impas
Tahap ke 8
Reaksi pada kondisi standar cenderung lebih ke arah kiri untuk
membentuk 3PG
Di dalam sel, konsentrasi 3PG dijaga pada konsentrasi yg
selalu tinggi, sehingga reaksi cenderung ke arah kanan
Tahap ke 9
Merupakan reaksi dehidrasi sederhana dari 2PG menjadi PEP
Mempunyai efek naiknya energi hidrolisis ikatan fosfat
(dr -15.6 kJ/mol dalam 2PG menjadi -61.9 kJ/mol dalam PEP )
Energi bebas tersebut digunakan utk reaksi berikutnya
fosforilasi tingkat substrat utk ADP menjadi ATP
Tahap ke 10
Reaksi ini penting, karena:
-Menghasilkan ATP dari reaksi fosforilasi tingkat subtrat ADP
-Reaksi ini secara energetik sangat bagus, sehingga berfungsi untuk
menarik dua reaksi sebelumnya
-Ensim yg mengkatalisis reaksi ini secara allosterik dinon aktifkan
oleh : ATP, alanine, and acetyl-CoA,
Dan secara allosterik diaktifkan oleh F1,6BP, and
GLIKOGENESIS
Glikogenesis adalah poses pembentukan
glikogen dari glukosa.
Glikogenolisis adalah proses penguraian
Glikogen menjadi Glukosa
Fermentasi adalah Penguraian Glukosa
menjadi Senyawa antara ( asam laktat ,
alkohol) karena penguraian glukosa
dalam suasana Anaerob
Respirasi adalah sebutan penguraian
Glukosa menjadi CO2 dan H2O dalam
suasana Aerob
GLIKOGENOLISIS
terjadi jika asupan makanan tidak cukup
memenuhi energi yang dibutuhkan tubuh
sehingga untuk mendapatkan energi, tubuh
mengambil alternative lain yaitu dengan
menggunakan simpanan glikogen yang
terdapat dalam hati atau otot. Enzim utama
yang berperan dalam glikogenolisi ini
adalah glikogen fosforilase. Proses
glikogenolisis terkandang menyebabkan
meningkatnya kadar gula dalam darah yang
dapat menyebabkan penyakit diabetes.
GLUKONEOGENESIS
HMP SHUNT
(HEKSOSA MONO PHOSPHAT SHUNT)
GLUKOSA DARAH
Glukosa dapat dipakai oleh semua jaringan tubuh,
disimpan :
* hati dan otot
Glikogen
* jaringan lemak
Triasilgliserol ( TG )
Sumber glukosa darah :
1. Karbohidrat Makanan
2. Glikogenolisis hepar
3. Glukoneogenesis
Menurunkan :
Hormon insulin
Menaikan :
H. glukagon
H. epinefrin
H. pertumbuhan
H. cortisol
ACTH
H. Tiroksin
H. somatostatin
Metode Kimiawi
1. Reduksi
Fehling
Hagerdorn Jansen
Frank Kirkberger
Hoffman
Folin Wu
Samogai Nelson
2. Reaksi Warna
Anilin glacial acid
O-Toluidin : - tanpa glacial acetic
- dengan glacial acetic
Metode Enzimatik
1. Glukosa Oksidase
Metode GOD banyak digunakan saat ini. Akurasi dan presisi yang
baik (karena enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama), tapi reaksi
kedua rawan interferen (tak spesifik). Interferen yang bisa
mengganggu antara lain bilirubin, asam urat, dan asam askorbat.
Pengukuran khusus untuk Beta D-glukosa berdasarkan pada reaksi
berikut :
Beta D-glukosa + O2 glukosa oksidase > Asam glutamate + H2O2
Reaksi ini dapat dipasangkan dengan reaksi indicator peroksidase
H2O2 + Kromogen tereduksi peroksidase > Kromogen teroksidase + H2O
Atau dapat diukur melalui pengukuran penggunaan dengan
menggunakan electrode oksigen.
Reaksi ini dapat dipasangkan dengan reaksi indicator peroksidase
H2O2 + Kromogen tereduksi peroksidase > Kromogen teroksidase + H2O
Atau dapat diukur melalui pengukuran penggunaan dengan
menggunakan electrode oksigen.
2. Hexokinase
Metode heksokinase juga banyak digunakan. Metode ini memiliki
akurasi dan presisi yang sangat baik dan merupakan metode
referens, karena enzim yang digunakan spesifik untuk glukosa.
Metode ini menghitung kadar glukosa melalui dua reaksi, yakni :
Glukosa + ATP heksokinase Mg2+ > GGPO4 + ADP
GGPO4 + NADP+ GGPO > G-Phospat + Glikonat + NADPH + H+
Kenaikan pada absorbs NADPH yang diukur pada panjag
gelombang 310 nm setara dengan kadar glukosa. Reaksi
heksokinase dapat dipasangkan dengan indicator dan diukur
dengan adaya perubahan warna pada hasil reaksi.
3. Glucose Dehydrogenase
Enzim glukosa dehidrogenase ( D-glukosa : NAD
oksidoreduktase) mengkatalisa oksidasi glukosa menjadi
glukonolakton
Glukosa + NAD+ glukosa dehidrogenase > D-glukonolakton + NADH + H+
DAFTAR PUSTAKA
Murray, Robert, dkk. Biokimia Harper Jakarta :
EGC. 2003
Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III. Jakarta : Fakultas Kedokteran
UI. 2007.
Guyton,Arthur C. Fisiologi Kedoktera. Alih
bahasa, P Lukmanto. Jakarta:EGC.1991
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5
841