3.1
Proses PLTGU
PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) merupakan pembangkit
listrik gabungan dari PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) atau GTG (Gas Turbine
Generator) dan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) atau STG (Steam Turbine
Generator) yang mana gas buang dari turbin gas pada GTG dimanfaatkan kembali
untuk mengoperasikan turbin uap pada STG.
13
sehingga dihasilkan daya listrik. Sisa uap dari LP (Low Pressure) turbin uap
kemudian didinginkan atau dikondensasikan agar berubah menjadi air kembali
melalui kondensor dan selanjutnya dipanaskan kembali melalui HRSG. Demikian
seterusnya sehingga terjadi siklus tertutup (open cycle).
3.1.1
Sistem GTG
14
Sebelum energi panas hasil pembakaran mampu memutar poros turbin dan
generator, poros turbin diputar terlebih dahulu oleh motor cranking yang
mendapatkan tegangan 6,3 kV dari switch gear. Motor cranking secara otomatis akan
terlepas koplingnya pada putaran 60% atau 1500 rpm setelah gas hasil pembakaran
telah mampu memutar turbin. Sementara itu turbin terus berputar hingga mampu
mencapai 7280 rpm atau full speed no load. Selanjutnya tegangan listrik dari
generator dinaikkan dari 11,15 Kv menjadi 150 Kv melalui transformator utama yang
kemudian diparalelkan dengan jaringan listrik interkoneksi Sumatera.
Bagian-bagian Utama GTG:
1. Motor Cranking
Motor Cranking atau disebut pula motor starter ialah motor yang digunakan
sebagai penggerak awal atau start-up system GTG. Motor cranking mendapat supplay
listrik sebesar 6,3 Kv dari switch gear. Dalam melakukan fungsinya men-starter
poros turbin, motor cranking dibantu dengan torque converter yang berfungsi sebagai
kopling penyambung accessoriy gear. Motor cranking dihubungkan dengan torque
converter dengan menggunakan sebuah kopling flexible, yang mana torque converter
itu sendiri terhubung dengan accessory gear. Kopling di sini menggunakan minyak
hydraulic. Di dalam accessory gear terdapat beberapa susunan roda gigi yang
berfungsi untuk memperbesar torsi (daya puntir) yang dibutuhkan oleh motor starter
untuk memutar poros turbin.
Pada awal start-up, minyak hydraulic disuplay ke torque converter untuk
mengkopel motor cranking dengan poros, sehingga motor dapat memutar poros
turbin dengan torsi yang telah dikuatkan. Ketika kecepatan turbin telah mampu
berputar dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran, maka secara otomatis
minyak hydraulic pada torque converter didrain atau dikeluarkan sehingga motor
cranking tidak lagi dikopel atau satu poros dengan turbin.
2. Air Inlet
15
Alat ini berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor.
16
17
18
e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas
agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion
chamber.
g. Flame Detector, merupakan sensor yang dipasang untuk mendeteksi adanya
proses pembakaran yang terjadi dengan mendeteksi ada atau tidaknya intensitas
nyala api pada combustion chamber.
5. Turbin Gas
Merupakan penggerak yang memanfaatkan energi panas dari combustion
chamber sebagai fluida kerja. Di dalam turbin gas, energi kinetik diubah menjadi
energi mekanik yakni gerak putar rotor yang selanjutnya akan menghasilkan daya.
Rotor ini akan memutar poros daya dan menggerakkan beban yang telah terkopel
dengan turbin gas.
19
Sistem HRSG
20
HRSG ialah singkatan dari Heat Recovery Steam Generator, yang memiliki
arti pembangkit uap dengan memanfaatkan kembali energi panas gas buang. Karena
memiliki fungsi untuk menghasilkan uap, maka HRSG sering disebut dengan boiler
atau HRB (Heat Recovery Boiler). HRSG memanfaatkan energi panas sisa gas buang
(exhaust gas) turbin gas untuk memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap, dan
kemudian uap tersebut dipergunakan untuk menggerakkan turbin uap.
3.1.3
Sistem STG
21
tandon air) dipompakan kembali ke siklus HRSG melalui condesate pump, demikian
sehingga terjadi siklus tertutup.
Komponen utama STG adalah:
1. Turbin Uap (Steam Turbine), berfungsi untuk mengekspresikan uap kering
(superheated
vapour)
hingga
menghasilkan
energi
mekanis
untuk
Daya yang dapat di hasilkan oleh tiap unitnya adalah 40 MW pada kondisi tekanan
udara luar 1,013 mbar, suhu ambient 27C, relative humidity 85 %, dan LHV bahan
bakar gas alam 43,670 kJ/kg.
Setiap turbin gas mempunyai satu HRSG tipe horizontal yang mempunyai
sistem uap LP dengan temperature dan tekanan 230 / 4.5 bar abs, dan sistem uap
22
HP dengan temperature dan tekanan 511.4 / 51.7 bar abs. Tiap HRSG ini
mendapatkan suplai air pengisi dari condensate pump. Uap dari HRSG bertekanan
tinggi di dialirkan ke turbin uap sisi HP dan uap bertekanan rendah di alirkan ke
turbin uap sisi LP.
3.3 Proses Penyaluran Tenaga Listrik
Tegangan listrik yang dihasilkan dari generator turbin gas dan generator turbin
uap masih rendah sehingga tegangan tersebut harus dikirim ke trafo utama 11,5/150
KV selanjutnya dinaikkan tegangannya. Tegangan 150 KV yang dihasilkan dari
11,5/150 KV selanjutnya dialirkan melalui tiang transmisi di switch yard
dan
dimana gas panas yang keluar dari turbin gas digunakan untuk menghasilkan uap
(steam) di HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang kemudian di gunakan
untuk memutar turbin uap. HRSG yang diguankan pada PLTGU Keramasan ini tidak
memiliki damper yang digunakan untuk membuka/menutup aliran gas panas sisa
turbin gas ke HRSG, sehingga gas panas akan selalu melewati HRSG sebelum
dibuang ke stack, maka dari itu PLTGU Keramasan ini tidak dapat dioperasikan
dengan siklus open cycle, selalu dioperasikan combined cycle. Berikut adalah siklus
combined cycle.
23
Ket :
1 2 Kompresi isentropik (isentropic compression) di kompresor
2 3 Penambahan panas tekanan tetap (constant pressure heat addition)
3 4 Expansi isentropik (isentropic expansion) di turbin
4 1 Pembuangan panas tekanan tetap (constant pressure heat rejection)
1 2 Air dipompakan oleh feed water pump sehingga temperature dan
tekanannya naik
23
turbin uap
41