Anda di halaman 1dari 12

PLTGU KERAMASAN 2 X 40 MW

3.1

Proses PLTGU
PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) merupakan pembangkit

listrik gabungan dari PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) atau GTG (Gas Turbine
Generator) dan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) atau STG (Steam Turbine
Generator) yang mana gas buang dari turbin gas pada GTG dimanfaatkan kembali
untuk mengoperasikan turbin uap pada STG.

Gambar 3.1 Sistem PLTGU Keramasan


Pusat listrik Combined Cycle Keramasan memakai bahan bakar gas alam.
PLTGU Keramasan terdiri dari 2 unit, yakni unit I dan unit II. Seperti yang terlihat
pada gambar di atas, pada masing-masing unit terdiri dari satu unit GTG (Gas Turbin
Generator), satu unit HRSG (Heat Recovery Steam Generator) dan satu unit STG
(Steam Turbin Generator). Tiap unit GTG bekerja menghasilkan daya listrik dengan
menggunakan materi gas yang dibakar untuk diubah menjadi energi panas. Energi gas
inilah yang digunakan untuk memutar turbin gas. Gas buang (exhaust gas) dari
turbin gas pada GTG yang nilainya kira-kira 563C kemudian dialirkan ke HRSG
untuk memanasi air sehingga menjadi uap kering dan selanjutnya uap tersebut
disalurkan ke unit STG untuk memutar turbin yang telah terkopel dengan generator,
12

13

sehingga dihasilkan daya listrik. Sisa uap dari LP (Low Pressure) turbin uap
kemudian didinginkan atau dikondensasikan agar berubah menjadi air kembali
melalui kondensor dan selanjutnya dipanaskan kembali melalui HRSG. Demikian
seterusnya sehingga terjadi siklus tertutup (open cycle).
3.1.1

Sistem GTG

Gambar 3.2 Skema GTG (Gas Turbine Generator)


Udara luar dihisap oleh kompresor melalui air inlet hingga nilai tekanan naik
13 Bar, selanjutnya dialirkan menuju ruang pembakaran (Combustion Chamber).
Udara selanjutnya dibakar agar didapat energi panas. Pembakaran dilakukan dengan
menggunakan prinsip segitiga api. Prinsip tersebut menyatakan bahwa ada 3 faktor
penyebab timbulnya kebakaran, yaitu udara, bahan bakar, dan pemicu api. Dalam hal
ini udara dibakar dengan Feul Gas. Proses pembakaran diawali dengan bercampurnya
udara dan feul gas, selanjutnya igniter (busi/spark plug) akan aktif untuk
memercikkan bunga api sehingga terjadi pembakaran. Temperatur pembakaran dan
tekanan tinggi yang ada di dalam Combustion Chamber merupakan energi panas yang
akan menekan sudu-sudu (menggerakkan) turbin untuk menghasilkan energi
mekanik. Karena generator berada pada satu poros dengan turbin gas maka ketika
turbin berputar generator pun ikut berputar sehingga menimbulkan fluks listrik dan
merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

14

Sebelum energi panas hasil pembakaran mampu memutar poros turbin dan
generator, poros turbin diputar terlebih dahulu oleh motor cranking yang
mendapatkan tegangan 6,3 kV dari switch gear. Motor cranking secara otomatis akan
terlepas koplingnya pada putaran 60% atau 1500 rpm setelah gas hasil pembakaran
telah mampu memutar turbin. Sementara itu turbin terus berputar hingga mampu
mencapai 7280 rpm atau full speed no load. Selanjutnya tegangan listrik dari
generator dinaikkan dari 11,15 Kv menjadi 150 Kv melalui transformator utama yang
kemudian diparalelkan dengan jaringan listrik interkoneksi Sumatera.
Bagian-bagian Utama GTG:
1. Motor Cranking
Motor Cranking atau disebut pula motor starter ialah motor yang digunakan
sebagai penggerak awal atau start-up system GTG. Motor cranking mendapat supplay
listrik sebesar 6,3 Kv dari switch gear. Dalam melakukan fungsinya men-starter
poros turbin, motor cranking dibantu dengan torque converter yang berfungsi sebagai
kopling penyambung accessoriy gear. Motor cranking dihubungkan dengan torque
converter dengan menggunakan sebuah kopling flexible, yang mana torque converter
itu sendiri terhubung dengan accessory gear. Kopling di sini menggunakan minyak
hydraulic. Di dalam accessory gear terdapat beberapa susunan roda gigi yang
berfungsi untuk memperbesar torsi (daya puntir) yang dibutuhkan oleh motor starter
untuk memutar poros turbin.
Pada awal start-up, minyak hydraulic disuplay ke torque converter untuk
mengkopel motor cranking dengan poros, sehingga motor dapat memutar poros
turbin dengan torsi yang telah dikuatkan. Ketika kecepatan turbin telah mampu
berputar dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran, maka secara otomatis
minyak hydraulic pada torque converter didrain atau dikeluarkan sehingga motor
cranking tidak lagi dikopel atau satu poros dengan turbin.

2. Air Inlet

15

Alat ini berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor.

Gambar 3.3 Penampang Air Inlet


Bagian ini terdiri dari:
a. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk di mana di dalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
b. Inerta Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.
c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
d. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah
udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
3. Compressor

16

Komponen ini berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari


inlet air section hingga bertekanan tinggi (13 Bar) sehingga pada saat terjadi
pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat
menimbulkan daya output turbin yang besar. Compressor yang digunakan adalah
Axial flow compressor 17 tingkat dengan pressure ratio 10 yang terdiri dari 17 pasang
rotor dan stator. Masing-masing sudu diatur sedemikian rupa sehingga posisi
melingkari rotor. Sudu tingkat pertama lebih besar dari sudu tingkat berikutnya,
sehingga kecepatan udara masuk akan semakin besar.

Gambar 3.4 Compressor GTG


Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Compressor Rotor Asembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang
berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang
mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari
wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling
sumbu rotor.
b. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
1) Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
2) Forward Compressor Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat
empat stage kompresor blade.
3) Aft Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat compressor blade
tingkat 5-10.

17

4) Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai


tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
4. Combustion Chamber
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berada udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini
berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle.

Gambar 3.5 Combustion Chamber


Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus
turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang
jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponenkomponen itu adalah:
a. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
b. Combustion Liners, terdapat di dalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
c. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner. Pada GTG Keramasan, fuel nozzle berjumlah 10 buah.
d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.

18

e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas
agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion
chamber.
g. Flame Detector, merupakan sensor yang dipasang untuk mendeteksi adanya
proses pembakaran yang terjadi dengan mendeteksi ada atau tidaknya intensitas
nyala api pada combustion chamber.
5. Turbin Gas
Merupakan penggerak yang memanfaatkan energi panas dari combustion
chamber sebagai fluida kerja. Di dalam turbin gas, energi kinetik diubah menjadi
energi mekanik yakni gerak putar rotor yang selanjutnya akan menghasilkan daya.
Rotor ini akan memutar poros daya dan menggerakkan beban yang telah terkopel
dengan turbin gas.

Gambar 3.6 Penampang Turbin Gas


6. Generator Gas
Generator merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik
menjadi listrik. Generator gas berada satu poros atau dikopel dengan turbin, sehingga
ketika turbin mendapat energi panas yang menyebabkan turbin berputar maka
generator pun ikut berputar. Perputaran turbin menyebabkan perubahan energi panas
menjadi energi mekanik dan energi mekanik ini kemudian memutar generator
sehingga menimbulkan fluks listrik maka dihasilkan daya listrik.
Sedangkan untuk peralatan pendukung sistem turbin gas terdiri dari :

19

a. Sistem Pelumas (Lube Oil Sistem)


Fungsi utama dari sistem pelumas ini digunakan untuk melumasi
bearing-bearing baik untuk bearing turbin maupun bearing generator. Di
samping itu juga digunakan sebagai penyuplai minyak untuk sistem hidrolik
pada Auxiliary Oil Pump (AOP) di star untuk menyuplai minyak pelumas ke
dalam bearing turbin gas dan generator untuk selanjutnya diputar pada putara
turning gear atau on clowdown pada putaran 60 rpm, dengan tujuan agar
ketika start up gaya geser (friction force) yang terjadi antara metal bearing
dengan poros turbin gas dan generator dapat dikurangi. Kemudian setelah
turbin gas mulai start dan putaran mulai naik sampai putaran normal, maka
suplai minyak pelumas akan diambil alih dari AOP ke Main Lube Oil Pump,
dimana pompa ini diputar melalui hubungan antara Accessories Gear dan
Load Gear dengan poros turbin gas.
b. Sistem Bahan Bakar
Sistem pembakaran untuk PLTGU ini menggunakan bahan bakar gas
alam (feul gas). Pasokan gas pada PLTGU Keramasan berasal dari Medco gas,
Petra gas serta Pertamina gas.
c. Sistem Pendingin (Cooling Sistem)
Ketika minyak pelumas digunakan untuk melumasi bearing-bearing
pada turbin gas dan generator, mengakibatkan temperature dari minyak
pelumas ini menjadi lebih tinggi, sehingga minyak pelumas tersebut perlu
pendingin. Adapun sebagai media pendingin minyak pelumas digunakan air
melalui sirkulasi di dalam Heat Exchanger dan untuk mendinginkan air yang
bertemperatur lebih tinggi akibat transfer panas di dalam Heat Exchanger,
maka air pendingin iniakan didinginkan dengan dihembuskan di kisi-kisi
radiator. Sirkulasi ini berlangsung secara tertutup dan untuk mensirkulasikan
air pendingin digunakan Water Cooling Circulating Pump.
3.1.2

Sistem HRSG

20

HRSG ialah singkatan dari Heat Recovery Steam Generator, yang memiliki
arti pembangkit uap dengan memanfaatkan kembali energi panas gas buang. Karena
memiliki fungsi untuk menghasilkan uap, maka HRSG sering disebut dengan boiler
atau HRB (Heat Recovery Boiler). HRSG memanfaatkan energi panas sisa gas buang
(exhaust gas) turbin gas untuk memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap, dan
kemudian uap tersebut dipergunakan untuk menggerakkan turbin uap.
3.1.3

Sistem STG

Gambar 3.7 Skema STG


HP superheated vapour (uap kering tekanan tinggi) dari HRSG dialirkan
untuk memutar HP turbine. Uap sisa dari HP turbine kemudian digabungkan dengan
LP superheated vapour untuk memutar LP turbine. Selanjutnya turbin uap dapat
menggerakkan generator dengan menghasilkan beban yang dibutuhkan. Uap buang
dari LP turbin kemudian masuk ke dalam kondensor. Kondensor merupakan sebuah
alat yang digunakan untuk mengkondensasi atau mengembunkan air. Proses
pengembunan ini menggunakan air laur sebagai pendingin. Di dalam kondensor
terdapat pipa-pipa yang di dalamnya selalu mengalir air laut, maka ketika uap buang
dialirkan ke kondensor, uap akan secara otomatis terkondensasi menjadi air. Air ini
kemudian dijaga jumlahnya dengan penambahan air pada feed water tank (tanki

21

tandon air) dipompakan kembali ke siklus HRSG melalui condesate pump, demikian
sehingga terjadi siklus tertutup.
Komponen utama STG adalah:
1. Turbin Uap (Steam Turbine), berfungsi untuk mengekspresikan uap kering
(superheated

vapour)

hingga

menghasilkan

energi

mekanis

untuk

menggerakkan generator. Terdapat 2 buah steam turbine yakni HP steam


turbine dan LP steam turbine.
2. Generator, berfungsi untuk menghasilkan energi listrik di mana di dalamnya
terjadi proses perubahan energi mekanis menjadi energi listrik.
3. Condenser, berfungsi sebagai penampung air kondensat sekaligus sebagai tempat
pendinginan uap bekas hasil ekspansi turbin uap di mana media air laut
digunakan sebagai media pendinginannya.
4. Tanki air pengisi (feed water tank), tanki ini berisi air murni sebagai tandon
pengisi air di condenser.
5. Pompa air pengisi (feed water pump), pompa ini berfungsi memindahkan air
pengisi dari tanki air pengisi ke kondenser dan menjaga level kondenser tetap
pada kondisi normal.
3.2 Kemampuan Unit PLTGU Keramasan
Pusat listrik Combined Cycle Keramasan bisa memakai bahan bakar gas alam.
PLTGU Keramasan mulai beroperasi ada tahun 2013. PLTGU Keramasan
menggunakan konfigurasi 1-1-1 combined cycle plant x 2 Unit dengan daya terpasang
total 80 MW dan tiap-tiap Unit terdiri dari :

Unit 1 GTG daya terpasang 28 MW dan STG daya terpasang 13,5 MW


Unit 2 GTG daya terpasang 28 MW dan STG daya terpasang 13,5 MW
Turbin gas PLTGU Keramasan buatan HITACHI Japan dengan tipe H-25.

Daya yang dapat di hasilkan oleh tiap unitnya adalah 40 MW pada kondisi tekanan
udara luar 1,013 mbar, suhu ambient 27C, relative humidity 85 %, dan LHV bahan
bakar gas alam 43,670 kJ/kg.
Setiap turbin gas mempunyai satu HRSG tipe horizontal yang mempunyai
sistem uap LP dengan temperature dan tekanan 230 / 4.5 bar abs, dan sistem uap

22

HP dengan temperature dan tekanan 511.4 / 51.7 bar abs. Tiap HRSG ini
mendapatkan suplai air pengisi dari condensate pump. Uap dari HRSG bertekanan
tinggi di dialirkan ke turbin uap sisi HP dan uap bertekanan rendah di alirkan ke
turbin uap sisi LP.
3.3 Proses Penyaluran Tenaga Listrik
Tegangan listrik yang dihasilkan dari generator turbin gas dan generator turbin
uap masih rendah sehingga tegangan tersebut harus dikirim ke trafo utama 11,5/150
KV selanjutnya dinaikkan tegangannya. Tegangan 150 KV yang dihasilkan dari
11,5/150 KV selanjutnya dialirkan melalui tiang transmisi di switch yard

dan

kemudian dikirim ke gardu induk melalui transmisi teganagn ekstra tinggi.


3.4

Siklus Thermodinamika pada PLTGU


Proses produksi dari PLTGU Keramasan berdasarkan siklus combined cycle,

dimana gas panas yang keluar dari turbin gas digunakan untuk menghasilkan uap
(steam) di HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang kemudian di gunakan
untuk memutar turbin uap. HRSG yang diguankan pada PLTGU Keramasan ini tidak
memiliki damper yang digunakan untuk membuka/menutup aliran gas panas sisa
turbin gas ke HRSG, sehingga gas panas akan selalu melewati HRSG sebelum
dibuang ke stack, maka dari itu PLTGU Keramasan ini tidak dapat dioperasikan
dengan siklus open cycle, selalu dioperasikan combined cycle. Berikut adalah siklus
combined cycle.

23

Ket :
1 2 Kompresi isentropik (isentropic compression) di kompresor
2 3 Penambahan panas tekanan tetap (constant pressure heat addition)
3 4 Expansi isentropik (isentropic expansion) di turbin
4 1 Pembuangan panas tekanan tetap (constant pressure heat rejection)
1 2 Air dipompakan oleh feed water pump sehingga temperature dan
tekanannya naik
23

Feed Water di panaskan dan diuapkan di LP drum, HP drum,

Evaporator dan sperheater.


34

Uap Panas yang keluar dari superheater kemudian di expansikan di

turbin uap
41

Uap yang telah digunakan untuk memutar turbin di kondensasikan di

kondensor, kemudian air kondensasi di gunakan kembali untuk air pengisi.

Anda mungkin juga menyukai