Claudia Marissa
102013281
Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telepon : (021)5694-2051
Email : marissa.claudia@yahoo.com
Abstrak
Manusia sebagai mahluk hidup membutuhkan makanan demi melangsungkan
kehidupannya. Makanan tersebut dibutuhkan nutrisi dan vitaminnya untuk dapat digunakan
tubuh sehingga tubuh dapat berkembang. Dari mulut sampai anus makanan diproses itulah
yang dinamakan sistem pencernaan. Tanpa sistem pencernaan, tidak ada yang memproses
makanan untuk dipakai dalam tubuh. Sistem pencernaan memiliki organ-organ yang bekerja,
organ-organ tersebut mensekresikan zat-zat yang membantu pencernaan, mencerna makanan
dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil dan menyerap sari-sari makanan yang
masuk. Seringkali manusia memakan makanan yang tidak baik bagi tubuh dan sistem
pencernaannya sehingga menimbulkan suatu masalah dalam sistem pencernaanya sendiri.
Salah satu masalah yang sering terjadi pada sistem pencernaan kita adalah diare. Penyebab
diare banyak sekali pada sekarang ini, dan makalah ini akan membahas lebih detail lagi
mengenai itu. Oleh karena itu kita harus mengerti dan menjaga makanan apa yang semestinya
kita makan dan bergizi bagi tubuh kita sehingga sistem pencernaan dalam tubuh kita pun
dapat berjalan secara optimal.
Kata Kunci : Sistem Pencernaan, Diare
Abstract
Human beings as living beings need food for the sake of life establish. Food is needed
nutrients and vitamins to the body so that the body can use to grow. From the mouth to the
anus processed food is what is called the digestive system. Without the digestive system, no
food processing to be used in the body. The digestive system has a working organs, these
organs secrete substances that aid digestion, digest food from large molecules into smaller
molecules and absorb the juices of the food intake. Often humans eat food that is not good
for the body and digestive system, causing a problem in the system pencernaanya own. One
1
problem that often occurs in our digestive system is diarrhea. Diarrhea-causing a great deal
on this now, and this paper will discuss in more detail and more about it. Therefore, we must
understand and maintain what foods we should eat and nutritious for our body so that the
digestive system in our bodies may be optimized.
Keywords: Digestive System, Diarrhea
Pendahuluan
Diare merupakan salah satu penyakit yang di derita pada sistem pencernaan kita, diare
dapat menyerang siapa saja, dari anak sampai dengan orang tua. Definisi diare sangatlah
banyak salah satunya adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari, dapat diertai
dengan darah ataupun lendir. Banyak faktor penyebab diare terutama pada anak dari makanan
yang dia makan ataupun memang adanya masalah pada usus anak tersebut.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut lagi mengenai apa itu
diare, penyebab terjadinya diare, penyebaran diare, bagaimana gejala klinis yang terjadi,
pemeriksaan-pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengambil diagnosis
penyakit ini, bagaimana penatalaksanaan baik medikamentosa maupun non medikamentosa
yang dapat dilakukan, serta pencegahan yang dapat diambil agar tidak mengalami diare.
Dengan harapan agar makalah ini dapat diterima dengan baik oleh para pembacanya dan
memberikan dampak yang positif serta ilmu yang lebih mendalam lagi.
Anamnesis
Anamnesis merupakan langkah awal yang dilakukan setiap dokter terhadap
pasiennya, anamnesis dapat ditanyakan secara langsung kepada pasien tersebut (autoanamnesis) maupun terhadap keluarga (allo-anamnesis) yang bersangkutan saat pasien
tersebut datang ke pusat pelayanan kesehatan. Teknik anamnesis yang baik disertai dengan
empati merupakan seni tersendiri dalam rangkaian pemeriksaan secara keseluruhan dalam
usaha untuk membuka saluran komunikasi. Anamnesis memiliki tujuan untuk menentukan
diagnosis kemungkinan sehingga membantu menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya,
termasuk pemeriksaan fisik dan penunjang.1
Anamnesis pada kasus ini dilakukan secara allo-anamnesis, yaitu menanyakan kepada
orangtua anak tersebut dikarenakan anak masih kecil dan terlihat lemas, anamnesis yang baik
terdiri dari identitas dan keluhan utama, riwayat penyakit sekarang (RPS), riwayat penyakit
dahulu (RPD), riwayat penyakit keluarga (RPK), riwayat pribadi dan sosial. Ada beberapa
2
pertanyaan yang mendukung diagnosis diare pada kasus ini diantaranya menanyakan sejak
kapan timbul diarenya? frekuensi diarenya, konsistensinya, apakah ada darah, lendir,
perubahan warna? Apakah ada gejala lain seperti mual, muntah, dan demam? Apa faktor
penyebabnya, apakah dari makanannya? Sudah diobati belum sebelumnya? Serta
menanyakan kapan terakhir kali pasien anak buang air kecil serta riwayat sosialnya. Hal ini
berguna untuk menilai tingkat dehidrasi yang ada jika terjadi komplikasi dehidrasi pada diare
cair akut.2
Anamnesis harus ditanyakan dengan cermat dan tepat untuk mendukung diagnosis
yang akan ditegakkan. Oleh karena itu pada kasus ini didapatkan Anak laki-laki berumur 7
tahun, diare sejak 2 hari yang lalu dengan demam 38,5 OC, sudah meminum obat penurun
panas, diare tidak disertai darah maupun lendir, anak tidak nafsu makan dan asupan cairan
berkurang, anak tersebut terakhir miksi 4 jam yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik seorang dokter perlu memperhatikan beberapa
hal, yaitu keadaan umum pasien, pemeriksaan tanda-tanda vital. Setelah semua itu dilakukan
barulah seorang dokter melakukan pemeriksan fisik dengan benar agar dapat menegakkan
diagnosis secara tepat.3 Pemeriksaan umum terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Yang pertama adalah inspeksi yaitu mengamati keadaan abdomen pasien, dari
bentuk apakah ada pembengkakan, warna dan lesi kulit, kadaan pembuluh darah, dan ada
atau tidaknya pulsasi dan peristaltik pada dinging abdomen.4
Pemeriksaan fisik yang kedua yang dilakukan adalah palpasi yaitu untuk mengetahui
ada atau tidaknya nyeri, dan massa yang abnormal, adapun beberapa palpasi organ yaitu
limpa, hati dan ginjal, dan palpasi khusus yaitu appendisitis, kolesisitis dan asites. 4
Pemeriksaan fisik yang ketiga adalah perkusi yaitu untuk membantu menentukan ukuran dan
lokasi organ serta mendeteksi akumulasi cairan dan udara yang berlebihan di abdomen.
Pemeriksaan terakhir adalah auskultasi yaitu untuk mendengarkan bising usus.5 Pemeriksaan
fisik dapat dilakukan dengan mengamati mata pasien, apabila mata, bibir, lidah, turgor
kulit,serta perabaan daerah akral. Jika mata pasien cekung, bibir kering dan pecah-pecah,
lidah kering, turgor kulit berkurang, dan daerah akral teraba dingin maka dapat dipastikan
anak tersebut mengalami dehidrasi yang harus segera ditangani dengan baik.
Pada pemeriksaan fisik kasus ini ditemukan beberapa hasil yaitu anak tampak lemas,
tekanan darahnya 50/60 mmHg, denyut nadi 90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit,
temperatur 39OC, kelopak mata cekung, bibir kering pecah-pecah, turgor kulit kembali lambat
dan akral hangat.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk mengenali patogen diare sering tidak diperlukan
karena kebanyakan sembuh dengan sendirinya. Tetapi pemeriksaan penunjang yang
sederhana yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan tinja. Pemeriksaan tinja selalu penting,
mula-mula di perhatikan apakah bentuknya cair, setengah padat, atau bercampur darah,
lendir. Harus segera diperiksa apakah ada amoeba, cacing/telur, leukosit, dan eritrosit.
Adanya gelembung lemak memberi dugaan kearah malabsorbsi lemak dan penyakit pancreas.
Adanya eritrosit menunjukan adanya infeksi, sedangkan jika ada leukosit kemungkinan ada
infeksi dan inflamasi usus. Pemeriksaan pH tinja perlu di lakukan bila ada dugaan
malabsorbsi karbohidrat, dimana pH tinja di bawah 6, disertai tes reduksi positif menunjukan
adanya intoleransi glukosa. Pewarnaan gram perlu di lakukan untuk mengetahui diare oleh
karena infeksi bakteri, jamur, dan sebagainya. Selain itu dapat diperiksa sifat tinja berupa
volume baik itu banyak dan berbau busuk menunjukan adanya infeksi dan bila terdapat
kelainan demikian, dapat langsung di lakukan kultur tinja. Bila terdapat minyak dalam tinja
menunjukan insufisiensi pancreas, tinja pucat (steathore) menandakan kelainan di proximal
ileosekal. Diare seperti air bisa terjadi akibat kelainan pada semua tingkat dari traktus
gastrointestinal. Adanya makanan yang tidak tercerna di saluran cerna adalah manifestasi dari
kontak yang terlalu cepat antara tinja dengan dinding usus. Sedangkan bau asam menunjukan
adanya penyerapan karbohidrat yang tidak sempurna. Perlu di bedakan perdarahan yang
disertai diare atau perdarahan yang menyertai tinja normal. Pada colitis infeksi dan colitis
ulcerosa perdarahan disertai dengan diare, sedangkan yang menyertai tinja normal sperti
adanya keganasan, hemoroid, polip dan lainya. Pemeriksaan fisik tinja normal tidak selalu
menyingkirkan kelainan organik.6,7
Spesimen tinja harus ditambahkan dengan NaCl 0.9%, lalu ditambahkan dengan regen
sesuai dengan objek yang akan dideteksi. Reagen eosin digunakan untuk semua pemeriksan
kecuali amilum dan lemak, reagen lugol dapat digunakan untuk mendeteksi amilum, reagen
sudan III untuk mendeteksi adanya globul lemak, reagen benedict untuk mendeteksi adanya
glukosa.8
Selain pemeriksaan tinja dapat juga dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap
(hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit), kadar leukosit serum, ureum dan
kreatinin, pemeriksaan ELISA untuk mendeteksi giardiasis dan tes serologic amebiasis dan
fotox-ray abdomen.1
4
Diagnosis Kerja
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa anak
laki-laki 7 tahun yang mengalami diare sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi 6x/hari,
konsistensi cair dan tidak disertai darah maupun lendir serta tidak nafsu makan dan asupan
cairan yang berkurang, terakhir miksi 4 jam yang lalu. Dan anak tampak lemas, tekanan
darahnya 50/60 mmHh, denyut nadi 90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, temperatur 39 OC,
kelopak mata cekung, bibir kering pecah-pecah, turgor kulit kembali lambat dan akral hangat.
Dapat didiagnosis bahwa anak tersebut mengalami diare cair akut dehidrasi ringan-sedang.
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair,
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari,
dapat diertai dengan darah ataupun lendir.1
Diagnosis Banding
Disentri
Sindrom disentri terdiri dari kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir
dalam feses dan adanya tenesmus. Darah biasanya dari dinding saluran cerna yang
luka dan sering dari sinding usus besar. Diare berdarah dapat disebabkan oleh
kelompok penyebab diare, seperti oleh infeksi virus, bakteri, parasit, Intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Tetapi sebagian besar disentri disebabkan oleh
infeksi. Penularannya secara fecal oral kontak dan orang ke orang atau kontak orang
dengan alat rumah tangga. Penyebab utama disentri adalah Shigella, Salmonela,
compylobacter jejui, Escherichia ( E. Coli) , dan Entamoeba histolytica. Disentri berat
ummunya disebabkan oleh shigellia dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan
oleh shigella flexneri, salmonella dan enteroinvasive E.coli (EIEC).9
Infeksi ini menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan
biasanya terjadi pada daerah dengan sanitasi dan higiene perorangan yang buruk.
Diare pada disentri umumnya diawali oleh diare cair, kemudian pada hari kedua atau
ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanda lendir, sakit perut yang diikuti
munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa
lemah.Pada saat tenesmus terjadi, pada kebanyakan penderita akan mengalami
penurunan volume diarenya dan mungkin feses hanya berupa darah dan lendir. Gejala
infeksi saluran napas akut dapat menyertai disentri. Disentri dapat menimbulkan
dehidrasi dari yang ringan sampai dengan dehidrasi berat, walaupun kejadiannya lebih
jarang jika dibandingkan dengan diare cair akut, Komplikasi disentri dapat terjadi
Epidemiologi
Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta
kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang
berkisar 3,5 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 5
episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes.
diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini
meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare
masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat
proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan
peringkat 29. Diare pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara
langsung atau tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus
ditaksir lebih dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di
Amerika Serikat.11
Pada negara-negara berkembang, diare banyak terjadi pada anak usia <5 tahun.
Rotavirus merupakan infeksi virus yang paling banyak didapat pada anak-anak di seluruh
dunia, dan mencatat angka 35% dari diare cair yang berat dan berpotensi fatal. Sementara
Salmonella bertanggung jawab atas seperduabelas dari total kematian pada anak usia <5
tahun akibat diare. Angka kematian akibat infeksi Shigella dysenteriae tipe 1 (bentuk paling
berat dari shigellosis) juga mengalami penurunan. Adanya penurunan tingkat kematian
merupakan akibat dari membaiknya penanganan diare dan membaiknya tingkat gizi anak dan
balita. Diare pada awal masa kanak-kanak yang terjadi berulang-ulang slema masa
pertumbuhan anak yang kritikal, terutama apabila berhubungan dengan malnutrisi, ko-infeksi,
dan anemia mungkin dapat memiliki efek jangka panjang terhadap pertumbuhan linear, fisik,
dan kognitif anak.1,12
Diare menyebar dengan cepat dalam komunitas tertutup seperti di rumah atau bangsal
perawatan rumah sakit, atau tempat penitipan anak, juga dapat banyak terjadi pada musimmusim tertentu. Faktor resiko mayor termasuk kontaminasi lingkungan dan paparan yang
banyak pada enteropatogen. Faktor resiko tambahan termasuk usia muda, imunodefisiensi,
campak, malnutrisi, dan penyapihan awal.1
Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :1
Faktor infeksi
1. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi :
a. Infeksi bakteri : Shigella sp, E.coli patogen, Salmonella sp, Vibrio cholera,
Yersinia enterocoytica, Campylobacter jejuni, Staphylococcus aureus, Proteus,
Kliebsiella, dll.
b. Infeksi virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk like virus, Norwalk virus,
Cytomegalovirus (CMV), Echovirus, Virus HIV.
c. Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa
(Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Cryptosporidium
parvum), Fungus (Candida)
2. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti
Otitis media akut (OMA), pneumonia, travellers diarrhea. Intoksikasi makanan,
makanan yang mengandung logam berat dan beracun. Alergi susu sapi atau makanan
tertentu. Dan faktor malabsorbsi atau maldigesti.
3. Adapun faktor lain yaitu imunodefisiensi, terapi obat antibiotik, kemoterapi, antasid,
dll, tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi
radiasi, dan lain-lain seperti sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik
(neuropati diabetik).
Patofisiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi atau patomekanisme sebagai
berikut :1
1. Osmolaritas intraluminal yang meninggi yang disebut diare osmotik, disebabkan
karena meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang disebabkan
oleh obat-obat atau zat kimia yang hiperosmotik.
2. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare sekrestorik, disebabkan oleh
meningkatnya sekresi air dan elektolit dari usus, menurunnya absorpsi. Pada diare ini
ditemukan volume tinja yang banyak sekali.
3. Malasobrsi asam empedu, malabsorpsi lemak, dikarenakan adanya gangguan
pembentukan atau produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan
hati.
4. Defek sistem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di enterosit, disebabkan
adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+ K+ ATP ase di enterosit dan
absorpsi Na+ dan air yang abnormal.
5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal, disebabkan hipermotilitas dan iregularitas
motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus.
Penyebab gangguan motilitas antara lain diabetes melitus, pasca vagotomi dan
hipertiroid.
6. Gangguan permeabilitas usus, disebabkan permeabilitas usus yang abnormal karena
adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus.
7. Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik, disebabkan karena adanya
kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus
yang berlebihan dan eksudasi air dan elektolit kedalam lumen, gangguan absorbsi airelektrolit. Inflamasi mukosa usus halus dapat disebabkam infeksi (disentri shigella)
atau non infeksi (kolitis ulseratif dan penyakit Crohn)
8. Infeksi dinding usus disebut diare infeksi, yang sering disebabkan oleh bakteri.
Terbagi menjadi diare invasif dan non-invasif. Diare invasif disebabkan oleh bakteri
yang merusak mukosa seperti ETEC, Vibrio cholerae. Dan diare non-invasif
disebabkan oleh bakteri yang tidak merusak mukosa seperti EIEC, Salmonella,
Shigella.
Yang berperan dalam terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal
(agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari
faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna antara lain keasaman
lambung, motilitas usus dan imunitas serta lingkunga mikroflora usus. Faktor kausal yaitu
8
daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman.1
Gejala Klinis
Awalnya anak atau bayi menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,
nafsu makan kurang / tidak ada, timbul diare tinja cair mungkin mengadung darah / lendir,
warna menjadi kehijau-hijauan tercampur empadu, anus dan sekitarnya macet karena tinja
menjadi asam. Muntah terjadi sebelum/sesudah diare, bila banyak kehilangan air dan
elektrolit terjadilah dehidrasi, berat badan turun. Pada bayi ubun-ubun besar dan cekung,
tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering.13
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai
dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan
berat badan kurang dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan
dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.7 Untuk lebih jelasnya mari melihat perbedaan
tingkat dehidrasi pada tabel 2 dibawah ini.13
Keadaan
Tanda
Umum
Tanpa
Baik,
Mata
Mulut
Rasa Haus
Kulit
/Lidah
BB
cairan
<5
50 %
Dicubit
Dehidrasi Sadar
Normal,Tidak
kembali
Dehidrasi Gelisah
Haus
Tampak
cepat
Kembali
Kehausan
lambat
10
Cekung
Basah
Kering
Estimasi
turun def.
Minum
Ringan Rewel
Normal
50100
%
9
Sedang
Dehidrasi Letargik,
Sangat
Sangat
Berat
Kesadaran
cekung
kering
minum
Menurun
dan
>10
>100 %
sangat
lambat
kering
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diare akut dalam standar pelayanan medis kesehatan anak.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
10
11
rehidrasi oral dengan clear liquids ini harus dihindari karen ahal ini akan
mengencerkan konsentrasi natrium dan/atau kalium pada sebagian besar kasusu akan
meningkatkan kadar glukosa melebihi kadar efektif, serta menyebabkan diare semakin
bulan).7,14
Terapi tambahan
Penggunaan probiotik yang mengandung bakteri non-patogen (lactobacillus,
bifdobacterium) terbukti berhasil di negara-negara maju. Sacharomyces boulardii
merupakan ragi nonpatogen yang dapat digunakan untuk mengobat dan mengurangi
angka kekambuhan enterokolitis C. Difficile dan lactobacillus GG dapat mengurangi
keparahan dehidrasi rotavirus.7,14
Medika mentosa
Adsorben yang banyak digunakan adalah suspensi tanah liat atau silikat yang
tersedia dalam banyak preparat yang terdiri hanya dari tanah liat atau tanah liat
tersedia dalam banyak preparat yang terdiri hanya dari tanah liat atau tanah liat
dicampur dengan pektin dan/atau opiat antimotilitas. Contoh lain adalah magnesium
aluminium silikat aktif. Senyawa-senyawa ini jelas mengubah konsistensi tinja.
Senyawa pembentuk massa (polikarbofil, metilselulosa, benih psilium, serat kedelai
yang ditambahkan ke dalam formula bayi) juga efektif sebagai zat penormal tinja
hidrofilik. Namun pada kenyataannya penggunaan kedua senyawa ini tidak
14
Terapi antimikroba pada kasus tertentu mungkin dapat mengurangi durasi dan
tingkat keparahan dari diare dan mencegah komplikasi. Namun penggunaannya secara
berlebih dan tidak rasional dapat menyebabkan resistensi terhadap antimikroba.
Nitaxozanide, suatu antiinfektif, terbukti efektif dalam terapi berbagai jenis patogen
termasuk cryptosporidium parvum, giardi lamblia, entamoeba histolytica, blastocystis
hominis, c. difficile, dan rotavirus.7,14
Pencegahan
kematian sebesar 34% dan mengurangi tingkat keparahan dari diare. 7,14
Imunisasi rotavirus
Dianjurkan penggunaan vaksin bovine-based pentavalent rotavirus oral secara
rutin pada batita usia 2, 4, 6 bulan. Vaksin lain yang mungkin dapat mengurangi
beban diare berat dan kematian pada anak-anak kecil adalah vaksi terhadap Shigella
Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai macam komplikasi seperti dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau
hipertonik), hipovolemik, hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
15
Daftar Pustaka
1. Setiati S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I-II. Ed 6. Jakarta: Interna
Publishing; 2014.h.125-33, 1899-1902.
2. Wiku A. Faktor resiko diare pada bayi dan balita di Indonesia. Jakarta : Universitas
Indonesia; 2007.h.1-10.
3. Santoso M. Pemeriksaan fisik diagnosis. Jakarta: Bidang Penerbitan Yayasan Diabetes
Indonesia; 2004.h.1-4.
16
17