Anda di halaman 1dari 3

Khotbah I

.



.



.







.

:

Dalam kesempatan yang baik ini marilah kita tanamkan tekad yang kuat untuk
mengisi hari-hari kita demi meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah subhanahu
wataala sebagai wujud rasa syukur kita atas kehidupan yang telah dianugerahkanNya kepada kita.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Syekh atailah as sakandariyah telah berkata di dalam kalam hikmatnya :

TANDA AKAN BERHASIL SESEORANG PADA AKHIR PERJUANGANNYA ADALAH KUAT


MENYERAH DIRI KEPADA ALLAH S.W.T PADA AWAL NYA.

BARANGSIAPA CEMERLANG PERMULAANNYA, MAKA AKAN CEMERLANGLAH KESUDAHANNYA.

Orang yang berserah diri kepada Allah s.w.t, akan selalu mengembalikan urusan
mereka kepada-Nya,juga mereka meyakini bahwa golongan manusia yang benar-benar
mengerti kehendak Allah s.w.t adalah golongan para nabi. Oleh karena itu tindakan
para anbia mesti dijadikan sandaran dalam membentuk kepribadian dan juga dalam
melakukan tindakan.

Dan ia (Yaakub) berkata lagi: Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk (ke kota Mesir) dari
sebuah pintu saja, tetapi masuklah dari beberapa buah pintu yang berlainan. Dan aku (dengan
nasehatku ini), tidak dapat menyelamatkan kamu dari suatu takdir yang telah ditetapkan oleh
Allah. keKuasaan menetapkan sesuatu (sebab dan musabab) itu hanya bagi Allah. Kepada-Nya
jualah aku berserah diri, dan kepada-Nya jualah hendaknya berserah diri orang-orang yang
mau berserah diri. ( Ayat 67 : Surah Yusuf )

Ayat di atas menceritakan sifat berserah diri yang ada pada Nabi Yaakub a.s. Beliau a.s
menasehati anak-anaknya yang sebelas orang itu memasuki kota Mesir melalui pintupintu yang berbeda. Ayat ini menunjukan Nabi Yaakub a.s mengakui tuntutan berikhtiar
sebagaimana kedudukan mereka sebagai manusia. Walaupun begitu Nabi Yaakub a.s
mengingatkan pula anak-anaknya bahwa mengikuti nasehat beliau a.s bukanlah
jaminan yang anak-anaknya akan selamat dan mendapatkan apa yang mereka cari.
Ikhtiar pada zahir mesti disertai dengan iman pada batin. Orang yang beriman meyakini
bahwa Allah s.w.t saja yang mempunyai kuasa penentuan. Oleh yang demikian orang
yang beriman dituntut agar berserah diri kepada Allah s.w.t saja.Penyerahan bulat

kepada Allah s.w.t. Perkara ini dinyatakan juga oleh Nabi Hud a.s sebagaimana yang
diceritakan oleh ayat berikut:

Karena sesungguhnya aku telah berserah diri kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu!
Tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah jualah
yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus. ( Ayat 56 : Surah
Hud )

Tuhan berada di atas jalan yang lurus. Tuhan tidak mengantuk, tidak lalai, tidak keliru
dan tidak melakukan kesalahan. Apa saja yang Tuhan lakukan adalah benar dan tepat.
Tuhan berbuat sesuatu atas dasar ketuhanan dan dengan sifat ketuhanan. Dia adalah
Tuhan Yang Maha Adil. Pekerjaan-Nya adalah adil. Dia adalah Tuhan Yang Maha
Memahami dan Maha Bijaksana. Pekerjaan-Nya adalah sempurna, teratur dan rapi. Dia
adalah Tuhan Pemurah dan Penyayang. Pekerjaan-Nya tidak ada yang zalim

Hadirin rahimakumullah,

Friman Allah swt dalam surat Surah at-Taubah: Ayat 129

Kemudian jika mereka berpaling ingkar, maka katakanlah (wahai Muhammad): cukuplah
bagiku Allah (yang menolong dan memeliharaku), tiada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia; kepada-Nya aku berserah diri, dan Dia jualah yang mempunyai Arasy yang
besar.

Tauhid adalah puncak - pencapaian. Pada peringkat ini, syirik tidak ada lagi walaupun
sebesar zarah. Dalam proses mencapai tauhid Tidak boleh diadakan sekutu bagi
Tuhan. Tidak boleh meletakkan anasir alam, amal, dan sebagainya pada kedudukan
yang bisa menyebabkan timbul pemahaman yang selain Tuhan itu mampu
mempengaruhi kekuasaan Tuhan. Tidak boleh terjadi ketaatan terhadap sesuatu
melebihi ketaatan terhadap Allah s.w.t.

Katakanlah (wahai Muhammad): Jika bapa-bapa kamu, dan anak-anak kamu, dan saudarasaudara kamu, dan isteri-isteri (atau suami-suami) kamu, dan kaum keluarga kamu, dan harta
benda yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu bimbang akan merosot, dan rumahrumah tempat tinggal yang kamu sukai, - (jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara yang
kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad untuk agama-Nya,
maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusan-Nya (azab siksa-Nya); karena Allah
tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasiq (derhaka). ( Ayat 24 : Surah atTaubah )

Perlu difahami bahwa sekalipun hamba telah berserah diri kepada Allah s.w.t, tanpa Allah s.w.t
menerimanya tidak mungkin tercapai tujuannya. Penerimaan Allah s.w.t yang benar-benar
membawa hamba kepada-Nya. Tanda Allah s.w.t menerima hamba-Nya ialah terdapat
kecemerlangannya dimasa permulaannya. terjadi perubahan-perubahan kepada diri si hamba

itu. Sifat buruknya terbuang dan sifat terpuji menghiasinya. Dia menjadi gemar beribadah dan
berbuat taat. Semakin jauh perjalanannya semakin cemerlang hatinya. Dia akan senantiasa
diterangi oleh Nur Ilahi.

. . .

Khotbah II


.




.





.


. . !

Anda mungkin juga menyukai