Anda di halaman 1dari 5

CUTI TAHUNAN

1. Pasal 79 ayat 2 huruf c UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

2. Pasal 1 huruf b angka 3 PP No. 21 Tahun 1954

3. Pasal 156 ayat 4 huruf a UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

4. Pasal 5 ayat 2 PP No. 21 Tahun 1954

5. Pasal 7 ayat 2 PP No. 21 Tahun 1954

CUTI BESAR

1. Pasal 79 ayat 2 huruf d UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

2. Pasal 6 Kepmen 51 Tahun 2004

3. Pasal 2 Kepmen 51 Tahun 2004

4. Pasal 3 Kepmen 51 Tahun 2004

IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN


1. D
N
o
a.

Alasan Izin

Keterangan

Haid

Pasal 81 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Datang

Bulan

b.

d.

e.

Melahirkan

Pasal 82 ayat 1 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Keguguran

Pasal 82 ayat 2 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Karyawan
menikah
Anak menikah
Khitan anak
Baptis anak
Istri melahirkan
atau
keguguran
Suami/isteri,
orang
tua/mertua,
anak/menantu
meninggal
dunia
Anggota
keluarga dalam
satu
rumah
meninggal
dunia
Ibadah haji (e)
Serikat pekerja
(h)

Pasal 93 ayat 4 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Pasal 93 ayat 2 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

SANKSI TERKAIT DENGAN PERATURAN PERUSAHAAN


1. Formulir Cuti & Izin yang disetujui, termasuk yang tidak disetujui, harus
diserahkan ke HR Departemen paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
pelaksanaan Cuti atau Izin, kecuali dalam keadaan darurat, dapat diserahkan
1 (satu) hari setelah kembali bekerja. (SP1)
Peraturan Perusahaan:
Tidak mengikuti jadwal kerja atau Mengganti jadwal kerja tanpa izin
Kepala Bagiannya (SP 1)
2. Sebelum melaksanakan Cuti atau Izin, karyawan harus merencanakan serah
terima pekerjaan sebelum karyawan Cuti atau Izin, sesuai arahan atasan
langsung karyawan. (SP2)
Peraturan Perusahaan:
Menolak permintaan langsung dari atasan atau melawan perintah
atasan sehingga mengganggu operasional dan keselamatan
Perusahaan (SP2)
3. Selama Cuti atau Izin berlangsung, karyawan harus tetap mudah dihubungi
Perusahaan untuk kondisi tertentu. (SP1)
Peraturan Perusahaan:
Tidak dapat bekerja sama dengan penyelia / supervisor, teman
sejawat dan Pekerja lainnya (SP1)
4.

Membawa atribut dan atau identitas yang berhubungan dengan perusahaan


ataupun produk. Pengecualian hal ini harus sepengetahuan Pimpinan
Departemen karyawan dan tertulis di Formulir Cuti & Izin. (SP3)
Peraturan Perusahaan:
Membawa barang milik Perusahaan keluar dari area Perusahaan
tanpa izin Pimpinan Perusahaan atau Kepala Bagian yang
bersangkutan (SP3)

5. Bekerja untuk perusahaan lain, menerima imbal jasa (termasuk upah,


insentif, fee, atau pendapatan atau perlakuan khusus lainnya) ataupun tidak.
(PHK)
Peraturan Perusahaan:
Menjadi
Pekerja
perusahaan
lain
atau
perorangan
yang
menyebabkan konflik kepentingan dengan Perusahaan (PHK)
6. Memberikan pernyataan, opini, atau komentar lainnya kepada media massa
cetak atau elektronik yang dapat dianggap berpotensi merugikan dan atau
membahayakan perusahaan, kecuali mendapatkan izin tertulis dan arahan
tertulis dari Pimpinan Perusahaan. (SP3)
Peraturan Perusahaan:
Terlibat dalam suatu aktivitas baik di dalam maupun di luar
Perusahaaan yang dapat membahayakan reputasi Perusahaan (PHK)
7.

Ikut serta dalam unjuk-rasa bukan berafiliasi Perusahaan, kecuali telah


mendapatkan persetujuan Pimpinan Perusahaan, serta telah memenuhi

ketentuan perundangan tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di


Muka Umum serta perundangan terkait lainnya. (SP3)
Peraturan Perusahaan:
Melakukan aktivitas politik praktis di dalam Perusahaan tanpa izin
dari Pimpinan Perusahaan (PHK)

UU KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM


Pasal 1 ayat 3 UU No. 9 Tahun 1998

Anda mungkin juga menyukai