DAFTAR ISI
1
PENDAHULUAN
22
25
27
RENCANA BISNIS
33
33
40
RENCANA IMPLEMENTASI
42
42
42
44
47
47
51
KESIMPULAN
54
REFERENSI
56
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
SISTIM HSE
WB
16 OGOS, 2007
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
27
Tabel 3
28
Tabel 4
29
Tabel 5
29
Tabel 6
30
Tabel 7
31
Tabel 8
32
Tabel 9
32
Tabel 10
36
Tabel 11
36
Tabel 12
37
Tabel 13
38
Tabel 14
45
Tabel 15
46
Tabel 16
46
Tabel 17
48
Tabel 18
48
Tabel 19
49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
20
Gambar 4
41
Gambar 5
41
WB
16 OGOS, 2007
DAFTAR SINGKATAN
CDM
COP
DKI Jakarta
DNA
DOC
DOCf
EHS
ER
Emissions Reduction
IPCC
IRR
LFG
Landfill Gas
LFGTE
MSW
O&M
PIN
PDD
PLN
ROI
Radius of Influence
SNI
STP
SWM
TPA
UNFCC
WACC
WB
16 OGOS, 2007
RINGKASAN EKSEKUTIF
Lahan TPA dibangun pada tahun 1993 dan terletak pada kemiringan
daerah lereng bukit. Lahan TPA ini telaj mengalokasikan sekitar 14,3 Ha
lahan dengan lebar dari sekitar 4-20 m. Sejak dibukanya TPA ini,
diperkirakan sekitar 1.240.000 ton sampah organik telah dibuang ke tempat
ini dengan volume sampah yang saat ini diperkirakan sekitar 1.8000.000
m3. Peningkatan kapasitas dan perpanjangan umur penggunaan ini akan
dicapai lewat penggalian organik dan rehabilitasi sel serta penambahan
lahan seluas 4 Ha.
Studi ini dimaksudkan untuk menentukan bahwa baik secara teknis
maupun finansial layak untuk menangkap dan menghancurkan gas metan
dari lahan TPA itu. Volume tangkapan dan pemusnahan gas metan dari
tempat pembuangan sampah padat kota Makassar, TPA Tamangapa
tergantung kepada efisiensi dan efektivitas desain dan pengelolaan gas
lahan TPA dan lindi. Desain dan Instalasi sel tertutup akan menurunkan
tingkat penyerapan curah hujan dan emisi gas metan, sehingga akan
meningkatkan efisiensi ekstraksi dan pemusnahan gas metan selama masa
10 tahun waktu kredit. Pengurangan emisi dan nilai moneternya akan
meningkat sejalan dengan peningkatan efisiensi pengumpulan dari nilai
minimum sekarang sebesar 30% menjadi maksimum 70%. Pengurangan
emisi selama kurun waktu 10 tahun diperkirakan sama dengan 770.000 ton
gas CO2e atau US $ 5.400.000 (@ $ US 7/ton CO2e). Instalasi progresif pipa
pengumpul LFG horisontal untuk pengumpulan gas pada Sel baru juga
akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan penangkapan dan
pemusnahan gas metan.
Saat ini lahan TPA tersebut tidak memiliki sistem pengumpulan dan
pengontrolan gas lahan TPA yang tersedia dimana gas metan terlepas ke
atmosfir dalam bentuk emisi fugitif.
WB
16 OGOS, 2007
WB
16 OGOS, 2007
ii
Tabel 1
US $
$250.000
$447.300
$42.000
$739.300
Persyaratan CAPEX
$360.000
$1.099.300
$1.221.940
$5.988.296
Total Hutang
Total Saham
Biaya Modal Rata-Rata (Aset)
0.00%
0.00%
0.00%
$250,000
$489,300
$0
IRR
Proyek
Aset
42,43%
34,26%
NPV
tingkat Diskonto
10%
15%
18%
WACC (aset)
$1.080.111
$699.486
$535.577
$2.658.569
WB
16 OGOS, 2007
PENDAHULUAN
Tujuan dari Studi Kelayakan ini adalah untuk melakukan evaluasi potensi
proyek pembakaran gas lahan TPA di kota Makassar, Indonesia sebagai
proyek Clean Development Mechanism di bawah Kyoto Protocol for Climate
Change. Mekanisme ini menyediakan kesempatan komersil bagi kota Makassar
untuk menyadari potensi ekonomis sampah organiknya untuk meningkatkan
kinerja operasional. Kota Makassar bertujuan menggunakan pembiayaan
karbon yang diterima untuk emisi metan yang dipulihkan lewat ekstraksi gas
lahan TPA dan pembakaran pada lahan TPA Tamangapa.
Kota Makassar (dulunya disebut Ujung Pandang) terletak di Pulau Sulwesi
dan merupakan ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Populasinya pada tahun
2006 diperkirakan berjumlah 1,3 juta jiwa, yang bertumbuh dari 1 juta jiwa
pada tahun 1993. Kota Makassar, sama seperti kota lainnya di Indonesia,
mengalami ketidakmampuan dalam mengatasi bangkitan dan buangan
sampah. Bangkitan sampah padat perkotaan (Municipal Solid Waste)
diperkirakan sekitar 800 ton/hari (0,70 kg/kapita/hari atau 3.800 m3/hari @
0,23 ton/m3)1 pada tahun 2006, dan diperkirakan sekitar 458 ton/hari atau
48% (1.991 m3/hari) pada tahun 2007.
Kota Makassar bermaksud mengajukan proposal untuk mendapatkan
pendanaan karbon terhadap emisi metan yang dihindari atau dipulihkan
melalui proses ekstraksi dan penyalaan LFG dan pembangkitan energi listrik
LFG untuk keperluan lahan di lokasi TPA Tamangapa. Proyek ini akan
menggunakan teknologi dan pendekatan teknik yang telah digunakan dalam
ekstraksi dan penyalaan LFG, serta akan mempertimbangkan untuk
meningkatkan pemanfaatan gas tersebut sebagai pembangkit listrik untuk
penggunaan lain dalam jangka waktu menengah.
Agar dapat diklasifikasikan sebagai proyek CDM, proyek tersebut harus dapat
mengurangi, menghindari atau memisahkan gas rumah kaca (GHG) yang
mengandung karbon dioksida (CO2), gas Metan (CH4), Nitrogen Oksida (N2O),
dan senyawa lainnya lewat pelaksanaan proyek tersebut. Oleh karena itu,
proyek tersebut akan memberikan kontribusi dalam meminimalisir perubahan
iklim secara global, Bertindak Lokal, namun Berpikir secara Global.
Selama periode proyek CDM, kesuksesan untuk mengurangi atau
menghindari gas rumah kaca akan tetap dipantau. Verifikasi data yang telah
dipantau ini akan mengarah kepada dikeluarkannya kredit Sertifikasi
Pengurangan Emisi GAs (CER). Dibawah mekanisme yang dikeluarkan oleh
UNFCCC kredit ini merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan. Nilai
pasar CER saat ini adalah sekitar US$ 7/ton CO2e.
JICA (1996)
WB
16 OGOS, 2007
Untuk proyek yang diusulkan, Project Idea Note dan pengkajian pra-studi
kelayakan telah dilakukan untuk mengestimasi potensi gas lahan TPA dan
reduksi emisi gas rumah kaca, serta Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM).
Dokumen Desain Proyek (PDD) saat ini sedang dikembangkan. Studi
kelayakan untuk proyek CDM yang diusulkan ini dibutuhkan sebagai langkah
dalam memenuhi persyaratan yang mendukung potensi bangkitan gas
potensial lahan TPA, untuk memberikan masukan terhadap PDD dan untuk
membantu kota Makassar dalam implementasi proyek ini.
Tujuan Studi Kelayakan ini adalah:
tujuan
Tugas B
Tugas C
Tugas D
Tugas E
Tugas F
WB
16 OGOS, 2007
2.1
WB
16 OGOS, 2007
WB
16 OGOS, 2007
Gambar 1
Pulau Sulawesi
WB
16 OGOS, 2007
Gambar 2
WB
16 OGOS, 2007
2.2
Gambar 3
Other, 11%
Organic,
41%
Other, 47%
Metal, 3%
Metal, 8%
Glass, 2%
Glass, 7%
Plastic,
11%
Metal, 1%
Glass, 2%
Organic,
58%
Paper, 5%
Plastic, 4%
Organic,
28%
Plastic, 9%
Paper, 15%
Paper, 36%
WB
16 OGOS, 2007
WB
16 OGOS, 2007
Pada sebuah lahan TPA, terdapat dua cara alami untuk mengeluarkan gas
lahan TPA, yang pertama adalah dengan perpindahan ke bagian sub
permukaan, dan cara lain adalah dengan melalui celah dalam sistem penutup
lahan TPA. Untuk kedua kasus tersebut, gas pada akhirnya akan sampai ke
atmosfir apabila sistem penangkapan dan pemantauan gas tidak tersedia. Sub
bagian di bawah ini menjelaskan sistem pengumpulan gas lahan TPA di
Makassar, dengan pertimbangan kondisi umum TPA di Indonesia yang perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam hal stabilitas lahan TPA dan sistem
capping untuk menjamin adanya pengumpulan gas yang efisien.
3.1
WB
16 OGOS, 2007
Kedalaman/ketinggian sampah,
Komposisi sampah,
Nilai lindi
Saluran lindi
Stabilitas penutup
WB
16 OGOS, 2007
10
WB
16 OGOS, 2007
11
Foto lokasi
Ketebalan sampah
Air tanah dan/atau elevasi lindi, di lapisan bawah dan pada sampah
Detail capping
WB
16 OGOS, 2007
12
Apakah lapisan dasar lahan TPA memiliki lapisan bawah yang dapat
dimampatkan?
Apakah basal heave pada dasar lahan TPA dapat memberikan dampak
kepada integritas lapisan bawah?
Apakah air tanah yang terdapat dalam bidang miring (dalam kondisi
terbatas dan tidak terbatas) dapat berdampak terhadap integritas dan
kestabilan kemiringan?
Stabilitas Kemiringan
Meninjau ulang tipe material dan model geologis lokasi dengan parameter
teknis yang tepat untuk mengembangkan model stabilitas dan faktor
keselamatan. Semua aspek analisis harus memasukkan stabilitas lokal dan
global, gangguan yang bersifat siklus maupun non siklus. Insinyur harus
memiliki pengetahuan mengenai dinamika keseluruhan lokasi untuk
menilai seluruh gangguan permukaan potensial.
Apakah adanya rongga pada lapisan bawah (untuk kondisi terbatas dan
tidak terbatas) dapat berdampak kepada integritas atau stabilitas landfill
liner?
Apakah basal heave pada dasar lahan TPA dapat berdampak kepada
integritas dan stabilitas pembuatan liner?
WB
16 OGOS, 2007
13
Pengkajian Sampah
yang
digunakan
untuk
cap
dapat
WB
16 OGOS, 2007
14
Kebocoran lindi
Tension cracks
Penurunan ketebalan
Kebakaran
WB
16 OGOS, 2007
15
WB
16 OGOS, 2007
16
Dengan adanya kumpulan air yang cukup banyak di daerah tersebut, dapat
dikatakan bahwa bagian dasar lahan TPA dipenuhi oleh air dan lindi, sehingga
menyebabkan kebocoran lindi pada permukaan pada tingkat yang lebih tinggi
dari air di sekitarnya.
Tidak terdapat saluran yang mengumpulkan dan mengarahkan/mengalirkan
ke kolam pengontrol lindi.
Tension Cracks
Selama survey di lokasi diadakan inspeksi di bagian puncak lahan TPA. Tidak
ada tanda-tanda tension cracks pada bagian puncak kemiringan lahan ini.
Penurunan Ketebalan Timbunan Sampah (Settlement)
Penurunan ketebalan timbunan sampah selalu terjadi di tiap TPA, bahkan
pada lokasi yang dioperasikan dengan modern. Proses pemadatan dan
degradasi sampah menurunkan ketebalan timbunan sampah, dan hal ini tidak
dapat dihindari.
Terdapat sedikit tanda-tanda penurunan ketebalan pada lahan TPA yang
memiliki lubang untuk pengeboran, namun ini hanyalah sebatas contoh lokal.
Tidak terdapat tanda-tanda yang signifikan terjadinya penurunan ketebalan
(settlement).
Namun, ERM memiliki duplikat foto yang diambil pada tahun 2004 yang
mengindikasikan bahwa di lokasi TPA terdapat struktur jalan yang digunakan
untuk mengantar sampah ke lokasi TPA. Kami telah mendapatkan informasi
verbal bahwa struktur/bangunan ini saat ini terkubur oleh sampah, dan tidak
ada usaha yang dilakukan untuk menghancurkan bangunan tersebut.
Walaupun tidak terdapat tanda terjadinya penurunan kepadatan, namun
potensi untuk terjadinya penurunan ketebalan di daerah ini cukup tinggi.
Selama kunjungan ke lokasi tidak ada bukti terjadinya pemadatan dalam
penempatan sampah. Namun, kami memahami bahwa sampah dibuang dan
ditempatkan oleh ekskavator dan buldozer. Mungkin dapat terjadi pemdatan,
namun hal ini juga mungkin tidak tepat.
Laporan JICA merekomendasikan metode yang dapat digunakan dalam
penempatan sampah untuk lokasi ini. ERM belum dapat menyimpulkan dalam
tahap ini apakah metodologi tersebut sudah dilaksanakan atau belum, namun,
metodologi yang digunakan dalam laporan dianggap tepat untuk digunakan
pada lokasi ini, walaupun belum dapat dibuktikan dari segi konstruksinya.
Penurunan Ketebalan (Settlement)
Penurunan ketebalan (settlement) diharapkan dapat terjadi, khususnya denan
mempertimbangkan umum TPA dan kurangnya pemadatan secara tepat.
Apabila penurunan ketebalan tidak terjadi secara merata, akan terdapat bagian
yang tidak seimbang secara vertikal, dan dapat menyebabkan terjadinya
tension cracks, dan akan memberikan dampak terhadap kestabilan lahan TPA.
ENVIRONMENTAL RESOURCES MANAGEMENT
MAKASSAR_FINAL 2
WB
16 OGOS, 2007
17
WB
16 OGOS, 2007
18
WB
16 OGOS, 2007
19
Permasalahan lain:
Kapasitas daya tahan alluvial di lembah yang lebih rendah, tanah liat, harus
diperhatikan dan dijadikan pertimbangan dalam semua analisis. Laporan JICA
mengindikasikan nilai N tanah ini rendah, N=2-4, yang menandakan bahwa
kapasitas daya tahan jenis tanah ini rendah. Gangguan/permasalahan karena
rendahnya daya tahan tanah mungkin akan terjadi. Pengkajian terkait
kapasitas daya tahan tanah lembah juga harus dipertimbangkan.
Aktivitas permukaan LFG
Inspeksi visual pada lokasi lahan TPA selama studi kelayakan ini mengungkap
bahwa ada beberapa lokasi yang mengeluarkan LFG melalui capping
permukaan (foto 1 dan 2) sebagai bukti adanya bangkitan gas LFG di lahan
TPA serta inefektivitas capping yang dilaksanakan saat ini.
Gambar 3.1
Kesimpulan:
Dalam hal stabilitas pada saat kunjungan ke lokasi, dari pengkajian secara
visual, tidak nampak adanya tanda-tanda di sekitar lahan TPA yang
mengindikasikan adanya potensi ketidakstabilan.
Namun demikian, dengan mempertimbangkan curamnya timbunan sampah
pada lokasi TPA, kemungkinan terjadi penurunan ketebalan yang tidak merata
karena perbedaan ketahanan lapisan bawah tanah serta jalan akses yang telah
terkubur di bawah lokasi TPA, dan kemungkinan adanya zona rawan karena
kebakaran yang terjadi di dalam timbunan sampah, disarankan untuk
melaksanakan analisis kestabilan terhadap lahan TPA yang harus dilakukan
ENVIRONMENTAL RESOURCES MANAGEMENT
MAKASSAR_FINAL 2
WB
16 OGOS, 2007
20
oleh para insinyur yang berpengalaman. Setiap analisis yang dilakukan harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa semua permasalahan tersebut
terkait satu sama lain.
Secara khusus, harus diperhatikan kemungkinan keberadaan zona rawan di
sepanjang daerah dimana terjadinya penurunan ketebalan timbunan (daerah
yang dulunya adalah jalan akses, dan dimana bagian tutupan sampah berubah
dari sisi lembah menjadi dasar lembah), bagian yang sangat curam, daerah
tempat kebakaran pernah terjadi, dan kemungkinan adanya lapisan yang
jenuh karena tingginya tingkat air tanah dan lindi.
Kestabilan kapasitas daya tahan tanah lembah yang lunak (tanah liat lunak,
pasir dan tanah liat untuk padi) juga harus ditinjau kembali.
Apabila nilai lindi meningkat di dalam sampah, akan lebih banyak terjadi
penyebaran lindi yang tidak terkontrol dan lebih jauh dapat mengakibatkan
pencemaran air, dan dampak yang lebih buruk dapat terjadi. Longsornya
permukaan yang miring juga dapat terjadi karena nilai lindi yang tinggi
sebagai penyebab utama.
Kemungkinan terjadinya kejenuhan lapisan bawah belum terbukti, namun hal
ini dapat memberikan dampak terhadap stabilitas sel secara keseluruhan.
Seorang insinyur dengan kualifikasi yang sesuai sebaiknya melaksanakan
analisis kestabilan dengan menggunakan perangkat lunak geoteknik yang
tepat untuk menganalisis pore water pressure pada dasar sel untuk
menggambarkan nilai lindi potensial yang tinggi. Pertimbangan yang sama
juga harus diberikan kepada investigasi lokasi yang dilakukan untuk
menentukan kekuatan lapisan tanah bawah, dan untuk menetapkan nilai lindi
pada dasar lahan TPA.
Pertimbangan juga dilakukan untuk meningkatkan sistem pengumpulan lindi,
bukan hanya untuk mencegah terjadinya penyebaran lindi, juga untuk
melindungi lingkungan sekitar.
Analisis awal dapat dibuat berdasarkan informasi yang terkandung dalam
laporan yang dibuat oleh JICA, namun demikian setiap perusahaan teknis
akan memiliki informasi mereka sendiri mengenai apakah informasi yang
berasal dari sumber lain dan tidak dapat diverifikasi tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan digunakan.
WB
16 OGOS, 2007
21
3.2
Penutup ini sangat jelek dan tidak akan mencegah terlepasnya gas LFG ke
atmosfer. Pembengkakan dan pengeringan akan menyebabkan terjadinya
retakan di tanah dan aan melepaskan gas LFG.
Tidak ada bau busuk pada bagian sebelah selatan lahan TPA, yang berarti
bahwa produksi gas LFG telah mengalami penurunan dan perlambatan, atau
juga berarti bahwa gas LFG terlepas dengan cepat ke udara melalui cap yang
ada dan tersebar karena adanya angin.
WB
16 OGOS, 2007
22
Daerah yang cukup curam akan sangat sulit untuk ditutupi hanya dengan
tanah saja, karena dapat terjadi erosi dan slippage secara teratur dan akan
melongsorkan semua penutup yang ada, kecuali apabila vegetasi alam baru
terbentuk kembali.
Biaya. Sebuah cap yang didesain secara tepat, dan fasilitas terkait, untuk
ukuran lahan sebesar ini memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Sebuah cap tipikal yang modern untuk TPA limbah padat perkotaan terdiri
dari beberapa elemen berikut ini:
Sampah.
WB
16 OGOS, 2007
23
WB
16 OGOS, 2007
24
Dari pengamatan di lokasi tampaknya sangat sedikit atau tidak ada kegiatan
pemeliharaan terhadap areal yang telah ditutup sehingga lepasnya gas LFG ke
udara tidak dapat dielakkan.
Oleh karena itu, pihak pengembang harus mempertimbangakn metode yang
paling efektif untuk mengumpulkan gas LFG untuk mencapai hasil gas LFG
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem pengumpulan ini secara
efekti, menguntungkan, dan juga untuk menghindari lepasnya gas LFG ke
udara.
3.3
Secara efektif mengumpulkan gas LFG dari seluruh area TPA; dan
WB
16 OGOS, 2007
25
WB
16 OGOS, 2007
26
3.4
PRODUKSI METHANE
Pendahuluan
Gas lahan TPA dibangkitkan dengan dekomposisi anaerobik sampah padat
yang ada di lahan TPA. Pada dasarnya gas terbentuk terdiri atas gas metan
dan gas karbondioksida. Tingkat bangkitan gas pada umumnya merupakan
fungsi jenis sampah yang dibuang, elemen kelembaban, umur sampah dan
kondisi iklim lokal. Tabel 1 dari IPCC NGGP 2006 memberikan beberapa
petunjuk dan nilai untuk jenis sampah dan iklim yang berbeda.
Tabel 2
WB
16 OGOS, 2007
27
Rx
tahun berjalan
Tabel 3
Nilai
0,222
DOCf
0,77
0,178
0,136
DOC
Lo
)
0.8
10%
IPCC (2006)
50%
efisiensi pembakaran
95%
WB
16 OGOS, 2007
28
Parameter Pemodelan
Nilai
dari gas pembakaran yang mengandung metan
90%
50%
Metan
m3
to kg @ S.T.P.
0,0007168
Tabel 4
IPCC (2006)
21
Komponen
% Komposisi
(Makassar)
% Komposisi
total bahan
organik
Kayu
5,7%
6,6%
0,30
0,020
10,7%
12,4%
0,40
0,050
Organik (Makanan)
59,0%
68,2%
0,16
0,109
7,0%
8,1%
0,30
0,024
Tekstil
4,1%
4,7%
0,40
0,019
Kayu
5,7%
6,6%
0,30
0,020
86,4%
100%
0,222
Tabel 5
2 % estimasi makanan
Tahun (T) 1
Nilai k
(Ln2/T1/2) 2
Siap terurai(3)
0,301
34,1%
0,103
Dapat terurai
0,151
42,2%
0,064
10
0,060
17,1%
0,010
20
0,030
6,6%
0,002
Jenis Sampah
% jumlah
Nilai k rata-rata
organik
0,178
IPCC (2006) 2 IPCC (2000) 3 50% organik (sampah makanan dan taman) diklasifikasikan sebagai
dapat terurai
WB
16 OGOS, 2007
29
Tabel 6
WB
16 OGOS, 2007
30
efisiensi pemulihan gas TPA yang berbeda, 30% (yang dikelola secara buruk),
50% (dikelola secara biasa), dan 70% (dikelola dengan baik). Pemulihan dan
efektivitas proyek selama lebih dari 10 tahun (periode perjanjian pembelian
ER maksimum saat ini) adalah:
30% efisiensi
50% efisiensi
1,029,812
ton
CO2e
dihancurkan
WB
16 OGOS, 2007
31
) IPCC (2006)
70% efisien
oleh karena itu, prinsip dasarnya adalah, nilai moneter dari implementasi
peningkatan pengelolaan dan pengumpulan gas lahan TPA. Perbedaan antara
efisiensi pengumpulan 30% dan 70% adalah 772.188 ton Co2e atau penerimaan
tambahan dalam 10 tahun pertama US (@ 9/ton CO2e) dari proyek penyalaan
gas lahan TPA
Tabel 7
Tahun
kredit
proyek
Metan
yang
dihasilkan
(m3 x 106 /
tahun)
Metan yang
dihancurkan
(m3 x 106 /
tahun)
Metan yang
dihancurkan
(m3 /hari)
Metan yang
dihancurkan
(m3 / jam)
Potensi
Pengurangan
Emisi (ton CO2e /
tahun)
2007
11,39
0,00
2008
12,66
0,78
2.143
89
11.772
2009
13,84
3,91
10.721
447
58.902
2010
15,14
4,23
11.586
483
63.657
2011
16,65
4,60
12.593
525
69.189
2012
18,23
4,98
13.652
569
75.007
2013
19,90
5,39
14.765
615
81.122
2014
21,65
5,82
15.934
664
87.548
2015
23,49
6,26
17.163
715
94.296
2016
25,65
6,79
18.606
775
102.226
Total
643.718
WB
16 OGOS, 2007
32
Tabel8
Tabel9
Tahun
kredit
proyek
Metan
yang
dihasilkan
(m3 x 106 /
tahun)
Metan yang
dihancurkan
(m3 x 106 /
tahun)
2007
11,39
0,00
2008
12,66
1,32
3.626
151
19.921
2009
13,84
6,16
16.881
703
92.750
2010
15,14
6,69
18.324
763
10.677
2011
16,65
7,30
20.002
833
10.896
2012
18,23
7,94
21.767
907
119.592
2013
19,90
8,62
23.622
984
129.785
2014
21,65
9,33
25.571
1.065
140.494
2015
23,49
10,08
27.618
1.151
151.740
2016
2565
10,96
30.024
1.251
164.958
Total
1.029.812
Metan yang
dihancurkan
(m3 /hari)
Metan yang
dihancurkan
(m3 / jam)
Potensi
Pengurangan
Emisi (ton CO2e /
tahun)
Metan
yang
dihasilkan
(m3 x 106 /
tahun)
11.39
12,66
13,84
15,14
16,65
18,23
19,90
21,65
23,49
25,65
Metan yang
dihancurkan
(m3 x 106 /
tahun)
Metan yang
dihancurkan
(m3 /hari)
Metan yang
dihancurkan
(m3 / jam)
Potensi
Pengurangan
Emisi (ton CO2e /
tahun)
0.00
1,86
8,41
9,15
10,00
10,91
11,85
12,85
13,90
15,13
0
5.109
23.042
25.062
27.411
29.882
32.479
35.208
38.073
41.441
0
213
960
1.044
1.142
1.245
1.353
1.467
1.586
1.727
Total
0
28.070
126.599
137.696
150.602
164.177
178.447
193.440
209.185
227.689
1.415.906
WB
16 OGOS, 2007
33
RENCANA BISNIS
4.1
WB
16 OGOS, 2007
34
berarti sama dengan 1,000,000 ton Co2e selama lebih dari 10 tahun. Elemen 2
adalah potensi pengurangan tambahan dari pergeseran bahan bakar minyak
apabila 1Mwhr listrik dibangkitkan dan dijual kepada PLN, 54.468 ton Co2e
selama 9 tahun. Item 3,4 dan 5 menyediakan detail potensi penerimaan dari
penjualan ER ditambah pendapatan penjualan listrik, sehingga total US $
10.750.212 selama periode lebih dari 9 tahun. Kelangungan komersil dengan
melaksanakan opsi ini, dengan mempertimbangkan investasi modal, biaya
operasional perlu dinilai untuk menentukan opsi terbaik dan paling
menguntungkan.
WB
16 OGOS, 2007
35
36
Tabel 11
WB
16 OGOS, 2007
37
Tabel 12
WB
16 OGOS, 2007
38
Tabel 13
Dalam beberapa hal, resiko bisnis proyek ini tidak akan mampu memulihkan
volume ramalan gas metan yang ditampung karena tingginya tingkat IRR
yang dpat dicapai lewat implementasi kegiatan CDM LFGTE.
WB
16 OGOS, 2007
39
$ 2.414.333
Peralatan cadangan
16.000
25.000
Pajak dan bea impor dan biaya lain (30% biaya peralatan)
724.300
24.000
28.000
26.000
Dokumentasi
5.500
18.000
60.358
sub total
$ 3.341.492
250.000
$ 3.591.492
Gedung
80.000
12.000
170.000
30.000
25.000
55.000
3.000
tenaga kerja
20.000
60.000
sub total
biaya penjualan
administrasi
60.000
WB
16 OGOS, 2007
40
4.2
WB
16 OGOS, 2007
41
Gambar 3
WB
16 OGOS, 2007
42
RENCANA IMPLEMENTASI
5.1
RINGKASAN PROYEK
Tujuan dari proyek penyalaan gas lahan TPA untuk menyediakan sebuah
sistem penyalaan gas di TPA Tamangapa untuk mengurangi emisi metan dan
mendapatkan pendanaan karbon dibawah CDM. Studi kelayakan ini telah
menunjukkan bahwa implementasi dari sistem penyalaan gas TPA dapat
mengurangi total metan lebih dari 696,960 ton dari CO2e (lihat bab 3), yang
mana dapat menghasilkan pendapatan potensial mendekati US$ 5 juta dari
penjualan kredit karbon. Pemerintah Kota Makassar merencanakan untuk
menggunakan pendanaan karbon untuk meningkatkan pelayanan sampah
padat perkotaan.
Proyek penyalaan gas TPA membutuhkan investasi finansial US$1,099,300
(US$739,300 investasi awal dan US$ 360,000 biaya operasional). Ada pula
masukan teknis yang penting dibutuhkan untuk bagian teknik, desain dan
operasi dari sistem penyalaan gas. Seperti dibahas dalam bab 4.2, pemerintah
Kota Makassar tidak mempunyai dana untuk membuat investasi finansial
maupun kemampuan teknis untuk mengelola sistem penyalaan. Pemerintah
Kota Makassar akan tetap menjadi pemilik proyek dan mengadakan traknsaksi
untuk kredit karbon untuk pengurangan metan dan membagi penjualan
dengan investor luar sebagai pengembalian dari investasi. Sebagai tambahan,
sebuah konsultan CDM yang berpengalaman akan diminta untuk mengawasi
volume dari penyalaan gas.
Untuk didaftarkan di UNFCCC, proyek ini harus disetujui oleh Komnas MPB,
kebijakan kewenangan pemerintah Indonesia, Komisi Mekanisme
Pembangunan Bersih.
Bagian ini akan menggambarkan penerapan yang direkomendasikan untuk
proyek penyalaan gas Tamangapa.
5.2
WB
16 OGOS, 2007
43
a.
2.
3.
Administrasi
Profil Perusahaan
Kemampuan teknis
Prop
osal awal
b.
Jadwal prakualifikasi
c.
Tujuan
b.
Periode persetujuan
c.
d.
Persyaratan awal
e.
Sanksi
f.
Pemberhentian persetujuan
g.
Lokasi proyek
Lingkup kerja
Persyaratan teknis, meliputi:
Keamanan
Lokasi proyek
2.
3.
4.
5.
WB
16 OGOS, 2007
44
6.
7.
8.
9.
5.3
PERENCANAAN INVESTASI
kelanjutan dari proyek yang diusulkan tergantung pada maksimalisasi
penggabungan LFG dan penghancuran gas metan, efesiensi penggabungan
LFG menggambarkan potensi untuk meningkatkan kinerja keuangan dari
proyek dan maka dari itu sebuah komponen kritis dari perencanaan investasi
modal.
Hasil dari uji pompa dalam studi ini mengidentifikasi level sel lindi yang
tinggi dan capping minimal dari sel sebagai sebuah hambatan utama untuk
penggabungan LFG. Desain dan investasi dalam LFG dan rencana manajemen
lindi yang tepat akan menghasilkan dampak besar dalam kinerja keuangan
sebaik kemapuan untuk menginvestasikan kembali dalam keseluruhan
manajemen limbah. Sebagai tambahan investasi ini akan mengurangi dampak
negatif lingkungan dan kesehatan saat ini tersebar dari tanah.
Pada tahap yang lebih kecil efisiensi penghancuran dari penyalaan
mempunyai pengaruh pada pendapatan yang diperoleh dari pengurangan
emisi dan maka dari itu efisiensi adalah kriteria penting untuk pemilihan
penyalaan.
Analisis untung rugi yang sederhana berikut menggambarkan suatu
perbandungan antara perbedaan tingkatan investasi LFG dan menajemen lindi
dan hubungannya dengan peningkatan pendapatan melalui tambahan
penangkapan LFG dan penyalaan.
WB
16 OGOS, 2007
45
Tabel 13
$US
$250,000
$561,900
$42,000
$853,900
$594,000
$1,447,900
$1,519,180
$3,580,966
$250,000
Total Ekuitas
$601,900
IRR
Proyek
5.45%
Aset
6.85%
($172,346)
15.00%
($285,515)
18.00%
($328,320)
WACC (asset)
$474,990
WB
16 OGOS, 2007
46
Tabel 14
$US
$250,000
$561,900
$140,000
$951,900
$1,194,000
$2,145,900
$1,599,180
$5,988,296
$250,000
$701,900
IRR
Proyek
Aset
NPV (Discount Rate)
10.00%
15.00%
18.00%
WACC (asset)
Tabel 15
16.30%
15.99%
$306,326
$49,487
($56,215)
$1,482,121
$US
$250,000
$561,900
$240,000
$1,051,900
$1,794,000
$2,845,900
$1,679,180
$8,395,627
$250,000
$801,900
23.14%
21.89%
$771,229
$371,946
$204,005
$2,489,253
WB
16 OGOS, 2007
47
Salah satu dari peran utama pembakaran gas lahan pembuangan adalah untuk
melindungi masyarakat dari pembuangan gas lahan pembuangan. Akan
tetapi, proyek yang diusulkan akan memberikan dampak lingkungan baik
dalam tahap pembangunan dan operasional. Dalam bagian ini akan
diidentifikasikan aspek-aspek EHS (Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) tiap tahap yang berpotensial dari proyek, dicatat peraturan dan standar
yang terkait, dan diusulkan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari
atau menurunkan dampak dan menjamin pemenuhan.
Proyek ini akan menggunakan sistem pembakaran tertutup, dimana sistem
insulasi yang diterapkan akan mengurangi kehilangan panas sehingga
menyebabkan operasi pembakaran dapat dilakukan pada suhu yang lebih
tinggi. Sistem enclosed flare ini juga dikenal dengan sebutan Ground Flare.
6.1
DAMPAK LINGKUNGAN
Proyek yang diusulkan utamanya mencakup kegiatan pembakaran, dimana
contaminant dan bahan pengotor merupakan emisi selama pembakaran.
Selama tahap konstruksi, dampak lingkungan yang tercakup sebagai berikut:
Tabel 16
WB
16 OGOS, 2007
48
No
Emisi
Sumber Emisi
Karbon Dioksida
CO2
Penguapan
H 2O
Karbon Monoksida
CO
Hydrogen
H2
Nitrogen Oksida
NOx
Metan
CH4
Tabel 17
standar
Nasional*
Internasional **
karbon
monoksida
CO
dampak kesehatan
50 mg/Nm3
nitrogen
oksida
NOx
1.000 mg/Nm3
150 mg/Nm3
metane
(hidrokarbon
yg tidak
terbakar)
CH4
10 mg/Nm3
karbon
dioksida
CO2
penguapan
H2O
hidrogen
H2
* Standar Nasional berdasarkan pada Standar Emisi Nasional untuk Industri Serba-serbi (Kep. 13/MENLH/3/1995)
** Standar Internasional berdasarkan Standar Emisi UK untuk Pembakaran Gas Landfill Tertutup
*** untuk gas lahan TPA, gas co2 dianggap sebagai biogenik, dan oleh karena itu merupakan bagian alami
dari siklus karbon
Dampak lingkungan yang lainnya terdiri dari resiko bahaya api dan ledakan;
asphyxia, gangguan bau yang tidak sedap, kebisingan, panas, dan kualitas
opacity. Akan berdampak potensial pada masyarakat sekitar dalam hal resiko
kesehatan dan keselamatan. Dampak lingkungan, kesehatan dan keselamatan
yang tercatat dari pembakaran gas lahan pembuangan selama tahap
pelaksanaan proyek diringkaskan dalam Tabel 18 sesuai dengan standar
nasional dan internasional yang ditetapkan.
WB
16 OGOS, 2007
49
Tabel 18
Standar Kualitas
Pembakaran
Udara
Ambient
Indonesia
Yang
Parameter
Digunakan
pada
Standar
Karbon Monoksida
CO
Nitrogen Oksida
NOx
CH4
Opacity
35%
Kebisingan
70 dB (A)
Odor
Karbondioksida
CO2
Penguapan
H2O
Hydrogen
H2
Catatan: - Standar Nasional untuk CO, Nox, (sebagai N02) dan CH4 (sebagai HC) berdasarkan
GR No. 41/1999
Standar Nasional untuk odor berdasarkan Kep-50/MENLH/11/1996
Standar
Nasional
untuk
Nuisance
(gangguan)
berdasarkan
Kep46?MENLH/11/1996
Standar Nasional untuk opacity berdasarkan Kep-13/MENLH/3/1995
Emisi gas dari pembakaran akan berdampak pada ambang batas kualitas
udara, dan kesehatan para pekerja dan masyarakat yang tinggal dekat lokasi
proyek yang diusulkan. Sangat diusulkan bahwa analisis dispersi secara rinci
dilaksanakan untuk menentukan dampak batas ambang kualitas udara dengan
menggunakan kondisi desain pembakaran dan kondisi meteorologi lokal. Setiap usaha
perlu dibuat untuk menjamin plume dari pembakaran yang tidak dapat
memasuki secara langsung daerah tempat tinggal dengan kondisi angin yang
besar. Hal ini sangat diperlukan karena komunitas pemulung yang berada
langsung di batas tempat pembuangan.
Disamping itu, dampak batas ambang kualitas udara dan mengakibatkan
resiko kesehatan manusia di daerah lokasi proyek, maka ada beberapa dampak
fisik yang potensial dari kegiatan proyek yang diusulkan. Berikut ini
ditunjukkan penggambaran dengan lingkungan yang didapatkan, para
penerima yang terkena dampak, dan langkah-langkah pencegahan yang
potensial untuk menurunkan atau menghindari dampak:
Api & Ledakan
Pembakaran akan terbakar dalam jumlah yang relatif besar, dengan resiko api
dan ledakan, menyebabkan emisi dan pencahayaan pada CH4 dan/atau H2.
Pembakaran ini beresiko pada kesehatan dan keselamatan bagi para pekerja di
lokasi tersebut, dan juga masyarakat yang bertempat tinggal di dekat lokasi
proyek yang diusulkan. Langkah-langkah berikut ini perlu dipertimbangkan
untuk menurunkan resiko dan dampak yang potensial dari apai dan ledakan
di lokasi proyek:
ENVIRONMENTAL RESOURCES MANAGEMENT
MAKASSAR_FINAL 2
WB
16 OGOS, 2007
50
Akses untuk pelayanan darurat baik untuk para pekerja dan masayarakat
sekitarnya perlu disediakan untuk mewaspadai api atau ledakan.
Asphyxia
Karena sistem pembakaran yang tertutup diusulkan untuk proyek ini, maka
terdapat resiko asphyxia yang potensial pada lokasi proyek, utamanya
berdampak bagi para pekerja di lokasi proyek. Sistem pembakaran yang
tertutup digunakan untuk mencegah nuisance (gangguan) kebisingan dan
untuk memberikan perlindungan dari cuaca dan akses manusia yang tidak
berkepentingan. Namun, gas landfill merupakan asphyxiant, sehingga ventilasi
yang memadai atau pengamanan keselamatan yang sistematis harus
digunakan. Selain itu juga disarankan umtuk menghindari lokasi pembakaran
pada lubang, atau ditempat lainnya dimana gas yang masuk terkumpul.
Odor Nuisance (Gangguan Bau Tak Sedap)
Beberapa model sistem pembakaran terbuka memiliki sejumlah besar gas yang
tidak terbakar melalui pembakaran sehingga menyebabkan bau tak sedap.
Beberapa jenis bau umumnya disebabkan oleh sisa-sisa gas tempat
pembuangan, namun menyebabkan gabungan nilai ambang batas bau yang
rendah. Terkadang hal ini menyebabkan protes dari masyarakat umum kepada
para operator lahan TPA.
Proyek yang disulkan ini akan menggunakan sistem pembakaran tertutup,
sehingga dampak bau tak sedap dapat berkurang di daerah lokasi.
Polusi Suara
Pembakaran dapat sangat menganngu karena penggunaan peralatan mesin
dan dari pembakaran itu sendiri. Polusi suara memiliki dampak yang potensial
pada para pekerja di lokasi proyek, dan juga masyarakat yang bertempat
tinggal di dekat lokasi proyek. Untuk mengurangi dampak dari polusi suara
kepada para penerima, maka pembakaran harus berada jauh dari bangunan.
Jika tidak memungkinkan, maka perlu menggunakan langkah-langkah
peredam suara yang ekstensif, termasuk konstruksi bangunan berbatu bata di
sekitar pembakaran dengan suara saringan pada bagian ventilasi.
Dalam kondisi yang jarang terjadi, getaran berfrekwensi rendah dihasilkan
dari gerakan dalam pembakaran tertutup dapat menyebabkan gema di sekitar
pbjek seperti gedung dan kendaraan, yang menyebabkan mual dan sakit
kepala. Efek ini dapat dihindari dengan menempatkan pembakaran pada jarak
yang cukup jauh dari objek-objek tersebut.
WB
16 OGOS, 2007
51
Panas
Komunitas pemulung dekat lokasi proyek dapat dibuka pada panas
pembakaran, tergantung desain dan lokasi fisik pembakaran.
Sumber panas dalam pembakaran adalah sebagai berikut:
Dampak panas dari pembakarandapat dicegah dengan desain yang tepat dari
pembakaran dan lokasi; pembakaran harus berada jauh dari pusat masyarakat
dan pada ketinggian yang tepat. Dampak panas dari pembakaran dapat juga
dicegah melalui penggunaan insulasi.
Kesimpulan untuk pertimbangan lingkungan adalah sebagai berikut:
DAMPAK SOSIAL
Sebuah studi telah dilaksanakan untuk menentukan pertimbangan sosial di
daerah proyek, dan untuk memberikan informasi mengenai poyek
pembangunan komunitas. Kegiatan studi ini mencakup:
Konsultasi publik
WB
16 OGOS, 2007
52
WB
16 OGOS, 2007
53
WB
16 OGOS, 2007
54
KESIMPULAN
Pengkajian Lingkungan
WB
16 OGOS, 2007
55
Para pemulung di lokasi TPA Tamangapa adalah kelompok Sosioekonomis utama yang terkena dampak dari proyek yang diajukan ini.
WB
16 OGOS, 2007
56
REFERENSI
[1]
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP13/MENLH/3/1995, Standar Kualitas Emisi Gas dari Sumber
NAsional;
[2]
[3]
Hidup
No.
KEP-
[4]
No.
KEP-
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
BPS Kota Bekasi (2004): Kota Bekasi Dalam Angka, , 2004/2005, BPS
Kota Bekasi, Indonesia;
[13]
[14]
US EPA (1996), Turning a Liability into an Asset: A Landfill Gas-toEnergy Project Development Handbook Landfill Methane Outreach
Program, U.S. Environmental Protection Agency, September 1996.
WB
16 OGOS, 2007
57
Lampiran A
SURVEY LAPANGAN UNTUK
PENGAMATAN STABILITAS
NO KONTRAK :
0061101
JUDUL KONTRAK :
TPA Makassar
TANGGAL :
07/03/07
KONTRAKTOR :
N/A
CUACA
Panas, Kering, Lembab, Berangin. Tidak ada hujan saat kunjungan
PELAKSANA TUGAS
J Lynch ERM, Jacky Latuheru ERM.
PELAKSANAAN TUGAS
Jalan Kaki
KETERANGAN
WB
AUGUST, 2007
Operasi penambangan / pengomposan di bagian sisi barat lahan dekat pintu masuk TPA.
A leachate/surface water aeration pond was noted adjacent to the site entrance in the west part of the
tip. The pond lies adjacent to the mining/composting area. It is not sure how effective this process
is, or how effective the collection system is which feeds the pond because it was noted that leachate
was flowing freely in many places around the tip.
Aerasi Lindi
Kolam lindi ini terhubung dengan salah satu
saluran drainase air permukaan. Namun luapan
alirannya mengarah ke area tanah basah di
bawahnya. Tidak ada laporan mengenai adanya
pemantauan air permukaan.
WB
AUGUST, 2007
Area penambangan / pengomposan di latar belakang. Genangan air dan lindi di atas tanah pada batas
sampah TPA.
Lereng Barat laut. Terlihat lindi mengalir ke arah lahan basah di bagian utara.
Pada umumnya sampah yang ditimbun di TPA ditumpuk dalam bentuk undakan untuk membentuk
sisi lereng bertingkat, meskipun akhirnya dirusak oleh para pemulung yang melakukan kegiatannya.
Puncak TPA umumnya rata dengan sedikit lereng ke arah timur, utara dan selatan.
Saluran air permukaan sedang dibangun sepanjang kedua sisi jalan akses diatas TPA. Saluran
selokan ini dibuat tepat di atas sampah dengan konstruksi campuran semen dan batu. Ini mungkin
WB
AUGUST, 2007
tidak akan efektif untuk jangka waktu panjang sebagaimana penyusutan akan terjadi dalam sampah
dan menyebabkan retak atau pecahnya saluran selokan itu.
Permukaan yang membentang sepanjang sisi Timur Laut dan Selatan berada pada kemiringan lereng
bersudut kira-kira 30 derajat hingga 50 derajat, bervariasi tergantung pada terjadinya penyusutan dan
kegiatan yang dilakukan pemulung. Terdapat permukaan sampah yang nyaris vertical/tegak lurus
dengan ketinggian sedang, namun tampak stabil.
Permukaan sampah ketinggian sedang nyaris tegak lurus akibat kegiatan pemulung.. Tampak stabil.
Sisi Timur TPA mengarah ke area tanah basah dan sampah tampak bersentuhan langsung dengan air
permukaan tanah basah di sekelilingnya.
WB
AUGUST, 2007
Lereng yang menghadap Timur dengan sampah yang langsung menyentuh air permukaan setempat.
Pada bagian Timur diperoleh laporan bahwa area ini kelak akan dipakai sebagai lokasi kolam
pengumpulan lindi untuk aerasi sebelum dilepaskan keluar. Area yang dikapling sebagaimana
tampak dalam gambar adalah area yang diusulkan untuk kolam lindi. Laporan lisan yang diterima
mengatakan kemungkinan kolam ini akan diberi lapisan bawah. Tidak tampak lapisan liner di area
ini meskipun belum dipergunakan sebagai kolam lindi.
Sepanjang puncak permukaan pelataran bagian timur saluran selokan air permukaan sudah digali
meskipun area ini nampaknya lebih memungkinkan untuk menampung air lindi dibanding air
permukaan. Saluran ini berawal dari puncak terus sepanjang bagian lereng timur, diperkirakan
dibuang ke lereng timur dan mengalir kea rah air permukaan di bawah.
Saluran drainase sepanjang puncak timur, dari puncak TPA kemudian melintasi ujung timur.
Lindi terlihat mengalir di saluran ini (kedalaman sekitar 1 meter X 2 meter lebar.)
Gelembung gas lahan TPA dicatat tampak di air permukaan pada bagian sisi timur lahan, meskipun
hal ini hanya tampak pada keadaan terisolasi.
Rembesan lindi tercatat selama kunjungan di beberapa tempat di lahan ini sepanjang bentangan
lahan di bagian lereng Barat Laut, Timur dan Selatan. Dicatat pula akan adanya rembesan lindi yang
cukup signifikan pada sisi selatan pada puncak undakan terbawah, sekitar 3,0 m diatas kaki lereng.
WB
AUGUST, 2007
Bagian Selatan lahan TPA ditutupi dengan pohon dan pipa ventilasi.. Lapisan penutup maksimum
40 cm namun umumnya sangat tipis.
Pada bagian ujung Selatan terdapat kolam pengumpul lindi yang dibuat secara kasar. Tidak terlihat
lindi di kolam ini. Dinding kolam dibuat begitu jelek dari semen dan batu, dan terdapat banyak
tempat dimana terlihat retakan dinding. Selain itu dasar kolam pengumpul berada diatas dasar lahan
TPA sehingga pada hakekatnya menjadikan system ini tidak efektif.
ENVIRONMENTAL RESOURCES MANAGEMENT
WB
AUGUST, 2007
Penempatan sampah terus berlangsung saat kunjungan ini dan memberikan gambaran bagaimana
sampah ditumpuk. Ekscavator menempatkan tumpukan sampah dengan ketebalan lapisan sekitar 1,0
hingga 1,5 meter. Lapisan ini merata dan menutupi bagian atas lahan TPA. Tumpukan tanah penutup
ditempatkan di bagian atas untuk penggunaan temporer yang mana secara lisan dilaporkan
dilakukan pada setiap 1,5 hingga 2,0 meter ketebalan sampah. Tanah lokal ini berupa tanah liat
berpasir.
Daerah kerja
Lahan TPA ini juga mempunyai populasi pemulungnya sendiri, beberapa diantaranya membangun
pondok/perlindungan sederhana dekat dengan lokasi pembuangan aktif TPA. Tidak terdapat bukti
pembakaran atau memasak di lingkungan pemulung ini meskipun ada laporan yang menyatakan
adanya kebakaran di salah satu bagian TPA beberapa waktu lalu, dimana area ini telah digali hingga
pada kedalaman 2,0 meter dengan lebar 5 meter. Tidak ada kebakaran lain yang dilaporkan terjadi.
Sapi diijinkan merumput di lahan TPA ini.
WB
AUGUST, 2007
Tidak ada tanda-tanda ketidakstabilan tercatat selama kunjungan ini. Selama kunjungan dilakukan
Tanya jawab menyangkut sejarah berdirinya TPA. Tidak ada laporan yang terjadi menyangkut
longsor atau pemuaian tumpukan atau penyusutan yang signifikan.
DITANDATANGANI :
J Lynch
DISTRIBUSI :
WB
AUGUST, 2007
Lampiran B
SISTIM HSE
1.1.1
CONTENTS
1.1.3
DAFTAR ISI
Section
Description
Bab
Diskripsi
1.
Purpose
1.
Tujuan
2.
Scope
2.
Ruang Lingkup
3.
Responsibilities
3.
Tanggung Jawab
4.
Definitions and
Abbreviations
4.
5.
Activity
Description of the
5.
Uraian Kegiatan
6.
Lampiran
6.
Attachments
WB
AUGUST, 2007
1.0 Purpose
1.0 Tujuan
1.1 Respond
to
emergency
situation during the field
operation of Tamangapa
Landfill - Makasar to
prevent
and
mitigate
accidents, incidents, and
environmental impacts.
1.1.
Menanggulangi
keadaan
darurat
selama
kegiatan
proyek TPA Tamangapa Makasar, untuk mencegah
dan mengurangi terjadinya
kecelakaan, insiden maupun
dampak lingkungan.
1.2.
Menetapkan
rencana
penanggulangan
keadaan
darurat untuk meyakinkan
adanya system yang tepat
untuk
menanggulangi
kecelakaan maupun insiden
yang tidak diinginkan.
2.0 Scope
Aspek
Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lindungan Lingkungan
(K3PL) yang signifikan dalam
keadaan darurat, sehubungan
terjadinya
insiden
/
kecelakaan, kebakaran dan
ledakan, semburan gas, dan
situasi di luar kegiatan proyek
seperti
kerusuhan
massa/demo, ancaman bom,
gempa bumi dll.
2.1.1 Insiden/kecelakaan
2.1.2 Kebakaran dan ledakan
2.1.3 Semburan gas
2.1.4 Kerusuhan massa /
demo
2.1.5 Ancaman bom
2.1.6 Gempa bumi
WB
AUGUST, 2007
3.0 Responsibilities
instruksi
Superintenden
Proyek,
mengawasi
asset
perusahaan dan mencegah
masyarakat serta kendaraan
yang tidak berkepentingan
keluar masuk daerah kerja.
WB
AUGUST, 2007
4.0
WB
AUGUST, 2007
WB
AUGUST, 2007
The
following
phone
numbers could be used in an
Emergency Situation.
mengendalikan krisis.
Superintenden Lapangan adalah
personil yang berwenang dan
bertanggung
jawab
untuk
menghubungi, menginformasikan
dan
berkomunikasi
dengan
Kantor ERM Jakarta.
5.1.2 Komunikasi Darurat
PHONE NUMBER
NOMOR TELPON
PT ERM Indonesia
021-79181904
Faximile
021-79181905
0815-73708999
0811-932842
0813-19528669
0813-55134655
WB
AUGUST, 2007
Incident/Accident
Fire and Explosion
Uncontrolled Release of Gas
Riot,
Bomb threat,
Earthquake.
Insiden/Kecelakaan
Kebakaran dan Ledakan
Semburan Gas
Kerusuhan Masa
Ancaman Bom
Gempa Bumi
Purpose:
Tujuan :
Memaksimalkan keselamatan
personil dan meminimalkan
kerusakan akibat situasi yang
tidak terkendali,
WB
AUGUST, 2007
are:
Fire or Explosion in any
facilities could cause damage
to the whole facility and the
whole life of surrounding
area.
Fire could cause the condition
to become worse, if followed
by pollution.
Kebakaran/ledakan pada
suatu fasilitas, dapat
mengakibatkan kerusakan
pada seluruh fasilitas,
bahkan membahayakan
kehidupan di sekitarnya.
Kebakaran dapat
mengakibatkan kondisi
yang lebih buruk apabila
timbul polusi sebagai
akibat lanjutannya.
5.3.2.2
Klasifikasi kebakaran.
Pemadaman dilakukan
sesuai dengan klasifikasi
api yang dihadapi.
Api Kelas A
Api yang berkaitan
dengan bahan keras yang
mudah terbakar seperti
kayu, kertas, kain dan
plastik. Dengan pendingin
air, api dapat
dipadamkan.
Api Kelas B
Api yang berkaitan
dengan minyak, gas dan
substansi lain yang dapat
mengeluarkan uap yang
mudah terbakar.
Pemadaman dilakukan
dengan mengisolasi
sumber api dari udara/
oksigen.Tepung kimia
kering,busa dan CO2
dapat dipergunakan.
Api Kelas C
WB
AUGUST, 2007
5.3.2.3 Response
Api Kelas D
Api yang melibatkan
logam-logam yang dapat
terbakar seperti
Magnesiun, Titanium dsb
Pemadamannya dilakukan
dengan teknik khusus
seperti BCF (Bromo
Chloor Fluoride).
5.3.2.3
Penanggulangan
Penanggulangan harus
diusahakan sedini
mungkin, sewaktu api
belum membesar
Lokalisir kebakaran
dengan memindahkan
bahan-bahan yang mudah
terbakar atau berharga
pada jarak aman dari api.
Siapkan fire fighting
system dan laksanakan
penanggulangannya
sesuai fire fightting
prosedur yang baku.
Lakukan pemadaman api
sesuai komando yang
diberikan.
Riots
A calm, controlled and firm
response to riots is essential to
meet the objectives of this
procedure.
A.
Kerusuhan Masa
Untuk mencapai sasaran
prosedur ini, diperlukan
WB
AUGUST, 2007
A.2 Response:
A.2 Penanggulangan
Tamangapa Landfill
Makasar field
Superintendent prepares the
evacuation plan and
instructs to the JERT by
organizing all personnel to
move out from the
Tamangapa Landfill Makasar Operation area.
ENVIRONMENTAL RESOURCES MANAGEMENT
berkomunikasi dengan
Field Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar.
Kerusuhan dapat timbul
karena berbagai alasan,
sebagian berkembang
capat tanpa adanya tandatanda sebelumnya, dan
sebagian berkembang
dengan perlahan.
Apabila berkembang
secara perlahan maka
petugas setempat (petugas
sekuriti) dapat
mengusahakan agar Tim
Penanggulangan TPA
Tamangapa - Makasar
dapat mengantisipasi
sebelumnya.
Apabila kerusuhan
berkembang dengan cepat,
maka petugas sekuriti
merupakan orang yang
pertama kali yang perlu
diberikan laporan. Mereka
akan bertindak selaku
ujung tombak informasi
keadaan dan
perkembangan gangguan
yang terjadi. Sumbersumber resmi mau-pun
konfidensial yang
dimilikinya merupakan
informasi yang diperlu-kan
untuk melakukan tindakan
persiapan.
Seluruh pekerja, kontraktor
dan personil lainnya agar
membatasi dan berhati-hati
dalam berkomuni-kasi
dengan petugas setempat.
Jangan memberikan
pernyataan apapun kepada
media yang ada.
Field Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
mempersiapkan rencana
evakuasi dan apabila perlu
menginstruksikan Tim
Penanggulangan
Tamangapa Landfill
WB
AUGUST, 2007
Bomb thread
B.
Ancaman Bom
B.2. Response:
Tamangapa Landfill
Makasar Field
Superintendent reports
immediately to Operation
Manager.
Tamangapa Landfill Makasar Field
Superintendent announces to
all supervisor/personnel to
stop activity around the
facilities.
All personnel should
exercise a calm, controlled
response to the bomb threat
to save all workers and
company properties.
Makasaruntuk mengatur
personil yang ada keluar
dari daerah operasi TPA
Tamangapa - Makasar.
Field Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
bersama petugas sekuriti
segera menghubungi
Kepolisian setempat agar
mengamankan dan
melakukan penyidikan
kejadian yang ditemukan.
B.2. Penanggulangan
WB
AUGUST, 2007
Security advises the JERT to
contact the nearest Police
station and inform them that
the facilities are under Bomb
threat from the terrorist.
Tamangapa Landfill
Makasar Field
Superintendent instructs all
the Supervisor at Tamangapa
Landfill MakasarField to
organize his subordinates to
prepare evacuation plan for
the facilities.
Tamangapa Landfill
Makasar Field
Superintendent instructs all
personnel to move out from
the field.
perusahaan.
Petugas sekuriti
menyarankan Tim
Penanggulangan Keadaan
Darurat (TPKD)
Tamangapa Landfill
Makasaruntuk
menghubungi pos Polisi
terdekat dan melaporkan
ancaman yang diterima.
TPKD Tamangapa Landfill
Makasarmenginformasikan
agar personil yang
bertugas berada di dekat
pesawat telpon untuk
mengikuti setiap instruksi
dari teroris.
Field Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
menginstruksikan seluruh
supervisor untuk
mengorganisir dan
mempersiapkan evakuasi
anak buahnya.
Field Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
memerintahkan setiap
personil untuk segera
keluar meninggalkan
tempat pekerjaannya.
Petugas sekuriti mengikuti
Polisi yang melakukan
pemeriksaan hingga
seluruh area dinyatakan
aman dan di bawah
kendali.
Field Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
melapor kepada Operation
Manager kondisi yang ada
dan menginstruk-sikan
seluruh pekerja kembali
bekerja seperti biasa.
WB
AUGUST, 2007
C.
Earthquake
C.
Gempa Bumi
C.1 Response.
C.2. Penanggulangan
WB
AUGUST, 2007
selanjutnya.
Seluruh personil agar tetap
tenang, penanggulangan
yang terkendali sangat
penting untuk keselamatan
seluruh pekerja dan
properti perusahaan.
Dalam hal terjadi
kebakaran, Field
Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
menginstruksikan Tim
Penanggu-langan
Kebakaran (TPK) untuk
memobilisasi personil dan
peralatan-nya guna
melokalisir dan memadamkan api sedini
mungkin.
Supervisor K3PL minta
bantuan medis jika
diperlukan.
Field Superintendent
Tamangapa Landfill
Makasarmempersiapkan
rencana evakuasi dan
menginstruksikan TPKD
Jati-rarangon untuk
mengorganisirnya.
Setiap supervisor segera
mengevaluasi
fasilitas/peralatan yang
menjadi tanggung
jawabnya dan melaporkan
kerusakannya kepada Field
Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
Field Superintendent TPA
Tamangapa - Makasar
melaporkan kepada
Operation Manager dan
menginstruksikan seluruh
pekerja kembali ke tempat
kerjanya setelah kondisi
normal.
WB
AUGUST, 2007
WB
AUGUST, 2007