ASKEP LENGKAP Tata Laksana Avian Influenza
ASKEP LENGKAP Tata Laksana Avian Influenza
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Flu burung (Avian Influenza, AI) merupakan infeksi yang disebabkan
oleh
virus
influenza
subtipe
H5N1
(H=hemagglutinin;
menyerang
manusia.
Berdasarkan
data
Departemen
paling
mungkin
menyebabkan
pandemi
influenza
yang
dari
D. Dasar Hukum
Tahun 1945.
tentang Kesehatan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
40
Tahun
1991
tentang
BAB II
PENYAKIT FLU BURUNG
A. Etiologi
Virus
influenza
tipe
merupakan
anggota
keluarga
B. EPIDEMIOLOGI
1. Sebaran kasus
Data sebaran kasus pada unggas dan manusia sampai dengan
26 November 2006.
Terpajan
liar),
misalnya
kucing
atau
babi
yang
telah
b. Cara Penularan
Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui :
1. Binatang : Kontak langsung dengan unggas atau binatang lain
yang sakit atau produk unggas yang sakit.
2. Lingkungan : Udara atau peralatan yang tercemar virus
tersebut baik yang berasal dari tinja atau sekret unggas yang
terserang Flu Burung.
3. Manusia : Sangat terbatas dan tidak efisien (ditemukannya
beberapa kasus dalam kelompok / cluster).
4. Makanan : Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang
tidak dimasak dengan sempurna di wilayah yang dicurigai atau
dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1
dalam satu bulan terakhir.
c. Masa Inkubasi
Masa inkubasi rata-rata adalah 3 hari (1-7 hari). Masa penularan
pada manusia adalah 1 hari sebelum, sampai 3-5 hari setelah
gejala timbul dan pada anak dapat sampai 21 hari.
BAB III
DIAGNOSIS
A. Definisi Kasus
Dalam mendiagnosis kasus flu burung ada 4 kriteria yang
ditetapkan yaitu :
Kasus Suspek
Kasus Probabel
Kasus Konfirm
Terpajan
liar),
misalnya
kucing
atau
babi
yang
telah
ditemukan
adanya
titer
antibodi
terhadap
H5
dengan
foto
toraks
menggambarkan
pneumonia
yang
cepat
kasus
suspek
ditambah
dengan
satu
atau
lebih
laboratorium
terbatas
untuk
Influenza
H5
menggunakan
uji
netralisasi
(dikirim
ke
Laboratorium Rujukan).
Atau
Seseorang yang meninggal karena suatu penyakit saluran
napas akut yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya yang
secara epidemiologis berkaitan dengan aspek waktu, tempat
dan pajanan terhadap suatu kasus probabel atau suatu kasus
H5N1 yang terkonfirmasi.
4. Kasus H5N1 terkonfirmasi
Seseorang
yang
memenuhi
kriteria
kasus
suspek
atau
probabel
DAN DISERTAI
Satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan dalam
suatu
laboratorium
influenza
nasional,
regional
atau
10
yang
memungkinkan
terjadi
perburukan.
Jika
telah
11
RT-PCR
(Reverse
Transcription
Polymerase
Chain
antibodi
mikronetralisasi
H5N1
>1/80
pada
lain
dilakukan
untuk
tujuan
mengarahkan
Umumnya
trombositopeni.
ditemukan
leukopeni,
limfositopeni
dan
12
tersangka
flu
burung.
Gambaran
infiltrat
di
paru
dianjurkan
untuk
mengambil
sediaan
post-
dikategorikan menjadi :
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
pasien
napas
dengan
pneumonia berat
dan
gagal
Derajat 4
13
4. Diagnosis Banding
Diagnosis banding disesuaikan dengan tanda dan gejala yang
ditemukan. Penyakit dengan gejala hampir serupa yang sering
ditemukan antara lain:
-
Demam Dengue
Demam Typhoid
Tuberkulosis Paru
Pemeriksaan
laboratorium
yang
dapat
dilakukan
untuk
IgG
untuk
menyingkirkan
diagnosis
demam dengue
-
14
BAB IV
TATALAKSANA MEDIK
Pada dasarnya penatalaksanaan flu burung (AI) sama dengan influenza
yang disebabkan oleh virus yang patogen pada manusia.
A. Penatalaksanaan Umum
1. Pelayanan di Fasilitas Kesehatan non Rujukan Flu Burung
dari
hasil
pertemuan
workshop
Case
Demam
< 38C
> 38C
RR
Ronki
Leukopeni
N
Tdk ada
>N
Ada
Tdk ada
Ada
Kontak
Tdk ada
Ada
Gejala
Jumlah
15
Skor :
67
>7
diberi oseltamivir.
= > 60x/menit
2bl - <12 bl
= > 50x/menit
>1 th - <5 th
= > 40x/menit
5 th - 12 th
= > 30x/menit
>13
= > 20x/menit
Setelah
pemeriksaan
awal,
pemeriksaan
rutin
16
namun
penggunaan
profilaksis
oseltamivir
sebelum
trakea,
memberikan
obat
dengan
menggunakan
17
C. Antiviral
1. Pengobatan
Antiviral diberikan secepat mungkin (48 jam pertama) :
> 40 kg
: 75 mg 2x/hari
> 23 40 kg
: 60 mg 2x/hari
> 15 23 kg
: 45 mg 2x/hari
15 kg
: 30 mg 2x/hari
2. Profilaksis
Profilaksis
18
D. Pengobatan lain
dan
E. Perawatan Intensif
Kriteria pneumonia berat; jika dijumpai salah satu di bawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
terjadi
gangguan
ventilasi
dan
perfusi,
Ratio Pa O2/Fi O2 :
jika
pada
19
b. Syok
(dapat
hipovolemik,
distributif,
kardiogenik
ataupun
obstruktif )
Tekanan darah sistolik < 90 mmHg (dewasa) atau untuk anak
Tekanan Arteri Rata-rata (TAR) < 50 mmHg, yang telah
dilakukan
resusitasi
cairan
dan
membutuhkan
inotropik/
respirator
dengan
pressure
cycle,
dengan
pengaturan awal :
Mode
Volume Tidal
6 8 cc / kg Berat Badan
PEEP
> 5 Cm H20
Frekuensi Napas
12 X /menit
Fi O2
1.0 (100 %)
mempertahankan PaO2 di
atas 100 torr dan Sat O2 diatas 95% dengan FiO2 dibawah
60%.
e. Dapat juga digunakan NIPPV (Non Invasive Positive Pressure
Ventilation), pada pasien dengan kesadaran compos mentis.
20
21
Jika
kedua
syarat
tak
dapat
dipenuhi
maka
dilakukan
22
BAB V
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
pulang
(discharge
planning).
Diagnosa
keperawatan
yang
mungkin timbul pada pasien flu burung antara lain pola napas tidak
efektif, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan dan elektrolit,
gangguan Activity Daily Living (ADL) dan komunikasi verbal, resiko
penyebaran infeksi dan cemas. Rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan berdasarkan masalah/diagnosis keperawatan yang ditegakkan
antara lain manajemen cairan, manajemen asam basa, dan manajemen
ventilasi
mekanik
dengan
menerapkan
prinsip
pencegahan
dan
Ya
Tidak
- Sesak napas
Ya
Tidak
23
- Batuk
Ya
Tidak
- Pilek
Ya
Tidak
- Sakit tenggorokan
Ya
Tidak
- Diare
Ya
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
5. Riwayat perjalanan
Dalam waktu 7 hari sebelum timbulnya gejala :
- Melakukan kunjungan ke daerah
atau bertempat tinggal di wilayah
yang terjangkit flu burung
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
- Memelihara unggas
Ya
Tidak
24
Waktu bekerja
Jenis pekerjaan
8. Pemeriksaan fisik
a. Status neurologi
- Tingkat kesadaran :
CM
Somnolent
Apatis
Sopor
Motorik :..
Verbal :.
b. Status respirasi
- Jalan Napas
Bersih
Ada Sumbatan
Tidak Sesak
- Pernapasan
Sesak
Tidak Teratur
- Jenis Pernapasan
Spontan
Kusmaul
Tidak
Tidak
Encer
Cheynestokes
- Batuk
Ya
- Sputum
Ya
- Konsistensi
Kental
Warna
25
- Suara Napas
Vesikuler
Ronki
Wheezing
- Palpasi Dada
: ..................
- Perkusi Dada
: .................
Rales
Tidak
Tidak
c. Status kardiovaskuler
- Nadi
: ..x/menit
Irama
Teratur
Tidak teratur
Denyut
Teratur
Tidak teratur
- Tekanan darah
:.. mmHg
Ya
Tidak
Kiri
Ya
Tidak
- Warna kulit
Pucat
:
Cyanosis
Kemerahan
:
Tidak
Gallop
Tidak
26
d. Gastrointestinal
Keadaan mulut
Gigi
: Caries
Tidak
Stomatitis
: Ya
Tidak
Lidah kotor
: Ya
Tidak
Saliva
: Normal
Abnormal
Muntah
: Ya
Tidak
Tidak
Bising Usus
: ....x/menit
Diare
: Ya
Tidak
Konstipasi
: Ya
Tidak
e. Ekstremitas
Kesulitan dalam pergerakan
Ya
Tidak
Baik
Hipotoni
Kekuatan otot
:
:
Hypertoni
Atoni
f. Pemeriksaan penunjang
-
g. Terapi pengobatan
(Terapi yang diberikan merupakan hasil kolaborasi dengan
dokter)
27
Mekanisme koping
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada pasien flu
burung tanpa ABN yang dirawat di ruang isolasi:
-Bersihan jalan napas tidak efektif
-Gangguan pertukaran gas
-Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh
-Resiko tinggi penularan infeksi
-Intoleransi aktifitas
-Nyeri
-Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
-Ansietas
2. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada pasien flu
burung dengan ABN ventilator yang dirawat di ruang ICU:
-Pola nafas tidak efektif
-Jalan nafas tidak efektif
-Penurunan cardiac output
-Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
-Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
-Gangguan pemenuhan ADL
-Gangguan komunikasi verbal
-Resiko tinggi penyebaran infeksi
-Cemas
28
Diagnosis Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak
efektif
b.d
peningkatan
produksi sputum, penurunan energi, kelemahan
DS :
DO :
o Ronki
o Mengi
o Jalan
napas
terdapat
sekret
o Bunyi napas tidak normal
: ..
o Frekuensi
napas
:
x/menit
Intervensi keperawatan
Kaji frekuensi / kedalaman
pernapasan & gerakan dada
sedikitnya
Bantu
mengawasi
penggunaan nebulizer.
efek
Rasional
Takipnea,
pernapasan
dangkal dan gerakan
dada
tidak
simetris
karena ketidaknyamanan
gerakan dinding dada.
Penurunan aliran udara
terjadi
pada
area
konsolidasi
dengan
cairan
Batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan napas
secara alami
Merangsang batuk atau
pembersihan
secara
alami
Cairan
yang
hangat
memobilisasi
dan
mengeluarkan sekret
Memudahkan
pengenceran
dan
pembuangan sekret
Obat untuk menurunkan
spasme bronkus dengan
mobilisasi sekret
Manifestasi
distress
pernapasan tergantung
pada derajat keterlibatan
paru
dan
status
kesehatan umum
29
Observasi
warna
kulit,
membran mukosa dan kuku,
catat adanya sianosis
Awasi suhu tubuh, bantu
tindakan kenyamanan untuk
menurunkan demam
Resiko
tinggi
penularan
infeksi b.d proses penyakit
Observasi
penyimpangan
kondisi,
catat
hipotensi,
banyaknya jumlah sputum,
perubahan
tingkat
kesadaran.
Berikan terapi O2 dengan
benar
Awasi AGD dan Saturasi
Oksigen
dengan
pulse
oksimeter
Pantau ketat tanda-tanda
vital, khususnya pada awal
terapi
Anjurkan
pasien
memperhatikan pengeluaran
sputum
dan
melaporkan
perubahan warna, jumlah
dan bau sputum
Cegah penyebaran infeksi
dari pasien lain, keluarga
dan
petugas
kesehatan
dengan
mencuci
tangan
secara konsisten sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien serta menggunakan
APD
30
Kolaborasi pemberian
mikrobakterial
4
Intoleran
aktifitas
b.d
kelemahan,
ketidak
seimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2
Peningkatan
aktifitas
dengan
kriteria hasil:
o Menunjukan
peningkatan
toleransi terhadap aktivitas
o Tanda vital dalam rentang
normal
anti
Evaluasi
respon
pasien
terhadap aktivitas, catat
laporan
dispnea,
peningkatan kelemahan
Berikan lingkungan tenang
dan
batasi
pengunjung
selama fase akut sesuai
indikasi
Bantu pasien memilih posisi
nyaman
untuk
istirahat/
tidur
Bantu perawatan diri yang
tidak dapat dilakukan pasien
Nyeri
b.d
inflamasi
parenkim
paru,
batuk
menetap
Kolaborasi
pemberian
analgesik dan antitusif
Gangguan
pemenuhan
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
b.d
peningkatan
kebutuhan
metabolik
sekunder,
anoreksia,
distensi abdomen
Kebutuhan
nutrisi
pasien
terpenuhi
selama
perawatan
dengan kriteria hasil:
o Menunjukan peningkatan berat
badan
o Menunjukan peningkatan nafsu
makan
o Makan habis 1 porsi
o Tidak ada mual muntah
31
Bising
usus
mungkin
menurun
bila
proses
infeksi berat
Meningkatkan masukan
meskipun nafsu makan
lambat untuk kembali
Mengurangi rasa mual
Menghilang rasa tidak
enak dan bau mulut
Mengetahui
perkembanganm status
nutrisi
Peningkatan suhu atau
demam
meningkatkan
laju metabolik melalui
evaporasi
Merupakan
indikator
langsung
keadekuatan
volume cairan
Adanya
gejala
ini
menurunkan
masukan
oral
Menurunkan
resiko
dehidrasi
32
Diagnosis Keperawatan
Pola napas tidak efektif b.d
fatique, perubahan ratio
O2/CO2 ditandai dengan :
DS : DO :
- Pola napas
menggunakan ventilator
dengan mode Pressure
Control, PEEP > 5 Cm
H2O
- Hasil foto toraks :
pneumonia
(perburukan)
Intervensi keperawatan
Kaji ulang penyebab gagal
napas
Rasional
Pemahaman
penyebab
masalah
pernapasan
penting
untuk
menentukan kebutuhan
ventilasi dan tipe paling
tepat
dukungan
ventilator
Pasien dengan ventilator
dapat
mengalami
hiperventilasi
sebagai
upaya
memperbaiki
status oksigenasi
Memberikan
informasi
mengenai
distribusi
volume ke paru kanan
kiri
baik/tidak,
dan
evaluasi makin berat
Perubahan
simetrisitas
menunjukan
tidak
tepatnya posisi ETT atau
terjadinya barotrauma
Penyesuaian dibutuhkan
pada
Volume
Tidal,
frekuensi
pernapasan
atau
apakah
pasien
memerlukan obat sedasi
untuk
mensinkronkan
dengan
program
ventilator
jika
pasien
mengalami fighting
33
Kolaborasi
Kaji seting ventilator dan
sesuaikan
dengan
pola
ventilator
sesuai
kondisi
pasien
Observasi konsentrasi
(FiO2) yang diberikan
2
O2
DS : DO :
- Ronki +/+, mengi +/+
- Alarm ventilator berbunyi
- Jalan
napas
terdapat
sekret (kental)
- Hasil pemeriksaan AGD
tidak normal
34
35
Hidrasi
cukup
kebutuhan
sesuai
Kolaborasi:
Lakukan chest fisioterapi
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit:
Kurang dari kebutuhan
tubuh b.d hipertermi
DS : DO :
- Turgor kulit
- Balance cairan
- Capillary refill < 3 detik
Pemberian
obat
bronkodilator mukolitik
Tindakan bronchoscopy
Pantau
suhu,
pernapasan pada
teratur
nadi,
interval
36
Kolaborasi:
Pemberian cairan
dan parenteral
enteral
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d.
Intake yang tidak adekuat,
ditandai dengan
DS : DO :
-BB :kg, TB :cm
-Pasien terlihat kurus
-Pasien terpasang NGT
-Hasil pemeriksaan elektrilt
tidak normal
Kaji
kebiasaan
diet,
masukan makanan saat ini
mengevaluasi berat badan
dan ukuran tubuh
Auskultasi bising usus
Mencegah
terjadinya
dehidrasi
yang
akan
meningkatkan
suhu
tubuh.
Mengurangi
demam
dengan aksi sentral di
hipotalamus.
Untuk mengetahui status
nutrisi, kebiasaan makan
pasien sebelum sakit
Penurunan bising usus
menunjukkan penurunan
motilitas
gaster
dan
konstipasi
yang
berhubungan
dengan
pembatasan pemasukan
cairan, pilihan makanan
buruk,
penurunan
aktivitas dan hipoksemia
Untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi
Menghindari
terjadinya
iritasi
dalam
saluran
pencernaan.
Meningkatkan
kenyamanan
dan
kebersihan diri pasien.
Membantu meningkatkan
sirkulasi peredaran darah
dan mencegah terjadinya
kontraktur
pada
muskuloskeletal.
Gangguan komunikasi
verbal b.d. Adanya
pemasangan ETT dan
ventilasi mekanik, ditandai
dengan :
DS : DO :
- Pasien terpasang ETT dan
ventilasi mekanik
- Pasien mendapat terapi
pengobatan relaksan
37
Mencegah
terjadinya
atropi otot.
Melatih
keseimbangan
tubuh.
Mencegah
terjdinya
dekubitus
Ajar lebih tepat untuk
komunikasi
Melalui bahasa isyarat
dan tulisan pasien tetap
dapat berkomunikasi
Dengan semua sarana
komunikasi yang jelas
dan adanya
komitmen
perawat-pasien
Agar semua tim yang
bekerja siap membantu
bila diperlukan
Mempertahankan
pola
komunikasi
keluarga
pasien tetap harmonis
Teknik mencuci tangan
penting
dalam
mengurangi
transien
lapisan luar kulit.
Menghindari penyebaran
infeksi
Menghindari pertumbuhan virus dalam sirkuit.
Menghindari
masuknya
air dalam sirkuit ke paru
melalui ETT.
Cemas b.d.
prosedur
infasif yang dilakukan pada
pasien.
DS :
- Keluarga
menanyakan
tentang penyakit yang
diderita pasien.
DO :
- Keluarga
bertanya
mengenai
alat
yang
terpasang pada pasien.
- Keluarga pasien tampak
cemas dan gelisah.
- Pasien terlihat gelisah
Program
pengobatan
dan
keperawatan pasien efektif baik
di RS dengan kriteria hasil :
Setelah diberikan penjelasan,
demonstrasi, tanya jawab dan
diskusi melalui beberapa kali
pertemuan keluarga dan pasien
dapat mengerti dan memahami
manfaat alat yang terpasang
pada pasien.
38
Kolaborasi :
Pemberian antibiotik
Pemeriksaan kultur darah,
sputum dan sputum
Kontrak
waktu
dengan
keluarga mengenai kapan
dilaksanakan
pendidikan
kesehatan
Gali
sejauh
mana
pemahaman,
pengetahuan
keluarga mengenai manfaat
alat yang terpasang pada
pasien.
Beri
pengertian
kepada
pasien dan keluarga tentang
manfaat pemasangan ETT.
Dengan
kontrak
dan
tujuan yang jelas serta
kesepakatan
pasienperawat
dalam
kerjasama
mencapai
tujuan
Dengan
mengetahui
sejauh mana pengetahuan keluarga tentang alat
yang
terpasang
pada
pasien
mengurangi
kecemasan.
Dengan
mengetahui
manfaat
pemasangan
ETT pasien dan keluarga
tidak merasa cemas.
39
menunjukan
adanya
gangguan
nutrisi,
cairan,
dan
elektrolit
5. Aktivitas kembali normal
6. Tidak menunjukan kecemasan
7. Tidak terjadi penyebaran infeksi baik di dalam tubuh pasien
maupun orang lain
40
BAB VI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
tentang
universal
precautions
secara
umum,
kemudian
dan CDC
tentang kewaspadaan
alat-alat yang
dengan pasien
Gunakan peralatan
41
4. Kewaspadaan airborne
Tempatkan pasien di ruang isolasi airborne,
Gunakan masker N95 bila memasuki ruang isolasi.
B. Ruang perawatan isolasi
Untuk mencegah penyebaran virus flu burung di rumah sakit, semua
pasien flu burung mulai dari kasus suspek hingga kasus terkonfirmasi
harus dirawat di ruang isolasi
(strict barrier).
Ruang Perawatan isolasi terdiri dari :
Stasi perawat
Ruang dekontaminasi
Udara
harus
dibuang
keluar,
atau
diresirkulasi
dengan
42
mungkin). Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah
infeksius. Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai gunakan penampung dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable).
Setiap ruang isolasi harus dilengkapi dengan peralatan seperti yang
tercantum dalam lampiran 8.
C. Standar Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD)
1. Mengenakan pakaian pelindung
a. Persiapan sarana
Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai
ukuran badan.
Sepatu
43
sabun
dan
balik-balikan
secukupnya
dalam
44
G
KETERANGAN
A. Gosokkan kedua telapak tangan
B. Gosok punggung dan sela sela jari tangan kanan dengan tangan
kiri dan sebaliknya
C. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan
D. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
E. Gosok ibu jari kanan berputar dalam genggaman tangan kiri dan
lakukan sebaliknya
F. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kiri di telapak
tangan kanan dan sebaliknya
G. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan
kanan dan lakukan sebaliknya.
d. Sebelum
petugas
masuk
kedalam
ruang
45
perawatan
pasien,
Sarung tangan
Apron plastik
Masker
Pedo
oman Penatalaksanaa
an Flu Burung di Rum
mah Sakit
46
CON
NTOH DAN CARA PEMAKAI
P
IAN ALAT
T PELIND
DUNG DIR
RI (APD)
Cata
atan :
Untuk virus
v
flu burung gunakan
g
masker N95.
N
Apabila
a baju pelindun
ng tidak ada, gunakan jas hujan
dimana
a bagian dalam menjadi
m
ba
agian lua
ar.
Kacamata pelin
ndung dapat dig
gantikan dengan kacama
ata
renang
g.
47
Dekontaminasi
Pembersihan
Kaca
mata
pelindung
dan penutup
wajah.
Lap
dengan
larutan klorin 0,5
% setelah setiap
prosedur.
Linen
(kap,
masker, baju
cuci,
gaun
penutup)
Apron
(plastik atau
karet
yang
berat)
Lap
dengan
larutan klorin 0,5
%. Bilas dengan
air bersih.
Alas
kaki
(sepatu karet
atau sepatu
bot)
Lap
dengan
larutan klorin 0,5
%. Bilas dengan
air bersih.
Gaun bedah,
duk linen dan
pembungkus
Desinfeksi
Tingkat
Tinggi
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Lebih
diinginkan
Sterilisasi
48
Mencuci tangan,
Sama dengan langkah cuci tangan saat akan menggunakan
pakaian pelindung.
49
F. Memroses Linen
-
sebagai
infeksius,
sekalipun
tidak
tampak
adanya
kontaminasi.
-
50
terhadap
jenazah
dan
penghapus-hamaan
diperlukan
untuk
memandikan
jenazah
(air
pencuci
51
52
BAB VII
SISTEM RUJUKAN
Flu
burung
yang
penatalaksanaannya
merupakan
New
membutuhkan
Emerging
metode,
Disease
sarana,
dalam
fasilitas
dan
rujukan
yang
baik
dapat
meningkatkan
keberhasilan
bahwa
tidak
semua
sarana
pelayanan
kesehatan
53
kondisi
pasien
transportasi
dipergunakan,
adalah
yang
ambulans
khusus :
-
Dapat didesinfeksi
Tersedia stretcher
Tersedia alat - alat medis & obat untuk Bantuan Hidup Dasar.
54
Kondisi pasien
Prinsip stabilisasi pasien selama dirujuk
Airway
Apabila
diperlukan
intubasi
lakukan
pemeriksaan
Berikan 02 100%
Breathing
Dilakukan
Circulation
pemasangan
infus
untuk
mencegah
Lakukan
Disability
pemeriksaan
ulang,
serta
pemeriksaan
kejang.
Pemeriksaan
laboratorium
termasuk
Exposure
and
Environment
G
Pemasangan
Gastro
Renal
untuk
mencegah
dekompresi
gaster.
Intestinal
R
NGT
&
55
Petugas :
B. Rujukan Spesimen
Mengumpulkan atau mengangkut bahan spesimen klinis sebaiknya
mengikuti dengan benar penerapan Kewaspadaan Standar upaya
perlindungan untuk meminimalisasi pajanan.
Bahan spesimen yang akan dikirim sebaiknya diletakkan di dalam
wadah spesimen anti bocor yang memiliki penutup tersendiri untuk
bahan spesimen tersebut (yaitu tempat plastik bahan spesimen
biohazard). Petugas yang membawa bahan hendaknya dilatih untuk
penanganan yang aman dan prosedur dekontaminasi jika terjadi
tumpahan.
Rumah sakit harus memberitahu laboratorium yang akan menerima
bahwa bahan spesimen tersebut sedang dalam perjalanan. Bahan
spesimen sebaiknya dikirimkan dan diserahkan langsung kepada
petugas yang memeriksa. Sistem tabung pneumatik tidak digunakan
untuk membawa bahan spesimen.
Sebaiknya dibuat suatu daftar nama petugas yang telah menangani
bahan spesimen dari pasien yang sedang di investigasi untuk suatu
penyakit menular.
56
57
BAB VIII
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
A. Sistem Pembiayaan
Dengan keterbatasan dana yang ada pada Pemerintah Pusat dan
berkembangnya era Otonomi Daerah, maka pembiayaan pasien flu
burung menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah Pusat
(dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan RI) dan Pemerintah
Daerah.
Pembiayaan yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan
RI tertuang dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
756/MENKES/SK/IX/2006
Tentang
Pembebasan
Biaya
Pasien
Penunjang
(pemeriksaan
Laboratorium
dan
transportasi
dan
Radiologi);
4. Obatobatan dan bahan habis pakai;
5. Biaya rujukan; dan
6. Pemulasaran
penguburan).
Jenazah
(peti
jenazah,
58
beragam
(sehingga
pemahaman
dan
reaksi
masyarakat
59
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
proses
menegakkan
diagnosis
flu
burung
diperlukan
Alat
Perlindungan
Diri
(APD)
pada
pasien
60
hidup
maupun
setelah
meninggal
dunia.
khusus
sesuai
kewaspadaan
standar
dengan
tetap
Status
Umur
Jenis Kelamin
(KTP/SIM/Paspor/.......)
................., ....- .....- 20...
Pasien / Keluarga
(nama lengkap)
(nama lengkap)
Keluarga / Saksi
Perawat
(nama lengkap)
(nama lengkap)
61
C. Pelaporan
1. Formulir Pelaporan ( resume harian, rekap akhir)
a. Pelaporan Harian.
Pada saat ditemukan pasien Suspek flu burung di sarana
pelayanan kesehatan, maka agar dapat dilakukan verifikasi
dan penetapan jumlah penderita flu burung dengan cepat
diperlukan suatu sistem pelaporan cepat dari rumah sakit ke
Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Propinsi serta ke Posko flu
burung Ditjen P2PL yang selanjutnya diteruskan kepada
Ditjen Bina Yanmed dan Menteri Kesehatan. Formulir ini
digunakan untuk kepentingan surveilans.
Laporan Harian dikirim ke alamat :
POSKO PENANGGULANGAN FLU BURUNG DEPKES RI
Gedung Ditjen P2PL Depkes RI
Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat
Telepon / Fax : 021-4257125
b. Pelaporan Bulanan
Rumah Sakit membuat laporan bulanan kasus flu burung
guna
pelayanan.
Laporan Bulanan dikirim ke alamat :
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
c/q : Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar
Gedung Depkes Lantai V Blok B Ruang 508
Jalan HR Rasuna Said Blok X5 Kav. No. 4-9
Jakarta Selatan 12850
Telepon : 021-5222430 Fax : 021-52902046
62
2. Alur pelaporan
Pelaporan dibuat berjenjang dari rumah sakit yang menemukan
kasus sampai pada menteri kesehatan. (sesuai bagan terlampir)
MENKES
DITJEN BINA
YANMED
POSKO FB
DITJEN P2PL
DINKES
PROP dan
KAB/KOTA
RUMAH SAKIT
KET :
BULANAN
HARIAN
63
NO
NAMA
UMUR
L
ALAMAT
TGL
ASAL
RIW.
M
A
S
U
K
R
U
J
U
K
A
N
KONTAK
GEJALA KLINIS
S B
U A
H T
U U
K
S P
K I
T L
. E
T K
E
N
G
G
O
R
O
K
S
E
S
A
K
D L
I A
A I
R N
E L
A
I
N
Catatan :
1. Laporan dikirim setiap hari kerja selambat-lambatnya jam 14.00 waktu setempat
2. Keterangan dapat diisi dengan keadaan pasien meninggal/hidup/mati
LABORATORIUM
L
E
U
K
O
S
I
T
T
R
O
M
B
O
S
I
T
L
I
M
F
O
S
I
T
H
I
R
T
P
C
R
P
O
S
T
M
O
R
T
E
M
L
A
I
N
L
A
I
N
R
A
D
I
O
L
O
G
I
Penanggung Jawab
TTD
T
E
R
A
P
I
KET
64
NO
IDENTITAS
RIWAYAT
KONTAK
GEJALA
KLINIS
WAKTU
MASUK
RS
PEMERIKSAAN
FISIK
LAB
RADIOLOGI
TERAPI &
TINDAKAN
POST
MORTEM
KET
PENANGGUNG JAWAB
65
BAB IX
NASEHAT UNTUK PASIEN DAN KELUARGA
A. BAGI KELUARGA PASIEN (BUDAYA HIDUP SEHAT)
1. Peralatan Rumah Tangga
Seluruh peralatan rumah tangga yang terkena cairan tubuh pasien
harus dibersihkan dengan sabun dan desinfektan.
2. Lantai.
Bersihkan lantai sesering mungkin (setiap hari sesuai kebutuhan)
dengan lap basah, deterjen, dan air. Pakailah deterjen jika ada
kontaminasi, seperti darah atau percikan cairan tubuh lain seperti
yang diuraikan di bawah.
Pel
basah
adalah
alat
paling
umum
dan
dianjurkan
untuk
membersihkan lantai.
-
Teknik
dua
ember
satu
ember
mengandung
larutan
pembersih, satu lagi mengandung air untuk bilas. Kain pel selalu
diperas dahulu sebelum dicelup ke dalam larutan pembersih
sehingga dapat menghemat tenaga dan bahan.
-
3. Kamar Mandi / WC
Bersihkan sesering mungkin dengan pel khusus, sikat, dan gunakan
larutan pembersih desinfektan.
4. Kamar pasien.
Bersihkan
setiap
hari
dan
sewaktu
pasien
pulang,
dengan
65
Kumpulkan
kain
kotor
setiap
hari
dalam
66
kontainer
tertutup
antibocor.
6. Sampah dan Tempat Sampah
Kumpulkan sampah setiap hari, hindari sampah berserakan.
Bersihkan tempat sampah yang terkontaminasi sesudah setiap
dikosongkan. Bersihkan tempat sampah bersih sekurang-kurangnya
satu kali seminggu. Pakailah larutan pembersih desinfektan dan
sikat untuk menghilangkan material organis dan kotoran lainnya.
c. Jangan membawa unggas yang hidup atau mati dari satu tempat
ke tempat lain walau anda yakin unggas anda sehat.
d. Tangani unggas yang terjangkit di daerah tersebut.
e. Jangan sajikan unggas dari daerah terjangkit.
f. Jika anda tidak sengaja kontak dengan unggas:
Cuci tangan anda secara benar dengan sabun dan air setelah
kontak
66
67
kali,
segera
beritahu
yang
berwenang
dan
yang
ayam
akan
areal
peternakan
dan
kandang
67
68
yang
sakit
seperti
flu
harus
memperhatikan
tindakan
pencegahan tambahan.
68
69
pencegahan
yang
dapat
dilakukan
ketika
akan
69
70
70oC)
tidak
akan
menularkan
flu
burung
kepada
konsumen.
c. Pada umumnya, semua makanan harus dimasak sampai matang
pada suhu 70oC atau lebih.
70
71
BAB X
PENUTUP
ini
dimaksudkan
untuk
memberikan
acuan
bagi
tenaga
ini
perlu
disosialisasikan
ke
seluruh
Sarana
Pelayanan
petugas
kesehatan
di
Rumah
Sakit
pedoman
ini
dapat
71
72
DATANG SENDIRI
Tanpa RISTI
DATANG SENDIRI
Dengan RISTI
RUJUKAN
TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN
POLIKLINIK :
- Umum
- Paru
- P. Dalam
- Anak
TRIAGE
IRD
SUSPEK
FLU BURUNG
Tidak
RAWAT
JALAN / INAP
Ya
Berikan
Oseltamivir
Kirim ke Rumah
Sakit Rujukan FB
72
73
DATANG SENDIRI
Tanpa RISTI
DATANG SENDIRI
Dengan RISTI
RUJUKAN
TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN
POLIKLINIK :
- Umum
- Paru
- P. Dalam
- Anak
TRIAGE
IRD
SUSPEK
FLU BURUNG
Tidak
RAWAT
JALAN / INAP
Ya
RAWAT
INAP
ISOLASI
Alur
Penatalaksanaan
Medis
73
Lampiran
3.
Tabel
panduan
pemberian
74
antibiotik
untuk
pneumonia
Rawat jalan
Fluorokuinolon respirasi iv
Fluorokuinolon respirasi iv
Catatan :
Yang termasuk dalam faktor modifikasi adalah :
C. Pneumokokus resisten terhadap Penisilin
74
Pecandu alkohol
75
E. Pseudomonas aeruginosa
Bronkiektasis
Gizi kurang
75
76
Usap nasofaring
Bilasan nasofaring
Usap orofaring
untuk
menghindari
terjadinya
benturanbenturan
pada
76
Spesimen
yang
diambil
dapat
berupa
77
bilasan
bronkoalveolar,
77
78
informasi
nama
pasien,
umur,
jenis
kelamin,
tanggal
(S
Gunakan
material
pendukung
di
selasela
wadah
yang
Dalam wadah yang pertama tidak boleh berisi lebih dari 500 ml
atau 500 gram bahan.
78
79
79
80
Kode
Propinsi
JENIS
PASIEN
Kode
kab/ kota
Umur
dlm thn
Jenis
kelamin
Nomor
Keterangan
Jenis pasien : C = Kasus K = Kontak S = Survei
Kode Propinsi, Kode Kab / Kota liaht di lampiran no Epid
Jenis kelamin : L = laki-laki P = Perempuan
Nomor Sampel
Nomor kasus
Jenis
sampel
Sampel
keberapa
80
81
Lampiran 6.
Manajemen
Tindakan
Keperawatan
Pada
Penatalaksanaan
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
2. MANAJEMEN CAIRAN
Definisi:
Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi dari
abnormalitas status cairan
Aktifitas:
81
82
Berikan terapi IV
Monitor
efektifitas
ventilasi
mekanik
pada
status
psikologik/fisiologik pasien
82
83
keseimbangan
asam
basa
dan
mencegah
83
84
Monitor determinan
84
85
:...................................................................
Umur
Jenis Kelamin
:..................... ( L / P )
Alamat
:Jln... No
Rt. Rw .
Kelurahan
:.
Kecamatan :..
Tanggal mulai sakit
: .
85
86
( nama terang )
86
87
: .................................
NIP
: .................................
Jabatan
: .................................
Instansi
: .................................
: .................................
Umur
: .................................
Jenis Kelamin
: .................................
Alamat
: .................................
Pekerjaan
: .................................
surat
keterangan
ini
dibuat
agar
dapat
dipergunakan
sebagaimana mestinya.
........................, ..../..../20....
(Nama Lengkap)
NIP.................
* Coret yang tidak perlu
87
88
Ambulan
R. Dekontaminasi di IGD
Triase (IGD)
Gedung Isolasi
R.Rawat Pasien
Terkonfirmasi
R.Rawat Pasien
Suspek
R.Rawat Pasien
Probabel
88
89
R. Tunggu
Pasien
R. Tunggu
Pasien
R.Adm.
Internal
R. Antara /
Transfer
Chamber /
Air-Lock
R.Rekam
Medik
Internal &
Diskusi
Clean
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Air Curtain
Stainless Steel
Sink
Waste
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Sirkulasi
R. Rawat
Air Curtain
Minimal
120 cm
Sirkulasi
R. Rawat
Air Curtain
Air Curtain
Air Curtain
IV Ceiling-Track
Hand-dryer
Stainless Steel
Sink
R. Antara -1
(;Pre-Preparation Rm.)
Modular
Tt-PROBABLE
Air Curtain
Modular
Tt-CONFIRM
Air Curtain
Hand-dryer
Room Cabinet
w/Flat Top
Km/Wc Pria
Air Curtain
R Lab
Km/Wc
Wanita
R. Antara -2
(;Preparation Rm)
Air Curtain
Clean
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Stainless Steel
Sink
Modular
Tt-SUSPECT
Sirkulasi
R. Rawat
Air Curtain
Minimal
120 cm
Sirkulasi
R. Rawat
Air Curtain
Air Curtain
Air Curtain
IV Ceiling-Track
Hand-dryer
Stainless Steel
Sink
R. Antara -1
(;Pre-Preparation Rm.)
Air Curtain
Waste
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Modular
Tt. CONFIRM
Air Curtain
Hand-dryer
Room Cabinet
w/Flat Top
R. Antara -2
(;Preparation Rm)
Air Curtain
Air Curtain
Air Curtain
R.Loker
Petugas
R.Transfer
Dirty
Utility &
Linen
Air Curtain
Clean
Storage
(Linen,
Equipment
&
Medicine)
Clean
Storage
Air Lock /
Tranfer
Chamber
R.Spoelhoeck &
Desinfektanisasi
Model Varian
Tata-Ruang Dalam R.Isolasi
R.KM/WC
Petugas
Skala Garis
0
200
400
600
2m
4m
6m
89
90
Minimal (l)
Modular
400 cm
Minimal (l)
Modular
150 cm
Minimal (l)
Modular
400 cm
Clean
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Minimal (p)
Modular
300 cm
Stainless Steel
Sink
IV Ceiling-Track
Hand-dryer
R. Antara -2
(;Preparation Rm)
Waste
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Minimal (p)
Modular
400 cm
Hand-dryer
R. Antara -1
(;Pre-Preparation Rm.)
Room Cabinet
w/Flat Top
Stainless Steel
Sink
Minimal
Sirkulasi
240 cm
(Max. Bed Length in the
Medical Equipment
Market is + 2352mm at
Feb,2006)
Sirkulasi
R. Rawat
Minimal
120 cm
Minimal (p)
Modular
200 cm
Model Varian - 1
Tata-Ruang Dalam pada area R. Perawatan
Isolasi, R. Foyer Air-Lock Petugas dan Nurse
Station untuk R.Perawatan dengan BSL-2
Skala Garis
0
200
400
600
2m
4m
6m
90
91
Minimal (l)
Modular
150 cm
Minimal (l)
Modular
300 cm
Minimal (l)
Modular
300 cm
Exhauster Shaft
Air Curtain
Hand-dryer
Stainless Steel
Sink
Clean
PPE-Cabinet
w/Flat Top
IV Ceiling-Track
Air Curtain
Handdryer
R. Antara
Petugas
(; Air Lock
Foyer for
Medical Staff )
Air Curtain
Minimal (p)
Modular
300 cm
Air Curtain
Modular
R. Rawat
Stainless
Steel
Sink
Waste
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Room Cabinet
w/Flat Top
Room Cabinet
w/Flat Top
Minimal
Sirkulasi
240 cm
(Max. Bed Length in the Medical
Equipment Market is + 2352mm at
Feb,2006)
Air Curtain
Sirkulasi
R. Rawat
Minimal
120 cm
Minimal (p)
Modular
200 cm
Model Varian - 2
Tata-Ruang Dalam pada area R. Perawatan
Isolasi, R. Foyer Air-Lock Petugas dan Nurse
Station untuk R.Perawatan dengan BSL-3.
Skala Garis
0
200
400
600
2m
4m
6m
91
92
Minimal (l)
Modular
300 cm
Minimal (l)
Modular
150 cm
Minimal (l)
Modular
300 cm
Exhauster Shaft
High Volume 15" Exhauster
Km/WC
Air Curtain
R. Antara Km/WC
Air Curtain
Hand-dryer
Air Curtain
IV Ceiling-Track
Modular
R. Rawat
Stainless Steel
Sink
Air Curtain
Room Cabinet
w/Flat Top
Minimal (p)
Modular
200 cm
Air Curtain
R. Antara
Petugas
(; Air Lock
Foyer for
Medical Staff )
Air Curtain
Minimal
Sirkulasi
240 cm
(Max. Bed Length in
the Medical
Equipment Market
is + 2352mm at
Feb,2006)
Handdryer
Waste
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Minimal (p)
Modular
300 cm
Clean
PPE-Cabinet
w/Flat Top
Stainless
Steel
Sink
Air Curtain
Sirkulasi
R. Rawat
Minimal
120 cm
Model Varian - 3
Tata-Ruang Dalam pada area R. Perawatan
Isolasi, R. Foyer Air-Lock Petugas dan Nurse
Station untuk R.Perawatan dengan BSL-3.
Skala Garis
0
200
400
600
2m
4m
6m
92
93
R.Antara
/Persiapan
/TC
R. Perawatan
Isolasi
DENAH SKEMATIK
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
UV-Lamp Set
Indoor Unit
(min) 1 Pk
(Bergantung Besaran
Ruangan)
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
Selasar
R.Perawatan Isolasi
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
45,00 cm
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
Pre / EPA Filter Set
45,00 cm
UV-Lamp Set
77,50 ~ 102,50 cm
45,00 cm
80,00 ~ 85,00 cm
UDARA KOTOR
RUANGAN KELUAR
(; ROOM WASTE
AIR-OUTLET)
UDARA BUANGAN BERSIH
STERILISATOR UDARA
(;STERISATOR CLEAN WASTE
AIR-OUTLET)
375,00~400,00 cm
UDARA BERSIH
RUANGAN MASUK
(; ROOM CLEAN
280,00 cm AIR-INTAKE)
UDARA KOTOR
RUANGAN KELUAR
(; ROOM WASTE
AIR-OUTLET)
10,00 cm
17,50 cm
EKSHAUS 15 Inch
(;15" High Vaccum
Exhauster)
93
94
Nama Alat
Alat Kedokteran/Keperawatan/Kesehatan
1.
21.
Bronkoskopi
TT 3 Posisi + matras
Ventilator
Bed Side Monitor
Analisis Gas Darah
Mobile X Ray
Ultra Violet Lamp
APD (Alat Perlindungan Diri)
Nebulizer
Intubasi set
Oxgen Consentrator Complete with Accessories
Infusion Pump
Syringe pump
EKG 12 Channel
Defribilator
Automatic Film Processor
Vena Sectie
Sterilasator Kering
Suction Pump
Central Monitor
Stretcher
22.
Manometer O2 central
23.
Tensimeter
24.
Stethoscope
25.
Termometer
26.
Standar Infus
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
II
APD
1.
Baju Operasi
2.
Gaun/Jas Operasi
3.
Sepatu Boot
4.
No.
Nama Alat
5.
Masker Bedah
6.
Masker N95
7.
8.
9.
94
Apron Plastik
Alat Rumah Tangga
1.
2.
Lemari Pakaian
3.
4.
5.
AC / Kipas Angin
6.
IV
95
1.
Desinfektan
2.
Sabun
3.
Tisu
4.
Plastik Sampah
95
96
96
97
penyakit
yang
lengkap
pasien-pasien
tetapi
untuk
97
98
7 hari
Pemaparan
H5N1
pada
hewan
atau
manusia
telah
dicurigai
atau
Konsumsi bahan baku atau produk ternak ayam yang tidak dimasak
sempurna dalam wilayah dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan
atau manusia telah dicurigai atau dikonfirmasi dalam bulan terakhir.
Kontak
dekat
dengan
seekor
binatang
yang
telah
dikonfirmasi
98
99
dari
hasil-hasil
berikut
ini
yang
dilaksanakan
dalam
suatu
akut (diambil 7 hari atau setelah gejala penyakit mulai) dan suatu
spesimen serum konvalesen.
99
100
100
101
Menimbang:
Mengingat:
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1372/Menkes/SK/IX/2005 tentang Penetapan Kondisi
Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza);
101
102
8.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1371/Menkes/SK/IX/2005 tentang Penetapan Flu Burung
Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah serta
Pedoman Penanggulangannya;
9.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Kesatu
KEPUTUSAN
MENTERI
KESEHATAN
TENTANG
PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENDERITA FLU
BURUNG DI RUMAH SAKIT.
Kedua
Ketiga
Keempat
102
103
Kelima
Keenam
Ketujuh
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Jakarta
: 20 September 2006
103
104
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor
: 756/MENKES/SK/IX/2006
Tanggal
: 20 September 2006
A. PENDAHULUAN
Konsensus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UndangUndang Dasar 1945
pasal 28 H dan UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara.
Karena itu, setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur
agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya.
Saat ini salah satu penyakit yang mengancam hak fundamental masyarakat untuk
hidup sehat adalah penyakit Flu Burung. Penyakit ini menyerang sistem
pernafasan dengan angka kematian yang sangat tinggi (>50 %), penyebabnya
adalah virus Influenza A subtipe H5N1
104
105
rujukan dan penguburan merupakan hal yang sangat penting untuk ditata secara
baik, mengingat tingginya biaya yang dibutuhkan selama pasien dirawat di rumah
sakit.
B. TUJUAN
Umum
:
Mempercepat penanganan pasien Flu Burung.
Khusus
1.
2.
3.
105
106
106
107
FORM 1:
REKAPITULASI PASIEN PENDERITA FLU BURUNG
Propinsi
Kabupaten/Kota
Rumah Sakit
No.
Nama Penderita
:
:
:
No
Rekam
Medik
Umur
Sex
L/P
Alamat
Rawat
Inap
Jalan
Biaya
Lab
Biaya
Radiologi
Biaya
Rujukan
Diagnosa
Ambulans
Jenasah
Peti
Jenasah
Jumlah
TOTAL
...........,
..200
Mengetahui
Direktur RS .
()
()
107
KET
108
FORM 2
CONTOH:
KWITANSI
SUDAH TERIMA
: (kosongkan saja)
BANYAKNYA UANG
: .
UNTUK PEMBAYARAN
Jumlah Rp.
Direktur Rumah Sakit
Materai 6000
Tandatangan / Stempel
Nama jelas / NIP
108
109
REFERENSI
1. World
Health
Organization,
Western
Pacific
Region.
Avian
109