Anda di halaman 1dari 6

KARBOHIDRAT

A. PRINSIP
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid/keton yang mempunyai rumus umum C n(H2O)m.
Karbohidrat mumnya digolongkan menjadi mono sakarida, diskarida, oligosakarida dan
polisakarida.
Monosakarida merupakan karbohidrat yang mempunyai molekul paling sederhana dan
tidak bisa dihidrolisis serta mdah larut dalam air. Disakarida merupakan dua satuan
monosakarida. Pada hidrolisis disakarida akan terbentk komponen-komponen penyusunnya
yaitu dua molekul monosakarida. Polisakarida mempunyai susunan yang komplek dengan
berat molekul besar.
Praktikum karbohidrat bertujuan untuk mengetahui sifat umum dan sifat khusus dari
karbohidrat. Sifat fisik dilakukan dengan cara uji Kelarutan dan sifat kimia dilakukan dengan
uji Fehling, uji Benedict, uji Asam Pikrat.
Pada uji Kelarutan setiap sampel ditambah air, sedangkan pada uji kimia seriap sampel
ditambah pereaksi sesuai dengan uji yang digunakan.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari praktikum karbohidrat agar mengetahui sifat umm dan sifat khusus dari
karbohidrat. Sedangkan manfaat dari praktikum karbohidrat adalah praktikan dapat
mengetahui lebih dekat mengenai karbohidrat mulai dari sifat dan klasifikasinya dari yang
umum sampai ke yang khusus.
C. MATERI DAN METODE
C.1. Materi

Praktikum kimia dasar dengan materi karbohidrat dilakukan pada hari Minggu tanggal
28 Oktober 2012 pukul 07.00-09.00 di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas
Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
Alat yang digunakan dalam praktikum karbohidrat antara lain pipet tetes yng berfungsi
untuk mengambil suatu larutan, tabung reaksi yang berfungsi untuk tempat mereaksi suatu
larutan, rak tabung berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi, penjepit untuk menjepit tabung
reaksi saat dipanaskan, gelas beker sebagai tempat larutan dan kaki tiga serta bunsen.
Bahan yang digunakan dalam praktikum karbohidrat yaitu kertas lakmus, glukosa,
laktosa, maltosa, sirup, sukrosa, fruktosa, madu, larutan iodine, natrium hidroksida 10%,
natrium karbonat, etanol 75%, fehlng A, fehling B, asam pikrat, HCl pekat, H 2SO4 pekat,
HNO3 pekat, pereaksi benedict, dan pereaksi molish serta pereaksi tollens.
C.2. Metode
C.2.1. Uji Kelarutan
Menyiapkan tujuh tabung reaksi. Kemudian masukkan glukosa, fruktossa, madu,
laktosa, maltosa, sirup dan sukrosa. Selanjutnya menambahkan 10 tetes aquades ke setiap
tabung reaksi. Selanjutnya kita tutup dengan jari dan menggojognya dengna baik.
Membandingkan kelarutan masing-masing karbohidrat dan mencatat dalam lembar
pengamatan.
C.2.2. Uji Fehling
Menyiapkan tujuh tabung reaksi dan mengisi berturut-turut 10 tetes larutan laktosa,
fruktosa, sukrosa, glukosa, maltosa, madu, sirup,. Kemudin masing-masing tabung reaksi di
isi 5 tetes Fehling A dan Fehling B. Setelah itu mengojog tabung reaksi dengan baik.
Selanjutnya memanaskan masing-masing tabung reaksi dengan menjepit tabung reaksi
menggunakkn penjepit. Pemanasan dilakukan selama beberapa menit. Kemudian mengamati
perubahan yang terjadi dan mencatatnya dilembar pengamatan.
C.2.3. Uji Benedict
Menyiapkan enam tabung reaksi, secara berturut-turut memasukkan 10 tetes larutan
glukosa 2%, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa dan madu ke dalam tabung reaksi. Kemudian
menambahkan 10 tetes pereaksi benedict ke dalam seiap tabung reaksi dan menggojognya.
Selanjutnya memanaskan masing-masing tabung reaksi dengan menjepit tabung reaksi

menggunakkn penjepit. Pemanasan dilakukan selama beberapa menit. Kemudian mengamati


perubahan yang terjadi dan mencatatnya dilembar pengamatan.
C.2.4. Uji Asam Pikrat
Menyiapkan tujuh tabung reaksi, secara berturut-turut memasukkan 10 tetes larutan
glukosa 2%, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, sirup dan madu ke dalam tabung reaksi.
Kemudian menambahkan lartan asam pikrat jenuh dan sodium karbonat ke dalam seiap
tabung reaksi dan menggojognya. Selanjutnya memanaskan masing-masing tabung reaksi
dengan menjepit tabung reaksi menggunakkn penjepit. Pemanasan dilakukan selama
beberapa menit. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi dan mencatatnya dilembar
pengamatan.
D. PEMBAHASAN
D.1. Uji Kelarutan
Hasil uji kelarutan mengenai sifat fisik karbohidrat diperoleh sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Uji Kelarutan
Sampel
Warna
Bentuk
Glukosa
Jernih
Larutan
Fruktosa
Jernih
Larutan
Laktosa
Jernih
Larutan
Sukrosa
Jernih
Larutan
Madu
Jernih
Larutan
Sirup
Jernih
Larutan
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Keterangan
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air

Berdasarkan praktikum uji kelarutan diperoleh hasil bahwa glukosa, fruktosa, madu,
laktosa, sirup dan sukrosa larut dalam air ketiak ditambah dengan aquades dan warnanya
menjadi jernih. Hal ini membuktikan bahwa sampel mengandung karbohidrat karena
karbohidrat mudah larut dalam air. Hal ini sesuai dengan pendapat Fessenden dan Fessenden
(1997) bahwa karbohidrat mudah larut dalam air. Selain itu, hasil dari praktikum juga
menunujkkan bahwa semua sampel merupakan gugus monosakarida. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hawab (2003), yang menyatakan bahwa suatu senyawa karbohidrat biasanya
diakhiri dengan kata sakarida yang berati gula.

D.2. Uji Fehling


Hasil uji fehling mengenai sifat mereduki karbohidrat diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil PengukuranUji Fehling
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
Laktosa
+
Orange (terdapat endapan)
Sukrosa
Tetap
Glukosa
+
Merah bata (terdapat endapan)
Fruktosa
+
Merah bata (terdapat endapan)
Maltosa
+
Merah bata (terdapat endapan)
Madu
+
Merah bata (terdapat endapan)
Sirup 2%
+
Merah bata (terdapat endapan)
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji fehling diperoleh hasil bahwa, bila fehling A dan fehling B
dicampur akan berwarna biru. Pada praktikum uji fehling sampel membentuk endapan merah
bata kecuali sukrosa. Hal ini sesuai pendapat Fessenden dan Fessenden (1997) bahwa reaksi
positif menghasilkan endapan merah bata. Endapan merah bata itu terbentuk setelah sampel
diberi pereaksi fehling dan dipanaskan selama beberapa menit. Hal ini sesuai pendapat
Sumardjo (2009) bahwa pereaksi fehling dan karbohidrat pereduksi kemudian dipanaskan
akan terjadi perubahan warna dari biru menjadi kemerah-merahan akhirnya terbentuk
endapan merah bata.
D.3. Uji Benedict
Hasil uji Benedict mengenai sifat kimia karbohidrat diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil PengukuranUji Benedict
Sampel
Reaksi (+/-)

Keterangan

Glukosa 2%
+
Warna merah bata (terdapat endapan)
Fruktosa
+
Warna merah bata (terdapat endapan)
Sukrosa
+
Warna merah bata (sedikit endapan)
Laktosa
+
Warna merah bata (terdapat endapan)
Sirup
+
Warna merah bata (terdapat endapan)
Maltosa
+
Warna merah bata (terdapat endapan)
Madu
+
Warna merah bata (terdapat endapan)
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji benedict diperoleh hasil bahwa, sampel larutan karbohidrat
mengalami perubahan warna setelah sampel benedict dan dipanaskan dari warna biru bening
menjadi merah bata dan membentuk endapan. Hal ini sesuai pendapat Fessenden dan
Fessenden (1997) bahwa reaksi positif menghasilkan endapan merah bata. Pendapat ini
diperkuat oleh Sumardjo (2009) bahwa pereaksi benedict dan karbohidrat pereduksi
kemudian dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru menjadi kemerah-merahan
akhirnya terbentuk endapan merah bata.
Seharusnya sukrosa bernilai negatif, namun pada praktikum ini sukrosa bernilai positif.
Hal ini disebabkan oleh kesalahan saat praktikum seperti lama pemanasan larutan ata kondisi
larutan sukrosa yang kurang baik karena penyimpanannya yang tidak tepat ataupun telah
bereaksi dengan udara sekitarnya.

D.4. Uji Asam Pikrat


Hasil uji Asam Pikrat mengenai sifat kimia karbohidrat diperoleh sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil PengukuranUji Asam Pikrat
Sampel
Reaksi (+/-)
Glukosa 2%
+
Fruktosa
+
Sukrosa
+
Laktosa
+
Sirup
+
Maltosa
+
Madu
+
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Keterangan
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah

Berdasarkan praktikum uji asam pikrat diperoleh hasil bahwa sampel yang telah
ditambah asam pikrat dan dipanaskan membentuk warna merah bata dan membentuk
endapan. Hal ini sesuai pendapat Fessenden dan fessenden (1997) bahwa reaksi yang positif
akan menghasilkan endapan merah bata. Pendapat ini diperkuat oleh Sumardjo (2009) bahwa
reaksi yang terjadi dalam uji asam pikrat adalah oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam
onat dan pereduksi asam pikrat yang berwarna kuning menjadi asam pikrat yang berwarna
merah.
E. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa pada ujimkelarutan sampel termask
golongan monosakarida karena semua sampel mudah larut dalam air. Pada uji fehling laktosa,
glukosa, fruktosa, maltosa, madu dan sirup bernilai positif sedangkan sukrosa bernilai
negatif. Pada uji benedict dan asam pikrat semua sampel bernilai positif dengan membentuk
endapan merah bata. Namn seharusnya pada percobaan uji benedict dan uji sam pikrat, skrosa
bernilai negatif. Tapi pada praktikum bernilai positif. Hal ini disebabkan adanya kesalahan
dalam lama pemanasan dan kondisi sukrosa yang kurang baik.
F. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1997. Kimia Organik. Erlangga:Jakarta.
Hawab, M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayu media:Bogor
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai