Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung.
Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu :
1. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Pajak digunakan untuk pembiayaan rutin
seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain
sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari
tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus
ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin
meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.
2. Fungsi Mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh :
a) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
b) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
meguragi gaya hidup konsumtif.
c) Tarif pajak untuk eksor sebesar 0%, untuk mendoorong eksor
produk Indonesia di pasara dunia.
3. Fungsi stabilisasi
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efesien.
4. Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan
dapat
meningkatkan
pendapatan
masyarakat.
Pengelompokan pajak
Pajak yang berlaku di Indonesia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Menurut golongannya, dibagi dua :
a) Pajak langsung adalah pajak yang dibebankan harus ditanggung oleh
wajib pajak sendiri, dan tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Pajak perseroan (PPs), Pajak Kekayaan, Pajak deviden, Pajak bunga
deposito, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama (BBN) dan
sebagainya.
b) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pemungutannya dapat
dialihkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penjualan(PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Cukai,
Pita Rokok, Pajak Tontonan, Bea Meterai, Bea Masuk (Pajak Impor),
Pajak Ekspor dan sebagainya.
2. Menurut Sifatnya , dibagi dua :
a) Pajak subyektif adalah pajak yang pemungutannya berdasar atas
subyeknya (orangnya), keadaan diri pajak dapat mempengaruhi jumlah
yang harus dibayar.
Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Kekayaan dan sebagainya.
b) Pajak Obyektif adalah pajak yang pemungutannya berdasar atas
obyeknya.
Contoh : Pajak Kekayaan, Bea Masuk, Bea Meterai, Pajak Impor, Pajak
Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan, dan sebagainya.
3. Penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya, dibagi dua :
a) Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang
dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian keuangan.
Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi:
1) Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun
Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adlah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan
demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji,
honorarium, hadiah, dan lain sebagainya
moral
4) Bea Materai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat
berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas
jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
5) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat
namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB diserahkan
kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
Mulai 1 Januari 2010, PBB Perdesaan dan perkotaan menjadi Pajak
Daerah sepanjang Peraturan Daerah tentang PBB yang terkait
dengan Perdesaan dan Perkotaan telah diterbitkan. Apabila dalam
jangka waktu dari 1 Januari 2010 s.d Paling lambat 31 Desember
b.
MANFAAT PAJAK
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau
keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan
pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa
pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan
uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan
berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan,
jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan
menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk
pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan
masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal
dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai
dengan uang yang berasal dari pajak.
Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara
menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan
pembiayaan pembangunan.
Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga
melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai
kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya
lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk
tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan
ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
Withholding System
Withholding System adalah sistem pemungutan pajak ini memberikan
wewenang kepada pihak lain atau pihak ketiga untuk memotong dan
memungut besarnya pajak yang terhutang oleh wajib pajak. Pihak ketiga
disini adalah pihak lain selain pemerintah dan wajib pajak.
Sistem pemungutan pajak di Indonesia sesuai dengan asas pemungutan pajak
menganut sistem pemungutan pajak self assesment system dan witholding
system.