Dessy Puspitasari
1131002020
ABSTRAK
yang
dilaksanakan
oleh
Pemerintah
untuk
memberi
membayar
pajak
sesuai
objek
pajak
yang
dimiliki,
tidak
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan
Program
Pengampunan
Pajak
Sebagai
Upaya
dengan
Pemerintah
judul:
Dalam
Teman-teman
penulis
yang
sangat
membantu
penulis
dalam
Dessy Puspitasari
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ............................................................................6
2.1
Pajak
....................................................................................
10
2.1.3 Pengampunan
Pajak
.......................................................................
11
2.1.4 Karakteristik Pengampunan Pajak .................................................. 11
2.1.5 Pemerintah
.....................................................................................
14
2.1.6 Kurva
Laffer
....................................................................................
14
3.1
3.2
3.3
3.4
Indonesia................................................................................................ 18
4.2
amnesty di Indonesia.................................................................................
23
4.4
Kesimpulan .................................................................................... 37
5.2
Saran ............................................................................................. 39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
dalam
sumber
penerimaan
negara.
Undang-Undang
perpajakan
pembangunan.
Pembangunan
sarana
umum
seperti
jalan,
jembatan, sekolah, rumah sakit atau puskesmas, dan kantor polisi pun
dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak
juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman
bagi seluruh lapisan masyarakat. Peran dan fungsi pajak juga semakin
penting dan sangat strategis dalam menunjang pengeluaran Anggaran
Pembangunan Belanja Negara (APBN) dalam pembiayaan pengeluaran
pemerintah maupun dalam pengelolaan dan pengendalian kebijakan
ekonomi makro. Dengan demikian, jelas bahwa peranan pajak bagi negara
sangat menentukan kelancaran roda pemerintahan dan keberhasilan
pembangunan negara.
Wajib Pajak yang diwajibkan untuk membayar pajak, harus melalui
proses administrasi perpajakan yang sudah ditetapkan oleh Direktorat
peraturan
perpajakan.
Hal
tersebut
dikarenakan
bahwa
agar
mau
membayar
pajak,
di
tengah
tidak
adanya
yang
dilaksanakan
oleh
Pemerintah
untuk
memberi
merupakan
kegagalan
bagi
program
tersebut
karena
pelaksanaannya tidak efektif, respon Wajib Pajak saat itu sangat kurang
dan tidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara
menyeluruh. Sedangkan, di tahun 2008, beberapa perubahan sempat
tampak dengan bertambahnya 5,6 juta wajib pajak baru, namun setelah
itu tingkat kepatuhan wajib pajak stagnan, realisasi penerimaan pajak
turun, begitu pula tax ratio yang tidak naik signifikan.
Di tahun 2015, Pemerintah akan memasukan klausul mengenai
pengampunan
pajak
(tax
amnesty)
dalam
revisi
Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang menjadi prioritas
Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015. Presiden Joko Widodo
menyetujui kebijakan tersebut dengan memberi pengampunan pajak bagi
orang Indonesia yang mau menarik dananya dari luar negeri dan di parkir
di Tanah Air. Kebijakan ini pun langsung menimbulkan pro dan kontra bagi
beberapa pihak karena mengingat pelaksanaan program tax amnesty
pada tahun 1984 dan 2008 tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi
peningkatan kepatuhan wajib pajak di Indonesia. Selain itu banyak pihak
yang kontra karena kebijakan ini perlu kajian yang mendalam untuk
dilakukan seperti kekuatan hukum, sistem administrasi yang harus
memadai untuk mendorong wajib pajak lebih mudah membayar pajak,
dan kajian lainnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis susun, maka ada beberapa
4 Apa
sajakah
yang
harus
diperhatikan
pemerintah
dalam
Tujuan Pembahasan
Berdasarkan permasalahan yang disebutkan pada bagian 1.2 diatas,
timbul
dari
1.4
Manfaat Penulisan
Program pengampunan pajak (tax amnesty) yang akan dilaksanakan
terkait.
Penulis
juga
mengarapkan
pembaca
memperoleh
Sumber Data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
diperlukan
materi
pendukung
terutama
mengenai
apa
itu
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa
berdasarkan
undang-undang,
dengan
tidak
mendapatkan
dibayarnya
kepada
negara.
Undang-Undang
memberikan
kepercayaan dan hak serta kewenangan besar kepada Wajib Pajak untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakannya. Wajib Pajak menentukan
sendiri jumlah pajak yang harus ia bayar ke Kas Negara.
Hak Wajib Pajak, ialah:
o Menerima tanda bukti Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
(Psl 6/1)
o Mengajukan permohonan penundaan dan pengangsuran
pembayaran pajak (Pasal 3/4)
o Pembetulan sendiri SPT (Psl 8/1)
o Mengajukan permohonan penundaan dan pengangsuran
pembayaran pajak (Psl 9/4)
o Mengajukan
permohonan
pengembalian
kelebihan
permohonan
hitung,
atau
pembetulan
kekeliruan
kesalahan
dalam
tulis,
penerapan
tentang
dasar
pengenaan
pemungutan
atau
Nomor
Pokok
Wajib
Pajak
(NPWP)/Nomor
petugas
pembukuan.
pemeriksa
Memberikan
untuk
kesempatan
memasuki
ruangan,
yang
diperuntukkan
bagi
pembiayaan
pengeluaran-
2.1.3
Pengampunan Pajak
Baer dan LeBorgne, sebagaimana dikutip oleh Mikesell dan Ross,
2.1.4
amnesty sebagaimana
telah
disebutkan
di
atas
1. Durasi
Secara umum, program tax amnesty berlangsung dalam suatu
kurun waktu tertentu, dan umumnya berjalan selama 2 bulan hingga 1
tahun. Untuk mendukung berhasilnya program tax amnesty, hal yang
perlu ditekankan adalah luasnya publisitas dan promosi program tax
amnesty serta tersampaikannya pesan bahwa wajib pajak hanya memiliki
kesempatan sekali ini saja untuk memperoleh pengampunan atas pajak
yang terutang, bunga, dan/atau sanksi administrasi.
Menurut Benno Torgler dan Christoph A. Schaltegger, pengampunan
pajak sebaiknya diberikan hanya sekali saja dalam suatu generasi (once
per
generation).
Pengampunan
pajak
yang
diberikan
berkali-kali
umum,
setiap
perpajakannya
wajib
pajak
diperbolehkan
yang
untuk
belum
menunaikan
berpartisipasi
dalam
program tax amnesty. Artinya, program tax amnesty ini ditujukan kepada
wajib pajak yang telah berada dalam sistem administrasi perpajakan dan
wajib pajak yang belum masuk dalam sistem administrasi perpajakan.
Perlakuan yang berbeda dimungkinkan ketika wajib pajak yang
hendak berpartisipasi dalam program tax amnesty telah diperiksa atau
sedang dalam proses pemeriksaan. Dalam hal ini, wajib pajak yang telah
diperiksa
atau
sedang
dalam
proses
pemeriksaan
tersebut
tidak
terkini
amnesty juga
di
beberapa
diberikan
secara
negara
spesifik
menunjukkan
kepada
harta
Pemerintah
Menurut PP 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Pemerintah
adalah
Presiden
kekuasaan
pemerintahan
Republik
Negara
Indonesia
Kesatuan
yang
Republik
memegang
Indonesia
BAB III
METODOLOGI RISET
3.1
Metode Penelitian
Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa latin yang terdiri
dari kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti,
sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah. Dalam pengertian
yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk
memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan
rangkaian sebab akibat berikutnya.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian
deskriptif,
kemungkinan
untuk
yaitu
metode
memecahkan
yang
membicarakan
masalah
aktual
beberapa
dengan
jalan
3.2
dan artikel baik dalam bentuk jurnal maupun internet. Data tersebut
berupa makna kata, kerangka pikiran yang selanjutnya penulis analisa
untuk ditulis ke dalam penelitian ini.
3.3
kepustakaan
merupakan
suatu
teknik
pengumpulan
data
dengan
3.4
Tahapan Penelitian
Untuk meneliti masalah yang ada, penulis membutuhkan tahap-
mengklasifikasikannya
berdasarkan
makna
dan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
amnesty di Indonesia
Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan antara lain
penyelundupan pajak, rendahnya penerimaan pajak, dan rendahnya
kepatuhan pajak. Dengan demikian pemerintah mulai membuat suatu
program atau kebijkan dengan melihat kondisi tersebut. Permasalahan
tersebut dapat diatasi dengan berbagai kebijakan, salah satunya dengan
pengampunan pajak (tax amnesty). Tax amnesty merupakan usaha
pemerintah untuk menambah sumber penerimaan pajak yang selama ini
belum
atau
kurang
dibayar,
disamping
meningkatkan
kepatuhan
justifikasi
dari tax
amnesty dan
hingga
batas
mana tax
mungkin
saja
hanya
terjadi
selama
program tax
panjang,
pemberian tax
amnesty tidak
memberikan
banyak
penyebab
kepatuhan
pemberian tax
pajak
merupakan
amnesty.
Para
salah
satu
pendukung tax
yang
sebelumnya
belum
menjadi
bagian
dari
sistem
setelah
program tax
amnesty
merupakan
salah
satu
tujuan
ini, tax
amnesty menjadi
instrumen
dalam
rangka
Pengaruh
Program
Tax
amnesty
Terhadap
Tingkat
merupakan
kegagalan
bagi
program
tersebut
karena
pelaksanaannya tidak efektif, respon Wajib Pajak saat itu sangat kurang
dan tidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara
menyeluruh. Sedangkan, di tahun 2008, beberapa perubahan sempat
tampak dengan bertambahnya 5,6 juta wajib pajak baru, namun setelah
itu tingkat kepatuhan wajib pajak stagnan, realisasi penerimaan pajak
turun, begitu pula tax ratio yang tidak naik signifikan.
WP
tidak
penerimaan
pajak.
berbanding
Namun,
lurus
dengan
peningkatan
peningkatan
realisasi
kepatuhan
jumlah
pajak
terutama yang berada Jakarta. KPP WP BOP akan melayani sekitar 1.200
orang kaya dengan kekayaan di atas Rp 100 miliar.
Dalam ilmu behavioral economics, faktor-faktor seperti keadilan,
rasa memiliki (keterikatan), dan keyakinan bahwa pajak yang diterima
oleh pemerintah akan digunakan dengan benar juga berkontribusi dalam
meningkatkan kepatuhan pajak. Jika pemerintah membuat sistem pajak
lebih adil, meningkatkan rasa memiliki pembayar pajak (membangun
identitas dengan komunitas yang lebih besar), dan menunjukkan bahwa
uang pajak akan digunakan untuk hal-hal produktif; kepatuhan pajak akan
meningkat tanpa melakukan insentif ekonomi. Dengan demikian, upaya
meningkatkan insentif non-ekonomi bahkan mengurangi ukuran hukuman
dapat meningkatkan kadar kepatuhan pajak.
Salah satu target kepatuhan yang perlu dilakukan juga adalah
menjaring pajak yang berasal dari kekayaan yang berada di luar negeri.
Salah satu upayanya adalah membangkitkan kesadaran WP dan calon
atau mantan WP melalui pengampunan pajak (tax amnesty). Rasio
kepatuhan
wajib
pajak
di
Indonesia
masih
tergolong
rendah
jika
wajib
pajak
sebanyak
5.365.128.
Sementara
tambahan
bahwa tax
amnesty mungkin
akan
datang
lagi
di
masa
depan. Untuk alasan ini, banyak ahli tidak menyarankan pelaksanaan tax
amnesty secara berulang dalam waktu yang sangat berdekatan. Selain
itu, kepatuhan pajak juga dapat meningkat selama beberapa prasyarat
terpenuhi,
seperti:
adanya
sanksi
yang
tegas
dan
sistem
untuk
(dikenal
dengan
nama
A-S
Model).
Pendekatan
ekonomi
kemungkinan
akan
terdeteksi
apabila
mencoba
melakukan
penyelundupan pajak.
4.3
Permasalahan
Yang
Akan
Timbul
Dari
Diberlakukannya
umumnya
selalu
mengharapkan
aji
mumpung.
Terhadap
rasa
keadilan
diberlakukannya
antar
program
tax
Wajib
Pajak.
amnesty,
Pada
tahun
Direktorat
2008
Jenderal
saat
Pajak
KKN.
administrasi
Meningkatkan
perpajakan,
kepercayaan
strategi
yang
masyarakat
dipakai
adalah
terhadap
dengan
yang
lebih
modern
(termasuk
peningkatan
penggunaan
Ada
beberapa
langkah yang
ditempuh
pemerintah
Indonesia
Selain
itu
melakukan
penyempurnaan
peraturan
untuk
diterapkan
4.4
Hal
Yang
Harus
Diperhatikan
Oleh
Pemerintah
Dalam
peluang
dan
tantangan
implementasi
penerapan
tax
di
buat
terlebih
dahulu
peraturan
perpajakan
dilaksanakan
implementasinya.
Pertama,
tentang
Pelaksanaan
Pengampunan
masih
rendah,
efektifitas
ini
terukur
dari
o Reformasi
dan
penataan
dilakukan
baik
perbaikan
ekstensifikasi,
sistem
perpajakan
potensi,
pengembangan
sedang
intensifikasi
teknologi
dan
informasi,
negara
telah
sukses
memberlakukan
tax
kepercayaan
masyarakat
yang
masih
tinggi
persepsi
yang
berbeda
serta
berbagai
kepentingan.
Dari tabel tersebut terlihat hanya pada tahun 2008 tax ratio
Indonesia lebih tinggi dari 13 persen. Target 2011 tax ratio tercapai 12,2
persen dan tahun 2012 tercapai 12,6 persen. Dengan rendahnya tax ratio
tersebut maka diperlukan upaya-upaya pemerintah guna peningkatan tax
ratio tersebut yang antara lain berupa pemberian pengampunan pajak
dalam jangka pendek yang diharapkan dalam jangka panjang terjadi
peningkatan wajib pajak maupun penerimaan pajak.
Tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak yang telah terdaftar pada Kantor
Pelayanan Pajak masih tergolong rendah mengingat tax ratio di Indonesia
sanksi
terhadap
WP
yang
tidak
menyelenggarakan
pembukuan.
Beberapa hal harus diperhatikan oleh pemerintah mengingat
kebijakan ini merupakan kebijakan yang menyangkut pendapatan utama
negara yaitu dari sektor perpajakan. Menurut UU KUP No. 28 Tahun 2007,
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Atas definisi
tersebut, sebenarnya pengertian pajak tidaklah relevan untuk diberikan
pengampunan. Hal-hal lain yang harus diperhatikan pemerintah untuk
menerapkan
kebijakan
tax
amnesty
di
Indonesia
adalah
dengan
Pengembangan
Pelayanan
Prima
dan
Penyederhanaan
Wajib
agar
Pajak
biaya
sehingga
dalam
untuk
tingkat
melaksanakan
melaksanakan
kepatuhan
kewajiban
kewajiban
Wajib
Pajak
dapat
dapat
pemanfaatan
teknologi
terkini,
seperti
kemudahan
melalui
pajak
pajak
sebesar-besarnya
kepada
negara.
yang
Dengan
memang
adanya
mempunyai
program
ini,
dalam
database
ini
akan
berpengaruh
pada
aktivitas
dapat
mempertimbangkan
untuk
melakukan tax
amnesty ini
juga
dapat
dipandang
sebagai
rekonsilisasi
nasional untuk menghapus masa lalu wajib pajak yang tidakpatuh dan
perilaku otoritas pajak yang melanggar aturan.Tax amnesty akan berhasil
jika terdapat justifikasi yang kuat kenapa perlu adanya tax amnesty. Tax
amnesty harus dipublikasikan secara masif dengan pesan agar para
penggelap pajak untuk ikut karena setelah tax amnesty akan diberlakukan
sanksi yang tegas bagi mereka yang tidak patuh. Untuk itu, diperlukan
juga
reformasi
kelembagaan
DJP
secara
bersamaan
untuk
dapat
(anggaran)
serta
alokasinya
yang
tepat sasaran
dan
berkeadilan.
Beberapa hal penting yang menjadi acuan atau langkah langkah
implementasi program tax amnesty, antara lain :
1. Penelitian dan pengumpulan data sebelum pelaksanaan program
pengampunan pajak sangat diperlukan.
2. Optimalisasi strategi pull and push
Mendapatkan
persetujuan
dan
dukungan
yang
kuat
dari
parlemen.
6. Tidak melakukan perubahan persyaratan administrasi di tengah
jalan, misalnya perubahan bentuk dan isi formulir, setelah program
diumumkan.
7. Pastikan bahwa program amnesti memberi manfaat sekaligus
kenyamaanan bagi yang berpartisipasi, sebaliknya menimbulkan rasa
was-was yang tinggi bila tidak berpartisipasi.
8. Meminimalisasi persyaratan yang sifatnya kurang jelas.
9. Melibatkan kalangan profesional sebanyak mungkin seperti
akuntan,
pengacara,
konsultan
pajak,
dunia
perbankan,
kalangan
13.
Rencana
pemberian
pengampunan
pajak
juga
memiliki
pajak,
sehingga
perlu
kajian
mendalam
aspek
yuridis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Atas pembahasan yang sudah dijelaskan, penulis menyimpulkan
reformasi
administrasi
perpajakan
jangka
menengah.
b.
Peningkatan
pengawasan
kewajiban
Pengawasan
kewajiban
perpajakan
suksesnya
perpajakan
setelah
setelah
program tax
program tax
tidak
sepenuhnya
melakukan
penegakan
hukum
pajak. Tax
penerimaan pajak akan besar bila diterapkan tarif yang tinggi. Demikian
pula apabila diterapkan tarif rendah, maka akan diperoleh penerimaan
pajak yang kecil, tetapi demikian disimpulkan bahwa dalam penerapannya
banyak bergantung pada basis pajak (tax base) yang dihadapi.
5.2
Saran
Ada beberapa saran yang dapat disampaikan terkait implementasi
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, A., & Megantara, A. (Eds.). (2009). Era Baru Kebijakan Fiskal. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Baer, Katherine dan Eric LeBorgne. (2008). Tax Amnesties: Theory, Trend, and
Some Alternatives. Washington: International Monetary Fund.
Analisis Implementasi Pengampunan Pajak di Indonesia. (2015). Kemenkeu RI. Di
akses
dari
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Analisis
%20Implementasi%20Tax%20Amnesty%20di%20Indonesia.pdf
(Analisis Implementasi Pengampunan Pajak di Indonesia, 2015) Bangga Jadi
Wajib Pajak. (2015, September 8). Kompas, p. 20.
Fidel. (2010). Cara Mudah & Praktis Memahami Masalah-masalah Perpajakan:
Mulai dari konsep dasar sampai aplikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Lubis, I. (2011). Kreatif Gali Sumber Pajak tanpa Bebani Rakyat. (R. Toruan, Ed.).
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Waluyo. (2005). Perpajakan Indonesia (10th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyo, Agung. (2007). Teori dan Aplikasi Perpajakan Indonesia, Penerbit
Dinamika Ilmu. Jakarta.
Santoso, Brotodiharjo. (1998). Pengantar Hukum Pajak. Bandung: Refika Aditama
Sih
Tax
amnesty.
(2015).
Diakses
pada
September
2015
dari
http://www.kompasiana.com/renindah/apa-sih-taxamnesty_553dd97f6ea8341727f39b22
Hati-hati Tax amnesty Sudah Dua Kali Gagal. (2015). Diakses pada 2 September
2015 dari http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/03/29/090653784/hati-hatitax-amnesty-sudah-dua-kali-gagal
Tax amnesty Untuk Rekonsiliasi Nasional Bagian 1. (2015). Darussalam. Diakses
pada 2 September 2015 dari https://www.selasar.com/ekonomi/tax-amnestyuntuk-rekonsiliasi-nasional
Tax amnesty Untuk Rekonsiliasi Nasional Bagian 2. (2015). Darussalam. Diakses
pada 2 September 2015 dari https://www.selasar.com/ekonomi/tax-amnestyuntuk-rekonsiliasi-nasional-bagian-2