I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak
pada peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu).
Meningkatnya
kesejahteraan dan
tingkat
kesadaran masyarakat
akan
1.2
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Taksonomi Ayam
Sejarah dan klasifikasi ayam menurut sejarahnya, ayam jinak yang
dipelihara manusia sekarang adalah berasal dari ayam liar. Keturunan ayam yang
telah menjadi jinak kemudian disilangkan atau dikawinkan oleh manusia. Konon,
menurut teorinya, ayam liar ini adalah ayam hutan atau Gallus gallus. Hirarki
klasifikasi ayam adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia, Subkingdom :
Metazoa, Phylum : Chordata, Subphylum : Vertebrata, Divisi : Carinathae,
Kelas : Aves, Ordo : Galliformes, Family : Phasianidae, Genus : Gallus, Spesies :
Gallus gallus domestica sp (Rose, 2001). Terdapat dua tipe ayam ayam ras
pedaging dan petelur.
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya
ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an, walaupun galur
murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an ketika peternak mulai
memeliharanya.
2.2
Ayam Broiler
Ayam broiler (ayam potong) adalah ayam yang muda jantan atau betina
yang berumur dibawah 8 minggu dengan bobot tertentu, pertumbuhan yang cepat
timbunan daging baik dan banyak (Rasyaf, 2004). broiler adalah ayam muda yang
berumur kurang dari 8 minggu, daging lembut, empuk, dan gurih dengan bobot
hidup berkisar antara 1,5-2,0 kg/ ekor ( Siregar, 2005). Ayam broiler di Indonesia
adalah ayam ras pedaging jantan atau betina yang dipotong pada umur 5-6
minggu, dimana ayam tersebut masih muda dan mempunyai daging yang masih
lunak (Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000). Taksonomi broiler adalah sebagai
berikut, Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas : Aves, Subkelas :
Neornithes, Ordo : Galliformis, Genus : Gallus, Spesies : Gallus domesticus
(Hanifah. A, 2010).
Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar,
pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah
(Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana, 2005). Dijelaskan lebih
lanjut bahwa ayam broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara
lain : ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang,
pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi (Siregar et al,
1980).
Ayam broiler merupakan strain ayam hibrida modern yang berjenis kelamin
jantan dan betina yang dikembangbiakkan oleh perusahaan pembibitan khusus
(Gordon dan Charles, 2002). Banyak jenis strain ayam broiler yang beredar di
pasaran yang pada umumnya perbedaan tersebut terletak pada pertumbuhan ayam,
konsumsi pakan, dan konversi pakan (Bell dan Weaver, 2002). Jenis strain
tersebut adalah Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett,
Missouri, Hubbard, Shaver starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum,
Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-broiler, Ross, Marshall
in, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo dan Cp 707 (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, 2000). Pertambahan bobot badan ayam broiler umur
enam minggu yang dipelihara pada kandang litter sebesar 1935 g/ekor sedangkan
pada kandang cage 1791 g/ekor (Santoso,2002). Secara garis besar, terdapat dua
kesehatan ayam. Hanya ayam yang benar-benar sehat yang dipilih sebagai ayam
potong. Pemeriksaan antemortem harus dilakukan dalam cahaya yang cukup
terang dan ternak diperiksa secara berkelompok atau individual pada saat istirahat
atau bergerak. Perilaku umum ternak harus diamati termasuk status gizi,
kebersihan, gejala penyakit dan abnormalitas tubuh (Soewarno T. Soekarto, 1990).
Beberapa abnormalitas yang harus diteliti pada saat pemeriksaan antemortem
yaitu:
1
Abnormal
pernafasan
dilakukan
melalui
pemeriksaan
frekquesi
Abnormal perilaku meliputi gejala antara lain yang mungkin timbul yaitu:
a. Ketika berjalan saat keliling apa menampakkan jalan pincang atau
posture ketika berjalan terlihat abnormal
6 Abnormal leleran atau cairan yang keluar dari tubuh ternak. Beberapa
contoh abnormal leleran atau yang keluar dari tubuh ternak adalah:
darah, bulu, leher, kepala, kaki dan organ dalam. Bentuk pemotongan ayam
pedaging untuk dipasarkan ada dua macam, yaitu New York Dressed, 10% hilang
dari bobot tubuh dan Ready to Cock, 25% hilang dari bobot tubuh. Karkas
terdiri dari komponennya yaitu otot, tulang, lemak dan kulit. Karkas ayam
merupakan ayam yang telah dikeluarkan jeroannya, kepala dipisahkan dengan
leher hingga batas pemotongan dan kaki. Karkas ayam dibuat klasifikasinya
berdasarkan bagian-bagian tubuh (Rasyaf, 2003). Komponen karkas terdiri dari
otot, lemak, tulang dan kulit (Muchtadi dan Sugiyono,1992). Karkas ayam broiler
terdiri dari beberapa bagian , yaitu: dua buah sayap, satu bagian dada, satu bagian
punggung dan dua bagian paha yang terdiri dari dua bagian thigh dan dua bagian
drum stick (Judge et al., 1989). Menurut Swatland (1984) sayap (F) adalah bagian
yang terdiri dari daging pada tulang radius, ulna dan humerus dengan
tulang-tulang tersebut. Dada (D) terdiri dari tulang-tulang sternum dan daging
yang melekat padanya. Paha (A) terdiri dari daging yang melekat pada pelvis
tanpa tulang pelvis ditambah daging dan tulang pada paha. Thigh (C) terdiri dari
daging yang melekat pada tulang femur sampai pertemuan tulang femur dengan
tulang tibia dengan tulangnya. Drumstick (B) terdiri dari daging yang melekat
pada tulang tibia dan tulang fibula pada paha dengan tulangnya. Punggung (E)
adalah bagian yang memanjang dari pangkal leher sampai pada bagian pelvis
dengan daging dan tulang yang ada padanya.
Selama proses pengolahan akan terjadi kehilangan berat hidup kurang
lebih 1/3 bagian (berat daging siap masak itu nantinya kurang lebih 2/3 dari berat
hidupnya) karena bulu, kaki, cakar, leher, kepala, jeroan atau isi dalam dan ekor
dipisah dari bagian daging tubuh dengan demikian daging siap masak itu hanya
tinggal daging pada bagian tubuh tambah dengan siap masak itu 75% dari berat
hidup (Rasyaf, 2003). Ayam broiler yang mengkonsumsi protein dan energi
metabolis yang sama akan menghasilkan bobot karkas yang tidak berbeda,
pencapaian bobot karkas sangat berkaitan dengan bobot potong dan pertambahan
bobot badan. Karkas yang baik memiliki banyak jaringan otot dan sedikit
mungkin jaringan lemak. Faktor yang mempengaruhi produksi karkas ayam
broiler antara lain strain, jenis kelamin, usia, kesehatan, nutrisi, bobot badan,
pemuasaan sebelum dipotong.
banyak dan umum diperdagangkan. Karkas ayam adalah produk keluaran proses
pemotongan, biasanya dihasilkan setelah melalui tahap inspeksi antemortem,
10
2.5.1
Pemingsanan (Stunning)
Sebelum disembelih, hewan harus mempunyai waktu istirahat yang cukup
Penyembelihan (Slaughtering)
Terdapat beberapa cara penyembelihan mulai dari cara pemenggalan leher
yang sederhana sampai metode kosher yang dimodifikasi cara modern. Cara
kosher dengan memotong pembuluh darah, jalan makanan, dan jalan nafas.
Sedangkan cara modified kosher dengan memotong hanya pembuluh darah
11
(dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu dengan pemutusan saluran
darah (vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan harus sehat, tidak
boleh dibius dan yang memotong orang Islam. Ciri-ciri kematian yaitu :
berhentinya aktivitas otak yang ditandai dengan hilangnya reflek pupil, reflek
kelopak mata (palpebrae), reflek cubit (kejang), dan reflek pukul.
Waktu minimal antara pemotongan dengan proses selanjutnya 3 menit
untuk unggas. Penuntasan darah harus dilakukan dengan sempurna karena dapat
mempengaruhi mutu daging unggas. Penuntasan darah yang kurang sempurna
menyebabkan karkas akan berwarna merah di bagian leher, bahu, sayap dan poripori kulit dimana selama penyimpanan akan terjadi perubahan warna. Penuntasan
darah pada pemotongan unggas yang modern dilakukan dengan cara unggas yang
akan disembelih digantung (Murtidjo,2003).
2.5.3
Perendaman (Scalding)
Penyeduhan atau perendaman dalam air panas dilakukan dengan tujuan
untuk memudahkan proses pencabutan bulu pada tahap berikutnya karena kolagen
yang mengikat bulu sudah terkoagulasi. Suhu air perendaman yang terlalu tinggi,
waktu perendaman terlalu lama dan cara pencabutan bulu unggas akan
mempengaruhi keempukan daging. Umumnya suhu air perendaman yang
digunakan 54,5C selama 60 - 120 menit (Murtidjo,2003). Ada tiga macam
proses scalding: hardscalding menggunakan suhu
160
sampai
180 oF
12
2.5.4
bulu seperti rambut. Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua
arah, yaitu depan dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu
rambut umumnya dilakukan dengan metoda wax picking, yaitu dengan pelapisan
lilin. Metode pelapisan lilin dilakukan pada unggas yang telah mengalami
penyeduhan, dilapisi lilin dengan cara merendamnya dalam cairan lilin. Setelah
cukup terlapisi unggas diangkat dan dikeringkan sehingga lapisan lilin menjadi
mengeras padat. Dengan demikian bulu-bulu yang ada pada karkas akan ikut
terlepas bila lapisan lilin yang telah mengeras dilepaskan (Murtidjo,2003).
2.5.5
Dressing
Tahap dressing meliputi pemotongan kaki, pengambilan jeroan dan
kemudian
dibersihkan
dan
dilakukan
pendinginan
baik
menggunakan pendingin air ataupun udara (Parry, 1989). Menurut May (1974)
pada proses pendinginan (chilling) dapat mengurangi kontaminasi mikrobia
(sebagian besar mikrobia dapat direduksi, mikrobia patogen dapat dihilangkan,
mikrobia psikrotropik meningkat). Pada proses ini biasanya menggunakan
temperatur pendinginan
dalam tubuh (Mead, 1989), suhu 41oF (Mountney, 1976) dan 40oF (Traylor, 1974).
Waktu yang digunakan juga bervariasi dari 20 sampai 60 menit (Soeparno,
13
1992b), 2 jam (Ziegler dan Stadelman 1955 yang disitasi oleh Thompson et al.,
1974), 4 jam (Hadiwiyoto, 1992) dan 24 jam (Mead, 1989). Pada proses chilling
total mikrobia dapat direduksi antara 81 sampai 91% (May, 1974). Proses ini
berguna untuk mengurangi populasi mikrobia yang biasanya digunakan senyawa
klorin atau disebut proses klorinasi (Parry, 1989).
2.6 Penilaian Kualitas Karkas
Tabel 1. Standarisasi kualitas karkas menurut USDA dan SPI-NAK
Faktor
Konformasi
Kualitas A
Normal
Kualitas B
Hampir normal
Kualitas C
Abnormal
Tulang dada
Sedikit Lengkung
Agak lengkung
Jelas lengkung
Punggung
Normal
Sedikit lekukan
Besar lekukan
Normal
Tebal
Agak normal
Agak tebal pada
Abnormal
Tipis
Tulang dada
Perletakan lemak
Tidak jelas
Sesuai karkas
Jelas terlihat
Kurang menutup
Bulu halus
paha
Sedikit tersebar
dada
tersebar
14
Perdagingan
Keutuhan
Mutu I
Sempurna
Tebal
Utuh
Tingkatan mutu
Mutu II
Mutu III
paha
Sedang
Tulang utuh, kulit
Tipis
Tulang ada yang
sobek
Perubahan
bagian dada
Ada memar sedikit
warna
ataufreeze burn
tetapi tidak
tunas (pin
feather)
Kebersihan
dada
15
III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
Alat
1
Baki
Pisau
Kompor
Panci
Ember
Kantong Plastik
Bahan
1
Ayam Broiler
Air
Prosedur Kerja
Mengamati bagian jengger, mata, oil gland/tungir, dan bulu disekitar vent.
16
b Feathering
1
Mengamati bagian yang tidak ada bulunya, apakah ada fin feather atau
tidak..
Conformation
d Fleshing
1
Mengamati dan raba bagian dada dan paha apakah penuh dengan daging
atau tidak.
Fat
Mencubit kulit bagian perut, sambil dirasakan apakah terdapat lemak atau
tidak.
17
Defect
Mengamati juga bagian yang ada dagingnya, apakah ada memar atau tidak.
Kemudian lihat pula pada bagian shank dan telapak kaki apakah ada
penebalan atau tidak.
Penilaian Karkas
Sebelum ayam menjadi karkas, terlebih dahulu harus melalui proses
Mencelupkan dengan air hangat 60oC, selama 60 detik atau sampai bulu
besar bagian sayap mudah dicabut.
18
Conformation
Adanya penyimpangan tertentu dari struktur, menurunkan daya tarik
Fat
Pada kualitas A bagian dada, punggung, pinggul dan tulang capit, harus
tertutup oleh lemak secara baik, kecuali pad chicken broiler or fryer, dan young
tom turkey mungkin hanya mempunyai perlemakan yang sedang (moderate). Hen,
stewing chiken atau fowl, walaupun tertutup oleh lemak secara baik, tetapi bebas
dari penimbunan lemak abdominal yang berlebihan.
d Freedom from Pinfeather
Ada dua tipe pin feather ynag dipertimbangkan dalam grading, yaitu:
1
19
tergantung pada lokasinya, apakah pada dada atau tempat lain di karkas. tidak ada
sobekan yang diperbolehkan dijahit, untuk klasifikasi kualtas unggas. Namun
demikian pembuangan Wing Tip diperbolehkan. Pada kualitas yang lebih rendah,
persendian kedua atau ketiga mungkin dibuang
20
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
N
o
Faktor
Pengamatan
Kesehatan baik
Lincah
Mata bersinar
Bulu tertutup baik,
2
Feathering
Breast bone
Normal
Backs
Normal
Normal
Perdagingan Lumayan
4
5
membungkus rata
Sedikit sekali
Kecacatan (Defect)
Sedikit
Sedikit
Bones
Fat
sedikit
Dianggap normal
Conformation
3
Kualita
s/
Grade
Bruises, scratches,
callanses
Shank
Scally ringan
Grade Ayam Hidup
21
4.1.2
Faktor
Pengamatan
Konformasi ( Performation )
1
Kualitas /
Grade
Normal
Tulang Dada
Normal
Tulang Punggung
Normal
Normal
Baik
Dada Panjang,
Fleshing
Fat Covering
Pinfeather
4
Protuding pins
Disjoint bones
Broken bones
Missing parts
Discoloration
Eksposhed Flush
Grade Karkas
4.1.3
Sedikit
Tidak Ada
sayap
Tidak ada
Terdapat di sedikit
bagian
Terdapat di bagian pada
dan dada
C
A
A
No Grade
No Grade
22
Uraian
1
2
3
Berat (gr)
Giblet
Leher dan Kepala
Dada
Sayap
Punggung
Paha atas
Paha bawah
Bobot hidup
= 2000 gram
Bobot darah
= 100 gram
Bobot bulu
= 50 gram
1900
1586
Retail cut
89
98
612
140
229
232
196
23
4.2
Pembahasan
4.2.1
sebagai berikut:
24
dimana ditandai dengan matanya bersinar, dan lincah dari pengamatan tersebut
dapat disimpulkan bahwa ayam tersebut masuk kedalam grade A
2
Feathering
Tanda ayam yang sehat dilihat melalui bulu dengan melihat ciri-ciri bulu
tersebut bulu yang baik akan menyelimuti seluruh tubuh dengan disertai bulu
halus dan lembut dan bulu pada bagian punggung dan kulit halus dan kuat (M.
Rasyaf, 2006). Ayam yang diamati memiliki ciri yang sama, seperti bulunya
menutup hampir seluruh permukaan badan, dan mengkilap. Bedasarkan
pengamatan yang dilakukan maa dapat disimpulkan bahwa untuk Feathering dari
ayam tersebut masuk kedalam grade A
3
Comformation
Cara melihat ayam yang baik adalah dengan melihat perdagingan pada bagian
dada dan paha dan lemak yang menyelimutinya dan sistem penulangannya
seimbang. Ayam diamati pada bagian-bagian dada, punggung, sayap serta kaki
tidak ada cacat atau penyimpangan, sehingga ayam tersebut sesuai standar
penilaian ayam hidup. Jadi ayam tersebut normal, dengan grade A.
25
Fleshing
Daging dilihat dengan melihat penyebaran daging pada bagian dada dan paha
yang banyak atau sedikit. Ayam yang diraba bagian dada dan paha
perdagingannya cukup baik, dadanya terisi penuh, lebar dan panjang dadanya
cukup luas, terdapat penimbunan daging. Pahanya kokoh dengan perdagingan
yang cukup baik. Bedasarkan hasil diatas ayam tersebut masuk kedalam grade A.
5
Fat
Lemak dilihat dengan melihat penyebaran lemak pada daging yang baik dan
sedikit pada kulit, punggung dan organ. Ayam diamati dengan mencubit bagian
abdomen, banyak terdapat lemak yang tersebar luas dan lebar yang artinya ayam
tersebut masuk kedalam grade A.
6
Defect
Kerusakan-kerusakan dengan melihat sayatan pada dada, defek-defek bekas
gigitan serangga atau penyakit, warna pada karkas, kerusakan tulang dan daging
dan memar pada kulit. Ayam yang kami amati pada bagian-bagian persendian,
kulit, shank dan telapak kaki tidak ada cacat pada tubuh ayam, persendiannya
tidak ada yang lepas, didaerah dadanya tidak terdapat memar, kulit dada tidak
mengalami penebalan, didaerah shank dan telapak kaki tidak terjadi penebalan
pada saat menilai karkas. Sehingga kualitasnya A
4.2.3
Penilaian Karkas
Karkas ayam broiler adalah bagian tubuh ayam setelah disembelih, dicabut
bulu, dikeluarkan isi perut dan dibersihkan tanpa leher, kepala dan kaki atau
dengan kata lain karkas adalah berat hidup ayam dikurangi kepala, leher, darah,
26
bulu, kaki dan jeroan (Siregar et al., 1980). Karkas kemudian diseleksi menurut
grading-nya. Ada banyak parameter untuk menentukan grade karkas (Parry,
1989). Menurut Mountney (1976) secara internasional ada tiga grade yaitu: A
(kualitas no. 1), B (kualitas no. 2) dan C (kualitas no.3). tahapan penilaian karkas
adalah sebagai berikut:
1
Comformation
Comformation dapat dilihat dari adanya penyimpangan bentuk struktur
tertentu yang akan mengurangi daya tarik karkas misalnya bentuk kaki, sayap, dan
dada. Dari ayam yang diamati terlihat bentuk dada baik dan lebar, tidak ada
pembekakan pada kaki, punggung yang melengkung normal sehingga ayam
tersebut dapat dikategorikan sebagai A quality.
2
Fleshing
Fleshing dilakukan untuk melihat perdagingan pada karkas, fleshing
dilakukan dengan melihat titik titik perdagingan seperti pada bagian dada. Pada
ayam yang diamati kali ini terlihat bagian dada yang panjang , dalam, dan bundar
sehingga ayam tersebut masuk kedalam A quality.
3
Fat covering
Pada kualitas A bagian dada,punggung, pinggul dan tulang capit (pinbones)
harus tertutup oleh lemak secara baik, kecuali bagian pad chicken broiler or fryer
dan young tom turkey yang memiliki perlemakan yang sedang. Pada praktikum
kali ini ayam yang diamati memiliki fat covering yang baik, lemak
menyebarsecara merata di bagian bagian tubuh tertentu seperti dada, paha dan
punggung sehingga masuk kedalam A quality.
27
PinFeather
Pada praktikum kali ayam sudah bersih dari protruding pinfeather namun
masih terdapat non protruding pinfeather pada bagian sayap tetapi hanya sedikit,
sehingga ayam tersebut masih masuk kedalam A quality Sebelum penentuan
kualitas karkas sebaiknya unggas harus bebas dari protruding pinfeather. Namun
demikian karkas masih dapat dipertimbangkan jika jumlahnya sedikit. Dizaman
modern saat ini manusia lebih memilih cara hidup yang praktis untuk
mengefisiensikan waktu oleh sebab itu adanya fin feather pada karkas akan
menambah pekerjaan konsumen untuk mencabuti bulu tersebut sebelum dimasak.
5
Disjoint Bone
Disjoint Bone atau lepasnya persendian akan menurunkan daya tarik karkas
dalam hal ini biasanya terdapat kebengkakan pada bagian yang mengalami
disjoint bones tersebut karena aliran darah akan terpusat pada kerusakan tersebut
sebaga tidakan penyembuhan secara alami (Mountney, 1976). Dalam praktikum
kali ini tidak ditemukan kebengkakan pada ayam yang artinya tidak adanya
disjoint bone pada ayam tersebut sehingga ayam tersebut msuk kedalam grade A.
6
Broken Bones
Patah tulang akan menurunkan daya tarik karkas yang akan menurunkan
qualitas karkas tersebut. Pada pengamatan kali ini dijumpai tulang yang patah dan
keluar pada bagian kanan sayap tetapi tidak ada odema atau pembengkakan hal ini
disebabkan karena kecerobohan pada saat penyembelihan, ayam dipegang terlalu
kencang sehingga menyebabkan tulang yang patah dan keluar, ayam broiler
dipanen pada umur 30 hari sehigga memiliki tulang yang belum tumbuh sempurna
dan rawan patah, hal ini menyebabkan turunnya grade ayam menjadi C.
28
Missing Parts
Dalam praktikum kali ini bagian yang menjadi missing parts adalah
Discoloration
Memar
pada
daging
atau
kulit
diperkenankan
hanya
bagi
yang
Eksposed flush
Eksposed flush merupakan sobekan atau kulit yang terlepas sehingga
29
Perhitungan Karkas
Faktor-faktor yang mempengaruhi persentase karkas antara lain bobot
badan akhir, kegemukan dan deposisi daging dan paha. Bertambahnya bobot
hidup ayam pedaging akan mengakibatkan bobot karkas meningkat dan persentase
karkas akan meningkat pula. Persentase karkas ditentukan oleh besarnya bagian
tubuh yang terbuang seperti kepala, leher, kaki, jeroan, bulu, dan darah.
30
karena factor lingkungan misalnya sifat ayam di kandang yang sering duduk
menyebabkan bulu dikisaran abdomen botak yang akan mengurangi bobot bulu.
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa berat hidup
ayam broiler yaitu 2000 gram setelah dilakukan Bleding dan Scalding berat ayam
menjadi 1850 gram kemudian dilakukan Evisceration sehingga bobot carcass
seberat 1586 gram atau sekitar 79.3% dari bobot hidup. Presentase karkas
didapatkan dari jumlah perbandingan bobot karkas dan bobot badan akhir
dikalikan 100%, dari hasil yang didapat hasil presentase karkas yang diamati
cukup berbeda dengan presentase karkas normal yang didapatkan dari literatur,
hal tersebut dapat dikarenakan bobot ayam yang besar dengan tingkat perlemakan
yang tinggi.
31
pakan, tekstur pakan, kandungan serat pakan, dan pakan tambahan berupa grit
yang mempengaruhi besar empedal, sehingga bobot viscera pun meningkat.
Proporsi viscera pada ayam broiler yang dipanen pada umur 8 minggu adalah 14,
3%-15,9% (Iskandar,2007). Pada ayam broiler yang diamati didapatkan
presentase viscera sebesar 17.6% perbedaan tersebut dapat dikarenakan factor
genetic, ataupun factor lain seperti nutrisi ayam yang baik atau pakan yang
tertinggal ikut terhitung.
Karkas ayam broiler terdiri dari beberapa bagian , yaitu: dua buah sayap,
satu bagian dada, satu bagian punggung dan dua bagian paha yang terdiri dari dua
bagian thigh dan dua bagian drum stick (Judge, M. D., E. D. Aberle, J. C. Forrest,
H. B. Hedrick dan R. A. Merkel 1989). Daging dada merupakan otot yang terbesar
pada karkas dengan berat sekitar 8% dari
berat
32
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Inspeksi antemortem pada ayam hidup bertujuan untuk memeriksa
kesehatan ayam. Inspeksi antemortem dapat dilakukan dengan cara
mengamati
Abnormal
pernafasan,
Abnormal
perilaku,
Abnormal
darah,
penyeduhan,
pencabutan
bulu
dan
dressing
33
5.2
Saran
Praktikum Poultry Grade ini preparat yang digunakan sudah lengkap,
34
DAFTAR PUSTAKA
Bell, D. D. & W. D. Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg
Production. 3th Edition. Springer Science+Business. Inc. Spiring Street,
New York.
Gordon, S. H. &. D.R. Charles. 2002. Niche and Organic Chicken Products :
Their Technology and Scientific Principles. Nottingham University
Press, Definitions: III-X, UK.
Hadiwiyoto. 1992. Ilmu dan Tehnologi Daging. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hanifah. A, 2010. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah Tropis.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Iskandar. 2007. Respon Broiler terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi
Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2001. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Mead. 1989. Poultry Science. The Interstate Printer and Publiser, Denvile. p. 1011.
Muchtadi dan Soegiyono, 1992. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras
Pedaging (broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler.
Kanisius,Yogyakarta.
Cetakan pertama.
35
36
37
LAMPIRAN
NAMA
KONTRIBUSI
Zhasa nurlailya
Aldo
Aisofi
Tinjauan Kepustakaan
Syahrindra Anzala
Sayyid Muhammad
Pembahasan Karkas