Anda di halaman 1dari 4

Mekanisme CPR untuk Serangan Jantung Refrakter

Penggunaan kompresi dada mekanik untuk pasien serangan jantung sedang dalam
pemeriksaan untuk standar Advanced Cardiac Life Support (ACLS). Dalam standar resusitasi
pasien akut perlu adanya pendekatan alternatif. Salah satu alternatif tersebut adalah dengan
menggunakan perangkat CPR mekanik untuk membantu peredaran darah sistemik sementara
pasien dibawa ke ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi yang lebih canggih seperti
oksigenasi extracorporeal membrane (ECMO) atau cardiopulmonary bypass perifer. Perlu
adanya pertimbangan dan tepat dalam tindakan, tidak boleh terlalu lama maupun terlalu cepat
karena dapat menyebabkan kematian.
Siao et al menyatakan bahwa serangan jantung dikatakan refrekter apabila sirkulasi spontan
tidak kembali dicapai dalam waktu lebih dari 10 menit dengan upaya resusitasi ACLS biasa,
atau dengan durasi rata-rata resusitasi sebelum ECMO dimulai yaitu 69,9 49,6 min.
Disarankan juga paling tidak diberikan 3 guncangan diberikan kepada pasien dengan ritme
yang mengejutkan sebelum menjadi refrektori atau rata-rata 9,7 4,2 guncangan sebelum
ECMO.
Reynolds et al menyebutkan bahwa dalam OHCA upaya resusitasi antara 10 dan 15 menit
tanpa pertimbangan akan menjadi refrekter. Durasi resusitasi melebihi 15 menit jarang
menunjukan hasil neurologis yang baik.
Belohlavek et al. menyarankan periode lebih pendek yaitu 5-10 menit untuk menyatakan
upaya refrekter dan kemudian beralih ke tindakan ACLS nonkonvensional.
Pelayanan darurat medis (EMS) saat ini menggunakan metode stay and play yaitu
melakukan tindakan berupa CPR, defibrilasi, dan pemberian obat jantung ditempat.
Sebelumnya, metode yang digunakan adalah scoop and run atau load and go, namun
tidak dapat diterapkan apabila serangan jantung refrekter.
1. CPR di Ambulans
Tindakan CPR yang baik telah terbukti meningkatkan tingkat ROSC dan keselamatan. CPR
sering dilakukan oleh petugas EMS sebelum tiba di rumah sakit. Namun, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain keselamatan petugas EMS saat melakukan CPR dalam
ambulans yang bergerak, dan kemampuan untuk menghasilkan aliran darah yang efektif
melalui CPR berkualitas tanpa adanya gangguan.
2. Keselamatan Petugas EMS
Keselamatan petugas EMS sangat beresiko ketika sedang melakukan CPR di ambulan dengan
kecepatan tinggi. Petugas EMS sering merasa tidak nyaman, tidak leluasa, sehingga
menghambat perawatan pasien. Pengenalan CPR mekanik dapat memberikan solusi untuk
masalah keamanan. Petugas dapat menggunakan penahan selama CPR mekanik, sambil
memastikan pemberian CPR berkualitas kepada pasien.

3. Peningkatan Aliran Darah yang Efektif


Beberapa penelitian menilai kualitas dari CPR manual dalam ambulan menggunakan model
manikin dan pasien dewasa dengan OHCA. Hasil menunjukan resusitasi pada pasien dengan
OHCA tidak cukup. Misalnya, dalam serangkaian kasus multicenter Eropa dari 176 pasien
dewasa dengan OHCA, kompresi dada diberi kurang dari 50% dari waktu yang ditetapkan,
dan kompresi dari kedalaman yang tepat dilakukan kurang dari 30% dari waktu yang
ditetapkan.
4. Peran penting dari teknik CPR selama di ambulan
Penggunaan CPR mekanik pada OHCA tidak hanya untuk mengurangi resiko cedera dan
kelelahan pada petugas EMS, namun juga untuk meningkatkan kualitas CPR dan mengurangi
waktu hand-off. CPR mekanik menunjukan lebih mendekati pedoman yang
direkomendasikan dan sangat efektif dalam menjaga CPR berkualitas selama di ambulans.
Manfaat dari CPR mekanik pada OHCA, dari segi kualitas CPR dan hasil, juga telah
dibuktikan dalam studi klinis. Sebuah studi yang dilakukan di Norwegia, yang secara
retrospektif menilai kualitas CPR pada OHCA, menunjukkan peningkatan di tingkat
kompresi, kedalaman dan waktu hand-off dengan CPR mekanik bila dibandingkan dengan
CPR manual. Meskipun telah ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa CPR mekanik
meningkatkan kualitas resusitasi selama di ambulans, tidak semua data mendukung
kesimpulan ini.
Dalam sebuah studi prospektif, upaya resusitasi di ambulans dengan CPR manual dan CPR
mekanik dibandingkan dengan menggunakan analisis waktu-gerak rekaman video digital.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam waktu hand-off
antara 2 kelompok tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan perangkat mekanis selama di ambulans akan
mengurangi risiko cedera petugas pra-rumah sakit. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
perangkat mekanik meningkatkan kualitas CPR. Namun, tidak ada data yang menunjukkan
CPR mekanik selama di ambulans meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.

CPR mekanik
Hyperinvasive

di

serangan

jantung

Refractory

menggunakan

pendekatan

CPR hyperinvasive adalah sebutan untuk pendekatan pada serangan jantung refrektory. Ini
melibatkan serangkaian tahapan, langkah-langkah perawatan super-canggih, umumnya
termasuk transisi ke CPR mekanik untuk transportasi ke rumah sakit, pendinginan suhu,
dukungan sistemik dengan ECMO maupun PCAB, dan awal CAG / PCI. Ada 2 laporan awal
mengevaluasi pendekatan ini.

Praha Hyperinvasive Studi. "Prague Out-of-Hospital Study" adalah berkelanjutan,


prospektif, studi acak yang membandingkan ACLS standar pra-rumah sakit dengan
pendekatan hyperinvasive memanfaatkan kompresi dada mekanik, intra-arrest hipotermia,
kebutuhan dasar extracorporeal intrahospital, dan investigasi invasif awal.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012. Sebanyak 200-400 pasien ditetapkan yaitu pasien 6
bulan dengan fungsi neurologis yang baik, pasien 30 hari mengalami neurologis dan
pemulihan jantung. Kriteria inklusi termasuk usia antara 18 dan 65 tahun, seorang saksi
OHCA, dan kegagalan untuk menegakkan ROSC mengikuti minimal 5 menit dari ACLS.
Khususnya, irama shockable bukanlah kriteria inklusi yang diperlukan. Setelah penentuan
kelayakan, mereka secara acak dengan terapi eksperimental ditempatkan pada perangkat
kompresi mekanik, pendinginan intra-arrest dimulai dengan perangkat pendingin hidung, dan
pasien dialihkan ke pusat serangan jantung dengan kapasitas untuk kedua intervensi koroner
dan penempatan ECMO. Hipotermia ringan dilanjutkan di negara post-resuscitation. Hasil
dari pra-intervensi telah dilaporkan yaitu sebanyak 67 pasien dievaluasi: usia rata-rata adalah
59 tahun, rata-rata waktu serangan jantung adalah 40 menit, dan 67% memiliki VF. pH yang
diperoleh adalah 7,06 dan kadar laktat adalah 9,9 mmol / L. Rata-rata waktu untuk
laboratorium Cath adalah 64 menit. Secara keseluruhan, 54% selamat (36/67), dengan 75%
(27/36) dari korban memiliki fungsi neurologis yang baik (BPK 1 atau 2); 7 pasien menerima
ECMO, tapi tidak selamat. Uji coba secara acak yang sebenarnya saat ini sedang
berlangsung.

The CHEER Trial Percobaan "CHEER" (CPR mekanik, Hipotermia, ECMO dan Awal
Reperfusi) adalah singlecenter, prospektif, studi observasional pasien yang dipilih dengan
serangan jantung refrakter (baik di dalam maupun diluar rumah sakit) yang digunakan
serangkaian terapi. Kriteria termasuk usia 18-65 tahun, yang diduga secara etiologi akan
menjadi serangan jantung, kompresi dada dimulai dalam 10 menit pingsan, awal serangan
jantung irama VF, CPR mekanik yang tersedia, dan pasien dianggap kandidat untuk
dilakukan CAG awal dan bantuan ECMO. Tujuan primer adalah kelangsungan hidup untuk
dikeluarkan dari rumah sakit dengan fungsi neurologis yang baik. Tujuan sekunder adalah
ROSC, sukses dari ECMO, dan kedua ICU dan rumah sakit lama tinggal.
Sebanyak 26 pasien yang terdaftar (15 pasien di rumah sakit, 11 pasien diluar rumah sakit).
Usia rata-rata adalah 52 tahun, rata-rata waktu dari pingsan ke inisiasi ECMO adalah 56
menit, dan 73% memiliki VF. pH adalah 6,9, dan kadar laktat adalah 10 mEq / L; 14 (54%)
pasien selamat, termasuk 5 dari 11 (45%) dengan OHCA. Semua pasien selamat memiliki
fungsi neurologis yang baik (Tabel 3).
Kedua laporan tersebut menunjukkan bahwa CPR mekanik menunjukkan sebagai terapi awal
dalam agresif, pendekatan invasif untuk serangan jantung refrakter. Pentingnya dukungan
peredaran darah yang baik, termasuk selama transportasi ke fasilitas mampu memberikan
dukungan invasif canggih dengan baik ECMO dan PCI adalah kunci untuk kelangsungan
hidup jangka panjang dengan fungsi neurologis yang baik.

Kesimpulan
CPR mekanik menawarkan keselamatan dan efisiensi yang menguntungkan selama
perawatan serangan jantung di lab cath dan selama perjalanan pada pasienserangan jantung
refrektori ke rumah sakit dan lab cath. Pelatihan perlu dilakukan untuk menurunkan
kegagalan dan menghindari gangguan pada resusitasi dan upaya darurat PCI. Keberhasilan
resusitasi dengan fungsi neurologi jangka panjang yang baik telah dilakukan di pusat
menggunakan CPR mekanik saat ini.

Anda mungkin juga menyukai