Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menggigil (shivering) merupakan komplikasi yang sering terjadi selama tindakan
anestesi. Menggigil merupakan suatu respon yang tidak nyaman bagi pasien dan akan
menimbulkan risiko yang tidak baik bagi pasien karena berkaitan dengan aktivitas
simpatis/adrenergik seperti meningkatnya proses metabolisme tubuh, meningkatnya
kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4-6 kali lipat, timbulnya peningkatan produksi
karbondioksida dan akan memperberat nyeri pasca operasi. Peningkatan kadar katekolamin
dalam darah juga akan meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular. Menggigil juga akan
meningkatkan tekanan intraokuli dan tekanan intrakranial. Hal ini akan membahayakan pada
pasien-pasien dengan kondisi yang tidak optimal seperti pasien dengan penyakit paru
obstruksi menahun. Oleh sebab itu, kejadian menggigil pasca anestesi umumnya sebaiknya
dicegah dan kalau sudah timbul harus segera ditangani dengan baik.1
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu : hipotermi akibat redistribusi panas dari
pusat tubuh ke perifer, suhu kamar operasi yang dingin/rendah, lamanya luka daerah operasi
yang terbuka, pelepasan sitokin akibat tindakan operasi, dan penggunaan obat-obat anestesi
yang menurunkan ambang batas menggigil dan menurunkan respon vasokontriksi terhadap
hipotermi.1
Kombinasi antara gangguan termoregulasi yang disebabkan oleh tindakan anestesi
dan eksposur suhu lingkungan yang rendah, akan mengakibatkan terjadinya hipotermia pada
pasien yang mengalami pembedahan. Menggigil merupakan salah satu konsekuensi
terjadinya hipotermia perioperatif yang dapat berpotensi untuk terjadi sejumlah sekuele, yaitu
peningkatan konsumsi oksigen dan potensi produksi karbon dioksida, pelepasan katekolamin,
peningkatan cardiac output, takikardia, hipertensi, dan peningkatan tekanan intraokuler.
Definisi hipotermia adalah temperatur inti 10C lebih rendah di bawah standar deviasi ratarata
temperatur inti manusia pada keadaaan istirahat dengan suhu lingkungan yang normal (28
350C). Kerugian paska operasi yang disebabkan oleh gangguan fungsi termoregulasi adalah
infeksi pada luka operasi, perdarahan, dan gangguan fungsi jantung yang juga berhubungan
dengan terjadinya hipotermia perioperatif.5

Menggigil dapat menimbulkan efek yang berbahaya. Aktivitas otot yang meningkat
akan meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida. Kebutuhan oksigen otot

jantung juga akan meningkat, dapat mencapai 200% hingga 400%. Hal ini tentunya akan
sangat berbahaya bagi pasien dengan kondisi fisik yang jelek seperti pada pasien dengan
gangguan kerja jantung atau anemia berat, serta pada pasien dengan penyakit paru obstruktif
menahun yang berat.5
Hipotermia sering terjadi sebagai efek samping dari anestesi. Yang mana anestesi
spinal menyebabkan vasodilatasi dan hambatan pada pusat pengaturan suhu dan transfer
panas antar kompartemen. Faktor yang mendukung kejadian hipotermia bervariasi, meliputi
berikut ini:5
Usia ekstrim (Anakanak dan orangtua)
Kehamilan
Suhu ruangan
Lama dan jenis prosedur bedah
Kondisi yang ada sebelumnya (kehamilan, luka bakar, luka terbuka, dll)
Status hidrasi
Penggunaan cairan dan irigasi yang dingin
Menurut Bhattacharay dkk, 40% menggigil terjadi pada pasien yang mengalami
pemulihan dari anestesi umum, 50% pada pasien dengan core temperatur 35,5oC dan 90%
terjadi pada pasien dengan core temperatur 34,5oC. Kejadian menggigil pasca anestesi
dilaporkan sekitar 33-65% pada pasien yang menjalani anestesi umum dan sekitar 33-56,7%
pada pasien yang menjalani anestesi spinal. Sementara pada pasien dengan anestesi spinal
didapatkan angka kejadian yang bervariasi. Kelsaka dkk mendapatkan kejadian menggigil
(shivering) pasca anestesi spinal sekitar 36%, Roy dkk mendapatkan sekitar 56,7% sementara
Sagir dkk mendapatkan sekitar 60%.2
Mengingat data-data di RSUD Nganjuk tentang kejadian Shivering belum lengkap
dan memadai, maka dari itu kami ingin menindak lanjuti dan meneliti tentang kejadian
Shivering pasca operasi dengan anestesi spinal di RSUD Nganjuk.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Berapa angka kejadian menggigil (shivering) pada pasien Obstetri dan Ginekologi
yang menggunakan anestesi spinal Bupicavain di RSUD Nganjuk periode Maret
dan April 2016 berdasarkan jenis tindakan operasi yang didapatkan oleh pasien ?
2. Berapa angka kejadian menggigil (shivering) pada pasien Obstetri dan Ginekologi
yang menggunakan anestesi spinal Bupicavain di RSUD Nganjuk periode Maret
dan April 2016 berdasarkan lama tindakan operasi pasien ?
3. Berapa angka kejadian menggigil (shivering) pada pasien Obstetri dan Ginekologi
yang menggunakan anestesi spinal di RSUD Nganjuk periode Maret dan April
2016 dengan pemberian irigasi terhadap pasien ?
4. Bagaimana pengaruh antara (shivering) dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya shivering pada pasien Obstetri dan Ginekologi dengan tindakan operasi
yang menggunakan anestesi spinal Bupicavain di RSUD Nganjuk periode Maret
dan April 2016 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui angka kejadian menggigil (shivering) pada pasien Obstetri dan
Ginekologi

dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal

Bupicavain di RSUD Nganjuk periode Maret dan April 2016 berdasarkan jenis
tindakan operasi yang didapatkan oleh pasien.
2. Mengetahui angka kejadian menggigil (shivering) pada pasien Obstetri dan
Ginekologi

dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal

Bupicavain di RSUD Nganjuk periode Maret dan April 2016 berdasarkan lama
tindakan operasi yang didapatkan oleh pasien.
3. Mengetahui angka kejadian menggigil (shivering) pada pasien Obstetri dan
Ginekologi

dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal

Bupicavain di RSUD Nganjuk periode Maret dan April 2016 dengan pemberian
irigasi terhadap pasien.
4. Mendeskripsikan pengaruh

antara

(shivering)

dan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi terjadinya Shivering pada pasien dengan tindakan operasi yang


menggunakan anestesi spinal Bupicavain di RSUD Nganjuk periode Maret dan
April 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi pembaca :
1. Menambah wawasan tentang shivering pada pasien dengan tindakan
operasi yang menggunakan anestesi spinal .
b. Bagi peneliti :
1. Penelitian ini diharapkan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut yang
timbul akibat terjadinya shivering.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam memilih cara


untuk mencegah shivering paska anestesi.
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian yang selanjut.

Anda mungkin juga menyukai