Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang:
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan
suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu
kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan
kualitas air untuk keperluan air minum. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan
interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana
terjadi pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garamgaraman, dan bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka (Interface) ikan-air
pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran bahan-bahan
tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari membran tersebut,
sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa tewas.
Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk
penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan
sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan
kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian
tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi,
atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pembenihan ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan
selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen inputbagi kegiatan pembesaran.
Pembesaran ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran
konsumsi. pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan untuk menghasilkan benih yang siap
ditebarkan di unit produksi pembesaran atau benih yang siap dijual. Hal-hal yang berhubungan
dengan permasalahan diatas berkaitan erat dengan studi penelitian yang dilaksanakan oleh
mahasiswa yaitu penelitian terhadap pengukuran parameter perairan. Mulai dari parameter fisik
perairan, parameter kimia perairan, dan parameter biologis perikanan.
1). Tujuan :
1.
Memahami dan mengetahui cara pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter
fisik, kimia dan biologi
2.
Mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukuran parameter lingkungan perairan ,
parameter fisik, kimia dan biologi
2).

Manfaat :

1.
Dapat melakukan pengukuran kualitas air di lingkungan perairan , yaitu parameter fisik ,
kimia dan biologi
2.
Dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat yang digunakan pada pengukuran parameter
lingkungan perairan , parameter fisik kimia dan biologi

BAB II
TINJAUAN PUTAKA
2.1

Kualiatas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain
di dalam air. Dalam pengukuran kualitas air ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya adalah Parameter Fisik, parameter kimia, dan parameter biologis.
a.
Parameter fisik air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, bau, dan Warna.
b.
Parameter kimia air yaitu Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas.
c.
Parameter biologs air yaitu Plankton.
2.2
a.

Parameter Fisik

Suhu
Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmofer. Berdasarkan penyebarannya
di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran secara horisontal dan
vertikal.air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak mengalami
fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi
daripada udara. Artinya untuk naik 1oC, setiap satuan Volume air memerlukan sejumlah panas
yang lebih banyak daripada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukan fluktuasi suhu air
yang lebih besar daripada perairan yang dalam. Sedangkan organisme memerlukan suhu yang
stabil atau fluktuasi sushu yang rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi rendah maka
perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat alam antara lain :
1.
Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan air.
2.
Angin, sebagai penggerak pemindahan massa air.
3.
Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan terdapat lapisan air yang
bersuhu rendah akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan
perairan.
Suhu air yang ideal bagii organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak
terjadi perbedaan suhu yang tidak mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 oC). Pada
perairan yang tergenang yag mempunyai kedalaman minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi
pelapisan (strasifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi

dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu terjadi karena masuknya panas
dari cahaya matahari kedalam kolam air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang
vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari dua meter biasanya terjadi strasifikasi
suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan
budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebiih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah
strasifikasi suhu pada wadah budidaya ikan perlu iperhatikan dan harus menggunakan alat bantu
untuk pengukurannya.
Donald Ahrens, Meteorology Today: An Introduction to Weather, Climate, and an Environment,
Ninth edition. Thomson BrooksCole. New York. 2008.
b.

Kecerahan
Gusriana, 2012, Sentra Edukasi, Budidaya Ikan (Jilid 1) Kecerahan air merupakan ukuran
transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan
dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton
diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air
dan daya perambatan cahaya didalam air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity).
Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam
perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a.
Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b.
Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
c.
Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun
tumbuhan yang terektrak)
c.

Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau diganti, agar
tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang menyebabkan air pada
kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan oleh ikan,
menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan yang
dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. Material dalam air
dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam Suwondo, 2005).
d.

Warna

Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan kualitas
air adalah seperti di bawah ini:
1.
Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae
dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu
mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat
sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut.
2.
Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis
plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat
pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif
kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga
berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan kualitas
perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di dalam
tambak.
3.
Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi
merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung
dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.
hobiikan.blogspot.com/.../warna-air-tambak-kriteria-warna-air.html
2.3
a.

Parameter Kimia
DO (Disolved Oxigent)
Semua makhluk hidup untuk hidup sangat membutuhkan oksigen sebagai faktor penting
bagi pernafasan. Ikan sebagai salah satu jenis organisme air juga membutuhkan oksigen agar
proses metabolisme dalam tubuhnya berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan disebut
dengan oksigen terlarut. Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air
karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dari difusi langsung dengan udara.
Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang
terlarut dalam air atau dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per million). Air
mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri,
beberapa proses yang menyebabkan masuknya oksigen ke dalam air yaitu:
1)
Diffusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukannya, yang terjadi karena adanya
gerakan molekul-molekul udara yang tidak berurutan karena terjadi benturan dengan molekul air
sehingga O2 terikat didalam air.
2)
Diperairan umum, pemasukan oksigen ke dalam air terjadi karena air yang masuk sudah
mengandung oksigen, kecuali itu dengan aliran air, mengakibatkan gerakan air yang mampu
mendorong terjadinya proses difusi oksigen dari udara ke dalam air.

3)
Hujan yang jatuh,secara tidak langsung akan meningkatkan O2 di dalam air, pertama suhu
air akan turun, sehingga kemampuan air mengikat oksigen meningkat, selanjutnya bila volume
air bertambah dari gerakan air, akibat jatuhnya air hujan akan mampu meningkatkan O2 di dalam
air.
4)
Proses Asimilasi tumbuhtumbuhan. Tanaman air yang seluruh batangnya ada didalam air di
waktu siang akan melakukan proses asimilasi, dan akan menambah O2 didalam air. Sedangkan
pada malam hari tanaman tersebut menggunakan O2 yang ada didalam air.
b.

Ph
pH Air - pH (singkatan dari puisance negatif de H ), yaitu logaritma negatif dari
kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu untuk
menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti
yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air yang agak basa, dapat
mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat
diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
pH Air Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka
mineral dalam air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam kolam itu kemudian kita bubuhkan
bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dsb dengan cukup, tetapi kurang mengandung
garam-garam bikarbonat yang dapat melepaskan kationnya, maka mineral-mineral yang mungkin
terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk menciptakan lingkungan air yang
bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak terjadi pergoncangan pH air). Ikan
rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat jawa (Tricogaster tericopterus ) dan ikan
gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9, untuk ikan lunjar kesan pH 5-8 ,ikan karper
(Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup pada pH 4-6, tapi pH idealnya 7,2.
Derajat keasaman pH Air suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan
tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH air asam tidak baik untuk
budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan akan rendah. Pada pH air netral sangat
baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya berkisar antara 7 8, sedangkan pada pH air basa
juga tidak baik untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan dapat berakibat terhadap
komunitas biologi perairan.
c.

Salinitas
salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada
suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total

didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida
digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air
contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl,
MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
2.4
a.

Parameter Biologi
Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan
untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan
budidaya. Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air
dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka
terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll)
baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan
mikroskop).
2.
Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata
netnya 0,03 - 0,04 mm).
3.
Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
1.
Limnoplankton (plankton air tawar/danau).
2.
Haliplankton (hidup dalam air asin)
3.
Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau)
4.
Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
5.
Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1

Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar Budidaya Perairan yaitu Pengukuran Kualitas Air (Parameter fisik,
kimia, dan biologi) di Lokasi Budidaya Ikan, dilaksanakan pada Senin, 19 Maret 2012 ,
bertempat di Kolam Ikan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2
Pengamatan Lokasi Praktikum

Metode praktikum yang digunakan adalah pengamatan lansung kualitas air seperti suhu,
kecerahan,warna dan bau sebagai parameter Fisik, Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas sebagai
parameter Kimia,dan parameter biologi berupa pengamatan pada organisme didalamnya
seperti plankton.
3.3
Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang dipergunakan dalam pengukuran tiap parameter dalam praktikum
ini antara lain :
Nama Alat
Bentuk
1. Termometer Untuk Pengukur Suhu

2. Secchi Disk Untuk Mengukur Kecerahan

3. Do Meter Untuk Mengukur Oksigen Trelarut

4. pH Meter Untuk Mengukur pH Air

5. Refaktor Meter Untuk Mengukur Sanilitas Air

6. Planktonnet Untuk Mengambil Sampel Plankton

7. Botol Sampel Untuk Mengambil Sampel Air

3.4

Pengukuran Kualitas Air langsung di lokasi praktikum


Adapun prosedur pengukuran kualitas air pada praktikum Budidaya Perairan yaitu :

Pada pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah thermometer. Thermometer tersebut di
masukkan ke dalam perairan selama 3-5 menit. Setelah diketahui hasilnya, kemudian dicatat
lansung tanpa menyentuh thermometer agar tidak mempengaruhi hasil yang didapatkan.
Pengukuran dilakukan pada 3 stasiun atau tempat yang berbeda.
Untuk pengukuran kecerahan alat yang digunakan adalah Secci Disk. Cara pengukurannya
adalah secci disk dimasukkan kedalam perairan sampai pada titik hilang ( Tidak nampak )
kemudian diangkat secara perlahan-lahan sampai ditemukan tittik tampak serta diukur jarak
keduanya. Pencatatan hasilnya dilakukan pada titik tidak tampak dan titik tampak serta diukur
pada 3 stasiun atau tmpat yang berbeda.
Pengukuran oksigen terlarut dengan menggunakan DO Meter. Sebelum dilakukan
pengukuran, DO Meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan Aquades agar
mendapatkan hasil yang akurat. DO Meter dimasukkan kedalam air dan dibiarkan selama 3-5
menit agar hasil dimonitor stabil. Pengukuran juga dilakukan pada 3 stasiun atau tempat yang
berbeda.
Pengukuran pH dngan menggunakan pH meter yang dimasukkan kedalam perairan
selama beberapa menit sampai pH meter meunjukkan atau berhenti pada angka tertentu.
Pengukuran juga dilakukan pada 3 tempat yang berbeda.
Pengukuran salinitas air yaitu menggunakan Refraktometer, sebelumya sampel air diambil
dengan menggunakan Pipet tetes, lalu di tetesi pada Refraktometer. Kemudian dilihat
berapa jumlah garam-garam (dalam gram) di dalam tiap 1000 gram air sampel yang dinyatakan
dalam promil.
Untuk pengambilan sampel plankton alat yang digunakan adalah Planktonnet. Air yang
diambil ditampung dalam jaring planktonet agar plankton dapat diambil sampelnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan Kualitas Air
penguku suh p
ran
u H

DO

Kecera
han

Plankt
on

Salini
tas

Warna

Bau

27 8,
C 8

11,3
mg/l

25 cm

Ada

0 pp
m

Kecoklatan/kehi
jauan

Lum
pur

27 8.
C 7

11,0m
g/l

25 cm

Ada

0
pmm

Kecoklatan/kehi
jauan

Lum
pur

27 8,
C 7

9,4
mg/l

25 cm

Ada

0
pmm

Kecoklatan/kehi
jauan

Lum
pur

4.2 Pembahasan
4.2.1 Parameter Fisik Perairan
Dalam Lingkunngan budidaya ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah
satuunya adalah Parameter Fisik Air yaitu :
a. Suhu
b. Kecerahan
c. Bau
d. Warna
a)
Suhu Air
Suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat
berlangsung berkisar antara 25 C - 32 C. Kisaran suhu tersebut biasanya berlaku di Indonesia
sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan kegiatan
budidaya ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam
perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya
semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air maka kelarutan oksigen
akan berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan 10 C suhu perairan
mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2 3 kali lipat,
sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme akuatik itu berkurang.
Anonim.2012.http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengaruh-suhu-air-pada-mahlukhidup_09.html
Suhu air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak terjadi
perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 C) . Pada perairan
yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi
pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi
dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom air dikelompokkan
menjadi tiga yaitu :
1.
lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu
relatif kecil (dari 32 C menjadi 28 C).
2.
Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai
penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C ).
3.
Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan
ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya
panas dari cahaya matahari kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang
vertikal.

Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi stratifikasi suhu
yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan
budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi
suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan
aerator/blower/ kincir air.
Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam
mengkonsumsi pakan yang diberikan selama berlangsung kegiatan budidaya. Respon tersebut
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Jika dikaitkan pada hasil Pengamatan, suhu yang terdapat pada Kolam penelitian yaitu
sekitar 270C. suhu ini sangat mendukung dalam keberlangsungan ikan-ikan yang akan
dibudidayakan. Biasanya suhu ini terdapat pada kawasan tropis di Indonesia. Dengan
memperhatikan Suhu pada Kegiatan Budidaya kita dapat memperoleh hasil yang baik, dan
maksimal, dan kemudian Ikan yang akan dibudidaya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
b)

Kecerahan Air
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya
matahari yang masuk kedalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari.
Cahaya matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman didalam
air,. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air.
Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita dapat mengetahui
sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi didalam air.
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar
matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk.
Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas
cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity).
Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam
perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat yang
tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya yang
datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air.

a.
b.

Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:


Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)J
asad-jasad renik yang merupakan plankton.

c.
Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun
tumbuhan yang terektrak).
Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi tetap terdapat plankton.
Air yang sangat keruh tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan, karena air yang
keruh dapat menyebabkan :
a.
b.
c.
d.

Rendahnya kemampuan daya ikat oksigen.


Berkurangnya batas pandang ikan.
Selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah.
Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikelpartikel lumpur.

Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang terdapat
dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak terlalu keruh. Alasan
mengapa Air dilokasi penelitian dikatakan baik adalah, ditinjau dari insnsitas cahaya yang masuk
yang akan mempengaruhi plankton ataupun zoplankton, sehingganya air tetap pada kadar
kesuburan. Itinjau dari keecerahan yang ada air pada lokasi penelitian pada kolam tidak terlalu
jernih dah tidak terlalu keruuh maka hal tersebut berkaitan dengan adanya oksigen yang akan
masuk didalam air bagi keberlangsungan organisme budidaya.
c)
Bau Air
Dalam lingkungan budidaya kadar bau juga sangat mempengaruhi tingkattumbuh dan
berkembangnya ikan, namun bau juga dapat menghambat keberlangsungan pertumbuhan ikan itu
sendiri. Tidak hanya mahluk hidup yang hiidup didarat saja yang membutuhkan kenyamanan,
Organisme air (ikan) juga membutuhkan. Bau air dapat membuat organisme yang berada
didalamnya akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika memang bau air tersebut cocok
pada organisme yang bersangkutan.
d) Warna Air
Warna air biasanya disebut juga Kekeruhan. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan anorganik baik tersuspensi
maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik seperti plankton
dan mikroorganisme lainnya. Warna air juga dapat menunjukan adanya pakan organik bagi
organisme yang ada diperairan tersebut. Dalam lokasi budidaya ikan yang telah diamati
menunjukan bahwa air tersebut memang benar memiliki plankton (pakan organik ikan) dan hal

ni menunjukan bahwa ketersediaan air dengan warna yang ada dapat mendukung pertumbuhan
organisme budidaya(ikan).
4.2.2 Parameter Kimia Perairan
a.
Okisigen terlarut
b.
pH
c.
Salinitas
a)

Oksigen Terlarut
Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1o C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar
10%. Untuk mempertahankan hidupnya, maka makhluk hidup yang tinggal di air baik tanaman
maupun hewan tergantung pada kadar oksigen terlarut. Oksigen berfluktuasi secara harian
(diurnal) dan musiman tergantung pada pencampuran (miksin) dan prgerakan (turbulensi) massa
air, aktifitas fotosintesis respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Di perairan air
tawar, kadar oksigen terlarut antara 15 mg/l pada suhu 0 C dan 8 mg/l pada suhu 25C.
Oksigen sangatlah diperlukan bagi ekosistem yang dibudidayakan. Adanya oksigen sangatlah
berpengaruh pada tingkat ketahanan Ekosistem (ikan) itu sendiri untuk bisa mempertahankan
hidup. Kadar oksigen terlarut dalam suatu wadah budidaya ikan sebaiknya berkisar antara 7-9
ppm. Konsentrasi oksigen terlarut ini sangat menentukan dalam aquakultur. Kadar osigen terlarut
dalam wadah budidaya ikan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasi atau
dengan menggunakan alat yang disebut dengan DO meter (dissolved oxygen). Jika dibandingkan
dengan oxigen yang berada didalam
b)

pH
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan
sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000 teriokan sehingga pH
air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun dan
disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen berkurang akan menyebabkan
nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan basa. Kondisi perairan yang
ebersifat sangat asam atau basa akan membahayakan kelangsungan hidup organism karna akan
menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat
rendah yang akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion
aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan
hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara
ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai pH suatu ekosistem air dapat berfluktuasi

terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme
air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Dikaitkan dengan pH yang ada pada lokasi Penelitian maka pH yang ditunjukan sangat cocok,
sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan dibudidayakan.
c)
Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.Pengertian salinitas
air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan.
Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air
setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh
chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat
dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya
adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan
Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur Salinitas Air ). Satuan untuk pengukuran
salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas air untuk
perairan tawar biasanya berkisar antara 05 ppt ( Salinitas air Tawar ), perairan payau biasanya
berkisar antara 629 ppt ( Salinitas air Payau ) dan perairan laut berkisar antara 3035
ppt. ( Salinitas air Laut).
4.2. 3 Parameter Biologis
Fitoplakton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang dapat dipergunakan
dalam penentuan bioindikator kualitas perairan. Dalam artian indikator kesuburan perairan dapat
dilihat dari kelimpahan fotiplankton dalam jumlah yang tidak berlebih. Adanya Plankton atau
biasa disebut juga pakan organik bagi organime budidaya yang ada dalam Air. Sehingga Ikan
tidak bergantung pada makanan yang akan diberikan. Hal tersebut juga sangat berpengaruh pada
tingkat kesuburan air dan tingkat pertumbuhan ikan yang dibudidaya

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan:
Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang harus
diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah, parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan parameter Biologis air

semua hal yang bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat
dengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan
Organisme budidaya yang dikelola akan memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baik
sehingga Pengelola akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, DO, pH, Kecerahan,salinitas, plankton, warna serta
bau, itu sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada diperairan itu dan untuk
kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk dapat melakukan aktivitas
budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam keadaan baik
artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme didalamnya.
5.2

Saran:
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak lepas dari kesalahankesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini, masih sangat
jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan laporan praktikum selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://airlanggastudyclub.com/menganalisis-kualitas-air-suatu-kolam-atau-tambak-part-1/
http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/- limnologi.html
http://dedisafrizal.blogdetik.com/tag/kualitas-air.html
http://.Gusrina.blogdetik.com/tag/parameter-air.html

Anda mungkin juga menyukai