Latar Belakang
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah (Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 17).Sekolah dasar merupakan salah
satu bentuk pendidikan dasar yang memberikan landasan bagi pendidikan selanjutnya dengan
sebaik-baiknya.Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
memegang peranan penting dan fundamental dalam keseluruhan sistem pendidikan
nasional.Berbagai potensi yang dimiliki anak dikembangkan sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan pada jenjang berikutnya.
Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat disengaja dan disadari
dalam memperoleh suatu isu. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan
individu mengadakan respons terhadap lingkungan. Orang yang sudah belajar akan nampak
perubahan tingkah lakunya.
Lebih ditegaskan lagi pada pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003,
diungkapkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Tujuan dimaksud, pada intinya adalah pembentukan pribadi yang utuh
(Burhanuddin; 2007:82).
Proses pembelajaran IPS berarti proses membelajarkan segala aspek fenomena,
perkembangan dan permasalahan kehidupan sosial manusia di masyarakat. Dalam
pelaksanaannya haruslah diciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat mengembangkan pola pikir peserta didik.
Faktor yang penting dalam pembelajaran IPS seyogianya sesuai dengan aspek minat,
bakat dan latar belakang peserta didik. Seperti halnya menemukan teknik perencanaan dan
pelaksanaan proses belajar mengajar.Salah satu faktor dalam pembelajaran IPS adalah
menemukan konsep-konsep yang cocok untuk dilatihkan pada anak seperti termuat dalam
1
standar kompetensi lintas kurikulum yang meliputi memilih, memadukan dan menerapkan
konsep-konsep, pola struktur dan hubungan (Kurikulum; 2004:15).
Tujuan pembelajaran IPS dapat berhasil dengan optimal apabila nilai profesionalisme
guru dalam mata pelajaran IPS cukup memadai. Setiap guru harus memberi fasilitas dan
pengondisian peserta didik yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Setiap guru
seyogianya menguasai berbagai bahan ajar dan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sebab guru di sekolah dasar merupakan guru kelas,
dalam arti setiap mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar dikuasai oleh guru.
Meningkatnya hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan
pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi peserta didikmaupun kreativitas
guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai metode untuk dapat
mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. Dalam interaksi belajar mengajar, metode
mengajar di pandang sebagai salah satu unsur penting dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Metode pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin
dicapai sehingga semakin baik penggunaan metode pengajaran semakin berhasil pencapaian
tujuan.Hal ini berarti bahwa guru harus memilih metode yang tepat dan yang sesuai dengan
bahan pengajaran agar tujuan pengajaran dapat tercapai.
Penulis masih merasakan rendahnya tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi IPS . Hal ini diakibatkan oleh peserta didik sendiri yang bermalas-malasan karena
kurang tertarik terhadap pengajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan upayaupaya untuk langkah selanjutnya dalam mengoptimalkan pembelajaran yang ada.Peserta
didik mempunyai motivasi dan perhatian yang rendah selama pembelajaran berlangsung. Hal
ini tampak dari sedikitnya jumlah peserta didik yang aktif bertanya mengenai materi yang
relevan yang diajarkan oleh guru. Pada umumnya peserta didik hanya memfungsikan indera
penglihatan dan pendengaran saja sehingga untuk memahami konsep konsep yang
abstrak peserta didik mengalami kesulitan. Selain itu, dalam penyampaian suatu konsep,
guru belum sepenuhnya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Metode yang selalu
digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar umumnya memakai metode ceramah.
Secara empiris, metode ceramah yang digunakan dalam pembelajaran ternyata tidak
efektif karena membuat peserta didik menjadi pasif, sehingga pembelajaran tampak monoton
dan kurang melibatkan peserta didik secara aktif. Dalam proses belajar mengajar IPSpeserta
didik menjadi pendengar, sementara guru hanya menerangkan materi pelajaran dengan
mengandalkan satu metode tanpa variasi dengan metode lainnya. Akibat dari proses
pembelajaran yang demikian, peserta didik cepat merasa jenuh, kurang menunjukkan antusias
2
belajar, meremehkan, main- main, ngobrol sendiri, membuat corat- coret di buku yang tidak
bermakna, dan sebagainya.
Menurut Hamalik (2000:1) keadaan ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum
mencapai taraf maksimal. Adanya sikap peserta didik yang pasif di dalam proses
pembelajaran disebabkan metode yang digunakan guru adalah ceramah dan sikap guru yang
masih kurang memperhatikan aktivitas peserta didik, karena itu perlu adanya upaya guru
untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode tanya jawab.
Metode tanya jawab merupakan salah satu cara penyajian pelajaran dalam proses
pembelajaran melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik
kepada guru, agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau
peserta didik. Berdasarkan pemikiran diatas Penulis memilih judul Penggunaan Metode
Tanya Jawab dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
B.
Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam kajian makalah
ini adalahsebagai berikut :
1.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN IPS DI
SEKOLAH DASAR
A. Rasional Metode Tanya Jawab
1.
(Suryosubroto; 1995:149). Menurut Rusyan (1996:3), metode merupakan suatu tata cara
untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, maka dengan demikian
metode pembelajaran adalah suatu tata cara yang berhubungan erat dengan pelaksanaan
proses pembelajaran. Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan (Suprayekti; 2003:13).
Dari beberapa pengertian tersebut, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
cara yang digunakan guru dalam interaksi dengan peserta didik pada saat proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Metode
pembelajaran yang digunakan membawa pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
pencapaian hasil yang diharapkan, baik berupa perubahan pengetahuan, perilaku dan
keterampilan. Oleh karena itu, metode pembelajaran memegang peranan penting dan
merupakan satu kunci keberhasilan proses belajar mengajar yang diselenggarakan.Kualitas
belajar peserta didik dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif,
karena metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mendukung terhadap
keberhasilan belajar di samping faktor-faktor lainnya, seperti bahan pelajaran, kondisi belajar
dan lain sebagainya.
Metode tanya jawab adalah suatu carapenyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa tetapi dapat pula dari siswa kepada guru
(Sudirman; 1992:199).
Metode tanya jawab dapat pula diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan
bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa
(Depdikbud; 1994/1995:5).
Menurut Rusyan (1996:7), metode tanya jawab merupakan salah satu cara
panyampaian pelajaran kepada siswa dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
apabila ada pertanyaan dari guru atau sebaliknya.
4
a.
Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun
sosial.
b.
Memberikan rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan kepada seorang siswa yang dapat
dipastikan bisa menjawab pertanyaan.
c.
d.
minat peserta
didik
yang
berpartisipasi
dalam
proses
kreatif
dan
kritis
pada
diri peserta
didik
Meningkatkan
keterlibatan
mental peserta didik dengan menjawab pertanyaan, dalam proses pembelajaran sehingga
dapat terwujud cara belajar aktif peserta didik Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengekspresikan diri, sehingga dapat memupuk dan mengembangkan
kemampuan untuk menyatukan pendapat dengan tepat. Memberikan kesempatan kepada
para peserta didik menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
3.
Banyak manfaat penggunaan metode tanya jawab dapat dilihat pada kelebihankelebihan yang dimiliki oleh metode ini. Menurut Sudirman (1992:119), metode tanya jawab
memiliki kelebihan yakni:
(1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
(2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir termasuk daya
ingat.
(3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
(4) Dapat mengetahui kemampuan berpikir siswa dan keistimewaannya dalam
mengemukakan pokok-pokok pikiran dalam jawaban.
(5) Dapat mengetahui sampai sejauh mana penguasaan siswa terhadap apa yang telah dan
sedang dipelajari.
(6) Metode ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk
mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber
belajar, seperti buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Pertanyaan dapat memusatkan perhatian peserta didik, hal ini merupakan yang sangat
diharapkan oleh semua guru ketika pembelajaran berlangsung, perhatian akan terpusat dari
peserta didik kepada guru sehingga penyampaian suatu konsep/ bahan ajar yang kita
sampaikan akan ditangkap baik oleh peserta didik.Dalam menerapkan metode tanya jawab
pada pembelajaran IPS harus disertai ketarampilan bertanya dasar. Tentu disesuaikan dengan
pokok bahasan dan karakteristik peserta didik.
Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir termasuk
daya ingat, ketika metode ini diterapkan maka pengaruh pada awal penerapannya mungkin
peserta didik akan merasa sedikit tidak nyaman dikarenakan kemungkinan besar peserta didik
terbiasa tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran, dengan metode tanya jawab ini guru
memberikan stimulus kepada peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir
serta daya ingat. Tidak hanya mengembangkan daya pikir juga dapat melatih keberanian
peserta didik dalam menyampaikan jawaban, apalagi peserta didik sering mendapat
pertanyaan dari guru rasa canggung akan semakin hilang sehingga peserta didik akan lebih
bebas dalam mengekspresikan jawabannya. Selain itu guru dapat mendapatkan informasi
mana peserta didik yang telah memahami materi yang disampaikan melalui penggunaan
metode
tanya
jawab,
dan
mengetahui
kemampuan
berpikir
peserta
didik
dan
mengadakan penelusuran lebih lanjut yaitu mempesiapkan dirinya untuk lebih siap menjawab
suatu konsep dengan membaca berbagai sumber belajar, seperti buku, majalah, surat kabar,
dan sebagainya.
4.
Hakikat IPS
Pendidikan IPS bukanlah bidang studi yang berdiri sendiri, melainkan merupakan
perpaduan dari berbagai bidang keilmuan serta mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
kehidupan manusia.Berkenaan dengan hal itu, pendidikan IPS merupakan pengajaran yang
mempelajari, menelaah, dan mengkaji kehidupan nyata di masyarakat.
Istilah IPS di sekolah dasar sebagai mata pelajaran, dikemas secara terpadu dari bahan
kajian sejarah, geografi, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ekologi.Jadi,
jika dilihat dari perspektif pendidikan, materi kajian IPS di sekolah merupakan pengetahuan
yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang ditransformasikan kepada siswa di sekolah
dasar dengan tujuan tertentu.
Menurut Djahiri (1994:54), pendidikan IPS adalah salah satu program pendidikan
yang menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik dan masyarakat yang
diharapkan mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Sehingga
siswa mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam melakoni kehidupan di
masyarakat.
a.
IPS di SD dan MI berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, fakta, nilai, sikap dan
keterampilan siswa tentang masayarakat, bangsa dan negara Indonesia.
IPS bertujuan:
(1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
(2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah dan keterampilan sosial.
(3) Membangun komitmen dan kesadaran nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
(4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat
yang majemuk secara nasional maupun global.
Pembelajaran IPS harus mampu mengembangkan pengetahuan, fakta, nilai, sikap dan
keterampilan sosial. Bahan ajar yang berupa pengetahuan, fakta dan konsep-konsep ilmu
sosial ataupun bahan kajian tertentu diposisikan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, inkuiri dan keterampilam sosial.Untuk mencapai standar akademis dan standar
kompetensinya, memerlukan pembelajaran yang menerapkan ranah kognitif, afektif dan
psikomotor secara utuh.Indikator standar kompetensi adalah kemampuan melakukan,
mendemonstrasikan,
mempraktekan
pengetahuan
akademik.
Penerapan
pendekatan
Cara yang dapat dilakukan guru dalam memberikan tuntunan antara lain sebagai berikut:
1) Mengungkapkan kembali suatu pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana dan
susunan kalimat yang mudah dipahami peserta didik. Sebab kemungkinan besar peserta
didik belum dapat menangkap maksud pertanyaan guru.
2) Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, yang jawabannya dapat dipakai untuk
menuntun peserta didik dalam menemukan jawaban pertanyaan semula.
3) Mengulangi penjelasan- penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan itu.
Selain itu seorang guru harus beberapa prinsip penggunaan metode tanya jawab diantaranya yaitu:
10
a. Penyebaran (distribution)
Agar peserta didik banyak berpartisipasi pada suatu kegiatan belajar mengajar sebaiknya
guru menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak dan kalau perlu secara merata.
b. Pemberian waktu berfikir (pausing)
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru seyogyanya memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir sejenak kemudian baru menunjuk salah
seorang peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak (probbing)
Suatu saat guru ingin meningkatkan jawaban peserta didik nya. Untuk itu dapat digunakan
teknik probbing (pelacak) agar jawaban peserta didik meningkat menjadi lebih sempurna.
Adapun teknik pelacak yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1) Klasifikasi
Kalau peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan kalimat kurang jelas atau kurang
tepat kata-katanya, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta peserta didik
tersebut menjelaskan atau mengatakan dengan kata- kata lain sehingga jawabanpeserta didik
tersebut menjadi lebih baik.
2) Meminta peserta didik memberikan alasan
Guru dapat menyuruh peserta didik mengemukakan alasan atau pendapat yang telah
dikemukakan dalam menjawab pertanyaan.
3) Meminta kesepakatan pandangan
Suatu saat guru dapat meminta kepada para peserta didik untuk memberikan pandangan atas
jawaban yang dikemukakan oleh teman mereka. Peserta didik yang lain dapat menerima
atau menolak pandangan tersebut atau menambahkan sehingga diperoleh kesempatan
jawaban yang disetujui bersama.
4) Meminta ketepatan jawaban
Bila jawaban peserta didik urang tepat, guru dapat meminta peserta didik untuk meninjau
kembali jawaban itu, agar diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan pertanyaan
pelacak. Tentu saja pertanyaan tersebut tidak boleh membuat siswa malu atau rendah diri.
Andaikata akan menyebabkan peserta didik malu, lebih baik guru menggunakan teknik
pemindahan giliran.
5) Meminta jawaban yang lebih relevan Jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan
guru, sebaiknya tidak secara spontan memotongnya. Melainkan guru dapat mengajukan
11
6) Meminta Contoh
Apabila seorang peserta didik memberikan jawaban samar- samar atau terlalu luas, guru
dapat meminta peserta didik itu untuk memeberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang
apa yang dimaksudnya.
7) Meminta jawaban yang lebih kompleks Kalau guru menganggap jawaban peserta didik
terlalu sederhana dan ingin ditingkatkan lebih mendalam, maka guru dapat meminta peserta
didik untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang pendapatnya tadi.
3.
13
BAB III
KESIMPULAN
A.
1.
Kesimpulan
Metode tanya jawab adalah cara penyajian bahan pelajaran dalam proses
pembelajaran yang berbentuk pertanyaan yang harus dijawab, sehingga terjadi interaksi dua
arah antara guru danpeserta didik untuk memperoleh pengalaman guru pada peserta
didik.Penggunaan metode tanya jawab bertujuan agar peserta didik lebih termotivasi untuk
belajar selama proses pembelajaran, sehingga baik guru atau peserta didik sama-sama aktif
dalam proses pembelajaran.
2.
3.
Di dalam penerapannya metode tanya jawab memiliki empat tahap, agar mencapai
hasil yang lebih baik. yaitu tahap persiapan tanya jawab, tahap awal tanya jawab, tahap
pengembangan tanya jawab, tahap akhir tanya jawab, dari keempat tahap tersebut saling
berkaitan sehingga menjadi satu kesatuan proses pembelajaran yang dapat mencapai hasil
belajar peserta didik yang lebih baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
.
Depdiknas, (2006).Kurikulum Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Djahiri, K. (1995). Petunjuk Guru IPS Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta: Departemen P dan K.
Mudjono dan Dimyati, M. (1992).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Mulyasa, E. (2006). Implementasi Kurikulum 2006. Bandung: PT. Roda Karya
Sudjana, N. (1998). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi. Bandung:
Sinar Baru.
Toha Rahmat, B. (2006). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan(sebuah pengantar). Purwakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia.(2003). Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Citra Umbara.
Universitas Pendidikan Indonesia.(2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
UsmanUzer, M. (2003). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Usman, Uzer dan Lilis Setiawati.1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Rosda
Karya.
Wibawa, B. dan Mukti, F. (1992-1993). Media Pengajaran Jakarta.Departemen Pendidikan dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek
Pembimbing Tenaga Pendidikan.
Wiriatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiryawan dan Novahadi. 1990. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Karunia.
Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.
15