STROKE PIS
DI RUANG STROKE UNIT RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DI SUSUN OLEH :
ERVIN HARDI SUSANTO
KHG D.15057
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE HEMORAGIC
1.
Pengertian
Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab
lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh karena pecahnya
pembuluh darah pada otak. Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah di
dalam otak pecah. Otak sangat sensitif terhadap perdarahan dan kerusakan
dapat terjadi dengan sangat cepat. Pendarahan di dalam otak dapat
mengganggu
jaringan
otak,
sehinga
menyebabkan
pembengkakan,
adalah
3. Patofisiologi
Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri
penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan
berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa
anyaman kapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan bertambahnya umur dan
adanya hipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi
aneurisma kecil-kecil dengan diameter 1 mm. Peningkatan tekanan darah yang
terus menerus akan mengakibatkan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat
terjadi perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak
dan merembas kesekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke
ruang intrakranial.
Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh karena ruptur arteri
serebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid,
sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini
sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga dapat mengakibatkan vasospasme
pada arteri di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh
hemisfer otak dan sirkulus willis. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya
akan larut dan mengecil. Daerah otak disekitar bekuan darah dapat
membengkak dan mengalami nekrosis, karena kerja enzim-enzim maka
bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu rongga. Sesudah
beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh astrosit dan kapilerkapiler baru sehingga terbentuk jalinan desekitar rongga tadi. Akhirnya
rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang mengalami proliferasi.
4. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis yang muncul pada klien stroke hemoragic seperti:
a. Pengaruh terhadap status mental: Tidak sadar
b. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam
jaringan otak.
Hipertensi/ terjadi
perdarahan
aneurisma
Rupture arteri serebri
6. Pathway
Ekstravasasi darah di otak
Vasospasme arteri
Menyebar ke hemisfer otak
Perdarahan serebri
TIK
Hipertensi/ terjadi
perdarahan
Tekanan /perfusi serebral
Iskemia
anoksia
Metabolisme anaerob
Metabolit asam
Acidosis lokal
Edema intrasel
Edema Ekstrasel
Nyeri
Lesi Korteks
Lesi di Kapsul
Lesi batang
otak
Kerusakan Nerves
Gangguan
I-XII
bicara/penglihatan,
Nekrosis jaringan dan
edema
Kesulitan mengunyah &
menelan, refleks batuk
Gangguan persepsi
sensori
Gangguan komunikasi
Resiko gangguan
verbal
nutrisi
Resiko ketidakefektifan jalan
nafas
Resiko gangguan integritas
kulit
Lesi di Med.
Spinalis
Lesi upper &
lower motor
neuron
Gangguan
eliminasi urin
Defisit perawatan
diri
Gangguan
mobilisasi
7. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
-
Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
Breathing
Kelemahan
menelan/
batuk/
melindungi
jalan
napas,
timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi
/aspirasi
-
Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian Sekunder
a. Identitas klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose medis.
b. Keluhan utama: Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah
badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
c. Riwayat penyakit sekarang: Serangan stroke hemoragik seringkali
berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas.
Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak
sadar, disamping gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi
otak yang lain.
d. Riwayat penyakit dahulu: Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus,
penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang
lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat
adiktif, kegemukan.
e. Riwayat penyakit keluarga: Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita
hipertensi ataupun diabetes militus.
f. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralisis.
Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
Perubahan tingkat kesadaran
Perubahan tonus otot, paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.
Gangguan penglihatan
g. Sirkulasi
- Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
- Data obyektif:
Hipertensi arterial, Disritmia, perubahan EKG
h. Integritas ego
- Data Subyektif:
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
- Data obyektif:
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan,
kesulitan berekspresi diri
i. Eliminasi
- Data Subyektif:
Inkontinensia, anuria
Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara
usus ( ileus paralitik )
j. Makan/ minum
- Data Subyektif:
Nafsu makan hilang, nausea / vomitus menandakan adanya PTIK,
Data obyektif:
Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan ,
gangguan tingkah laku (seperti: letargi, apatis, menyerang) dan
gangguan fungsi kognitif
Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon
dalam ( kontralateral )
Wajah: paralisis
Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/ kesulitan berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata
komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli
taktil
Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi
ipsi lateral
l. Nyeri / kenyamanan
- Data Subyektif:
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
- Data Obyektif:
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
m. Respirasi
- Data Subyektif:
Perokok ( faktor resiko ), Tanda: Kelemahan menelan/ batuk/
melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak
teratur, suara nafas terdengar ronchi.
n. Keamanan
- Data Obyektif:
Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek,
hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi
suhu tubuh.
o. Interaksi sosial
- Data Obyektif: Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
8. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1.
2.
1.
No
1.
3.
4.
5.
6.
Rencana keperawatan
Diagnosa
Kerusakan
mobilitas
fisik
b.d
penurunan
kekuatan
otot
Tujuan/KH
NOC
:
Ambulasi/ROM
normal
dipertahankan.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
5x24 jam
KH:
o Sendi tidak
kaku
o Tidak terjadi
atropi otot
Intervensi
Rasional
NIC :
1.Terapi latihan Mobilitas 1. Pergerakan aktif/pasif
sendi
bertujuan
untuk
o
Jelaskan
pada
mempertahankan
klien&kelg tujuan latihan
fleksibilitas sendi
pergerakan sendi.
o
Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
latihan
o
Gunakan
pakaian
yang longgar
o
Kaji
kemampuan
klien terhadap pergerakan
o
Encourage
ROM
aktif
o
Ajarkan
ROM
aktif/pasif
pada
klien/keluarga.
o
Ubah posisi klien
tiap 2 jam.
o
Kaji
perkembangan/kemajuan
2. Ketidakmampuan
latihan
fisik dan psikologis
2. Self care Assistance
klien
dapat
o
Monitor
menurunkan
kemandirian klien
o
bantu perawatan diri
perawatan diri sehariklien
dalam
hal:
hari
dan
dapat
makan,mandi, toileting.
terpenuhi
dengan
o
Ajarkan
keluarga
bantuan
agar
dalam
pemenuhan
kebersihan diri klien
perawatan diri klien.
dapat terjaga.
2.
Perfusi
jaringan
cerebral
tidak efektif
b.d
perdarahan
otak,
oedem
o NOC: perfusi
jaringan cerebral.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 5 x 24
jam
perfusi
jaringan adekuat
dengan
indikator :
o Perfusi
jaringan
yang
adekuat
didasarkan pada
tekanan
nadi
perifer,
kehangatan kulit,
urine output yang
adekuat dan tidak
ada
gangguan
pada respirasi
3.
Resiko
infeksi b.d
penurunan
pertahan
primer
NOC : Risk
Control Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam klien tidak
mengalami
infeksi
KH:
o Klien
bebas
dari tanda-tanda
infeksi
o Klien mampu
menjelaskan
tanda&gejala
infeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4.
Defisit
perawatan
diri
b.d
kelemahan
fisik
O
nset infeksi dengan
system
imun
diaktivasi & tanda
infeksi muncul
K
lien dengan netropeni
tidak
memproduksi
cukup
respon
inflamasi karena itu
panas biasanya tanda
& sering merupakan
satu-satunya tanda
N
ilai suhu memiliki
konsekuensi
yang
penting
terhadap
pengobatan yang tepat
N
ilai lab berkorelasi dgn
riwayat
klien
&
pemeriksaan fisik utk
memberikan
pandangan
menyeluruh
D
apat
mencegah
kerusakan kulit, kulit
yang utuh merupakan
pertahanan
pertama
terhadap
mikroorganisme
F
ungsi
imun
dipengaruhi
oleh
intake protein
5.
Resiko
kerusakan
intagritas
kulit
b.d
faktor
mekanik
Kurang
pengetahuan
b.d kurang
mengakses
informasi
kesehatan
kebutuhan
perawatan diri
KH:
-Klien terbebas
dari bau, dapat
makan
sendiri,
dan berpakaian
sendiri
NOC:
mempertahankan
integritas kulit
Setelah dilakukan
perawatan 5 x 24
jam
integritas
kulit
tetap
adekuat dengan
indikator :
Tidak
terjadi
kerusakan kulit
ditandai dengan
tidak
adanya
kemerahan, luka
dekubitus
NOC
:
Pengetahuan
klien meningkat
KH:
-Klien
dan
keluarga
memahami
tentang penyakit
Stroke, perawatan
dan pengobatan
dan berpakaian
3. Konservasi energi
4. Dorong klien untuk
meningkatkan
tetap makan sedikit tapi
toleransi aktivitas dan
sering
peningkatan
kemampuan
perawatan diri
4. Untuk
meningkatkan
nafsu
makan
NIC: Berikan manajemen
tekanan
1. Lakukan penggantian 1. Meningkatkan
alat tenun setiap hari dan kenyamanan
dan
tempatkan kasur yang mengurangi
resiko
sesuai
gatal-gatal
2. Monitor kulit adanya 2. Menandakan gejala
area kemerahan/pecah2
awal
lajutan
3. monitor area yang kerusakan
integritas
tertekan
kulit
4. berikan masage pada 3. Area yang tertekan
punggung/daerah
yang biasanya sirkulasinya
tertekan serta berikan kurang optimal shg
pelembab pad area yang menjadi pencetus lecet
pecah2
4. Memperlancar
5. monitor status nutrisi
sirkulasi
5. Status nutrisi baik
dapat
membantu
mencegah
keruakan
integritas kulit.
NIC
:
Pendidikan
kesehatan
Proses
belajar
1. Mengkaji kesiapan dan tergantung pada situasi
kemampuan klien untuk tertentu,
interaksi
belajar
social, nilai budaya dan
2. Mengkaji pengetahuan
lingkungan
dan ketrampilan klien
sebelumnya
tentang Informasi baru diserap
penyakit dan pengaruhnya meallui asumsi dan
terhadap keinginan belajar fakta sebelumnya dan
3. Berikan materi yang bias
mempengaruhi
paling penting pada klien
proses transformasi
4. Mengidentifikasi
Informasi akan lebih
sumber dukungan utama
mengena
apabila
dan
perhatikan
kemampuan klien untuk dijelaskan dari konsep
belajar dan mendukung yang sederhana ke yang
perubahan perilaku yang komplek
diperlukan
5. Mengkaji
keinginan
keluarga
untuk
mendukung
perubahan
perilaku klien
6. Evaluasi
hasi
pembelajarn klie lewat
demonstrasi
dan
menyebutkan
kembali
materi yang diajarkan
Dukungan
keluarga
diperlukan
untuk
mendukung perubahan
perilaku
Daftar Pustaka
-