Anda di halaman 1dari 6

31

BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

5.1.1

Hasil Uji validitas


Pasien yang terlibat dalam uji validitas ini berjumlah 10 orang di Rumah Sakit

KESREM TK IV Lhokseumawe yang memiliki karakteristik yang sama dengan


responden penelitian. Terdapat 10 pertanyaan untuk kuisioner pola makan, 5
pertanyaan untuk kuisioner aktivitas olahraga, dan 6 pertanyaan untuk kuisioner
merokok.
Hasil uji validitas menunjukan dari 10 pertanyaan untuk kuisioner pola
makan, 5 pertanyaan untuk kuisioner aktivitas olahraga, dan 6 pertanyaan untuk
kuisioner merokok adalah valid, dengan kriteria dikatakan valid apabila r hitung > r
tabel. Nilai r tabel diperoleh dari n = 10 dan tingkat ketepatan yang diinginkan 5%
yaitu 0,632. hasil uji validitas untuk nilai r hitung kuisioner pola makan terendah
adalah 0,657 dan nilai r hitung tertinggi 0,917, nilai r hitung kuisioner aktifitas
olahraga terendah 0,683 dan nilai r tertinggi 0,870, dan untuk nilai r hitung kuisioner
merokok terendah adalah 0,665 dan nilai hitung r tertinggi 0,858.
5.1.2

Hasil Uji Reabilitas


Uji reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji reabilitas
menggunakan program komputer pengolah data statisik, yaitu dengan melihat nilai
Cronbach alpha. Apabila nilai Cronbach alpha > 0,6 maka kuisioner dikatakan
reliable. perhitungan kuisioner diperoleh nilai Cronbach alpha untuk kuisioner pola
makan 0,877, kuisioner aktifitas olahraga 0,795 dan untuk kuisioner merokok 0,800.

5.2

Deskripsi Lokasi Penelitian

32

Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia yang berlokasi di
jalan Medan-Banda Aceh km 6, Aceh Utara. RSU Cut Meutia dibangun di lahan
seluas 79.912 m2, dengan luas bangunan 78.130,60 m2. dengan batas wilayah sebagai
berikut: Sebelah utara berbatasan dengan jalan lintas Medan-Banda Aceh, sebelah
barat berbatasan dengan AKKES Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara, sebelah
selatan berbatasan dengan Kompi AURI, dan sebelah timur berbatasan dengan
kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Bertepatan pada tahun 2011 rumah sakit ini telah berganti nama yang dulunya
bernama Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia kini berubah menjadi Rumah Sakit
Umum Cut Meutia Aceh Utara dan pada tahun 2012 rumah sakit ini juga telah
meningkatkan kelasnya dari rumah sakit kelas C kini menjadi rumah sakit tipe
kelas B.
Rumah Sakit Umum Cut Meutia memiliki pelayanan rawat jalan, rawat inap,
tindakan operasi, perawatan intensif, persalinan, darurat, radiologi, anastesi, patologi
klinik, farmasi, rehabilitasi, dan gizi. Jumlah karyawan yang ada di Rumah Sakit
Umum Cut Meutia terdiri dari 844 karyawan, PNS 393 orang, honor daerah 9 orang,
bakti murni 14 orang dan tenaga sukarela 428 orang.

5.3 Hasil Penelitan

33

5.3.1

Analisis univariat

1. Hipertensi
Penelitian yang dilakukan pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Cut
Meutia Aceh Utara tahun 2014 didapatkan hasil ditunjukan pada tabel 5.1:
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi hipertensi
Derajat Hipertensi
Hipertensi Derajat I
Hipertensi Derajat II
Total

Frekuensi
46
31
77

Persen (%)
59,7
40,3
100

Sumber: Data primer, 2014


Berdasarkan tabel dapat disimpulkan pasien paling banyak mengalami
hipertensi derajat I sebanyak 59,7%. dan pasien yang mengalami hipertensi derajat
II sebanyak 40,3%.
2. Pola Makan
Penelitian yang dilakukan terhadap pola makan pada pasien hipertensi di
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara tahun 2014 didapatkan hasil dan
ditunjukan pada tabel 5.2:
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pola makan
Pola makan
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Total

Frekuensi
35
8
34
77

Persen (%)
45,5
10,4
44,2
100

Sumber: Data primer, 2014


Berdasarkan tabel dapat disimpulkan pola makan kategori baik memiliki
frekuensi 45,5%, untuk kategori pola makan kurang baik sebanyak 10,4 % dan untuk
pola makan kategori tidak baik sebanyak 44,2%.
3. Olahraga

34

Penelitian yang dilakukan terhadap aktifitas olahraga pada pasien hipertensi di


Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara tahun 2014 ditunjukan pada tabel 5.3:
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi aktifitas olahraga
Olahraga
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Total

Frekuensi
35
6
36
77

Persen (%)
45,5
7,8
46,8
100

Sumber: Data primer, 2014


Berdasarkan tabel dapat disimpulkan aktifitas olahraga kategori baik memiliki
frekuensi 45,5%, untuk kategori aktifitas olahraga kurang baik sebanyak 7,8 % dan
untuk aktifitas olahraga kategori tidak baik sebanyak 46,8%.
4.

Merokok
Penelitian yang dilakukan terhadap Merokok pada pasien hipertensi di Rumah

Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara tahun 2014 ditunjuk pada tabel 5.4:
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi merokok
Merokok
Perokok pasif
Perokok sedang
Perokok berat
Total

Frekuensi
32
13
32
77

Persen (%)
41,6
16,9
41,6
100

Sumber: Data primer, 2014


Berdasarkan tabel dapat disimpulkan untuk kategori perokok pasif memiliki
frekuensi 41,6%, untuk kategori perokok sedang sebanyak 16,9 % dan untuk kategori
perokok berat sebanyak 41,6%.

5.3.2 Analisis bivariat

35

1. Hubungan pola makan dengan hipertensi ditunjukan pada tabel 5.5:


Tabel 5.5 Distribusi hubungan pola makan dengan hipertensi
Hipertensi
Pola makan
Tidak baik
Kurang baik
Baik
Total

Derajat I
n
9
6
31
46

%
25,7
75
91,2
59,7

Jumlah
Derajat II
N
26
2
3
31

%
74,3
25
8,8
40,3

n
35
8
34
77

p-value
%
100
100
100
100

0,000

Sumber: Data primer, 2014


Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa dari 77 pasien yang memiliki pola
makan tidak baik terdiri dari 25,7% dengan hipertensi derajat I dan 74,3% dengan
hipertensi derajat II. Pasien yang memiliki pola makan kurang baik terdiri dari 75%
dengan hipertensi derajat I dan 25% dengan hipertensi derajat II. Pasien yang
memiliki pola makan baik terdiri dari 91,2% dengan hipertensi derajat I dan 8,8%
dengan hipertensi derajat II. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan antara pola
makan dengan hipertensi dengan p-value 0,000.
2. Hubungan aktifitas olahraga dengan hipertensi ditunjukan pada tabel 5.6:
Tabel 5.6 Distribusi hubungan aktifitas olahraga dengan hipertensi
Hipertensi
Olahraga
Tidak baik
Kurang baik
Baik
Total

Derajat I
n
13
4
29
46

%
37,1
66,7
80,6
59,7

Jumlah
Derajat II
n
22
2
7
31

%
62,9
33,3
19,4
40,3

n
35
6
36
77

p-value
%
100
100
100
100

0,001

Sumber: Data primer, 2014


Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa dari 77 pasien yang memiliki
aktivitas olahraga tidak baik terdiri dari 37,1% pasien dengan hipertensi derajat I dan
62,9% pasien dengan hipertensi derajat II. Pasien yang memiliki aktivitas olahraga
kurang baik terdiri dari 66,7% pasien dengan hipertensi derajat I dan 33,3% pasien

36

dengan hipertensi derajat II. pasien yang memiliki aktifitas olahraga baik terdiri dari
80,6% pasien dengan hipertensi derajat I dan 19,4% pasien dengan hipertensi derajat
II. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan antara aktifitas olahraga dengan
hipertensi dengan p-value 0,001.
3. Hubungan merokok dengan hipertensi ditunjukan pada tabel 5.7:
Tabel 5.7 Distribusi hubungan merokok dengan hipertensi
Hipertensi
Merokok

Derajat I

Perokok pasif
Perokok sedang
Perokok Berat
Total

n
27
9
10
46

Jumlah

p-value

Derajat II
%
84,4
69,2
31,3
59,7

n
5
4
22
31

%
15,6
30,8
68,8
40,3

N
32
13
32
77

%
100
100
100
100

0,000

Sumber: Data primer, 2014


Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa dari 77 pasien yang memiliki
kategori perokok pasif terdiri dari 84,4% pasien dengan hipertensi derajat I dan
15,6% pasien dengan hipertensi derajat II. pasien yang memiliki kategori perokok
sedang terdiri dari 69,2% pasien dengan hipertensi derajat I dan 30,8% pasien dengan
hipertensi derajat II. pasien yang memiliki kategori perokok berat terdiri dari 31,3,%
pasien dengan hipertensi derajat I dan 68,8% pasien dengan hipertensi derajat II.
Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan antara merokok dengan hipertensi
dengan p-value 0,000.

Anda mungkin juga menyukai