DISTILASI BATCH
I.
Tujuan Praktikum
1.
2.
II.
Dasar Teori
Distilasi merupakan metode operasi pemisahan suatu campuran
homogen (cairan-cairan saling melarutkan), berdasarkan perbedaan titik didih
atau perbedaan tekanan uap murni (masing-masing komponen yang terdapat
dalam campuran) dengan menggunakan sejumlah panas. Distilasi termasuk
proses pemisahan menurut dasar operasi difusi. Secara difusi, proses pemisahan
terjadi karena adanya perpindahan massa secara lawan arah, dari fasa uap ke
fasa cair atau sebaliknya, sebagai akibat adanya beda potensial diantara dua fasa
yang saling kontak, sehingga pada suatu saat pada suhu dari tekanan tertentu,
sistem berada dalam keseimbangan. (McCabe, Unit Operation of Chemical
Engineering, halaman 576)
kerja
dari
distilasi
semi
Batch/kontinyu
adalah
2.
III.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Distilasi Batch
Pipet ukur
Beaker Glass
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Neraca Analitik
Ball Filler
Piknometer
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Termometer
Gelas Ukur
2. Bahan
a.
Ethanol
b.
Aquades
3. Skema Kerja
Aquades
Ethanol
Campuran Larutan
Mengukur densitas Larutan
Campuran larutan dalam rangkaian alat
distilasi batch
Proses distilasi Batch,
Mengamati perubahan suhu sampai konstan
Larutan pada
Bottom
Menghitung densitas
Larutan bottom
Larutan pada
Distilat
Menghitung densitas
Larutan distilat
IV.
Data Pengamatan
Tabel IV.1 Data Pengamatan Percobaan Distilasi Batch
Cara Kerja
1. Menghitung kebutuhan ethanol dan
packing yang digunakan
2. Membuat larutan campuran ethanol
dan aquades
3. Memasukkan campuran ke dalam labu
leher tiga
4. Merangkai kembali rangkaian alat
distilasi, memasang pompa, dan
menyalakkan stirer
5. Amati perubahan suhu dan menghitung
densitas saat proses distilasi Batch
berjalan
Pengamatan
- Ethanol = 100 ml
- Packing = 210
Campuran homogen dalam
beaker gelas
Campuran dalam labu leher tiga
Rangkaian siap digunakan
- Suhu bottom = 820C
- Densitas bottom = 0,9222
- Suhu distilat = 720C
- Densitas distilat = 0,8114
Suhu
Botom
82
82
82
Berat bottom
+ pikno
19,593
19,598
19,6257
Densitas
Bottom
0,9222
0,9232
0,92874
Suhu
Distilat
72
72
72
Berat distilat
+ pikno
19,039
19,1139
19,0525
Densitas
distilat
0,8114
0,82638
0,8141
V.
Kesimpulan
a. Larutan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ethanol air dapat
dipisahkan secara distilasi Batch dengan sistem refluks.
b. Semakin tinggi refluks yang diatur, maka kadar ethanol dalam distilat
semakin tinggi sehingga sitem refluks dapat mengalami peningkatan
dari efisiensi pemisahan larutan ethanol air.
2. Saran
a. Saat memasukkan packing sebaiknya memasang buffle nya terlebih
dahulu agar packing tidak jatuh ke larutan.
b. Posisi tabung packing harus dalam keadaan miring agar packing tidak
langsung jatuh kedasar sehingga menghindari kerusakan pada tabung
atau packing itu sendiri.
c. Sebaiknya membuat 2 larutan berkonsentrasi sama untuk 2 variable
yang berbeda, agar hasil praktikum lebih akurat.
VI.
Daftar Pustaka
Mc. Cabe, W.L., Smith. J.C., Harriot. 1993. Unit Operation of Chemical
Engineering, edisi ke-5. Mc. Graw Hill International Edition. Co. Ltd.
Singapore
Tim Dosen Praktikum Operasi Teknik Kimia. 2016. Panduan Praktikum
Operasi Teknik Kimia II. UNNES. Semarang
Wahyuni, Krisna dkk. 2013. Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II.
Akademi Teknologi Industri Padang. Padang
Appendix
Data Perhitungan Distilasi Batch
V water
water
V ethanol
ethanol
Volume
Berat Pikno
Ethanol 50%
Packing
100
1
100
0,789
5
14,982
100
210
ml
gr/ml
ml
gr/ml
ml
gram
ml
buah
0,924713333
0,817293333
0,338011978
0,701295676
0,661988022
0,298704324
Kurva Kalibrasi
1,2
1
Konsentrasi
0,8
0,6
0,4
Kurva Kalibrasi
y = -3,3819x + 3,4653
R = 0,8852
0,2
0
-0,2
-0,4
0,5
Densitas
1,5