Anda di halaman 1dari 15

MUHAMMAD FAHMI SIHAB

5213413077
NERACA PANAS
TUGAS NERACA PANAS
SUMMARY
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

BENTUK ENERGI
HUKUM II TERMODINAMIKA
ENTALPI
SENSIBLE HEAT
LATENT HEAT
SPECIFIC HEAT
HEAT OF FORMATION
HEAT OF REACTION
KONDISI ADIABATIS DAN NON-ADIABATIS
KONDISI ISOTHERMAL DAN NON-ISOTHERMAL
HEAT OF COMBUSTION
ADIABATIC FLAME TEMPERATURE
REAKTOR BATCH
REAKTOR CONTINOUS STIRRED TANK REACTOR/ REAKTOR ALIR TANGKI
BERPENGADUK
15. REAKTOR JENIS PLUG FLOW REAKTOR
16. HUMIDITY
- ABSOLUTE HUMIDITY DAN SATURATION HUMIDITY
- RELATIVE HUMIDITY
- PERCENTAGE HUMIDITY
- HUMID HEAT
- DEW POINT & BUBBLE POINT

1. BENTUK ENERGI
Energy merupakan suatu kemampuan untuk melakukan kerja. Contohnya:
a. Manusia bekerja karena memiliki energy yang berasal dari zat makanan.
b. Mesin mobil dapat menggerakkan mobil, karena mobil mempunyai energy dari bahan
bakar.
Sumber energy adalah benda atau makhluk yang dapat memberikan atau menghasilkan
energy. Contohnya matahari, angin, air terjun, gas, listrik, batu baterai, batu bara, panas bumi, zat
makanan, bahan bakar, dan sebagainya.
Satuan energy dalam satuan internasional adalah joule (J).
Satuan yang energy lain adalah kalori.
1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4,2 joule
Macam macam bentuk energy:
a. Energy mekanik, adalah energy yang terdapat pada benda yang memiliki energy kinetic dan
energy potensial atau pada mesin. Contohnya pada mesin kendaraan bermotor.
b. Energy listrik, adalah energy yang dimiliki oleh arus listrik yan mengalir. Contohnya ketika
baterai digunakan arus listrik mengalir.
c. Energy kimia, adalah energy yang dimiliki oleh suatu zat yang mengandung bahan kimia.
Contohnya bahan bakar, zat makanan, batu bara, batu baterai, dan aki.
d. Energy nuklir, adalah energy yang dimiliki di dalam inti atom suatu unsure kimia. Contohnya
bom atom, dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
e. Energy cahaya, adalah energy yang dimiliki oleh benda yang dapat menghasilkan cahaya.
Contohnya matahari, lampu, TV, dan lilin.

f.

Energy bunyi, adalah energy yang dimiliki oleh benda yang dapat menghasilkan bunyi.
Contohnya TV, radio, tape recorder, VCD player, dan sebagainya.
g. Energy kalor, adalah energy yang dimiliki oleh benda yang dapat menghasilkan panas.
Contohnya api, matahari, kompor yang menyala, lilin yang menyala, dan sebagainya.
h. Energy potensial, adalah energy yang dimiliki oleh benda yang akan bergerak atau karena
kedudukannya yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi. Contohnya air terjun, benda yang diam,
da sebagainya.
i. Energy kinetik, adalah energy yang dimiliki oleh benda yang sedang bergerak. Contohnya
benda yang sedang bergerak.

2. HUKUM II TERMODINAMIKA

A. Defenisi
Hukum Termodinamika I adalah :
- Menetapkan adanya suatu ekivalensi antara panas dan kerja (panas kerja)
- Digunakan untuk menghubungkan dan menentukan type type energi yang terlibat
dalam suatu proses.
- Atau menyatakan bahwa sewaktu proses berlangsung terdapat suatu keseimbangan
energi.
Hukum termodinamika I merupakan pernyataan dari hukum kekekalan energi dan tidak
menyatakan sesuatu apapun mengenai arah dari proses yang berlangsung.
Proses termodinamika itu dapat berlangsung kedua arah yaitu :
- Diekspansikan (pengembangan)
- Dikompresikan (penekanan)
Hukum Termodinamika I juga belum menjelaskan kearah mana suatu perubahan keadaan
itu berjalan dan apakah perubahan itu reversible atau irreversible.
Dalam pengembangannya diterangkan dan dibahas dalam Hukum Termodinamika II
Jadi : Hukum Termodinamika II, memberikan batasan-batasan tentang arah yang
dijalani suatu proses, dan memberikan kriteria apakah proses itu reversible atau
irreversible dan salah satu akibat dari hukum termodinamika II ialah perkembangan dari
suatu sifat phisik alam yang disebut entropi.
Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses.
Hukum Termodinamika II menyatakan :
* Tidak mungkin panas dapat dirubah menjadi kerja seluruhnya, tetapi sebaliknya kerja
dapat dirubah menjadi panas.
atau : Q Wseluruhnya
W Q (sama besarnya)
atau untuk mendapatkan sejumlah kerja (W) dari suatu siklus, maka kalor (Q) yang harus
diberikan kepada sistem selalu lebih besar.
Q diserap > W sehingga, siklus < 100 %.
* Suatu yang bekerja sebagai sebagai suatu siklus tidak dapat memindahkan kalor (Q)
dari
bagian yang bertemperatur rendah ke bagian yang bertemperatur lebih tinggi, tanpa

menimbulkan perubahan keadaan pada sistem yang lain.


Dari kedua hal tersebut diatas, menyatakan tentang arah proses perubahan energi dalam
dalam bentuk panas ke bentuk kerja yang menyatakan adanya pembatasan
transformasi energi.
B. Rumus

3. ENTALPI
A. PERSAMAAN TERMOKIMIA
Perubahan entalpi reaksi adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk membentuk atau
mengurai suatu zat dalam reaksi.
Persamaan reaksi termokimia adalah persamaan reaksi yang dilengkapi dengan jumlah energi
(perubahan entalpi) yang digunakan dalam reaksi.
Contoh:
1 mol air dibentuk dari hidrogen dan oksigen dengan membebaskan energi sebesar 286 kJ.
H2 (g) + 1/2 O2 (g) d H2O (l) H = -286 kJ
B. ENTALPI STANDAR
Entalpi standar (molar) adalah perubahan entalpi yang terjadi pada suhu 25 C (atau 298 K),
tekanan 1 atm, pada 1 mol suatu zat, dilambangkan dengan H.

C. MACAM-MACAM ENTALPI STANDAR


Entalpi standar terdiri dari banyak macam, secara umum terdiri dari:
a. Entalpi pembentukan standar (formation)
b. Entalpi penguraian standar (dissociation/ decomposition)
c. Entalpi pembakaran standar (combustion)
D. ENTALPI PEMBENTUKAN STANDAR
Entalpi pembentukan standar (Hf) adalah jumlah energi yang diterima atau dilepaskan
untuk membentuk 1 mol zat dari unsur-unsur pembentuknya.
Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan menggunakan tabel data entalpi pembentukan
standar.
Nilai-nilai entalpi pembentukan standar:
1) Bernilai positif, jika menerima energi.
2) Bernilai negatif, jika melepas energi.
3) Bernilai nol, jika unsur tersebut sudah terdapat di alam secara alami.
Bentuk unsur-unsur yang sudah terdapat alami di alam, dan nilai Hf nya nol:

E. ENTALPI PENGURAIAN STANDAR


Entalpi penguraian standar (Hd) adalah jumlah energi yang diterima atau dilepaskan untuk
menguraikan 1 mol zat menjadi unsur-unsur pembentuknya.
Nilai entalpi penguraian standar berlawanan dengan nilai entalpi pembentukan standar.
Pada reaksi penguraian, reaktan berpindah ke kanan dan produk berpindah ke kiri.
F. ENTALPI PEMBAKARAN STANDAR
Entalpi pembakaran standar (Hc) adalah jumlah energi yang dilepaskan untuk membakar 1
mol zat.
Nilai entalpi pembakaran standar ditentukan menggunakan tabel data entalpi pembakaran
standar.
Ciri utama dari reaksi pembakaran adalah:
1. Merupakan reaksi eksoterm.
2. Melibatkan oksigen (O2) dalam reaksinya.
3. Karbon terbakar menjadi CO2, hidrogen terbakar menjadi H2O, dan belerang terbakar
menjadi SO2.
G. ENTALPI LAIN
Macam-macam entalpi lain:
1. Entalpi atomisasi standar (endoterm)
Yaitu jumlah energi yang digunakan untuk membentuk 1 mol atom-atom unsur pada
keadaan standar.
Contoh:
O2(g) O(g)
H = +249,16 kJ
2. Entalpi netralisasi standar (eksoterm)

Yaitu jumlah energi yang dihasilkan dari reaksi antara 1 mol asam dengan basa, atau
1 mol basa dengan asam untuk menetralkan kedua zat, pada keadaan standar.
Contoh:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
H = -890,4 kJ
3. Entalpi peleburan standar (endoterm)
Yaitu jumlah energi yang digunakan untuk meleburkan 1 mol zat padat menjadi zat
cair pada titik leburnya, dan pada keadaan standar.
Contoh:
H2O(s) H2O(l)
H = +6,01 kJ
4. Entalpi penguapan standar (endoterm)
Yaitu jumlah energi yang digunakan untuk menguapkan 1 mol zat cair menjadi gas
pada titik uapnya, dan pada keadaan standar.
Contoh:
H2O(l) H2O(g)
H = +44,05 kJ
5. Entalpi penyubliman standar
Yaitu jumlah energi yang digunakan untuk menyublimkan 1 mol zat padat menjadi
gas pada keadaan standar.
Contoh:
C(s) C(g)
H = +716,6 kJ
4. SENSIBLE HEAT
panas sensibel (sensible heat), yaitu panas yang mengalir kedalam atau yang dihasilkan
didalam ruang.
menyebabkan perubahan temperatur didalam ruang.
sensible heat gains(perolehan panas sensibel)yang termasuk didalamnya adalah:
heat transmissionmelalui struktur bangunan baik dengan proses konduksi, konveksi dan
radiasi.
udara panas luar yang masuk melalui ventilasi
sensible heatyang dihasilkan oleh penghuni/pengguna ruang
sensible heatyang dihasilkan oleh peralatan, lampu, mesin, dsb.
sensible heatyang dikeluarkan oleh material atau produk.
5. LATENT HEAT
panas laten (latent heat), panas yang terkandung dalam uap air.
Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah fasa
(wujud) benda, tetapi temperaturnya tetap. Sebagaimana telah kita
lihat dalam bagian sebelumnya, suatu zat dapat didefinisikan kalor laten
untuk perubahan fasa sebagai:
Q

(20.7)
Ada pun jenis-jenis kalor laten sebagai berikut:
1. Panas laten penguapan (latent heat of vaporization) adalah jumlah panas yang
harus ditambahkan kepada zat (cair) pada titik didihnya sampai wujudnya berubah
menjadi uap seluruhnya pada suhu yang sama.
2. Panas laten pengembunan (latent heat of condensation) adalah jumlah panas
yang harusdibuang/dikeluarkan oleh zat (gas/uap) pada titik embunnya, untuk
mengubah wujud zat darigas menjadi cair pada suhu yang sama.

3. Panas laten pencairan/peleburan (latent heat of fusion) adalah jumlah panas


yangharus ditambahkan kepada zat (padat) pada titik leburnya sampai wujudnya
berubah menjadicair semuanya pada suhu yang sama.
4. Panas laten pembekuan (latent heat of solidification) adalah jumlah panas
yang harus dibuang/dikeluarkan oleh zat (cair) pada titik bekunya untuk
mengubah wujudnya dari cair menjadi padat pada suhu yang sama.
tidak menyebabkan berubahnya temperatur
latent heat gains(perolehan panas laten)yang termasuk didalamnya adalah:
latent heatyang berasal dari udara luar masuk melalui ventilasi dan infiltrasi
latent heatdari penghuni/pengguna ruang
latent heatdari proses memasak, mandi (air panas), dan segala proses penguapan yang
terjadi di dalam ruang.
latent heatdari material atau produk yang dibawa kedalam ruang.
6. SPECIFIC HEAT
Kapasitas kalor spesifik adalah istilah lain untuk kalor jenis. Yaitu banyaknya energi yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu setinggi 1 derajat Kelvin benda per 1 satuan massa.
Misal, kalor jenis untuk air adalah c = 4184 J kg1 K1
Artinya untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat Kelvin dibutuhkan energi 4184
Joule.

Tabel Panas Spesifik Bahan Logam


Berikut tabel panas spesifik bahan dengan berbagai jenis satuan.

Specific Heat - cp
(kJ/kg K)
Aluminum
0.91
Antimony
0.21
Beryllium
1.83
Bismuth
0.13
Cadmium
0.23
Carbon Steel
0.49
Cast Iron
0.46
Chromium
0.46
Cobalt
0.42
Copper
0.39
Gold
0.13
Iridium
0.13
Iron
0.46
Lead
0.13
Magnesium
1.05
Manganese
0.48
Mercury
0.14
Molybdenum
0.25
Nickel
0.54
Niobium (Columbium) 0.27
Metal

(kcal/kgoC)
0.22
0.05
0.436
0.03
0.055
0.12
0.11
0.11
0.1
0.092
0.031
0.031
0.108
0.031
0.243
0.114
0.033
0.06
0.106
0.064

(Btu/lbmoF)
0.22
0.05
0.436
0.03
0.055
0.12
0.11
0.11
0.1
0.09
0.03
0.31
0.11
0.03
0.25
0.114
0.03
0.06
0.13
0.064

Metal
Osmium
Platinum
Plutonium
Potassium
Rhodium
Selenium
Silicon
Silver
Sodium
Tantalum
Thorium
Tin
Titanium
Tungsten
Uranium
Vanadium
Zinc
Zirconium
Wrought Iron

Specific Heat - cp
(kJ/kg K)
0.13
0.13
0.13
0.75
0.24
0.32
0.71
0.23
1.21
0.14
0.13
0.21
0.54
0.13
0.12
0.39
0.39
0.27
0.50

(kcal/kgoC)
0.031
0.032
0.032
0.180
0.058
0.077
0.17
0.057
0.29
0.034
0.03
0.054
0.125
0.032
0.028
0.116
0.093
0.06
0.12

1 J/(kg K) = 2.389x10-4 kcal/(kg oC) = 2.389x10-4 Btu/(lbm oF)

1 kJ/(kg K) = 0.2389 kcal/(kg oC) = 0.2389 Btu/(lbm oF)

1 Btu/(lbm oF) = 4,186.8 J/ (kg K) = 1 kcal/(kg oC)

1 kcal/(kg oC) = 4,186.8 J/ (kg K) = 1 Btu/(lbm oF) .

(Btu/lbmoF)
0.031
0.03
0.032
0.180
0.058
0.077
0.17
0.057
0.29
0.34
0.03
0.05
0.13
0.03
0.028
0.116
0.09
0.06
0.12

7. HEAT OF FORMATION
Panas Pembentukan Ada suatu macam persamaan termokimia yang penting yang
berhubungan dengan pembentukan satu mol senyawa dari unsurunsurnya. Perubahan entalpi yang
berhubungan dengan reaksi ini disebut panas pembentukan atau entalpi pembentukan yang diberi
simbol Hf. Misalnya persamaan termokimia untuk pembentukan air dan uap air pada 1000C dan
1 atm masing-masing.

Bagaimana dapat kita gunakan persamaan ini untuk mendapatkan panas penguapan dari air?
Yang jelas persamaan (1) harus kita balik, lalu dijumlahkan dengan persamaan (2). Jangan lupa
untuk mengubah tanda H. (Jika pembentukan H2O (l) eksoterm, seperti dicerminkan oleh
Hf yang negatif, proses kebalikannya haruslah endoterm) yang berarti eksoterm menjadi positif
yang berarti menjadi endoterm.

8. HEAT OF REACTION
Kalor reaksi (entalpi reaksi; panas reaksi)
Kalor yang diserap atau yang dibebaskan suatu reaksi kimia pada tekanan tetap; simbol: H.
Kalor reaksi atau entalpi reaksi merupakan perbedaan antara entalpi hasil reaksi dan entalpi
reaksi.
H = HHasil reaksi - Hpereaksi
(H berharga positif, jika HHasil reaksi > HPereaksi; berarti sistem reaksi menyerap kalor,
disebut reaksi endoterm), atau
(H berharga negatif, jika HHasil reaksi < HPereaksi; berarti sistem reaksi membebaskan kalor,
disebut reaksi eksoterm)
Kalor reaksi ditetapkan pada tekanan standar 1 atm; simbol H0. Contoh reaksi dan kalor
reaksinya:
CO2(g) + 2 H2O(l) CH4(g) + 2 O2(g)

H0 = +890,4 kJ.

2 HI(g) H2(g) + I2(I)

H0 = +-51,8 kJ.

Entalpi reaksi penguraian HI adalah -51,8 kJ per mol; atau dengan kata lain, reaksi penguraian HI
membebaskan kalor sebesar 51,8 kJ per mol.
9. KONDISI ADIABATIS DAN NON-ADIABATIS
a. Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang dilakukan oleh gas adalah
murni berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi yang masuk maupun yang
keluar (Q) selama proses itu berjalan. (Hukum Termodinamika I menyatakan : Perubahan

energi internal gas (dU) adalah banyaknya energi kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja
yang
dilakukan
oleh
gas
(P.dV).
Kondisi
proses
adiabatik
adalah
:
dU
=
Q
P.dV
=
P.dV
P.V =
K
(konstan)

b. Non-adiabatik
Proses yang mengakibatkan interaksi termal disebut proses non-adiabatik.

10. KONDISI ISOTHERMAL DAN NON-ISOTHERMAL

a. Isothermal
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di
dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan
energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama
dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini. Usaha yang dilakukan
sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai

Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

b. Non-isothermal
Non isotermal : ada perubahan suhu masuk, di dalam, dan keluar reaktor
11. HEAT OF COMBUSTION
Panas yang diserap atau dilepaskan pada oksidasi sempurna dari suatu senyawa disebut panas
pembakaran. Satuannya dinyatakan dalam kal/gram atau kal/mol. Panas pembakaran bisa juga
sebagai panas yang timbul pada pembakaran 1 mole suatu zat. Panas pembakaran dari suatu zat
dapat ditentukan dengan alat polarimeter.
Q = m cp (T1-T0)
dengan Q, m, Cp, T0, dan T1 berturut turut adalah panas pembakaran, berat zat yang dibakar
(gram), panas jenis pada tekanan tetap, suhu mula mula, dan suhu akhir.
Panas pembakaran dapat juga ditentukan melalui perhitungan termokimia. Dalam hal ini
Lavoiser dan Laplace menyatakan bahwa panas yang diserap pada peruraian suatu senyawa kimia
harus sama dengan panas yang dikeluarkan pada pembentukannya bila kedunya sama.
Biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada V tetap dalam bombkalorimeter. Dari ini dapat dicari H :
H0 = E0 + P V
Dari panas pembakaran, dapat diperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa organik, seperti:

Panas pembakaran mempunyai arti penting pada bahan bahan bakar, sebab nilai suatu
bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang bersangkutan. Jika dilihat panas
pembakaran homolog alkana, panas pembakaran naik 157000 kal tiap kenaikan CH 2.
Panas pembakaran deret alkana pada 250C

Hc0 sama dengan kalor pembakaran dalam keadaan standart, yaitu kalor yang dilepaskan atau
diserap pada proses pembakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan standart.
12. ADIABATIC FLAME TEMPERATURE
Suhu nyala api adiabatik. Ini adalah suhu maksimum yang dapat dicapai untuk diberikan
reaktan. Perpindahan panas, pembakaran tidak sempurna, dan disosiasi semua menghasilkan suhu
yang lebih rendah. Suhu api adiabatik maksimum untuk kombinasi bahan bakar dan oksidator
diberikan terjadi dengan campuran stoikiometri (proporsi yang benar sehingga semua bahan bakar
dan semua oksidator dikonsumsi). Jumlah udara berlebih dapat disesuaikan sebagai bagian dari
desain untuk mengontrol suhu api adiabatik. Jarak yang cukup antara suhu hadir dalam mesin
turbin gas dan suhu nyala api adiabatik maksimum pada kondisi stoikiometri ditunjukkan pada
Gambar 3.24 (b) , berdasarkan suhu keluar kompresor 1200 oF (922K)

13. REAKTOR BATCH

a. Pengertian
Adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu reaksi yang berlangsung
dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan dengan persamaan
kesetimbangan dan stoikiometri.
b. Penggunaan
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi berkapasitas kecil
misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, Batch
distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan fermentasi.
Beberapa ketetapan menggunakan reaktor tipe Batch :
Selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur
Pengadukan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi di semua titik dalam reaktor adalah
sama atau homogen pada waktu yang sama.
Reaktor ideal
c. Kelebihan dan kekurangan
Keuntungan:
1. Ongkos atau harga instrumenstasi rendah
2. Penggunaannya fleksibel, artinya dapat dihentikan secara mudah dan cepat kapan saja
diinginkan.
3. Penggunaan yang multifungsi
4. Reaktor ini dapat digunakan untuk reaksi yang menggunakan campuran kuat dan beracun
5. Mudah dibersihkan
6. Dapat menangani reaksi dalam fase gas, cair dan cair padat
Kelemahan
1. Biaya buruh dan handling tinggi
2. Kadang-kadang waktu shut downnya besar, yaitu waktu untuk mengosongkan,
membersihkan dan mengisi kembali
3. Pengendalian kualitas dari produk jelek atau susah
4. Skala produksi yang kecil.
14. REAKTOR CONTINOUS STIRRED TANK REACTOR/ REAKTOR ALIR TANGKI
BERPENGADUK
Reaktor ini termasuk sistem reaktor kontinyu untuk reaksireaksi sederhana. Berbeda dengan
sistem operasi batch di mana selama reaksi berlangsung tidak ada aliran yang masuk atau
meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di dalam reaktor alir (kontinyu), baik
umpam maupun produk akan mengalir secara terus menerus. Sistem seperti ini memungkinkan
kita untuk bekerja pada suatu keadaan dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripadab
sistem berada dalam kondisi stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk , aliran keluar
maupun kondisi operasi reaksi di dalam reaktor tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu
reaksi tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi akivalen dengan lamanya
reaktan berada di dalam reaktor. Penyataan terakhir ini biasa disebut waktu tinggal campuran di
dalam reaktor, yang besarnya ditentukan oleh laju alir campuran yang lewat serta volume reaktor
di mana reaksi berlangsung.
Reaktor tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangkitangki ini dipasang
vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada masing-masing tangki dilakukan secara
kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan di mana komposisi campuran di dalam reaktor benarbenar seragam. Reaktor tangki ini biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk
reaksi heterogen cair padat atau reaksi homogen cair- cair dan sebagainya.

Keuntungannya:
Suhu & campuran dalam reaktor sama (homogen) karena pengadukan
Pengontrolan suhu mudah sehingga kondisi operasi yang isotermal bisa terpenuhi

Kerugiannya:
Untuk volume yg sama konversi lebih rendah daripada PFR
Tidak baik utk fase gas karena rentan bocor

15. REAKTOR JENIS PLUG FLOW REAKTOR

Adalah suatu alat yang digunakan untuk mereaksikan suatu reaktan dalam hal ini fluida dan
mengubahnya menjadi produk dengan cara mengalirkan fluida tersebut dalam pipa secara
berkelanjutan (continuous). Biasanya reaktor ini dipakai untuk mempelajari berbagai proses
kimia yang penting seperti perubahan kimia senyawa, reaksi termal, dan lain-lain.
Digunakan untuk memperkirakan unit operasi utama yang berubah-ubah ketika menggunakan
reactor pipa sambung untuk mencapai atau menghasilkan output yang sudah ditetapkan
Aplikasi:
Reaksi Skala Besar
Reaksi Cepat
Reaksi homogen
Reaksi heterogen
Produksi terus-menerus
Reaksi pada Suhu Tinggi
Keuntungan:
Tingkat perubahannnya besar dalam setiap volumenya
Bekerja dalam periode waktu yang cukup lama tanpa tenaga kerja sehingga upah produksi
rendah

Perpindahan kalornya baik sekali


Operasinya terus-menerus
Kekurangan:

Sulit mengontrol temperaturnya

Tingginya temperature yang tidak diinginkan dapat terjadi

Proses pemberhentian dan pembersihannya mahal

16. HUMIDITY
Banyaknya uap air yang terdapat pada udara dinamakan kelembaban (humidity).
Adalah massa uap yang dibawa oleh satu satuan massa gas bebas uap. Kelembaban hanya
tergantung pada tekanan bagian uap di dalam campuran bila tekanan total dibuat tetap.
- ABSOLUTE HUMIDITY DAN SATURATION HUMIDITY
Kelembabab Absolut : Berat uap air yang dikandung udara per satuan berat udara kering.
Jumlah maksimum kelembaban yang dapat berisi oleh massa udara pada suhu tertentu.
- RELATIVE HUMIDITY
Adalah rasio antara tekanan bagian uap dan tekanan uap zat cair pada suhu gas. Besaran ini
biasanya dinyatakan dalam persen, sehingga kelembaban 100 % berarti gas jenuh, sedang
kelembaban 0 % berarti gas bebas uap.
- PERCENTAGE HUMIDITY
Rasio kelembaban nyata (actual) terhadap kelembaban jenuh Hs pada suhu gas, dinyatakan
dalam %.
- HUMID HEAT

Kalor lembab ialah energi kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 lb atau
1 g gas, beserta segala uap yang dikandungnya, sebesar 1 oF atau 1 oC. Jadi,
Cs = CPUdara + ( CPH2Ouap)

Dimana CPu dan CPH masing-masing ialah kalor spesifik gas dan kalor spesifik
uap pada tekanan tetap.
-

DEW POINT & BUBBLE POINT


Titik embun (dew point)
Definisi titik embun (dew point) adalah misalnya mempunyai suatu campuran
multikomponen dalam kondisi tekanan dan temperatur tertentu
sehingga fasa campuranya dalam keadaan uap sepenuhnya. Mari kita andaikan
menurunkan temperatur campuran multikomponen tersebut dalam tekanan tetap, jika
kubah fasa di atas kita lihat lebih dekat akan seperti gambar dibawah ini.

Sebelum mencapai titik embunnya, campuran ini akan tetap dalam fasa uap
sepenuhnya. Tepat ketika mencapai titik embun pada tekanan dan temperatur tertentu,
embun pertama mulai muncul. Kondisi tekanan dan temperatur dimana embun pertama
mulai muncul disebut sebagai titik embun.

titik gelembung (bubble point adalah misalnya mempunyai suatu campuran


multikomponen dalam kondisi tekanan dan temperatur tertentu sehingga fasa campuranya
dalam keadaan cair sepenuhnya. Mari kita andaikan menaikkan temperatur campuran
multikomponen tersebut dalam tekanan tetap, jika kubah fasa di atas kita lihat lebih dekat
akan seperti gambar dibawah ini.

Sebelum mencapai titik gelembungnya, campuran ini akan tetap dalam fasa cair
sepenuhnya. Tepat ketika mencapai titik embun pada tekanan dan temperatur tertentu,
gelembung pertama mulai muncul. Kondisi tekanan dan temperatur dimana gelembung
mulai muncul disebut sebagai titik gelembung.

Anda mungkin juga menyukai