1. Pendahuluan 2. Proses Lingkar Carnot 3. Hukum Kedua Termodinamika 4. Interpretasi Entropi Secara Statistik 5. Hukum Ketiga Termodinamika 6. Fungsi Energi Bebas 1. Pendahuluan
Umumnya perubahan di alam disertai dengan
perubahan energi. Dua aspek penting dalam proses perubahan energi : a) Arah Pemindahan Energi b) Pengubahan Energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain Hukum pertama : Hubungan antara kalor yang diserap dengan kerja yang dilakukan oleh sistem. Tidak menunjukkan batas – batas mengenai sumber atau arah aliran energi. Perubahan – perubahan di alam terjadi dengan arah tertentu Hukum pertama tidak mempersoalkan arah perubahan ini Hukum pertama : Hanya menetapkan kekekalan energy sebelum dan sesudah perubahan terjadi Tidak menentukan mudah atau tidaknya serta seberapa jauh perubahan terjadi Meskipun bermacam – macam bentuk energi dapat diubah seluruhnya dengan mudah menjadi kalor, TETAPI kalor tidak dapat diubah seluruhnya menjadi kerja Hukum Kedua Termodinamika : Menyatakan pembatasan – pembatasan yang berhubungan dengan pengubahan kalor menjadi kerja. Menunjukkan arah perubahan proses dalam alam. Dalam bentuk yang paling umum, HK kedua dirumuskan dengan mempergunakan fungsi keadaan yang disebut Entropi (S). 2. Proses Lingkar Carnot
Proses lingkar merupakan deretan perubahan
sedemikian rupa sehingga pada akhirnya sistem kembali ke keadaan semula. Pengalaman : mesin kalor yang bekerja secara berkala melalui suatu proses lingkar hanya dapat mengubah sebagian dari kalor yang diserap menjadi kerja. Pengubahan terjadi karena adanya perbedaan suhu Sadi Carnot (1824) : Menghitung secara teori kerja maksimum yang dapat diperoleh dari suatu mesin yang bekerja secara reversibel. Pada mesin carnot, sejumlah gas ideal mengalami proses lingkar yang terdiri atas empat langkah perubahan reversible : a. Ekspansi Isoterm (A – B) b. Ekspansi Adiabat c. Pemampatan Isoterm d. Pemampatan adiabat Skema Mesin Kalor R1 = Reservoir Panas pada T1 R2 = Reservoir Panas Proses Lingkar Carnot Pada T2 Pada proses lingkar, sejumlah kalor q1 diserap oleh reservoir panas R1 pada suhu T1, sebagian kalor diubah oleh mesin M menjadi kerja W, dan kalor sisanya, q2 dialirkan ke Reservoir R2 pada suhu T2 Besar kerja w yang dihasilkan oleh mesinkalor dapat dihitung sebagai berikut: Pada Proses (1)
Pada Proses (2)
Pada Proses (3)
Pada Proses (4)
Kerja Total, W = W1 + W2 + W3 + W4 Untuk Proses Adiabatik Reversibel berlaku : dU = dq + dW karena dq = 0 (adiabatik) dU = dW = – P dV Berarti :
Sehingga : Pada Proses (2)
Pada Proses (4)
Dari pers (3.3) dan (3.4) diperoleh :
Bila hasil ini disubstitusikan ke dalam pers (3.1)
akan diperoleh :
Pada proses (1) :
Sehingga :
Pers. (3.6) menunjukkan bahwa kerja yang
dihasilkan dalam proses selalu lebih kecil dari kalor yang diserap. Nilai Kerja akan sama dengan kalor yang diserap jika T2 = 0 (tetapi kondisi ini tidak dapat terlaksana). Kerja merupakan kerja maksimum karena semua proses berjalan reversibel. Sehingga :
Kemampuan mesin kalor untuk mengubah kalor
menjadi kerja biasanya dinyatakan dengan efisiensi, E. Efisiensi ini hanya bergantung pada kedua suhu T1 dan T2 dan nilai efisiensi selalu lebih kecil dari satu. Pers. (3.6) dan (3.7) berlaku umum dan menyatakan pembatasan – pembatasan pengubahan kalor menjadi kerja