PANGKAT/NRP : SERDA/21190095180200
NOSIS : 2021659-E
TINGKAT I
BAB I
Termokimia
Termokimia ialah sebuah ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor / panas
suatu zat yang disertai adanya suatu reaksiT / proses kimia serta fisika.
Energi kimia ialah sebuah energi yang memiliki kandungan unsur / senyawa, juga
energi kimia yang dikandung dalam suatu zat atau seperti energi potensial zat itu
sendiri.
Energi potensial kimia yang dikandung dalam suatu zat itu dinamakan panas dalam
(entalpi) serta diperjelas oleh simbol H.
Sedangkan perbedaan antara entalpi reaktan dengan entalpi hasil di sebuah reaksi
dinamakan perubahan entalpi reaksi, serta memiliki simbol ΔH.
Menurut interaksi nya sendiri bersama lingkungan, sistem itu dapat dijadikan 3 macam,
antara lain :
Sistem Terbuka
Sistem terbuka ialah sebuah sistem yang bisa saja terjadi karena adanya perpindahan
energi dan juga zat (materi) diantara lingkungan dan sistem.
Perubahan tempat suatu materi disebut dengan reaksi yang bisa pergi dari tempatnya
atau wadah reaksi, contohnya saja seperti : gas.
Sistem tertutup
Sebuah sistem yang diantaranya terdapat sistem dan juga lingkungan yang bisa
melakukan suatu pergantian energi, namun tidak bergantian materi.
Sistem Terisolasi
Sebuah sistem yang mungkin saja bisa berubah tempat energi dengan materi yaitu
antara sistem dan juga lingkungan.
Reaksi Termokimia
Reaksi termokimiia ini sendiri telah dibagi menjadi :
Reaksi Eksoterm
Reaksi yang terjadi disaat sedang mengalami proses pelepasan panas / kalor.
Misal :
Pergantian dari entalpi pada proses reaksi tersebut dijabarkan dibawah ini :
Reaksi Endoterm
Reaksi yang terjadi disaat berlangsungnya suatu proses peresapan panas / kalor, jadi
pergantian entalpi reaksi itu mempunyai nilai positif.
Misal :
Pergantian entalpi pada sebuah reaksi endoterm memiliki rumus seperti dibawah
ini :
Kesimpulan :
Besarnya sebuah pergantian pada entalpi (ΔH) sama saja dengan besar dari panasnya
reaksi, namun dengan rumus yang berbeda
Jenis Perubahan Entalpi
Perubahan Entalpi Pembentukan (ΔHf)
Ialah pergantian entalpi yang membentuk 1mol senyawa yang terjadi akibat beberapa
unsur yang disusun oleh keadaan standar.
Nilai entalpi dalam bentuk standar ditetapkan dengan menggunakan sebuah tabel data
entalpi bentuk standar.
Unsur – unsur yang telah terjadi secara alami dibagi 2 yaitu : monoatomik dan
poliatomik.
• Contohnya monoatomik :
o C(s), Fe(s), H+(aq), Ba(s), Ca(s), Mg(s), Na(s), Al(s), B(s), Zn(s), P(s).
Monoatomik ialah sebuah golongan gas mulia juga logam lainnya.
• Contohnya poliatomik :
o O2(g)- Cl2(g)-P4(s)-H2(g)-Br2(l)- N2(g)-I2(g)- F2(g). Poliatomik merupakan jenis
halogaen dan gas selain gas mulia.
Semua unsur – unsur yang sudah terdapat dialam ini nilai entalpi pembentukannya nol.
Nilai entalpi dekomposisi standar berlawanan dengan nilai dari entalpi pembentukan
yang standar.
Dalam reaksi dekomposisi, reaktan bergerak ke kanan dan produk bergerak ke kiri.
• CO2(G)-C(s)+O2(G)ΔH
• = +94.1Kkal
• = ΔH menguraikan skala yang standar CO2(g)
3. Perubahan Entalpi Pembakaran (ΔHc)
Kemudian ΔH berlagsung pada pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa dalam
kondisi yang standar.
Adapun untuk Nilai entalpi pembakaran yang standar sendiri bisa ditetapkan dengan
tabel data entalpi pembakaran yang standar.
• Reaksi eksotermik.
• Terlibat langsung oksigen pada suatu reaksi.
• Karbon dibakar dalam CO2, hidrogen dibakar dalam H2O dan sulfur terbakar dalam
SO2 ….
NaOH(aq)~NaC1(aq)+H2O(1)
( ΔHn) =-285.85kj?mol
• Menggunakan kalorimetri.
• Menggunakan hukum Hess atau hukum penjumlahan.
• Menggunakan data tabel entalpi pembentukan.
• 4Menggunakan data energi ikatan.
Adapun Kalorimeter sendiri ialah merupakan suatu sistem yang terisolasi, yang
sehingga membuat semua energi yang nantinya akan diperlukan atau dibebaskan
masih tetap terjaga berada dalam kalorimeter.
Jadi Dengan melakukan pengukuran terhadap perubahan suhu yang terjadi, maka
membuat kita bisa dengan mudah mendapatkan jumlah energi panas yang ada dari
suatu reaksi dengan hanya berdasarkan rumus:
Jadi oleh sebab kalorimeter ialah merupakan suatu sistem yang terisolasi, sehingga
akhirnya menyebabkan tidak ada lagi energi yang terbuang di lingkungan, yang
sehingga akhirnya mengakibatkan energi kalor dan adanya perubahan entalpi ikut
berubah menjadi :
“Jumlah panas yang dibebaskan pada saat proses pembentukan senyawa berlagsung
dari sejumlah unsur atau elemen yang hampir sama dengan jumlah panas yang
dibutuhkan untuk memecah senyawa menjadi unsur-unsurnya.”
Contohnya :
2. Hukum Hess
Pertama kali Hukum ini disampaikan oleh German Hess pada (1840), dengan bunyi :
“Jika perubahan kimia dapat dilakukan dalam sejumlah cara yang berbeda, total (jumlah
menyeluruh) perubahan energi termal ialah konstan, terlepas dari jalur / metode yang
diadopsi.”
Berdasarkan hukum Hess, dimana keterangan ialah suatu reaksi dapat terjadi dengan
melalui tahapan reaksi yang berbeda, namun tahapan atau jalur yang diambil tidak
akan memengaruhi entalpi reaksi.
Perubahan dalam entalpi reaksi hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir sistem.
Bukan panggung atau jalur yang diambil. Perubahan entalpi ini juga merupakan jumlah
entalpi reaksi dari setiap tahap.
Oleh karena itu hukum Hess dapat dimanfaatkan guna menetapkan reaksi reaksi
berdasarkan reaksi lain yang diketahui ΔH.
BAB II
HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA
Hukum ke nol Termodinamika menyatakan bahwa jika dua benda masing-masing dalam
kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka mereka juga dalam kesetimbangan dengan satu
sama lain. Kesetimbangan termal berarti bahwa ketika dua benda terjadi sentuhan dengan satu sama
lain dan dipisahkan oleh penghalang yang permeabel terhadap kalor, tidak akan ada transfer kalor
dari satu benda ke yang lain.
Hukum ke nol Termodinamika pada dasarnya mengatakan bahwa tiga benda semuanya memiliki
suhu yang sama. James Clerk Maxwell menyebutkan hukum ini mungkin lebih sederhana ketika dia
berkata, “Semua kalor dari jenis yang sama.” Apa yang paling penting adalah Hukum ke nol
Termodinamika menetapkan bahwa suhu adalah properti fundamental dan terukur dari materi.
Sejarah
Ketika awal hukum termodinamika dibangun, hanya ada tiga. Pada awal abad ke-18, para ilmuwan
menyadari bahwa ada hukum lain yang diperlukan yang menjadi dasar dari semuanya. Kalau dilihat
dari urutannya, hukum ini mestinya di tempatkan ke empat setelah tiga hukum yang sebelumnya.
Namun karena properti suhu adalah awal dari cerita kalor sepertinya tidak mungkin ditempatkan
sebagai hukum terakhir dan jika di tempatkan pertama akan mengubah semua susunan litelatur yang
sudah dipahami setiap ilmuan. Sebagai alternatif, salah satu ilmuwan, Ralph H. Fowler, datang
dengan alternatif ketiga yang memecahkan dilema: “Hukum ke nol”.
Menurut David McKee, seorang profesor fisika di Missouri Southern State University, hukum ke nol
termodinamika “memberitahu kita bahwa tidak peduli berapa banyak energi yang dimiliki dua
sistem, mengetahui berapa banyak energi yang mereka miliki tidak akan memberikan prediksi
kemana arah yang kalor akan mengalir jika saya menempatkan mereka bersentuhan satu dengan yang
lain. Hukum ke nol mengatakan bahwa jumlah ini, yang merupakan suhu, mendefinisikan arah aliran
kalor, dan tidak tergantung langsung pada jumlah energi yang terlibat. ”
Ia melanjutkan, “Suhu dua sistem adalah satu-satunya hal yang perlu Anda ketahui agar dapat
menentukan arah kemana kalor akan mengalir di antara mereka.”
Misalkan ada dua wadah termos A dan B yang masing-masing terisi cairan.
Keduanya memiliki dinding yang adiabatik (memerangkap panas di dalam wadah)
dan menunjukkan suhu yang sama ketika masing-masing isinya diukur dengan
termometer. Ketika isi termos A dan B dicampur (di dalam salah satu termos), tidak
ada perubahan suhu yang teramati setelah percampuran. Artinya, baik isi wadah
(sistem) A maupun B berada dalam kesetimbangan termal.
Sebelum dicampur, sistem (dalam wadah) A sudah berada dalam kesetimbangan
termal dengan termometer, begitu pun dengan sistem B. Dalam hal ini, termometer
menunjukkan suhu yang sama sehingga kedua sistem memiliki derajat kalor yang
sama pula. Sebagai akibatnya, sistem A dan B berada dalam kesetimbangan termal
di antara keduanya, dengan termometer berperan sebagai sistem ketiga sesuai
dengan Hukum Ke-Nol Termodinamika.
BAB III
HUKUM KE 1 TERMODINAMIKA
Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
Proses-proses
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
Siklus → daur → ΔU = 0
Persamaan Keadaan Gas
Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2
Hukum Charles
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2
Hukum Boyle
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2
P, V, T Berubah (non adiabatis)
(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)
Adiabatis
P1V1 γ= P2V2γ
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1
γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap
→ γ = Cp/Cv
Usaha
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693
Mesin Carnot
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2
Keterangan :
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
Contoh Soal
SIKLUS RANKINE
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara
umumditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama
untuk siklus Rankineadalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir,
dan panas matahari.
Dengan kata lain, proses ini tidak bolak balik dan entropi meningkat
selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkanoleh
pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara
khusus,efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik titik air
selama ekspansi keturbin akibat kondensasi.
Titik titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosidan korosi,
mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah
dalammenangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada
temperatur yang sangattinggi.
Contoh 2
Berikan penjelasan dan tuliskan komentar untuk pernyataan berikut
ini: Sebuah silinder yang dilenmgkapi dengan piston berisi sejumlah
gas. Di atas piston diletakkan 2 (dua) anak timbangan masing-masing
dengan massa 1 kg, jika satu anak timbangan diambil maka tekanan dan
volume sistem gas akan berubah.
Bagaimana pendapat anda, contoh ini merupakan proses kuasistatik
atau proses nonkuasistatik?
Jawab:
Jelas sistem ini mengalami proses nonkuasistatik, sebab bukan
merupakan rentetan keadaan setimbang tak terhingga banyak,
melainkan hanya dua keadaan setimbang yaitu setimbang awal dan
setimbang akhir.
Contoh 3
Bagaimana agar supaya proses yang dijalani pada contoh 2 menjadi
proses kuasistatik?
Jawab:
Agar proses yang dijalani sistem pada ontoh 2 menjadi proses
kuasistatik, maka salah satu anak timbangan itu harus diganti sejuta
pemberat kecil-kecil anak timbangan dengan massa total 1 kg dan satu
per satu pemberat kecil-kecil itu diambil, sehingga proses yang dijalani
sistem adalah proses kuasistatik.
Contoh 4
Berikan dan tuliskan penjelasan mengenai proses reversibel.
Jawab:
Proses reversibel adalah merupakan proses dari suatu keadaan awal ke
keadaan tertentu dan dari keadaan akhir tersebut dimungkinkan
terjadinya proses balik ke keadaan awal kembali melalui jalan yang
sama. Sedemikian rupa dengan mudah jika pada sistem dikenai kondisi
tertentu.
Contoh 5
Tuliskan 2 (dua) persyaratan agar proses dikatakan berbalik
(reversibel)
Jawab:
proses tersebut merupakan proses kuasistatik
dalam proses tersebut tidak terjadi efek-efek disipasi
Contoh 6
Berikan dan tuliskan penjelasan mengenai daur atau siklus.
Jawab:
Daur atau siklus adalah proses terus menerus yang merupakan
sederetan proses yang terdiri atas beberapa tahapan dari suatu keadaan
setimbang ke keadaan setimbang lain kemudian kembali keadaan
setimbang semula yang hasilnya adalah pengubahan kalor menjadi
kerja atau usaha luar.
Contoh 7
Apakah pengubahan kalor seluruhnya menjadi usaha dapat terjadi.
Jawab:
Pengubahan kalor seluruhnya menjadi tenaga/usaha dalam satu tahap
saja dapat terjadi; yaitu pada proses ekspansi isotermal sistem gas
ideal.
– pelajari lebih lanjut, apakah proses yang demikian dapat diambil
manfaatnya? (bacalah kembali uraian dengan seksama dan
kembangkan wawasan dan penalaran anda).
Contoh 8
Berikan penjelasan mengenai mesin kalor atau mesin pemanas,
lengkapi dengan contoh
Jawab:
Mesin kalor/mesin pemanas adalah suatu alat atau sistem yang
berfungsi untuk mengubah energi kalor atau energi panas menjadi
energy usaha atau energi mekanik. Sebagai contoh adalah motor bakar
atau motor letup.
(Lengkapi jawaban anda dengan membaca kembali dan memahami:
-I- 4 ciri mesin kalor/mesin pemanas
-I- Gambar skematis prinsip mesin kalor atau mesin pemanas).
Contoh 9
Berilah penjelasan mengenai mesin pendingin, lengkapi penjelasan
dengan contoh.
Jawab:
Mesin pendingin adalah suatu alat atau sistem yang berfungsi untuk
secara netto memindahkan kalor dari reservoar dingin ke reservoar
panas dengan menggunakan usaha luar. Sebagai contoh adalah lemari
es atau refrigerator.
Contoh: 10
Selama proses isokhorik (v = 1 m3), gas menerima kalor 1000 kalori
sehingga tekanan berubah sebesar 814 N/m2. Hitunglah perubahan
energi dalam gas selama proses tersebut Jawab:
Proses isokhorik: AV = 0 sehingga AW = P . AV = 0 AQ = AU + AW ^
1000 = AU + 0
Jadi perubahan energi dalam gas = 1000 kalori =1000 x 4.186 J = 4186J
Gas diatomik pada suhu sedang 200°C dan tekanan 105
N/m2 bervolume 4 lt. Gas mengalami proses isobarik sehingga
volumenya 6 liter kemudian proses isokhorik sehingga tekanannya 1.2
x 105 N/m2. Berapakah besar perubahan energi dalam gas selama proses
tersebut ?
Jawab:
PV = n R T—— ^ P AV + V AP = n R AT
Proses A – B (AP = 0):
P AV = n R AT = 105 . 2.10-3 = 200 J AUBC = 5/2 n R AT = 500 J
(diatomik 200°C)
Proses :B – C (AV = 0):
V AP = n R AT = 6.10-3.0,2. 105 = 1120 J AUBC = 5/2 n R AT = 300 J
(diatomik 200°C)
Jadi AU total = AUAB + AUBC = 800 J
Karena volume gas bertambah kecil maka tekanan gas akan bertambah
besar. Kenaikan tekanan gas ini disebabkan oleh makin seringnya
molekul-molekul gas menumbuk dinding tempatnya (jarak tempuh
molekul gas makin pendek) bukan karena kecepatannya yang
bertambah.
AU=3/2 n R AT
Karena proses isotermik (AT= 0), maka perubahan energi dalam sama
dengan nol Berarti energi dalam gas tidak berubah.
AQ = AU + AW———– ^ AW = P AV