31 Desember 2016
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor atau panas yang
terjadi pada suatu reaksi kimia. Perubahan itu berupa pelepasan dan penyerapan kalor. Kali ini, kita akan
mempelajari jenis perubahan kalor yang terjadi pada suatu reaksi kimia.
Pernahkah kalian melihat kapur tohor yang disiram dengan air? Apa yang terjadi?
Jika kalian melihat secara langsung kapur tohor yang disiram dengan air, kalian akan dapat mengamati
terbentuknya asap (gas) serta merasakan suhu di sekeliling kapur akan bertambah panas. Inilah yang
dinamakan reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang disertai pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.
Berkebalikan dengan reaksi eksoterm adalah reaksi endoterm, yaitu reaksi yang disertai penyerapan
kalor dari sistem ke lingkungan. Reaksi ini dapat diamati saat kita melarutkan asam sitrat atau sitrun,
yaitu bahan yang dipakai untuk memberikan rasa masam dalam pembuatan sirup dan manisan. Ketika
asam sitrat dilarutkan dalam segelas air, kita akan merasakan bahwa suhu gelas berubah menjadi lebih
dingin.
Dalam persamaan reaksi termokimia, jenis perubahan energi yang terjadi dapat kita lihat dari perubahan
entalpinya (∆H). Reaksi eksoterm memiliki ∆H berharga negatif, sedangkan reaksi endoterm memiliki ∆H
berharga positif.
Contoh:
Salah satu cara untuk menunjukkan perubahan kalor/ entalpi yang terjadi dalam suatu reaksi kimia
adalah dengan menggunakan diagram tingkat energi.
Dalam diagram tingkat energi, dituliskan reaktan dan besarnya entalpi yang dimiliki di awal reaksi serta
produk dan besarnya entalpi di akhir reaksi. Selisih entalpi ini menunjukkan banyaknya perubahan
entalpi yang terjadi.
Diagram tingkat energi reaksi eksoterm
Pada diagram tingkat energi reaksi eksoterm, entalpi produk lebih rendah daripada entalpi reaktan
karena sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Contoh:
Pada diagram tingkat energi reaksi endoterm, entalpi produk lebih tinggi daripada entalpi reaktan
karena sistem menyerap kalor dari lingkungan.
Contoh:
gai Contoh :
Gelas kimia yang berisi air dan es. Yang merupakan sistem adalah es batu yang sedang mencair dan yang
menjadi lingkungannya air, gelas kimia, dan udara sekita.
Berdasarkan kemampuan untuk melakukan pertukaran, maka sistem dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Reaksi Eksoterm
r >p
∆H = Hp - Hr
Kecil – Besar
∆H = - (negatif)
2. Reaksi Endoterm
A + B +25kj → C
A + B → C -25kj
r = p-25kj
r <p
∆H = Hp- Hr
Besar – Kecil
∆H = positif (+)
Alam semesta ciptaan Tuhan memiliki energi yang konstan. Berdasarkan asas kekekalan energi yang
tidak dapat diciptakan atau memusnahkan energi. Yang dapat kita lakukan hanyalah mengubah suatu
bentuk energi menjdi bentuk energi yang lain. Di alam ini banyak sekali terjadi berbagai energi,
contohnya energi kinetik, potensial, mekanik dan lain sebagainnya.
Jumlah total semua bentuk enegi tersebut inilah dapat kita sebut sebagai Entalpi (H), yang artinya
jumlah energi yang terkandung atau tersimpan dalam suatu zat pada suhu 298 k ( 250C). Istilah ini
diambil dari bahasa Jerman, Entalphien yang artinya kandungan yang diusulkan oleh Herman Helmholtz.
b. Perubahan Entalpi
Kita asumsikan sebuah mobil yang bergerak dari satu titik tertentu ke titik yang lain dimana dalam
menentukan berapa besar energi yang dikeluarkan oleh mobil dilihat dari besarnya perubahan
energinya mobil tersebut berpindah tempat. Begitu pula dengan entalpi dimana dalam menentukannya
dilihat dari besarnya perubahan entalpi yang terjadi.
∆H = H2 – H1
Begitu juga dengan proses kimia, bahwa perubahan entalpi terjadi bila sistem melepas atau menyerap
kalor. Dalam reaksi dituliskan dalam :
A+B → AB
Reaktan Produk
∆H = Hp – Hr
Contohnya : C + O2 → CO2
Misal :
Contoh Soal :
Tentukanlah perubahan entalpi reaksi berikut :
Jika diketahui masing-masing ∆H0f C2H3OH(l) = -277,7 kJ/mol, ∆H0f C2H4(g) = + 523 kJ/mol dan ∆H0f
H2O(l) = - 285,8 kJ/mol...
Jawab :
Mari kita lihat ciri soal yang diketahui adalah data entalpi dari masing-masing senyawa yang bereaksi,
lalu kita ketahui bahwa yang menjadi produk ialah C2H3OH, sedangkan yang menjadi reaktannya ialah
C2H4(g) + H2O(l)
= -514,9 kJ/mol
Contih : CO2 → C + O2
½ O2
Misal : C + ½ O2 → CO → CO2