Adhy Kuncoro
14/363494/TK/41610
Akhmad Zaroq C.
14/367272/TK/42434
14/367238/TK/41748
C. Kresna Chandra
14/367238/TK/42412
Diky Agustian
15/385217/TK/43879
14/363589/TK/41680
Linggom Enrico C.
14/368765/TK/42587
M. Hamam Affandi
14/367292/TK/42449
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
HAKEKAT NEGARA
Peristilahan yang dipadankan dengan Negara :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Hakikat Negara suatu ikatan sosial atau dalam status hidup bersama sebagai komunitas
politik dimana hak-hak warganya mendapatkan jaminan dari penguasa pada waktu itu.
Hakikat Negara secara Sosiologis :
1. ikatan suatu bangsa.
2. sebagai suatu organisasi kewibawaan.
3. organisasi sebagai jabatan (ambten organisatie).
4. organisasi kekuasaan.
1.Ikatan suatu bangsa suatu komunitas sosiologis yang hidup bersama dalam suatu
wilayah;
senasib
dan
sepenanggungan
dalam
menjalankan
hidupnya.
2.Organisasi kewibawaan negara sebagai organisasi yang memiliki wibawa untuk
memutuskan hal-hal yang penting bagi kehidupan bersama. Kewibawaan ini ditunjukkan
dengan adanya kepatuhan komunitas untuk melaksanakan putusan bersama tersebut.
3.Organisasi Jabatan negara terbagi dalam jabatan-jabatan yangmenjalankan fungsi
tertentu.Organisasi ini muncul karena organisasi kewibawaan mengasumsikan adanya
jabatan-jabatan untuk menjakankan fungsi-fungsi negaraitu secara bersama-sama.
4.Organisasi kekuasaan negara merupakan alat untuk menjalankan kekuasaan dalam arti
luas. Kekuasaan ini dapat memaksakan kehendak (dwang organisatie) orang yang berkuasa.
Oleh sebab itu banyak orang ingin menjadi pejabat negara untuk memperoleh kekuasaan
guna memuaskan vested interesnya.
Hakikat Negara secara Yuridis :
1. Pemilik atau penguasa atas tanah (teori patrimonial-feodal).
2. pihak yang menguasai atau memerintah (hasil perjanjian timbal balik antara dua pihak
dualistis).
3. sebagai pelindung dari hak-hak asasi manusia, negara sebagai pelaksana dari kehendak
umum (volente generale).
4. penjelmaan tata hukum nasional (personificatie van het rechtorde) karena eksistensi negara
tampak dari adanya bangunan sistem hukum yang berlaku dalam mengatur kehidupan
komunitas bangsa tersebut.
Plato - Menurut plato Hakikat negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju,
berevolusi, dan terdiri dari orang-orang (individu-individu)
Hugo de Groot (Grotius) - Menurut Hugo de Groot (Grotius) Hakikat negara adalah
ibarat suatu perkakas yang dibuat manusia untuk melahirkan keberuntungan dan
kesejahteraan umum.
Thomas Hobbes - Menurut Thomas Hobbes Hakikat negara adalah suatu tubuh yang
dibuat oleh orang banyak, yang masing-masing berjanji akan memakainya menjadi
alat untuk keamanan dan perlindungan mereka
J.J. Rousseau - Menurut J.J. Rousseau Hakikat negara adalah perserikatan rakyat
dalam melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diri dan harta benda
anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka.
Karl Marx - Menurut Karl Marx Hakikat negara adalah suatu alat kekuasaan bagi
manusia (penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lain
Roger F. Soltau - Menurut Roger F. Soltau, Hakikat negara adalah suatu alat (agency)
atau kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan dalam berbagai
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat
Hans Kelsen - Menurut Hans Kelsen, Hakikat negara adalah suatu pergaulan hidup
bersama dengan tata paksa
Ibnu Khaldun - Menurut Ibnu Khaldun, Hakikat negara adalah suatu tubuh yang
persis sama seperti tubuh manusia. Tubuh manusia mengalami masa lahir dan tumbuh
(groei). Ada masa muda dan dewasa (bloei). Ada masa tua dan mati (vergaan).
Secara Umum Hakikat Negara - Sejak kata "negara" diterima sebagai pengertian yang
menunjukkan organisasi bangsa yang bersifat teritorial (kewilayahan) dan mempunyai
kekuasaan tertinggi, yang perlu ada untuk menyelenggarakan kepentingan bersama dan
mencapai tujuan bersama, sejak itu pula kata "negara" ditafsirkan dalam berbagai antara lain
sebagai berikut...
"Negara" dipakai dalam arti pengusa, yaitu orang yang melakukan kekuasaan tertinggi
atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu
"Negara" dipakai dalam arti persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang hidup di
suatu daerah, dengan dibawah kekuasaan tertinggi menurut kaidah-kaidah hukum
yang sama.
Dari penafsiran diatas dapat diketahui bahwa pengertian negara dibedakan menjadi dua yaitu
dalam arti formal dan material.
Dalam arti formal, pengertian negara adalah suatu organisasi kekuasaan dengan suatu
pemerintahan pusat. Negara dalam pengertian diartikan seagai pemerintah (staatoverheid). Karakteristik negara formal adalah kewenangan pemerintah untuk
menjalankan paksaan fisik secara legal.
Rakyat
Pengakuan.
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat pada peraturan di
negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan rakyat adalah unsur penting bagi
terbentuknya suatu negara. Rakyat sendiri dikategorikan menjadi; penduduk dan bukan
penduduk serta warga negara dan bukan warga negara. Penduduk adalah orang-orang yang
berdomisili atau menetap dalam suatu negara. Bukan penduduk adalah orang yang sementara
waktu berada dalam suatu negara. Warga negara adalah orang-orang yang berdasarkan hukum
menjadi anggota suatu negara. Bukan warga negara adalah orang-orang yang tinggal dalam
suatu negara, tetapi tidak menjadi anggota dari negara tersebut. Jadi, unsur yang pertama
adalah harus ada rakyat dulu.
2. Wilayah
Setelah rakyat, unsur selanjutnya yang membentuk suatu negara adalah wilayah. Unsur
wilayah adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pembentukan suatu negara. Tanpa
adanya wilayah, mustahil sebuah negara bisa terbentuk. Wilayah inilah yang akan ditempati
oleh rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan. Wilayah suatu negara adalah kesatuan ruang
yang meliputi daratan, lautan, udara, dan wilayah ekstrateritorial.
Daratan: Daratan adalah tempat bermukimnya warga atau penduduk suatu Negara.
Wilayah daratan suatu Negara, mempunyai batas-batas tertentu yang diatur oleh
hukum Negara dan perjanjian dengan Negara tetangga.
Lautan: Lautan adalah wilayah suatu Negara yang terdiri dari laut teritorial, zona
tambahan, ZEE, dan landasan benua (kontinen). Laut teritorial suatu Negara adalah
batas sepanjang 12 mil laut diukur dari garis pantai. Zona tambahan yaitu 12 mil dari
garis luar lautan teritorial atau sekitar 24 mil dari garis pantai suatu Negara. ZEE atau
Zona Ekonomi Eksklusif yaitu wilayah lautan sepanjang 200 mil laut diukur dari garis
pantai. Sedangkan, landasan benua adalah wilayah lautan yang terletak di luar
teritorial, berjarak sekitar 200 mil laut diukur dari garis pantai yang meliputi dasar
laut dan daerah dibawahnya.
Udara: udara adalah seluruh ruang yang berada di atas batas wilayah suatu Negara,
baik daratan maupun lautan.
3. Pemerintahan
Unsur selanjutnya yang membentuk Negara adalah pemerintahan. Unsur pemerintah yang
dimaksudkan disini adalah pemerintahan yang sah dan berdaulat. Pemerintahan yang sah
berarti pemerintah yang diakui oleh rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan.
Sedangkan, pemerintahan yang berdaulat berarti memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur
jalannya Negara.
Unsur Deklaratif Negara
Selain unsur pokok, terdapat pula unsur lain yang menjadi pembentuk suatu negara, yaitu
pengakuan dari negara lain. Adapun pengakuan dari negara lain merupakan unsur negara
yang bersifat deklaratif atau bersifat menerangkan keberadaan suatu negara. Suatu negara
baru penting untuk menerangkan keberadaannya agar dikenali oleh negara lainnya.
Fungsinya adalah agar negara baru tersebut dapat menjalin hubungan diplomatis dengan
negara lainnya, begitupun sebaliknya.
Warga Negara
Warga Negara adalah orang-orang yang secara resmi ikut menjadi bagian dari penduduk
yang dimana mereka menjadi salah satu unsur negara.
Warga Negara ini merupakan salah satu unsur pokok suatu negara yang dimana masingmasing warga negara memiliki suatu hak dan kewajiban yang tentu perlu dilindungi dan
dijamin pelaksanaannya. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya, negara juga memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan
kepada setiap warga negaranya.
Ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26 mengatur mengenai Warga Negara :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Yang
dimaksud "orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi
Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya
kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri."
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Teori Status Warga Negara
Status Positif/Peran Positif, merupakan kegiatan warga negara dimana berhak untuk
mendapatkan sesuatu yang positif dari organisasi negara atau untuk meminta
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Status Negatif/Peran Negatif, merupakan segala bentuk kegiatan warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam urusan pribadi ataupun dalam hal terentu.
Status Aktif/Peran Aktif, merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban yang merupakan
hal paling utama, adalah suatu kegiatan warga negara agar ikut untuk terlibat serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara.
Status Pasif/Peran Pasif, yang memiliki arti untuk patuh kepada pimpinan
penyelenggara negara, kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin
Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui
Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
Prosedur berikutnya antara lain permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai. Keputusan akhir atas permohonan adalah pada Presiden. Bila dikabulkan
oleh Presiden maka status WNI dinyatakan berlaku efektif sejak pemohon mengucapkan
sumpah atau janji setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 : tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
Disini sudah jelas maksud dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945 yaitu bahwa setiap warga negara
Indonesia mempunyai hak yang sama yaitu hak untuk ikut serta dalam menjaga pertahanan
dan keamanan negara. Yang artinya setiap warga negara dituntut supaya bisa turut serta dalam
usaha mempertahanan negara dari gangguan ataupun ancaman baik itu dari luar maupun dari
dalam negeri yang bisa mengganggu keamanan negara. Agar terciptanya suatu rasa aman di
negara Indonesia.
Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 : usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.
Di dalam usaha pertahanan dan keamanan di Indonesia, pemerintah mempunyai dua institusi
yang bertugas melindungi dan menjaga keamanan negara. Dua intitusi tersebut yaitu Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama. Tapi
dalam mempertahankan keamanan Negara dua institusi tersebut masih memerlukan bantuan
warga Negara atau rakyat sebagai kekuatan pendukung.
Pasal 30 ayat 3 UUD 1945 : Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara.
Dalam menjalankan tugasnya Tentara Nasional Indonesia terdiri dari tiga angkatan, yaitu
angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Tiga angkatan tersebut mempunyai tugas
masing-masing yaitu angkatan darat bertugas melindungi wilayah darat, angkatan laut
melindungi daerah perairan di Indonesia, dan angkatan udara bertugas melindungi wilayah
udara. Tapi intinya Tentara nasional Indonesia mempunyai tugas utama yaitu
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 : Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
Kesimpulannya
Usaha mempertahankan keamanan dan ketertiban sebenarnya bukan hanya menjadi tugas
dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tapi juga
menjadi tugas masyarakat atau warga negara. Bagaimanapun juga jika Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia hanya bekerja sendiri-sendiri, usaha
pertahanan dan keamanan Negara tidak akan pernah terwujud bila tanpa adanya bantuan dari
masyarakat atau warga Negara. Jadi hak dan kewajiban setiap warga negara yaitu turut serta
dalam
usaha
menjaga
pertahanan
dan
keamanan
negara.
Di dalam pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945 tertulis bahwa hak dan kewajiban warga
Negara yaitu turut serta dalam upaya menjaga pertahanan dan keamanan Negara. Pasal ini
berlaku bagi semua warga Negara yang tinggal di Indonesia dan yang mengaku sebagai
warga Negara, baik itu pria, wanita, tua maupun yang muda. Tidak ada alasan apapun untuk
tidak menjalankan hak dan kewajiban tersebut. Karena jika tercipta suatu keamanan di
Indonesia, kehidupan diantara masyarakatpun akan lebih serasi, makmur, dan rukun. Tidak
ada lagi gangguan maupun ancaman datang yang bisa merusak keamanan negara Indonesia.
Sehingga negara Indonesia bisa jauh lebih maju dari sekarang.
Kewarganegaraan
adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara. Menurut Undang-unadang No.62 Tahun 1958 Tentang Kewarganegaraan RI,
Pengertian Kewarganegaraan adalah segala jenis hubungan dengan suatu negara yang
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan.
Pengertian Kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, Yaitu Sebagai berikut :
1. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Sosiologi dan Yuridis
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti yuridis (hukum) ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara orang-orang dengan negara. Dengan adanya ikatan hukum itu menimbulkan
akibat-akibat hukum tertentu, dimana orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang
bersangkutan. Contoh dari ikatan hukum : surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, akta
kelahiran dan lain-lain.
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti sosiologis (sosial) tidak ditandai dengan ikatan
yuridis (hukum), tetapi ikatan emosional, seperti ikatan keturunan, ikatan perasaan, ikatan
nasib, ikatan tanah air dan ikatan sejarah. Dalam hal ini, ikatan lahir dari penghayatan warga
negara yang bersangkutan.
Dari sudut padang kewarganegaraan sosiologis (sosial), seseorang dapat dipandang negara
sebagai warga negaranya sebab penghayatan hidup, ikatan emosional dan juga tingkah laku
yang dilakukan menunjukkan bahwa orang tersebut sudah seharusnya menjadi anggota
negara itu. Namun dari sudut pandang hukum orang tersebut tidak memiliki bukti ikatan
hukum dengan negara.
2. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Materil dan Formil
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat kewarganegaraannya.
Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik. Pengertian
Kewarganegaraan dalam arti Materil menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban sebagai bagian dari warga negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum serta
tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang telah memiliki kewarganegaraan
tidak jatuh pada kewenangan atau kekuasaan negara lain. Negara lain tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.
Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu oleh presiden
Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan hanya dapat dijabat
oleh WNI
Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau
Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing
Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain
atas namanya
Bertempat tinggal diluar NKRI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka
dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi WNI kepada perwakilan RI yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal yang bersangkutan.
Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan WNA kehilangan kewarganegaran RI,
jika menurut hukum asal istrinya kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan