Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

NEGARA, WARGA NEGARA DAN


KEWARGANEGARAAN

Adhy Kuncoro

14/363494/TK/41610

Akhmad Zaroq C.

14/367272/TK/42434

Andrian Fauzi Halim

14/367238/TK/41748

C. Kresna Chandra

14/367238/TK/42412

Diky Agustian

15/385217/TK/43879

Irfan Yusuf Febryan

14/363589/TK/41680

Linggom Enrico C.

14/368765/TK/42587

M. Hamam Affandi

14/367292/TK/42449

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA

HAKEKAT NEGARA
Peristilahan yang dipadankan dengan Negara :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Polis (city state).


Country (country state).
Civitas/civiteit.
Rijk/reich.
La stato; staat; state (nation state).
Monarchy (kerajaan).
Soulthan (kesultanan).
nagara/negara/negeri.
desha, desa, desh (seperti Bangladesh).
Land (seperti : England, Deutschland).

Hakikat Negara suatu ikatan sosial atau dalam status hidup bersama sebagai komunitas
politik dimana hak-hak warganya mendapatkan jaminan dari penguasa pada waktu itu.
Hakikat Negara secara Sosiologis :
1. ikatan suatu bangsa.
2. sebagai suatu organisasi kewibawaan.
3. organisasi sebagai jabatan (ambten organisatie).
4. organisasi kekuasaan.
1.Ikatan suatu bangsa suatu komunitas sosiologis yang hidup bersama dalam suatu
wilayah;
senasib
dan
sepenanggungan
dalam
menjalankan
hidupnya.
2.Organisasi kewibawaan negara sebagai organisasi yang memiliki wibawa untuk
memutuskan hal-hal yang penting bagi kehidupan bersama. Kewibawaan ini ditunjukkan
dengan adanya kepatuhan komunitas untuk melaksanakan putusan bersama tersebut.
3.Organisasi Jabatan negara terbagi dalam jabatan-jabatan yangmenjalankan fungsi
tertentu.Organisasi ini muncul karena organisasi kewibawaan mengasumsikan adanya
jabatan-jabatan untuk menjakankan fungsi-fungsi negaraitu secara bersama-sama.
4.Organisasi kekuasaan negara merupakan alat untuk menjalankan kekuasaan dalam arti
luas. Kekuasaan ini dapat memaksakan kehendak (dwang organisatie) orang yang berkuasa.
Oleh sebab itu banyak orang ingin menjadi pejabat negara untuk memperoleh kekuasaan
guna memuaskan vested interesnya.
Hakikat Negara secara Yuridis :
1. Pemilik atau penguasa atas tanah (teori patrimonial-feodal).
2. pihak yang menguasai atau memerintah (hasil perjanjian timbal balik antara dua pihak
dualistis).
3. sebagai pelindung dari hak-hak asasi manusia, negara sebagai pelaksana dari kehendak
umum (volente generale).
4. penjelmaan tata hukum nasional (personificatie van het rechtorde) karena eksistensi negara

tampak dari adanya bangunan sistem hukum yang berlaku dalam mengatur kehidupan
komunitas bangsa tersebut.

Sifat dan Hakikat Negara


Sifat dan Hakikat Negara| Negara memiliki sifat-sifat dan hakikat dalam terbentuknya
suatu negara. Ada banyak pendapat para ahli yang mendefinisikan baik itu sifat-sifat negara
dan hakikat negara. Bangsa dan negara merupakan hal yang sangat terkait karena negara
dapat terbentuk apabila adanya manusia yang membentuk bangsa terseebut, Sebelum menuju
ke hakikat negara, mari kita membahas terlebih dahulu mengenai sifat-sifat negara yang
mencakup beberapa hal antara lain sebagai berikut..
1. Sifat-Sifat Negara - ada beberapa sifat-sifat suatu negara antara lain sebagai berikut..

Negara Bersifat Memaksa - Negara bersifat memasak artinya bahwa negara


memiliki kekuasaan fisik sifatnya legal. Alat untuk itu adalah seperti tentara, polisi,
dan alat hukum lainnya. Dengan adanya sifat yang memasak, maka semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku diharapkan akan ditaati sehingga keamanan dan
ketertiban negara pun tercapai

Negara Bersifat Monopoli - Negara bersifat monopoli artinya negara menetapkan


tujuan bersama masyarakat, yaitu dengan menentukan mana yang boleh/baik dan juga
mana yang tidak boleh/tidak baik karena akan dianggap bertentangan dengan tujuan
suatu negara dan masyarakat

Negara Bersifat Mencakup Semua - Negara bersifat mencakup semua artinya


segala peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang tanpa
kecuali.

2. Hakikat Negara - Keberadaan suatu negara menjadi penting manakala rakyat


membutuhkan wadah yang dapat menjamin kelangsungan hidup mereka. Berikut ini adalah
pendapat beberapa tokoh tentang hakikat negara..

Plato - Menurut plato Hakikat negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju,
berevolusi, dan terdiri dari orang-orang (individu-individu)

Hugo de Groot (Grotius) - Menurut Hugo de Groot (Grotius) Hakikat negara adalah
ibarat suatu perkakas yang dibuat manusia untuk melahirkan keberuntungan dan
kesejahteraan umum.

Thomas Hobbes - Menurut Thomas Hobbes Hakikat negara adalah suatu tubuh yang
dibuat oleh orang banyak, yang masing-masing berjanji akan memakainya menjadi
alat untuk keamanan dan perlindungan mereka

J.J. Rousseau - Menurut J.J. Rousseau Hakikat negara adalah perserikatan rakyat
dalam melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diri dan harta benda
anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka.

Karl Marx - Menurut Karl Marx Hakikat negara adalah suatu alat kekuasaan bagi
manusia (penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lain

J.H.A. Logemann - Menurut J.H.A. Logemann, Hakikat negara adalah suatu


organisasi kemasyarakatan yang mempunyai tujuan melalui kekuasaannya dalam
mengatur serta menyelenggarakan sesuatu yang berkaitan dengan jabatan, fungsi
lembaga kenegaraan, atau lapanga kerja yang terdapat dalam masyarakat.

Roger F. Soltau - Menurut Roger F. Soltau, Hakikat negara adalah suatu alat (agency)
atau kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan dalam berbagai
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat

Hans Kelsen - Menurut Hans Kelsen, Hakikat negara adalah suatu pergaulan hidup
bersama dengan tata paksa

R. Kranenburg - Menurut R.Kranenburg, Hakikat negara adalah suatu organisasi


yang kekuasaan diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut dengan bangsa

Ibnu Khaldun - Menurut Ibnu Khaldun, Hakikat negara adalah suatu tubuh yang
persis sama seperti tubuh manusia. Tubuh manusia mengalami masa lahir dan tumbuh
(groei). Ada masa muda dan dewasa (bloei). Ada masa tua dan mati (vergaan).

Secara Umum Hakikat Negara - Sejak kata "negara" diterima sebagai pengertian yang
menunjukkan organisasi bangsa yang bersifat teritorial (kewilayahan) dan mempunyai
kekuasaan tertinggi, yang perlu ada untuk menyelenggarakan kepentingan bersama dan
mencapai tujuan bersama, sejak itu pula kata "negara" ditafsirkan dalam berbagai antara lain
sebagai berikut...

"Negara" dipakai dalam arti pengusa, yaitu orang yang melakukan kekuasaan tertinggi
atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu

"Negara" dipakai dalam arti persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang hidup di
suatu daerah, dengan dibawah kekuasaan tertinggi menurut kaidah-kaidah hukum
yang sama.

Dari penafsiran diatas dapat diketahui bahwa pengertian negara dibedakan menjadi dua yaitu
dalam arti formal dan material.

Dalam arti formal, pengertian negara adalah suatu organisasi kekuasaan dengan suatu
pemerintahan pusat. Negara dalam pengertian diartikan seagai pemerintah (staatoverheid). Karakteristik negara formal adalah kewenangan pemerintah untuk
menjalankan paksaan fisik secara legal.

Dalam arti material, pengertian negara adalah suatu masyarakat (staat-gemenschaap)


atau negara sebagai persekutuan hidup

Unsur Unsur Negara


Unsur terbentuknya suatu negara terdiri dari dua bagian, yaitu unsur pokok (konstitutif) dan
unsur deklaratif. Unsur pokok adalah unsur yang paling penting, karena merupakan syarat
wajib yang harus dimiliki oleh calon negara. Unsur deklaratif adalah unsur tambahan yang
boleh-boleh saja tidak dimiliki oleh suatu negara. Terkait unsur negara, pada tahun 1933
terdapat suatu konvensi yang mengatur tentang apa-apa yang harus dimiliki untuk
membentuk suatu negara, disebut Konvensi Montevideo. Menurut konvensi ini, unsur-unsur
berdirinya sebuah negara adalah sebagai berikut:

Rakyat

Wilayah yang permanen

Penguasa yang berdaulat

Kesanggupan berhubungan dengan negara lain.

Pengakuan.

Unsur Pokok Negara (Konstitutif)


Berdirinya suatu negara terdiri atas unsur-unsur pembentuknya yang tidak dimiliki oleh
organisasi lain. Unsur pembentuk berdirinya suatu negara, yaitu rakyat, wilayah, pemerintah
yang berdaulat. Ketiga unsur ini disebut unsur pokok yang menjadi syarat mutlak
terbentuknya negara. Suatu negara tidak dapat disebut sebagai negara jika salah satu unsur ini
tidak ada. Unsur pokok negara ini disebut juga unsur konstitutif atau unsur pembentuk.
Berikut ini penjelasan secara terperinci masing-masing unsur tersebut:

1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat pada peraturan di
negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan rakyat adalah unsur penting bagi
terbentuknya suatu negara. Rakyat sendiri dikategorikan menjadi; penduduk dan bukan
penduduk serta warga negara dan bukan warga negara. Penduduk adalah orang-orang yang
berdomisili atau menetap dalam suatu negara. Bukan penduduk adalah orang yang sementara
waktu berada dalam suatu negara. Warga negara adalah orang-orang yang berdasarkan hukum
menjadi anggota suatu negara. Bukan warga negara adalah orang-orang yang tinggal dalam
suatu negara, tetapi tidak menjadi anggota dari negara tersebut. Jadi, unsur yang pertama
adalah harus ada rakyat dulu.
2. Wilayah
Setelah rakyat, unsur selanjutnya yang membentuk suatu negara adalah wilayah. Unsur
wilayah adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pembentukan suatu negara. Tanpa
adanya wilayah, mustahil sebuah negara bisa terbentuk. Wilayah inilah yang akan ditempati
oleh rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan. Wilayah suatu negara adalah kesatuan ruang
yang meliputi daratan, lautan, udara, dan wilayah ekstrateritorial.

Daratan: Daratan adalah tempat bermukimnya warga atau penduduk suatu Negara.
Wilayah daratan suatu Negara, mempunyai batas-batas tertentu yang diatur oleh
hukum Negara dan perjanjian dengan Negara tetangga.

Lautan: Lautan adalah wilayah suatu Negara yang terdiri dari laut teritorial, zona
tambahan, ZEE, dan landasan benua (kontinen). Laut teritorial suatu Negara adalah
batas sepanjang 12 mil laut diukur dari garis pantai. Zona tambahan yaitu 12 mil dari
garis luar lautan teritorial atau sekitar 24 mil dari garis pantai suatu Negara. ZEE atau
Zona Ekonomi Eksklusif yaitu wilayah lautan sepanjang 200 mil laut diukur dari garis
pantai. Sedangkan, landasan benua adalah wilayah lautan yang terletak di luar
teritorial, berjarak sekitar 200 mil laut diukur dari garis pantai yang meliputi dasar
laut dan daerah dibawahnya.

Udara: udara adalah seluruh ruang yang berada di atas batas wilayah suatu Negara,
baik daratan maupun lautan.

Ekstrateritorial: Wilayah ekstrateritorial suatu Negara adalah tempat di mana


menurut hukum internasional diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu Negara
meskipun letaknya berada di Negara lain. Misalnya, kantor kedutaan besar Indonesia
di luar negeri disebut sebagai wilayah ekstrateritorial Indonesia.

3. Pemerintahan
Unsur selanjutnya yang membentuk Negara adalah pemerintahan. Unsur pemerintah yang
dimaksudkan disini adalah pemerintahan yang sah dan berdaulat. Pemerintahan yang sah
berarti pemerintah yang diakui oleh rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan.
Sedangkan, pemerintahan yang berdaulat berarti memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur
jalannya Negara.
Unsur Deklaratif Negara
Selain unsur pokok, terdapat pula unsur lain yang menjadi pembentuk suatu negara, yaitu
pengakuan dari negara lain. Adapun pengakuan dari negara lain merupakan unsur negara
yang bersifat deklaratif atau bersifat menerangkan keberadaan suatu negara. Suatu negara
baru penting untuk menerangkan keberadaannya agar dikenali oleh negara lainnya.
Fungsinya adalah agar negara baru tersebut dapat menjalin hubungan diplomatis dengan
negara lainnya, begitupun sebaliknya.

Warga Negara
Warga Negara adalah orang-orang yang secara resmi ikut menjadi bagian dari penduduk
yang dimana mereka menjadi salah satu unsur negara.
Warga Negara ini merupakan salah satu unsur pokok suatu negara yang dimana masingmasing warga negara memiliki suatu hak dan kewajiban yang tentu perlu dilindungi dan
dijamin pelaksanaannya. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya, negara juga memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan
kepada setiap warga negaranya.
Ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26 mengatur mengenai Warga Negara :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Yang
dimaksud "orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi
Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya
kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri."

dan tidak pernah menerima

2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Teori Status Warga Negara

Status Positif/Peran Positif, merupakan kegiatan warga negara dimana berhak untuk
mendapatkan sesuatu yang positif dari organisasi negara atau untuk meminta
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Status Negatif/Peran Negatif, merupakan segala bentuk kegiatan warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam urusan pribadi ataupun dalam hal terentu.

Status Aktif/Peran Aktif, merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban yang merupakan
hal paling utama, adalah suatu kegiatan warga negara agar ikut untuk terlibat serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara.

Status Pasif/Peran Pasif, yang memiliki arti untuk patuh kepada pimpinan
penyelenggara negara, kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.

Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia


Mengacu pada syarat menjadi warga negara menurut uu no 12 tahun 2006 apa sebenarnya
syarat sah untuk menjadi Warga Negara Indonesia Yang baik dan Benar tentunya.
Siapakah Warga Negara Indonesia?
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga
negara Republik Indonesia.
Berdasar UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dijelaskan
bahwa orang asing dapat menjadi warga negara Indonesia (WNI) setelah memenuhi syarat
dan tatacara yang diatur dalam peraturan dan undang-undang. Pada pasal 8, disebutkan
Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan.
Sedangkan pengertian pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah:

Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut

Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI

Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin

Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui

Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya

Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan

Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia


Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan
seperti disebut dalam pasal 9, yakni:

Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;

Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara


Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh) tahun tidak berturut-turut;

Sehat jasmani dan rohani;

Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;

Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi


berkewarganegaraan ganda;

Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap

Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Prosedur berikutnya antara lain permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai. Keputusan akhir atas permohonan adalah pada Presiden. Bila dikabulkan
oleh Presiden maka status WNI dinyatakan berlaku efektif sejak pemohon mengucapkan
sumpah atau janji setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hak dan Kewajiban Warga Negara


Sebagai warga Negara Indonesia, kita mempunyai suatu hak dan kewajiban. Hak dan
kewajiban warga Negara sudah diatur dalam undang-undang dasar 1945 pasal 30. Tapi
tahukah anda maksud dari pasal tersebut???. Nah, disini akan saya jelaskan maksud dari pasal
30 UUD 1945. Pasal 30 UUD 1945 terdiri dari 5 ayat, berikut adalah penjelasannya :

Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 : tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
Disini sudah jelas maksud dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945 yaitu bahwa setiap warga negara
Indonesia mempunyai hak yang sama yaitu hak untuk ikut serta dalam menjaga pertahanan
dan keamanan negara. Yang artinya setiap warga negara dituntut supaya bisa turut serta dalam
usaha mempertahanan negara dari gangguan ataupun ancaman baik itu dari luar maupun dari
dalam negeri yang bisa mengganggu keamanan negara. Agar terciptanya suatu rasa aman di
negara Indonesia.

Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 : usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.

Di dalam usaha pertahanan dan keamanan di Indonesia, pemerintah mempunyai dua institusi
yang bertugas melindungi dan menjaga keamanan negara. Dua intitusi tersebut yaitu Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama. Tapi
dalam mempertahankan keamanan Negara dua institusi tersebut masih memerlukan bantuan
warga Negara atau rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Pasal 30 ayat 3 UUD 1945 : Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara.

Dalam menjalankan tugasnya Tentara Nasional Indonesia terdiri dari tiga angkatan, yaitu
angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Tiga angkatan tersebut mempunyai tugas
masing-masing yaitu angkatan darat bertugas melindungi wilayah darat, angkatan laut
melindungi daerah perairan di Indonesia, dan angkatan udara bertugas melindungi wilayah
udara. Tapi intinya Tentara nasional Indonesia mempunyai tugas utama yaitu
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 : Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat

negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,


mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat, melindungi masyarakat dari semua ancaman maupun gangguan, mengayomi
masyarakat, serta menegakkan hukum yang telah ada/dibuat.
Pasal 30 ayat 5 UUD 1945 : Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia,

Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional


Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,
serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undangundang.
Semua hal yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan juga warga negara semua
diatur dalam undang-undang.

Kesimpulannya
Usaha mempertahankan keamanan dan ketertiban sebenarnya bukan hanya menjadi tugas
dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tapi juga
menjadi tugas masyarakat atau warga negara. Bagaimanapun juga jika Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia hanya bekerja sendiri-sendiri, usaha
pertahanan dan keamanan Negara tidak akan pernah terwujud bila tanpa adanya bantuan dari
masyarakat atau warga Negara. Jadi hak dan kewajiban setiap warga negara yaitu turut serta
dalam

usaha

menjaga

pertahanan

dan

keamanan

negara.

Di dalam pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945 tertulis bahwa hak dan kewajiban warga
Negara yaitu turut serta dalam upaya menjaga pertahanan dan keamanan Negara. Pasal ini
berlaku bagi semua warga Negara yang tinggal di Indonesia dan yang mengaku sebagai
warga Negara, baik itu pria, wanita, tua maupun yang muda. Tidak ada alasan apapun untuk

tidak menjalankan hak dan kewajiban tersebut. Karena jika tercipta suatu keamanan di
Indonesia, kehidupan diantara masyarakatpun akan lebih serasi, makmur, dan rukun. Tidak
ada lagi gangguan maupun ancaman datang yang bisa merusak keamanan negara Indonesia.
Sehingga negara Indonesia bisa jauh lebih maju dari sekarang.

Kewarganegaraan
adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara. Menurut Undang-unadang No.62 Tahun 1958 Tentang Kewarganegaraan RI,
Pengertian Kewarganegaraan adalah segala jenis hubungan dengan suatu negara yang
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan.
Pengertian Kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, Yaitu Sebagai berikut :
1. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Sosiologi dan Yuridis
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti yuridis (hukum) ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara orang-orang dengan negara. Dengan adanya ikatan hukum itu menimbulkan
akibat-akibat hukum tertentu, dimana orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang
bersangkutan. Contoh dari ikatan hukum : surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, akta
kelahiran dan lain-lain.
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti sosiologis (sosial) tidak ditandai dengan ikatan
yuridis (hukum), tetapi ikatan emosional, seperti ikatan keturunan, ikatan perasaan, ikatan
nasib, ikatan tanah air dan ikatan sejarah. Dalam hal ini, ikatan lahir dari penghayatan warga
negara yang bersangkutan.
Dari sudut padang kewarganegaraan sosiologis (sosial), seseorang dapat dipandang negara
sebagai warga negaranya sebab penghayatan hidup, ikatan emosional dan juga tingkah laku
yang dilakukan menunjukkan bahwa orang tersebut sudah seharusnya menjadi anggota
negara itu. Namun dari sudut pandang hukum orang tersebut tidak memiliki bukti ikatan
hukum dengan negara.
2. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Materil dan Formil
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat kewarganegaraannya.
Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik. Pengertian
Kewarganegaraan dalam arti Materil menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban sebagai bagian dari warga negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum serta
tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang telah memiliki kewarganegaraan
tidak jatuh pada kewenangan atau kekuasaan negara lain. Negara lain tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.

Penyebab Kehilangan Kewarganegaraan


Pasal 23 UU RI No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan mengatur sebab-sebab
kehilangan kewarganegaraan Indonesia, yaitu sbb;

Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri

Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.

Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri,


apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin., bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan.

Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu oleh presiden

Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan hanya dapat dijabat
oleh WNI

Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau

Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing

Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain
atas namanya

Bertempat tinggal diluar NKRI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka
dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi WNI kepada perwakilan RI yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal yang bersangkutan.

Sedangkan pasal 26 UU RI No.12 tahun 2006, juga menyebutkan kehilangan


kewarganegaraan bagi suami atau istri WNI dengan ketentuan sebagai berikut;

Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA kehilangan kewarganegaraannya,


jika menurut hukum negara asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut

Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan WNA kehilangan kewarganegaran RI,
jika menurut hukum asal istrinya kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan

istri sebagai akibat dari perkawinan tsb.

Anda mungkin juga menyukai