Anda di halaman 1dari 21

Litium

Kelompok 7
Novi Wulandari 11 01 01 078
Puri Handayani 11 01 01 084
Repi Yuliasta 11 01 01 087
Risnalia 11 01 01 090
Vika Septideyani 11 01 01 097

S1 Reguler B
STIFI Bhakti Pertiwi
By PresenterMedia.com

Litium
Merupakan logam alkali
dalam bentuk kation
monovalen (Li+)
digunakan untuk
pengobatan gangguan
bipolar.
Terdapat dalam bentuk
garam karbonat dan
sitrat

Bauer. 401

Dosis Terapi dan Toksik


Dosis terapi untuk litium antara 0,6 1,5 mmol/L.
Karena litium dalam bentuk kation monovalen,
kisaran dosis terapinya dinyatakan dalam mEq/L.

Pada pasien dengan mania akut, konsentrasi litium


yang diberikan 0,8 - 1mmol/L. Jika pasien tidak
menunjukkan respon konsentrasi bisa dinaikkan
menjadi 1 2mmol/L dan bisa mencapai 1,2 1,5
mmol/L.

Bauer. 401

Lanjutan
Untuk pemakaian jangka panjang biasanya
diberikan pada kisaran 0,6 0,8 mmol/L. jika
pasien tidak merespon dosis dinaikkan menjadi
0,9 1 mmol/L dan bisa mencapai 1 1,2
mmol/L.

Efek samping jangka pendek ketika baru awal


menggunakan litium atau setelah dosis dinaikkan
dapat mengalami otot lemas, lethargy, polydipsia,
polyuria, nocturia, sakit kepala, penurunan memori
atau konsentrasi, bingung, tremor. Efek samping
diatas dapat dikurangi dengan melanjuti dosis
penggunaan litium.

Bauer. 402

Lanjutan
Efek samping jangka panjang dari penggunaan litium yaitu
menginduksi diabetes insipidus, renal toksik
(glomerulosclrosis, renal tubuly atrophy, interstitial
nefristis), hipotiroid dengan atau tanpa gondok,
elektrokardiografik abnormal, leukosit, berat badan
meningkat, perubahan dermatologis.

Jika dosis konsentrasi serum litium mendekati 1,2 1,5


mmol/L, efek samping lain yang dialami penurunan
memori dan konsentrasi, mengantuk, tremor, gangguan
koordinasi, mual, muntah, diare, kelelahan.

Bauer. 402

Lanjutan
Konsentrasi diatas kisaran terapi 1,5 3 mmol/L
mengalami kebingungan, gangguan berbicara, lethargy,
ataxia, nystagmus, penglihatan kabur, vertigo,
hiperreflexia, hipertonia, tremor.

Jika konsentrasi diatas 3 mmol/L beberapa toksik dapat


terjadi, seperti choreoathetosis, kejang, kerusakan otak
yang tidak dapat balik, aritmia, hipotensi, komplikasi
cardiovaskular dan saluran pernapasan, koma, bahkan
menyebabkan kematian.

Pemantauan Parameter Klinis


Tanda dan gejala penyakit bipolar
Depresi
Perubahan tekanan, merasa sedih,
penurunan ketertarikan dan rasa
senang, penurunan selera makan,
dan berat badan, insomnia atau
hiperinsomnia, merasa tidak
berharga atau bersalah
Mania
Suasana hati yang terus
meningkat, rasa ingin selalu tidur,
tertekan saat berbicara, terlibat
dalam aktivitas yang beresiko
tinggi.

Sebelum pemberian terapi litium,


pasien harus menjalani ujian physical
dan pengecekan data serum elektrolit
dan serum kreatinin perhitungan
jumlah sel darah, tes fungsi tiroid,
urinalysis dan toksisitas urin.
Untuk pasien dengan gangguan
fungsi ginjal (nilai kreatinin klirens
harus lihat dalam 24 jam) atau
penyakit jantung
(elektrocardiogram)
Dokter harus mempertimbangkan
bagi wanita hamil baik ibu dan
bayi.

Bauer. 403

Dasar Klinik Parameter


Farmakokinetik
Litium dieliminasi
hampir sekitar
>95% dan dalam
bentuk yang tidak
diubah ditemukan
pada urin.
Ion yang difiltrasi
pada glomerulus dan
sekitar 60-80%
direabsorpsi pada
proximal tubuli
Eliminasi litium
melalui saliva,
keringat, dan feces
sekitar kurang dari
5%
Bauer. 404

Lanjutan

Klirens litium
sekitar 20% dari
klirens kreatinin
pasien.
Ion litium tidak
terikat pada
ikatan plasma
protein
Bauer. 404

Efek dari Kondisi Penyakit dan


Kondisi pada Farmakokinetik
serta Dosis

fase mania
Pasien dengan
ium
akut, klirens lit
tar 50%
meningkat seki

pat
Klirens litium da ula
an
m
menurun pada
i diatas
pa
ca
dan T men
36 jam

Pasien dengan fungsi


ginjal normal (kreatinin
klirens >80 ml/min), T
24 jam, Vd 0,9 L/kg,
klirens litium 20 ml/menit.

Pada anak-anak (9 12
tahun) T 18 jam, Vd 0,9
L/kg, klirens litium 40
ml/menit.

Bauer. 404405

Lanjutan
Pasien Gangguan Fungsi Ginjal
Waktu paruhnya
0%
mencapai 40-5 an
ng
pada pasien de si
gangguan fung
ginjal.

Karena litium dieliminasi


melalui ginjal , dapat
mempengaruhi efek
farmakokinetik litium

lirens
Pada dewasa k
nya
kreatinin rasio
tapi pada
sekitar 20%, te
at
fase mania dap 0%
tar 3
meningkat seki

Bauer. 405

Lanjutan
Natrium / Hidrasi
i
Klirens litium d
ginjal
i
mempengaruh
keseimbangan
rasi
natrium dan hid en
si
pada setiap pa
Peningkatan
m
reabsorpsi litiu
disebabkan
na n
karena penuru
klirens litium

Litium direabsorbsi
pada proksimal
tubuli dengan
mekanisme yang
sama untuk
mengatur
keseimbangan
jal juga
Ginnatrium.
meningkatkan
ium
reabsorpsi natr
jika pasien
mengalami
dehidrasi

Bauer. 405

Lanjutan
Pregnanc
y/
Laktasi
unakan
Litium tidak dig ster
e
pada masa trim milan
ha
ke
at
pertama sa
inan efek
karena kemungk a bayi
teratogenik pad n filtrasi

kata
Karena pening litium dapat
ns
glomerular, klire wanita hamil
meningkat pada at kehamilan
sa
terutama pada
.
r
trimeste ketiga

enembus
Litium dapat m entrasi
ns
plasenta dan ko tar 30ki
se
pada air susu
100%.

Dialisis /
Hemofiltr
asi
Litium
ri
dikeluarkan da
i
lu
ea
m
tubuh
proses
hemodialisis,
peritoneal
dialisis dan
arterivena
i
hemodiafiltras
i
dengan nila
klirens sekitar
30-5 ml/menit.

Bauer. 405

Interaksi Obat
Obat diuretik
mempunyai
interaksi dengan
litium
Diureik tiazida
menyebabkan garam
dan air habis,
disebabkan
peningkatan
reabsorpsi natrium
pada proksimal tubuli
di ginjal, klirens litium
menurun sekitar 4050% selama
pemakaian tiazida

Amilorida dapat
meminimalkam
efek dari klirens
litium.

NSAIDs
berinteraksi
dengan litium
dapat menurunkan klirens
litium dan meningkatkan
konsentrasi litium.
Mekanisme yang terjadi
dimana induksi NSAIDs
menurunkan aliran darah
diginjal melalui inhibisi di
prostaglandin. Tetapi,
sulindac dan aspirin
menujukkan sedikit atau
tidak ada interaksinya
dengan litium.

Bauer. 406

Lanjutan
ACEIs (Angiotensin
Converting Enzym
Inhibitors) dan ARBs
(Angiotensin Receptor
Blockers)
Dapat menghambat
eliminasi dari litium
dengan mekanisme
yang tidak diketahui.
Konsentrasi serum
litium dapat meningkat
sebanyak 200-300%

SSRIs (Serotonin
Specific Reuptake
Inhibitors)

Dapat menyebabkan
sindrom serotonergic
hyperarousal. Jika
digunakan bersamaan
dengan fluoxetine,
sertraline, dan
fluvoxamine
Jika konsentrasi litium
ditinggikan pasien
mengalami kekakuan
pada bagian lengan
dan kaki dapat
menyebabkan tremor,
pusing, ataxia, kejang.

Bauer. 406

Lanjutan

Teofilin

Dapat meningkatkan
klirens litium dengan rasio
sebanyak 58%, dan
penurunan konsentrasi
litium steady state sekitar
21%

Obat
antipsikotik

Interaksi dengan obat ini


rentan terjadi gejala
ekstrapiramidal dan
kerusakan otak yang
irreversible.

Bauer. 406407

Metode Dosis Farmakokinetik


Perhitungan Klirens
Ion litium dieliminasi hampir seluruhnya dalam bentuk yang tidak diubah di urin. Ada
hubungan
konsisten
antara
klirens
Hubungan
ini dapat
menghitung
klirens
litium litium
pada dengan klirens kreatinin dengan rasio 20%.
pasien sehingga dosis penggunaan litium dapat
diketahui. Jika satuan klirens litium dalam ml/menit

Cl = 0,2 (CrCl)

Apabila satuan klirens litiumdalam L/d maka digunakan rumus


Cl = 0,2888 (CrCl)

Pada pasien dengan mania akut, klirens litium meningkat sebanyak 50% dan digunakan
rumus
Cl = 0,432 (CrCl)

Bauer. 407

Konsentrasi Steady State


Untuk pasien mania akut, konsentrasi litium
minimum 0,8 mmol/L. kisaran yang dianjurkan
antara 0,8 1 mmol/L.

Jika pasien mania akut tidak merespon dosis


ditingkatkan menjadi 1 1,2 mmol/L dan yang
paling tinggi dapat digunakan 1,2 1,5 mmol/L.

Bauer. 408409

Lanjutan
Untuk pemakaian jangka panjang, dosis yang
digunakan dengan kisaran (0,6 0,8 mmol/L)
Jika pasien tidak merenspon dosis bisa dinaikkan
sekitar 0,9 1 mmol/L dan yang paling tinggi sekitar
1 1,2 mmol/L untuk hasil yang adekuat
Menghitung kosentrasi serum steady-state sebagai
dosis pemeliharaan (Css dalam satuan mmol/L =
mEq/L) digunakan rumus

Bauer. 408409

Referensi

Bauer, L.A. (2008). Applied Clinical


Pharmacokinetics 2nd editions. New York: Mc-GrawHill.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai