Anda di halaman 1dari 13

Tugas elemen mesin

Kelompok : sambuangan Rantai


Nama
:
1. Angga dafit saputro (4313210015)
2. Rosi Novyman (4313210077)
3. M Bima E
(4313210053)
4. Ibnu A
(4313210045)
5. S diva tegar
(4313210079)

1. Rantai
Rantai merupakan sebagian besar digunakan untuk mengirimkan gerakan dan daya
dari satu poros ke poros yang lain, seperti ketika jarak pusat antara poros pendek seperti pada
sepeda, sepeda motor, mesin pertanian, konveyor, dll dan juga rantai mungkin dapat juga
digunakan untuk jarak pusat yang panjang (sampai 8 meter)
a. Keuntungan penggunaan rantai
1. Selama beroperasi tidak mudah slip
2. Karana rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih kecil
daripada sabuk
3. Dapat memberikan efisiensi transmisi tinggi
4. Dapat dioperasikan pada suhu cukup tinggi maupun pada kondisi atmosfer
b. Kekurangan
1. Biaya produksi rantai relatif tinggi
2. Dibutuhkan oemeliharaan rantai dengan cermat dan akurat, terutama pelumasan
dan penyesuaiaan pada saat kendur.
3. Rantai memiliki kecepatan fluktuasi terutama saat terlalu kencang.

2. Sambungan Las
Proses pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan menggunakan energi
panas. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan
sambungan yang memadai. Sambungan las ini juga mempunyai tingkat efisiensi kekuatan
sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sambungan yang lainnya. Di
samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan
relatif murah.
Ada beberapa macam jenis pengelasan yang dilakukan untuk menyambung logam, yaitu:
A. Las Resistansi Listrik (Tahanan)
Las resistensi listrik adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan pelat yang
disambung ditekankan satu sama lain dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan
sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan mencair karena adanya resistensi listrik.
Sambungan las resistensi listrik dibagi atas dua kelompok sambungan yaitu sambungan
tumpang dan sambungan tumpul. Las resistansi listrik ini sangat baik digunakan untuk
menyambung pelat-pelat tipis sangat.
Proses pengelasan dengan las resistansi listrik untuk penyambungan pelat-pelat tipis yang
biasa digunakan terdiri dari 2 jenis yakni :

Las Titik (Spot Welding)


Pengelasan dengan las titik ini hasil pengelasannya membentuk seperti titik. Elektroda
penekan terbuat dari batang tembaga yang dialiri arus listrik yakni, elektroda atas dan
bawah. Elektroda sebelah bawah sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan
elektroda atas bergerak menekan pelat yang akan disambung. Agar pelat yang akan
disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka kedua ujung
elektroda diberi air pendingin.
Las Resistansi Rol (Rolled Resistance Welding)
Proses pengelasan resistansi tumpang ini dasarnya sama dengan las resistansi titik, tetapi
dalam pengelasan tumpang ini kedua batang elektroda diganti dengan roda yang dapat
berputar sesuai dengan alur/garis pengelasanyang dikehendaki
B. Las Busur Listrik
Energi masukan panas las busur listrik bersumber dari beberapa alternatif diantaranya
energi dari panas pembakaran gas, atau energi listrik.Panas yang ditimbulkan dari hasil
proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las.
Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000-3000
Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur secara bersamaan
menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan las busur listrk adalah
pemilihan elektroda yang tepat. Secara umum semua elektroda diklasifikasikan menjadi
lima kelompok utama yaitu mild steel, hight carbon steel, special alloy steel, cast iron dan
non ferrous. Rentangan terbesar dari pengelasan busur nyala dilakukan dengan elektroda
dalam kelompok mild steel (baja lunak).
C. Penyambungan dengan Las Oxy-Asetilen
Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan dengan membakar bahan bakar gas C2 H2
dengan O2, sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencair logam
induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propan
atau

hidrogen.

Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah asetilen, sehingga
las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen.

D. Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)


Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) merupakan salah satu
pengembangan dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari pengelasan
secara manual yang khususnya untuk pengelasan non ferro (alumunium, magnesium
kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless steel) dan logam-logam anti korosi lainnya.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak menggunakan proses elektroda sekali habis
(non consumable electrode). Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini
adalah 3000 0F atau 1664,8 0C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari
terjadinya oksidasi udara luar terhadap cairan logam yang dilas.

E. Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan yang energinya diperoleh
dari busur listrik. Busur las terjadi di antara permukaan benda kerja dengan ujung kawat
elektroda yang keluar dari nozzle bersamasama dengan gas pelindung.

3. Pasak
Pengertian
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi sebagai pengunci
yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda gigi agar
keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi.
Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak
pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan pasak dengan
posisi memanjang sejajar sumbu poros.
Macam Pasak
Beberapa tipe yang digunakan pada sambungan elemen mesin, adalah :
1. Pasak Benam (PB)
Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros dan setengah pada
bagian hub.
Terdiri atas beberapa jenis :
a. PB Persegi Panjang (penampang memanjang tirus perbandingan 1 : 1000)
b. PB Sama sisi/persegi Disini lebar pasak sama dengan tebalnya.
c.

PB Sejajar (sama dengan PB Persegi Panjang tetapi penampang memanjang tidak


tirus) Bentuk seperti ini dimaksudkan agar hub atau sebaliknya poros dapat digeser
satu sama lain di sepanjang sumbu poros.

d. PB Kepala
Memiliki bentuk yang sama dengan PB Persegi Panjang tetapi dilengkapi kepala pada
salah satu bagian ujungnya. Berfungsi untuk memudahkan proses bongkar pasang.
e.

PB Ikat
Pasak diikat pada poros, bebas pada hub atau sebaliknya agar bagian yang bebas bisa
digerakkan aksial (searah poros).
Merupakan pasak tipe khusus untuk memindahkan torsi/momen putar sekaligus
diizinkan adanya pergerakan aksial disepanjang sumbu poros.

f.

PB Segmen
Merupakan jenis pasak yang dapat disetel dengan mudah, karena pasak dibenam pada
alur yang berbentuk setengah lingkaran pada poros.
Jenis ini digunakan secara luas pada mesin-mesin kendaraan dan perkakas.

Kelebihan dari jenis pasak ini adalah :


-

dapat menyesuaikan sendiri dengan kemiringan (ketirusan) bentuk celah yang


terdapat pada hub.

Sesuai untuk poros dengan konstruksi tirus pada bagian ujungnya, karena mencegah
kemungkinan lepasnya pasak.
Kekurangannya :

Alur yang terlalu dalam pada poros akan melemahkan poros

Tidak dapat difungsikan sebagai PB Ikat.

2. Pasak Pelana
Terdiri dari dua tipe, yakni :
-

Pasak Pelana Datar


Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada lengkung
poros, jadi mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga
hanya mampu digunakan untuk poros-poros beban ringan sebagai penyortir beban.

Pasak Pelana Lengkung


Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alurnya dihub dan bagian sudut
bawahnya dipasang pas pada bagian lengkung poros.
Tebalnya :

3. Pasak Bulat
Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas dalam lubang antara
poros dan hub. Kelebihannya adalah pembuatan alur dapat dilakukan dengan mudah
setelah hub terpasang pada poros dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga putar kecil.
Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros dan hub, yakni :
a. dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
b. dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)

4. Pasak Bintang (Spline)


Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-tipe
lainnya. Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung pada bahan poros dan hub yang
saling terkait.
Umumnya digunakan untuk poros-poros yang harus mentrasmisikan tenaga
putar besar, seperti pada mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan.

Bahan pasak dan poros yang digunakan biasanya sama. Pasaknya yang berjumlah
banyak yakni : 4, 6, 8, 10 sampai 16 buah . Karena hampir menyerupai sehingga
sering disebut sebagai pasak bintang (Spline).
Spline pada poros biasanya relatif lebih panjang, terutama bagi hub yang dapat
digeser-geser secara aksial.
Dengan : D = 1,25.d

dan

b1 = 0,25.D

4. Poros
Menurut Elemen Mesin Sularso,1987:hal 1, Poros adalah salah satu bagian
terpenting dari mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Peranan dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Secara garis
besarnya poros dibedakan menjadi:
1. Poros transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sproket
rantai.
2. Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh
poros ini adalah depormasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana,
tidak mendapat beban puntir. Gandar ini hanya mendapat beban lentur.
Dalam merencanakan sebuah poros hal-hal penting yang diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1. Kekuatan poros
Kekuatan poros adalah kekuatan poros untuk menerima beban puntir atau
lentur atau gabungannya. Perlu juga diperhatikan jika poros mendapat alur pasak atau
mengalami pengecilan diameter (poros bertingkat). Jadi poros harus kuat dan mampu
untuk menerima semua beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun poros sudah kuat tetapi jika lenturan atau defleksi puntirannya harus
besar, misalnya pada kotak roda gigi. Oleh karena itu disamping kekuatannya harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin yang akan dilayani.
3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada harga tertentu akan
menimbulkan getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kristis.
Jika mungkin poros harus direncanakan dengan putaran kerja dibawah putaran
kristisnya.
4. Bahan
Bahan untuk poros hendaknya bahan yang tahan terhadap korosi, terutama
untuk poros yang bersinggungan langsung dengan fluida yang korosif dan poros
mesin yang sering berhenti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi pada batas-batas
tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.

5. Paku Keling
PENGERTIAN

Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana.
sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki, kapal
Dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling ini
juga

sangat

baik

digunakan

untuk

penyambungan

pelat-pelat

alumnium.

Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat


yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala
rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing masing jenis mempunyai
kekhususan dalam penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit
untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada
batang paku kelingnya.
Bagian utama paku keling adalah :
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Kepala Lepas
Bahan Paku Keling
Yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium, dan tembaga
tergantung jenis sambungan/ beban yang diterima oleh sambungan.
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron.

Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply : copper


(+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll
PENGGUNAAN PAKU KELING
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
1. Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler ( boiler, tangki dan pipa-pipa
tekanan tinggi ).
2. Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane).
3. Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa
tekanan).
4. Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( misalnya ; pesawat terbang, kapal).

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN


a. Keuntungan
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai
keuntungan yaitu :
1. Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu
banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
2. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
3. Pemeriksaannya lebih mudah
4. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling
tersebut
b. Kelemahan
1. Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku
kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi selama
paku keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan dengan

tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk
jenis-jenis yang besar.
2. Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua
komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan
rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll
Jawaban dan pertanyaan
1. Keuntungan dan kekurangan menggunakan rantai?
Keuntungan penggunaan rantai
a) Selama beroperasi tidak mudah slip
b) Karena rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih kecil daripada
sabuk
c) Dapat memberikan efisiensi transmisi tinggi
d) Dapat dioperasikan pada suhu cukup tinggi maupun pada kondisi atmosfer

Kekurangan :
a) Biaya produksi rantai relatif tinggi
b) Dibutuhkan oemeliharaan rantai dengan cermat dan akurat, terutama pelumasan dan
penyesuaiaan pada saat kendur.
c) Rantai memiliki kecepatan fluktuasi terutama saat terlalu kencang.
2. Jenis jenis rantai?
-Rantai rol
Rantai rol sangat luas pemakaiannya dan perawatan dan pemasangan mudah
Contoh: pada sproket sepeda motor
-Rantai Gigi
Mempunyai keunggulan pada 3 kecepatan dan kapasitas daya transmisi yang besar.
3. Rancanglah sebuah rantai penggerak untuk menjalankan kompresor dimana
motor listrik memiliki
kecepatannya

rate power
1000

15

kW

dan

rpm, setelah ditransmisikan dari motor

listrik kecepatan kompresor menjadi 350 rpm. Jarak pusat minimum adalah
500 mm. Kompresor beroperasi 16 jam per hari.

P = rated power
1. Kecepatan rasio

2. Dari tabel 4.4 dapat dilihat untuk rantai rol, jumlah gigi untuk sporoket
yang kecil (pinion) T1 untuk kecepatan rasio 3 adalah 25, sehingga jumlah gigi
pada
sporoket yang besar (gear) T2 adalah :
.

4. Design Power
Kita ketahui :

Service factor (Ks) :


Asumsinya :
Faktor beban (K1)

= 1,5 (variabel beban dengan shock berat)

Faktor pelumasan (K2)

= 1 ( untuk pelumasan drop)

Faktor peringkat (K3)

= 1,25 (16 jam per hari)

Sehingga,

4 . Dari Tabel 4.3, kita temukan bahwa


yang sesuai dengan kecepatan pinion yaitu 1000 rpm, daya yang
ditransmisikan untuk rantai No 12 adalah 15,65 kW per untai. Oleh karena
itu, rantai No 12 dengan double chain dapat digunakan untuk mengirimkan
daya yang diperlukan.
6. Dari Tabel 41.1, kita menemukan bahwa :

Lebar minimum roller dan breaking load adalah :

7. Diameter lingkaran pitch untuk pinion :

Diameter lingkaran pitch untuk gear :

Pitch line velocity untuk pinion :

8. Beban (W) pada rantai :

9. Faktor keamanan :

Faktor keamanan yang diijinkan jika dilihat dari tabel 4.2 adalah 11 (aman) Jarak
minimum antar poros yang diperbolehkan yaitu sebesar 30-50kali dari
besarnya pitch. Jika kita ambil 30 kali maka :

5.
6.

7.
8.

9.

10. Memperbaiki jarak antar poros


10.

Akibat terjadinya pemuluran pada rantai maka jarak antara

gear dan pinion harus dikurangi antara 2-5. Jika kita ambil 4 maka :
12.

14.

11.
13.

15.

11. Menghitung panjang rantai

16.
18.

20.

17.

L = K.p

19.

Maka :

23.

Sehingga panjang rantai adalah :

21.
22.

24.

25.

26.
27.

Anda mungkin juga menyukai