Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya, lebih dari
itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan
kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradapan istilah Toynbee- sebagai akibat dari
kemampuan manusia mengatasi lingkungan.
Lingkungan hidup tidak bisa di pisahkan dari ekosistem atau system ekologi.
Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari
berbagai jenis) dengan berbagai benda mati membentuk suatu system. Lingkungan hidup
pada dasarnya adalah suatu system kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia
terhadap tatanan ekosistem. Manusia adalah bagian dari ekosistem.
Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan alam
dan buatan adalah Lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan
social budaya dimana manusia itu berada. Lingkungan amat penting bagi kehidupan
manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia, karma lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung perkehidupan manusia dan makhuk hidup
lainya arti penting lingkungan bagi manusia karena lingungan merupakan tempat hidup
manusia, Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia, Lingkungan
memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
Menurut undang-undang No. 23 tentang pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan
hidup adalah sistem kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan segenap pengada
(entity) baik pengada ragawi abioti atau benda (materi) , maupaun pengada insani, abiotik
atau mahluk hidup termasuk manusia dengan perilakunya, keadaan (tatanan alma baca
kosmologi), daya (peluang tatanan dan harapan) yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kejateraan manusia serta kesejahteraan mahluk hidup lainnya. Oleh

karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang hubungan antara manusia dan
lingkungannya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut

Apa pengertian manusia?

Bagaimanakah gambaran hubungan manusia dengan lingkungannya?

Bagaimanakah cara mencegah dampak-dampak negatif dari pengaruh manusia pada


lingkungannya?

Apa sajakah sumber alam yang terkait sebagai kebutuhan manusia?

Apa hakikat dan makna lingkungan bagi manusia?

Bagaimana kualitas lingkungan dan penduduk terhadap kesejahteraan?

Apa saja problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat?

Apa saja isu-isu penting persoalan lintas budaya dan bangsa?

BAB II
LANDASAN TEORI

1.

Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan dan mati dan seterusnya. Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun negative.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada
mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia
berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah
lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban
istilah Toynbee- sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar
lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar
bisa melewati sungai yang membatasinya.

2. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah media dimana makhluk hidup tinggal, mencari kehidupannnya
dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peran
yang lebih kompleks dan riil (Setiadi, 2006). Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan, terutama makhluk hidup, termasuk didalamnya
manusia dan perilakunya. Menurut pasal 1 UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari ekosistem atau sistem ekologi.
Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari
berbagai jenis) dengan berbagai benda mati yang membentuk suatu sistem. Lingkungan
hidup pada dasarnya adalah suatu sistem kehidupan yang terdapat campur tangan manusia
terhadap tatanan ekosistem. Dengan demikian, manusia adalah bagian dari ekosistem.

3. Pengertian Ekologi
Setiadi (2006) menyebutkan, ekologi terdiri dari dua suku kata Yunani yaitu oikos
yang berarti rumah tangga dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah, kata ekologi
berarti ilmu kerumahtanggaan. Semantara itu, pengertian ekologi sendiri memiliki
beberapa definisi, misalnya:
a. Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya;
b. Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan
kepadatan makhluk hidup;
c. Ekologi adalah biologi lingkungan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Manusia dan Lingkungan Hidup


Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak
mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya
dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
Lingkungan dapat berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan alam dan
buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial
budaya di mana manusia itu berada. Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan
oleh Allah untuk manusia. Lingkungan buatan adalah dibuat oleh manusia. Lingkungan
sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial
antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai, serta terkait dengan
ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang
(sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)

Komponen biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi


makhluk-makhluk hidup diantaranya:
1. Tanah sebagai tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, mengandung bahan-bahan
makannan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah jjuga
merupakan tempat tinggalnya manusia dan hewan-hewan.
2. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Didalam udara terdapat oksigen
yang diperlukan untuk bernafas serta gas karbondioksida yang diperlukan untuk
memfotosintesiskan tumbuh-tumbuhan. Termasuk juga gas-gas yang kemudian
larut dalam air yang kemudian diperlukan pula oleh makhluk lain yang hidup
didalam air.
3. Air, baik itu sebagai tempat hidup makhluk-makluk yang ada didalam air maupun
yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban udara, yang besar
pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang ada di darat.
4. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengarui keadaan makhlukmakhluk hidup.
5. Suhu atau temperatur, merupakan faktor lingkungan yang besar pengaruhnya
terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup mempunyai
batas-batas kemampuan pada suhu di mana mereka dapat tetap hidup.
Sedangkan komponen biotik diantaranya ialah:
1. Produsen, kelompok ini merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahanbahan makanan dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan makhluk hidup yang dapat
melakukan proses fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang
mempunyai klorofil (zat hijau daun).
2. Konsuman, merupakan komponen makhluk hidup yang menggunakan atau memakan zatzat organik atau makanan yang dibuat oleh produsen, yang termasuk golongan ini adalah
hewan dan manusia.
3. Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-siasa atau
makhluk hidup yang sudah mati. Olehkarenaya zat-zat organik yang terdapat dalam sisasisa atau makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi zat-zat anorganik.
Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat digunakan kembali oleh produsen untuk
membentuk zat-zat organik atau makanan. Termasuk kelompok ini umumnya berupa
bakteri-bakteri dan jamur-jamur.
Selain itu, didalam lingkungan terdapat juga faktor-faktor sebagai berikut:

Rantai makanan,yakni siklus makanan antara produsen, konsumen, dan pengurai

baik di darat, laut, maupun udara.


Habitat, yakni tempat setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu,

tempat tinggal dengan keadaan-keadaan tetentu pula.


Populasi, menurut batasan ekologi populasi adalah jumlah ari seluruh individu dari
jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam waktu
tertentu. Faktor-faktor yang menentukan populasi: kelahiran menambah populasi,
kematian mengurangi populasi, perpindahan keluar mengurangi populasi,

perpindahan masuk menambah populasi.


Komunitas, semua kumpulan populasi dari berbagai makhluk hidup yang hidup

disuatu tempat tertentu disebut komunitas.


Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor abiotik ditempatnya membentuk
ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi, baik di
darat, laut, maupun udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu sama lain
dengan tidak ada batas tegas antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya.
Seluruh ekosistem di permukaan bumi inilah yang disebut biosfer.

2.

Unsur Sosial Budaya


Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang

merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3.

Unsur Fisik (Abiotik)


Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda

tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik
sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi
asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan
terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang
tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia,

karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk


mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting lingkungan
bagi manusia adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh,
2.
3.
4.
5.

dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.


Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia.
Lingkungan member tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk
kebutuhan dan kebahagiaan hidup.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni. Peringatan ini
dimaksudkan untuk menggugah kepedulian manusia dan masyarakat pada lingkungan
hidup yang cenderung semakin rusak. Hari Lingkungan Hidup Sedunia pertama kali
dicetuskan pada tahun 1972 sebagai rangkaian kegiatan lingkungan dari dua tahun
sebelumnya ketika seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson menyaksikan betapa
kotor dan cemarnya bumi oleh ulah manusia. Selanjutnya, ia mengambil prakarsa bersama
LSM untuk mencurahkan satu hari bagi usaha penyelamatan bumi dari kerusakan. Dari
Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup yang diselanggarakan pada tanggal 5 Juni
1972 di Stockholm, Swedia. Tanggal 5 Juni tersebut di tetapkan sebagai hari Lingkungan
Hidup Sedunia.
Warga atau masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Kesempatan berperan serta itu dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut:
1.

Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan.

2.

Menumbuhkankembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.

3.

Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial.

4.

Memberikan saran dan pendapat.

5.

Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.

3.2 Sumber Alam


Sumber alam dapat di golongkan ke dalam dua bagian yakni:
Sumber alam yang dapat di perbaharui (renewable resources) atau di sebut pula
sumber-sumber alam biotik.yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah

semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan dan tumbuhan- tumbuhan.


Sumber alam yang tidak di perbaharui (nonrenewable resources) atau di sebut
pula sebagai golongan sumber alam biotik.yang tergolong ke dalam sumber abiotik
adalah tanah, air, bahan-bahan galian, mineral dan bahan- bahan tambang lainnya.

Sumber alam biotik mempunyai kemampuan diri atau bertambah,misalkan tumbuhan


dapat berkembang biak dengan biji atau spora dan hewan-hewan menghasilkan
keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut di
katakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat di perbaharui. Lain halnya dengan
sumber daya alam abiotik yang tidak dapat memperbahrui dirinya. Bila sumber minyak,
batu bara atau bahan- bahan lainnya telah habis di gunakan manusia, maka habislah
bahan-bahan tambang tersebut.
Sumber alam biotik dapat terus di gunakan atau di manfaatkan oleh manusia,bila
manusia menggunakannya secara bijaksana dalam penggunaan berarti memerhatikan
siklus hidup sumber alam tersebut dan

di usahakan jangan sampai sumber alam itu

musnah. Sebab, sekali suatu jenis species di bumi musnah, jangan berharap bahwa jenis
tersebut dapat muncul kembali. Seyogianya manusia menggunakan baik sumber daya
biotik dan abiotik secara tepat dan bertanggung jawab.
3.3 Penggunaan Sumber-Sumber Alam
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan
keinginan. Manusia bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar di
bandingkan organisme lainnya, terutama pada penggunaan sumber-sumber alamnya.

Berbagai cara telah di lakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam


berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian dan sebagainya.

3.4 Kerusakan Lingkungan Hidup


Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1.

Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam


Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang
meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam
sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang
menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.Bahaya yang
ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:

Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.


Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
Gas yang mengandung racun.
Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun
karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas
gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.

Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan
letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:

Berbagai bangunan roboh.

Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.

Tanah longsor akibat guncangan.

Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.

Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin topan.
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju
ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok.
Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik
merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas,
sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan
bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain
disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan
atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya.
Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
dalam bentuk:

Merobohkan bangunan.

Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.

Membahayakan penerbangan.

Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

2.

Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia


Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke
bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang
dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan
generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk
terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
1. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
2. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
4. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
5. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
6. Perburuan liar.
7. Merusak hutan bakau.
8. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
9. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
10. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
11. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

3.5 Kualitas Penduduk dan Lingkungan Kesejahteraan Manusia


1. Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Penduduk pada dasarnya adalah orang-orang yang tinggal disuatu tempat yang
secara bersama-sama menyelenggarakan kehidupannya. Penduduk Negara adalah
orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah Negara, tunduk pada kekuasaan

politik Negara dan menjalani kehidupannya di bawah tata aturan Negara yang
bersangkutan. Hal yang berkaitan dengan penduduk Negara meliputi :
a. Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja,
dan kepribadian.
b. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah Negara.
Petumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan hidup.
Penduduk dengan segala aktivitasnya akan memberikan dampak terhadap lingkungan.
Demikian pula makin meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan makin meningkat
dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh
perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan.
Lingkungan hidup bisa berdampak positif dan negatif bagi kesejahteraan penduduk.
Contoh perubahan positif : pembangunan jalan-jalan raya yang bisa menghubungkan
daerah-daerah yang sebelumnya terisolir penghijauan, penanaman turus jalan. Perubahan
yang positif dari lingkungan tersebut tentu dapat memberikan keuntungan dan sumber
kesejahteraan bagi penduduk. Contoh negative yaitu kerusakan lingkungan hidup.
Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh kualitas penduduk yang
bersangkutan. Kulitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan sumber daya manusia
yang dimiliki Negara.

2.

Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia


Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup

sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian,
lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai tempat maupun
sumber kehidupannya yang dapat mendukung kesejahteraan hidup. Melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan lingkungan yang sebelumnya tidak
memiliki daya dukung serta lingkungan yang tidak dapat untuk hidup (unhabitable)

menjadi lingkungan yang memiliki daya dukung yang baik dan bersifat habitable.
Contoh : manusia membangun bendungan, dam, atau waduk guna menampung air. Air
tersebut digunakan untuk cadangan jika terjadi kemarau panjang, air bendungan digunakan
untuk mengairi sawah-sawah waega. Air juga digunakan sebagai penggerak untuk
pembangkit listrik. Daerah-daerah yang sebelumnya gersang, seperti daerah gurun di Arab
sekarang ini sudah bisa ditanami pepohonan. Manusia membuat saluran khusus untuk
menyalurkan air sungai ke wilayah tersebut. Bahkan, dalam waktu tertentu dibuat hujan
buatan.
Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang maju dan teknologi
modern dapat mengatasi keterbatasan lingkungan, terutama yang bersifat fisik atau
lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap tidak mungkin dapat
digunakan sebagai tempat hidup, sekarang ini dimungkinkan. Daerah itu sekarang mampu
memberi kesejahteraan bagi hidup manusia berkat penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas hidup manusia
melalui penciptaan lingkungan hidup yang mendukungnya.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan
hidup. Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan yang akan dating.
5. Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana manusia
melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas
lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan
memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.

3.6 Problematika Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi Masyarakat Beradab


Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu
interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan symbol dan nilai,
serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau
peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
1.

Interaksi dalam Lingkungan Sosial


Interaksi sosial bisa terjadi dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan
(kerjasama atau konflik), bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau bahkan
tanpa kontak fisik. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila
terjadi reaksi dari kedua belah pihah.

2.

Pranata dalam Lingkungan Sosial


Pranata adalah suatu sistem norma khusus yang menata rangkaian tindakan berpola
mantap guna memenuhi keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat. Contohnya,
permainan silat yang diperagakan anak-anak sekolah yang sedang istirahat dan
pertandingan silat dalam suatu kejuaraan. Maksud dari contoh ini adalah contoh yang
pertama bukan pranata karena berlangsung dalam situasi tidak resmi dan tidak adanya
aturan baku yang ditetapkan. Sedangkan contoh yang kedua merupakan pranata karena
berlangsung dalam situasi resmi dengan mendasarkan pada aturan pertandingan silat yang
telah ditetapkan.

3.

Problema dalam Kehidupan Sosial


Problema sosial merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang
abnormal, amoral, berlawanan, dengan hokum, dan bersifat merusak. Problema sosial
menyangkut nilai-nilai sosial dan moral yang menyimpang sehingga perlu diteliti,

diperbaiki, bahkan untuk dihilangkan. Problema sosial yang terjadi dan dihadapi
masyarakat banyak dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan
pengangguran.
2. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit.
3. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan
disorganisasi.
4. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan
anak, konflik ras, dan konflik keagamaan.

3.7 Isu-Isu Penting tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa


Isu-isu penting yang menjadi persoalan lintas budaya dan bangsa pada umumnya
merupakan isu global yang menjadi keprihatinan umat manusia sedunia. Merupakan isu
global karena persoalan ini tidak hanya dihadapi umat manusia dalam suatu Negara atau
wilayah tertentu, tetapi melanda ke berbagai belahan dunia.
Berikut ini adalah isu-isu yang mengenai lingkungan dan isu mengenai kemanusiaan,
yaitu :
1.

Isu tentang Lingkungan

a. Kekurangan Pangan
Kekurangan pangan menciptakan kekhawatiran berbagai pihak. Dunia pun diliputi
kekhawatiran itu, karena pertambahan penduduk yang tinggi, terutama di negara-negara
berkembang. Kekurangan pangan menciptakan gejala serius berupa kelaparan, karena
pangan itu merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki.
b. Kekurangan Sumber Air Bersih
Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Khususnya air bersih banyak
dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan, terutama sekali untuk minum.
Kurangnya ketersediaan air bersih berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai sumber

kehidupan. Tidak tersedianya air bersih dapat memicu timbulnya berbagai macam
penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah, dan penyakit lain yang menular.

c. Polusi atau Pencemaran


Polusi atau pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu : pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemar udara dapat
berupa gas dan partikel. Contohnya : gas, Gas CO, CO2, dan batu bara. Polusi air dapat
disebabkan oleh pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah
domestik, sampah organik, dan fosfat. Pencemaran tanah disebabkan oleh sampah-sampah
plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng; detergen yang
bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia dari buangan
pertanian, misalnya insektisida.
d. Perubahan iklim
Sumber energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang dihasilkan oleh
banyak pembangkit energi mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Perubahan iklim
mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang tidak terkirakan sebelumnya, seperti
peningkatan suhu, melelehnya gunung es permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan
badai, serta musim panas yang semakin panjang.

2.

Isu Tentang Kemanusiaan

a. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dihubungkan dengan kebutuhan,
kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan hidup.

b. Konflik atau Perang


Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok)

di

mana

salah

satu

berusaha

menyingkirkan

pihak

lain

dengan

menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh


perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan
tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan dan lain sebagainya.
c. Wabah Penyakit
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitaannya meningkat secara nyata, melebihi keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sumber penyakit dapat berasal
dari manusia, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung atau tercemar penyakit, serta
yang menimbulkan wabah. Wabah membahayakan kesehatan masyarakat karena dapat
mengakibatkan sakit, cacat, dan kematian.
Menurut Diamond, ada empat masalah utam dalam lingkungan global, yaitu:
1.

Pertumbuah populasi manusia (human population growth)

2.

Populasi dan degradasi ekosistem (ecosystem degradation and population)

3.

Masalah air

4.

Masalah pangan.
Masalah lainnya, yaitu:

1.

Masalah perusakan hutan dan habitatnya

2.

Masalah tanah (erosi, hilangnya kesuburan tanah)

3.

Masalah pengelolaan air

4.

Masalah perburuan

5.

Masalah penangkapan ikan

6.

Masalah spesies yang punah

7.

Masalah pertumbuhan penduduk


Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk tahun
2005:

1.

Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)

2.

India (1.103.600.000 jiwa)

3.

Amerika Serikat (98.186.698 jiwa)

4.

Indonesia (241.973.879 jiwa)

5.

Brasil (86.112.794 jiwa)

6.

Pakistan (162.419.946 jiwa)

7.

Bangladesh (144.319.628 jiwa)

8.

Rusia (143.420.309 jiwa)

9.

Nigeria (128.771.988 jiwa)

10.

Jepang (127.417.244 jiwa)

3.8 Upaya Pelestarian Lingkuan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan


Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus
melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun
program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan
berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di
dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
1.

Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.

2.

Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi


kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:

1.

Menjamin pemerataan dan keadilan.

2.

Menghargai keanekaragaman hayati.

3.

Menggunakan pendekatan integratif.

4.

Menggunakan pandangan jangka panjang.


Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
1. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
2. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

1.

Upaya yang Dilakukan Pemerintah


Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki
tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian
lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:

Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata
Guna Tanah.

Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL


(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan


tujuan pokoknya:

a.
b.
c.
d.

2.

Menanggulangi kasus pencemaran.


Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah


Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masingmasing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:

Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air
yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya
lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur
yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal
tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah
menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara
menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap
tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi
tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat
laju aliran air hujan.

Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam
gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran
menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga
kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
a)

Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita

Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
b)

Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik

pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan
dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah
dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter
pada cerobong asap pabrik.

c)

Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak

lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun
kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat
bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan
ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari.
Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan
meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin
menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.
Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi,
sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan
juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
a.
b.
c.
d.
e.

Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.


Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.

Pelestarian laut dan pantai


Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut
dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai
disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami
terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat
dilakukan dengan cara:

a. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di


areal sekitar pantai.
b. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
c. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
d. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

Pelestarian flora dan fauna


Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan,
dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna
merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang
dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
a. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
b. Melarang kegiatan perburuan liar.
c. Menggalakkan kegiatan penghijauan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya. Pada hakikatnya, manusia dan
lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya
apabila tidak ada lingkungan. Hal ini dikarenakan segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena
lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang berkualitas pada
akhirnya

akan

memberikan

manfaat

bagi

manusia,

yaitu

meningkatkan

kesejahteraan.terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi


kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan dan
pengendalian Lingkungan hidup.

Di kehidupan manusia yang berhubungan dengan lingkungannya, ada kalanya


didalamnya mengalami suatu problem atau masalah. Problematika lingkungan sosial
budaya yang dihadapi masyarakat bisa berupa dalam hal: interaksi dalam lingkungan
sosial, pranata dalam lingkungan sosial, dan problema dalam kehidupan sosial. Isu-isu
penting persoalan lintas budaya dan bangsa dibagi menjadi dua, yaitu isu tentang
lingkungan (kekurangan pangan, kekurangan sumber air bersih, polusi atau pencemaran,
dan perubahan iklim), dan isu tentang kemanusiaan (kemiskinan, konflik atau perang,
wabah penyakit).
Sebagai mahluk hidup harus dapat menjaga dan merawat lingkungan karna sudah kita
ketahui banyak bahaya yang dapat terjadi apabila kita tidak merawat lingungan seperti:
pencemaran, erosi, banjir, penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk (seperti:
diare, batuk, gatal-gatal, dll), tanah longsor, kekeringan dan lain. Oleh karena itu kita
sebagai mahluk hidup harus menjaga dan melestarikan lingkungan supaya bahaya itu tidak
terjadi. Berkaitan dengan itu, maka lingkungan perlu di kelola secara baik dan benar demi
kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pengelolaan Lingkungan hidup adalah
upaya
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penyusun ingin menyarankan kepada pembaca
diantaranya sebagai berikut :
1. Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan

terhadap lingkungan sebagai

usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita
sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang
mengitari kita. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan
bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan
pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan
lingkungan.
2. Manusia harus mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya.
3. Manusia harus mampu menjaga eksistensinya dalam sosialisasi dengan manusia lain
di lingkungannya

4. Manusia juga memiliki problema dalam kehidupannya sehingga manusia dituntut


untuk mampu menangani problema tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aiulfahfaridabio2b09541107.2011.Manusia

dan

Lingkungan

ISBD.http://

makalah ISBD/ilmu sosial budaya dasar.htm.(Diakses tanggal 10 Desember 2015


pukul 13.00 wib).
2. UU.No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup..
3. www.wordpress.com/manusiadanlingkungan (diakses pada tanggal 10 desember
2015 pukul 13.00 wib).

Anda mungkin juga menyukai