Pengertian TCP/IP
TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk memungkinkan terjadinya
komunikasi antar komputer. TCP/IP menjadi sangat populer karena apabila kita ingin terkoneksi ke
Internet kita harus menggunakan protokol ini, dengan TCP/IP inilah komputer di seluruh dunia dapat
saling berkomunikasi.
Dalam proses komunikasi data antar komputer melalui internet dibutuhkan suatu protokol
yang mengatur proses komunikasi antar piranti elektronik. TCP/IP merupakan protokol yang
digunakan untuk mengirim data antar komputer dalam jaringan tanpa adanya batasan perangkat
keras maupun perangkat lunak. Protokol ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengiriman data
informasi atau kendali melalui jaringan Komputer.
Internet protocol (IP), User datagram Protokol (UDP), dan Transmission Control Protocol
(TCP) merupakan dasar komunikasi berbasis jaringan. TCP/IP berasal dari 2 protokol, yaitu TCP dan
IP. Komunikasi TCP/IP memberikan interface yang sederhana walaupun sebenarnya sangat kompleks.
Dengan koneksi TCP/IP, Komputer dapat berfungsi sebagai client atau server.
Sejarah TCP/IP
Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket switching digital yang
didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency) pada tahun 1969. Sementara itu
ARPANET terus bertambah besar sehingga protokol yang digunakan pada waktu itu tidak mampu lagi
menampung jumlah node yang semakin banyak. Oleh karena itu DARPA mendanai pembuatan
protokol komunikasi yang lebih umum, yakni TCP/IP.
Pada tahun 1974 Vint Cerf dan Bob Khan (perintis Internet), mempublikasikan sebuah tulisan
berjudul A Protocol for Packet Network Interconnection, tulisan ini menggambarkan tentang
Transmission Control Protocol (TCP). TCP menjelaskan bagaimana dua buah host dapat saling
berkomunikasi dan bagaimana kedua host ini tetap terkoneksi satu sama lain ketika data dikirim. TCP
bertanggung jawab untuk memastikan data diterima di host tujuan. TCP meninggalkan jejak tentang
apa yang dikirim dan dikirim ulang (informasi apapun yang tidak berhasil dikirimkan), jika suatu data
terlalu besar untuk dikirim sebagai sebuah paket, TCP memecah data tersebut kedalam beberapa
paket dan memastikan bahwa seluruh paket yang dikirim dapat sampai di tujuan dengan benar,
setelah itu TCP menyusun kembali paket-paket tersebut sesuai dengan urutannya dan kemudian
merekonstruksi data yang dikirim. Pada tahun 1978 percobaan dan pengembangan lebih lanjut dari
protokol ini mengalami banyak kemajuan yang menggiring para pengembangnya pada sebuah
protokol baru yang disebut dengan Transmission Control Protocol/Internet Protocol.
Protokol ini menjadi standard ARPANET pada tahun 1983. Untuk memudahkan proses
konversi, DARPA juga mendanai suatu proyek yang mengimplementasikan protokol ini ke dalam BSD
UNIX, sehingga dimulailah perkawinan antara UNIX dan TCP/IP. Pada awalnya internet digunakan
untuk menunjukan jaringan yang menggunakan internet protocol (IP) tapi dengan semakin
berkembangnya jaringan, istilah ini sekarang sudah berupa istilah generik yang digunakan untuk
semua kelas jaringan. Internet digunakan untuk menunjuk pada komunitas jaringan komputer
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
worldwide yang saling dihubungkan dengan protokol TCP/IP. Perkembangan TCP/IP yang diterima
luas dan praktis menjadi standar defacto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat
pada protokol itu sendiri yang merupakan keunggulun dari TCP/IP, yaitu :
Perkembangan protokol TCP/IP menggunakan standar protokol terbuka sehingga tersedia
secara luas. Semua orang bisa mengembangkan perangkat lunak untuk dapat berkomunikasi
menggunakan protokol ini. Hal ini membuat pemakaian TCP/IP meluas dengan sangat cepat,
terutama dari sisi pengadopsian oleh berbagai sistem operasi dan aplikasi jaringan.
Tidak tergantung pada perangkat keras atau sistem operasi jaringan tertentu sehingga TCP/IP
cocok untuk menyatukan bermacam macam network, misalnya Ethernet, token ring, dial-up
line, X-25 net dan lain lain.
Cara pengalamatan bersifat unik dalam skala global, memungkinkan komputer dapat
mengidentifikasi secara unik komputer yang lain dalam seluruh jaringan, walaupun
jaringannya sebesar jaringan worldwide Internet. Setiap komputer yang tersambung dengan
jaringan TCP/IP (Internet) akan memiliki address yang hanya dimiliki olehnya.
TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan
diterapkan pada internetwork.
Arah Pengembangan TCP/IP
TCP/IP telah berkembang sedemikian rupa hingga sampai pada level yang seperti sekarang.
Protokol TCP/IP telah di test, dimodifikasi dan di tingkatkan dari waktu-kewaktu. Protokol TCP/IP
yang asli memiliki beberapa tujuan dalam mewujudkan sebuah jaringan komputer yang luas dan
mudah dikembangkan, tujuan-tujuan itu diantaranya :
Independensi hardware: sebuah protokol yang dapat digunakan pada Machintosh, PC,
Mainframe atau komputer jenis apapun.
Independensi software: sebuah protokol harus dapat digunakan oleh produsen dan aplikasi
software yang berbeda. Hal ini akan memungkinkan sebuah host pada suatu situs untuk
berkomunikasi dengan host lain di situs yang lainnya tanpa memerlukan konfigurasi software
yang sama.
Rekoveri kesalahan dan penanganan error: sebuah protokol harus mampu memperbaiki
kesalahan secara otomatis atas drop atau hilangnya data. Protokol ini harus mampu
mencegah/mengembalikan kehilangan/rusaknya data dari host manapun di bagian manapun
dari jaringan serta pada point manapun dari pengiriman suatu data.
Protokol yang efisien dengan atribut yang minimal (tidak terlalu banyak tambahan atribut)
Kemampuan untuk menambah koneksi tanpa menggangu servis dalam jaringan.
Routable data: sebuah protokol harus mampu mencari jalan untuk menyampaikan data
sehingga data tersebut dapat sampai ketujuan.
Layer TCP/IP
Lapisan Network (Network Access Layer )
Lapisan ini merupakan lapisan terbawah dari model TCP/IP dengan tanggung jawab utamanya
adalah menentukan bagaimana sebuah komputer dapat terkoneksi kedalam suatu jaringan
komputer, hal ini sangat penting karena data harus dikirimkan dari dan ke suatu host melalui
sambungan pada suatu jaringan.
Lapisan ini mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan
ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan. TCP/IP
bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegrasikan berbagai jaringan dengan media fisik yang
berbeda-beda.
Lapisan ini mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur
penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini
biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan.
Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet
untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.
Lapisan Internet (Protokol Internet)
Internet layer dari model TCP/IP berada diantara network interface layer dan transport layer.
Lapisan ini betanggung jawab atas pengiriman data melalui antar jaringan (melintasi beberapa
jaringan).
Lapisan ini mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada
jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas
puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu
paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan
ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi
wilayah luas (worldwide Internet).
Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah :
Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan. Alamat
pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP Address). Karena
pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada level ini (software), maka
jaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang digunakan.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai
protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan.
Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai
tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian
datagram dari penerima ke tujuan.
Internet layer terdiri dari beberapa protokol diantaranya :
Address Resolution Protokol (ARP)
Reverse Address Resolution Protocol (RARP)
Internet Control Message Protokol (ICMP)
Internet Protokol (IP)
Address Resolution Protokol (ARP)
IP Address adalah 32 bit address yang diperlukan oleh software untuk mengidentifikasikan
host pada jaringan, namun identitas yang sebenarnya diatur oleh NIC yang juga mempunyai
address tunggal yang disebut MAC address (Ethernet address).
Ethernet address terdiri dari 48 bit, 24 ID dari manufaktur dan 24 bit sisanya adalah nomor
urut/sequence number. Oleh karena itu setiap Ethernet card selalu mempunyai address tunggal
yang berlaku untuk seluruh dunia.
Secara internal ARP melakukan resolusi address tersebut dan ARP berhubungan langsung dengan
data link layer. ARP mengolah sebuah tabel yang berisi IP address dan Ethernet address.
Reverse Address Resolution Protocol (RARP)
RARP digunakan oleh komputer yang belum mempunyai nomor IP. Pada saat komputer di
nyalakan/ON, maka komputer tersebut melakukan broadcast ke jaringan untuk menanyakan
apakah ada server yang dapat memberikan nomor IP untuk dirinya.
Contoh server yang memberikan nomor IP adalah DHCP (Dynamic Host Configuration Protokol).
Paket broadcast tersebut dikirim beserta dengan MAC Address dari si pengirim. Server DHCP
yang mendengar request tersebut akan menjawabnya dengan memberikan nomor IP dan waktu
pinjam (least time).
Internet Control Message Protokol (ICMP)
ICMP diperlukan oleh Internet Protocol untuk memberikan informasi tentang error yang
terjadi antara host. Beberapa laporan yang disampaikan ICMP antara lain :
- Destination unreachable ; Terjadi jika host, jaringan, port atau protokol tertentu tidak
dapat dijangkau.
- Time exceded ; Dimana Data gram tidak dapat dikirim karena time to live habis.
- Parameter problem ; Terjadi kesalahan parameter dimana kesalahan terdeteksi.
- Source quench ; Terjadi karena router/host tujuan membuang datagram karena batasan
ruang buffer atau karena datagram tidak dapat diproses.
- Redirect ; Pesan ini memberi saran pada host asal datagram mengenai router yang lebih
tepat untuk menerima datagram tersebut.
- Echo request dan Echo reply message ; Pesan ini saling mempertukarkan data antara host.
IP (Internet Protocol)
Protokol IP merupakan inti dari protokol TCP/IP. Seluruh data yang berasal protokol pada
layer diatas harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP dan dipancarkan sebagai paket IP agar
sampai ke tujuan. Sifat dari IP adalah UNRELIABLE dan CONNECTIONLESS.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
conference. Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bisa
dimengerti), namun akan tidak nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
Lapisan Aplikasi (Application Layer)
Aplication layer adalah lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP dimana permintaan data atau
servis diproses. Aplikasi pada layer ini menunggu di portnya masing-masing dalam suatu antrian
untuk diproses. Pada layer ini terdapat semua aplikasi yang menggunakan protokol
TCP/IP. Lapisan ini menyajikan pelayanan akhir (end user service), seperti transfer file, pesan
elektronik (electronic messages), emulasi terminal virtual, dan akses basis data jarak jauh (remote
database access).
Lapisan ini berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu,
terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat
dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail,
FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk
aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain.
Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga
protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Bridge
Bridge bekerja dengan meneruskan paket ethernet dari satu
jaringan ke jaringan yang lain. Bridge dapat menghubungkan
jaringan yang menggunakan metode transmisi yang berbeda
dan/atau medium access control yang berbeda.
Switch
Switch berfungsi sama denga Bridge, Switch adalah pengembangan
dari Bridge. Pada awalnya Bridge diimplementasikan dengan basis
software (software based), sedangkan Switch menggunakan
implementasi hardware dalam bentuk ASIC (Application Specific
Integrated Circuit).
Hub
Fungsi hub sama halnya dengan fungsi switch, hanya saja switch
punya kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan hub. HUB
atau Switch digunakan untuk menghubungkan setiap node dalam
jaringan LAN. Perbedaan antara HUB dan Switch adalah kecepatan
transfer datanya.
Sebuah Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel
network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain.
Router
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan
ke jaringan yang lain yang mungkin memiliki banyak jalur di antara
keduanya. Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah
LAN (Local Area Network).
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ethernet
Ethernet adalah interface yang merupakan sebuah card yang
terhubung ke card yang lain ke ethernet hub dan kabel UTP atau
hanya menggunakan sebuah kabel BNC yang diterminasi di
ujungnya. Pada umumnya kabel yang digunakan pada ethernet
terbagi menjadi 3, yakni :10base5, 10base2 dan UTP.
Sistem 10Base5 menggunakan kabel coaxial berdiameter 0,5
inch(10 mm) sebagai media penghubung berbentuk bus seperti
pada gambar dibawah.
Pada kedua ujung kebelnya diberi konsentrator
sehingga mempunyai resistansi sebesar 50 ohm.
Jika menggunakan 10Base5, satu segmen
jaringan bisa sepanjang maksimal 500 m, bahkan jika
dipasang penghubung (repeater) sebuah jaringan bisa
mencapai panjang maksimum 2,5 km. 10Base2
mempunyai struktur jaringan berbentuk bus. Hanya
saja kabel yang digunakan lebih kecil, berdiameter 5
mm dengan jenis twisted pair. panjang maksimal
sebuah segmennya menjadi lebih pendek, sekitar 185
m, dan bisa disambbung sampai 5 segmen menjadi
sekitar 925 m. Sebuah segmen hanya mampu
menampung tidak lebih dari 30 unit komputer saja.
Pada jaringan ini pun diperlukan konsentrator yang
membuat ujung-ujung media transmisi busnya menjadi
beresistansi 50 ohm. Untuk jenis konektor dipakai jenis
BNC (gambar disamping).
Berbeda dengan 2 jenis jaringan diatas,
10BaseT berstruktur bintang (star) seperti terlihat di
gambar di bawah. Tidak diperlukan MAU kerena sudah
termasuk didalam NIC-nya. Sebagai pengganti
konsentrator dan repeater diperlukan hub karena
jaringan berbentuk star. Panjang sebuah segmen
jaringan maksimal 100 m, dan setiap hub bisa
dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4
unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa
mencapai 1024 unit (gambar disamping).
Internet Protocol
Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Oleh karena
itu Internet Protokol memegang peranan yang sangat penting dari jaringan TCP/IP. Karena semua
aplikasi jaringan TCP/IP pasti bertumpu kepada Internet Protocol agar dapat berjalan dengan baik.
IP merupakan protokol pada network layer yang bersifat :
Connectionless, yakni setiap paket data yang dikirim pada suatu saat akan melalui rute secara
independen. Paket IP (datagram) akan melalui rute yang ditentukan oleh setiap router yang
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
dilalui oleh datagram tersebut. Hal ini memungkinkan keseluruhan datagram tiba di tempat
tujuan dalam urutan yang berbeda karena menempuh rute yang berbeda pula.
Unreliable, atau ketidak andalan yakni Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti
sampai ke tempat tujuan. Ia hanya akan melakukan best effort delivery yakni melakukan usaha
sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan.
Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke tujuan karena beberapa hal berikut :
Adanya bit error pada saat pentransmisian datagram pada suatu medium.
Router yang dilewati mendiscard datagram karena terjadinya kongesti dan kekurangan ruang
memori buffer.
Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router yang down.
Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping.
IP juga didesain untuk dapat melewati berbagai media komunikasi yang memiliki karakteristik
dan kecepatan yang berbeda-beda. Pada jaringan Ethernet, panjang satu datagram akan lebih besar
dari panjang datagram pada jaringan publik yang menggunakan media jaringan telepon, atau pada
jaringan wireless. Perbedaan ini semata-mata untuk mencapai throughput yang baik pada setiap
media. Pada umumnya, semakin cepat kemampuan transfer data pada media tersebut, semakin besar
panjang datagram maksimum yang digunakan. Akibat dari perbedaan ini, datagram IP dapat
mengalami fragmentasi ketika berpindah dari media kecepatan tinggi ke kecepatan rendah (misalnya
dari LAN Ethernet 10 Mbps ke leased line menggunakan Point-to-Point Protocol dengan kecepatan 64
kbps).
Pada router/host penerima, datagram yang ter-fragmen ini harus disatukan kembali sebelum
diteruskan ke router berikutnya, atau ke lapisan transport pada host tujuan. Hal ini menambah waktu
pemrosesan pada router dan menyebabkan delay. Seluruh sifat yang diuraikan pada di atas adalah
akibat adanya sisi efisiensi protokol yang dikorbankan sebagai konsekuensi dari keunggulan protokol
IP. Keunggulan ini berupa kemampuan menggabungkan berbagai media komunikasi dengan
karakteristik yang berbeda-beda, fleksibel dengan perkembangan jaringan, dapat merubah routing
secara otomatis jika suatu rute mengalami kegagalan, dsb. Misalnya, untuk dapat merubah routing
secara dinamis, dipilih mekanisme routing yang ditentukan oleh kondisi jaringan dan elemen-elemen
jaringan (router). Selain itu, proses routing juga harus dilakukan untuk setiap datagram, tidak hanya
pada permulaan hubungan. Marilah kita perhatikan struktur header dari protokol IP beserta fungsinya
masing-masing.
Setiap protokol memiliki bit-bit ekstra
diluar informasi/data yang dibawanya. Selain
informasi, bit-bit ini juga berfungsi sebagai alat
kontrol. Dari sisi efisiensi, semakin besar jumlah
bit ekstra ini, maka semakin kecil efisiensi
komunikasi yang berjalan. Sebaliknya semakin
kecil jumlah bit ekstra ini, semakin tinggi efisiensi
komunikasi yang berjalan. Disinilah dilakukan
trade-off antara keandalan datagram dan efisiensi.
Sebagai contoh, agar datagram IP dapat
menemukan tujuannya, diperlukan informasi
tambahan yang harus dicantumkan pada header
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
10
ini. Struktur header datagram protokol IP dapat dilihat pada gambar diatas.
Setiap paket IP membawa data yang terdiri atas :
Version, yaitu versi dari protokol IP yang dipakai.
Header Length, berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan 32 bit word.
Type of Service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara penanganan paket IP.
Total length Of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran byte.
Identification, Flags, dan Fragment Offset, berisi data yang berhubungan fragmentasi paket.
Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang dilewati paket IP (datagram). Nilai
maksimum field ini adalah 255. Setiap kali paket IP lewat satu router, isi dari field ini dikurangi
satu. Jika TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan, paket ini akan dibuang dan
router terakhir akan mengirimkan paket ICMP time exceeded. Hal ini dilakukan untuk mencegah
paket IP terus menerus berada dalam network.
Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol layer atas pengguna isi data
dari paket IP ini.
Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah seluruh field dari header
paket IP. Sebelum dikirimkan, protokol IP terlebih dahulu menghitung checksum dari header
paket IP tersebut untuk nantinya dihitung kembali di sisi penerima. Jika terjadi perbedaan, maka
paket ini dianggap rusak dan dibuang.
Source Address dan Destination Address, isi dari masingmasing field ini cukup jelas, yakni
alamat pengirim dan alamat penerima dari datagram. Masing-masing field terdiri dari 32 bit,
sesuai panjang IP Address yang digunakan dalam Internet. Destination address merupakan field
yang akan dibaca oleh setiap router untuk menentukan kemana paket IP tersebut akan
diteruskan untuk mencapai destination address tersebut.
IP ADDRESS
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang
telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan
identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Setiap komputer yang tersambung ke internet
setidaknya harus memiliki sebuah IP address pada setiap interfacenya. Jika suatu komputer memiliki
lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP
address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya. Jadi sebuah IP address
sesungguhnya tidak merujuk ke sebuah komputer, tetapi ke sebuah interface.
Format IP Adress
IP address merupakan sebuah bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa
titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet.
Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan
11111111.11111111.11111111.11111111.
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering
ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal
dengan notasi desimal bertitik. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.
Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal adalah sbb :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
11
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
12
atau sekitar 65,534 host. Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga
skala besar.
Kelas C
Tiga bit pertama IP address kelas C selalu
diset 110. Network ID terdiri dari 24 bit dan host
ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar
2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host. IP address kelas C digunakan
untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Kelas D
IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D
selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-239, sedangkan bit-bit berikutnya
diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak
dikenal istilah network ID dan host ID.
Kelas E
IP address kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan
dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk
keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar
antara 240-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP
address yang menunjuk bagian jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash /
yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk
satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk network prefix kelas B.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
13
14
1. Local Broadcast, berupa alamat khusus 255.255.255.255, yang berarti mengirim paket untuk
seluruh simpul (node) di jaringan lokal.
2. Directed Broadcast, berupa alamat 192.168.1.255, yaitu mengirim paket ke seluruh simpul (node)
yang berada pada jaringan 192.168.1.0.
Dengan demikian alamat didefinisikan sebagai berikut :
- Nomor jaringan didefinisikan dengan memberikan binary 0 untuk seluruh bit di host id.
- Nomor broadcast didefinisikan dengan memberikan binary 1 untuk seluruh bit di host id.
Sehingga satu jaringan seperti contoh di atas terdiri atas :
- Network id : 192.168.1.0
- Nomor IP pertama: 192.168.1.1
- Nomor IP terakhir: 192.168.1.254
- Nomor IP broadcast: 192.168.1.255
Multicast Address.
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang
menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa
satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada
datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika
datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi
alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan.
Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan
suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host
group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast,
hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini,
sedangkan host lain tidak akan terpengaruh.
Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast.
Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan
aplikasi bersama mendapatkan satu multicast
address. Struktur kelas multicast address dapat
dilihat pada gambar disamping.
Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagaI multicast address. Jika
struktur IP Address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal
224.0.0.0 sampai 239.255.255.255), maka IP Address merupakan multicast address. Alokasi ini
ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group
adalah host-host yang ingin bergabung dalam group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada
jaringan di satu subnet, namun bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone,
maka jaringan muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).
Alamat IP spesial
Ada beberapa alamat untuk IP yang tidak boleh digunakan sebagai alamat host karena sudah
dipakai untuk fungsi-fungsi tertentu yaitu :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127.xxx.xxx.xxx (xxx bernilai 0 255 ) oleh aplikasi TCP/IP sebagai alamat
loopback, yaitu paket yang di tranmisikan kembali diterima oleh buffer computer itu sendiri
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
15
tanpa ditransmisikan ke media jaringan, sebagai alamat untuk diagnostic, dan pengecekan
konfigurasi TCP/IP. Contoh: ping 127.0.0.1.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255.
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast yaitu
255.255.255.255. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 atau nilai 1(dlm desimal 0 atau 255).
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan
untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host. Dan nilai 255 sebagai alamat broadcast
atau multicast atau netmask.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Alamat Private.
Dari alamat kelas yang ada tidak semuanya dipakai untuk publik seperti internet yang
memerlukan registrasi. Ada alamat-alamat yang dapat kita pakai sebagai alamat jaringan yang
disebut sebagai private address. Alamat tersebut adalah ;
Untuk kelas A : 10.0.0.1 10.255.255.254
Untuk kelas B : 172.16.0.1 172.31.255.254
Untuk kelas C : 192.168.0.1 192.168.255.254
Host ID
Subnet ID Host ID
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
16
Dengan adanya subnet id ini, network prefix tidak lagi sama dengan network id. Network
prefix yang baru adalah network id ditambah subnet id. Untuk membedakannya dengan network
prefix lama, digunakan istilah extended network prefix.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan
subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh
departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam
mengatur keseluruhan network. Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking
bit (subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni
terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang ditutupi (masking) oleh
bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1
pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on
), sedangkan bit 0 tidak aktif (off ). Sebagai contoh
kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan
nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel
berikut :
Dengan aturan standard, nomor network IP
Address ini adalah 44 dan nomor host adalah
132.1.20. Network tersebut dapat menampung
maksimum lebih dari 16 juta host yang terhubung
langsung. Misalkan pada address ini akan akan
diimplementasikan subnet mask sebanyak 16 bit
255.255.0.0.(Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner =
11111111.11111111.00000000.00000000 ).
Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari
subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama
dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit.
Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20. Kapasitas maksimum
host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host. Subnet mask di atas identik
dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network
kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network kelas
B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A akan menghasilkan
jumlah network yang lebih besar (
lebih dari 65 ribu network ) dengan
kapasitas masing-masing subnet
sebesar 256 host. Network kelas C
juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi
beberapa
subnet
dengan
menerapkan subnet mask yang
lebih tinggi seperti untuk 25 bit
(255.255.255.128),
26
bit
(255.255.255.192),
27
bit
(255.255.255.224) dan seterusnya.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
17
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address
akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network
address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address
dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network
address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu
mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya
hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut.
Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel.
Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address
diubah menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting. Subnetting hanya berlaku pada
network lokal. Bagi network di luar network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network
standard menurut kelas IP Address.
Alamat Subnet
Subnet mask adalah angka biner sepanjang 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID
dengan host ID dan memeriksa apakah suatu node berada pada jaringan yang sama atau jaringan luar.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask
meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default
(yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang
dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan
di dalam setiap node TCP/IP. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet
mask, yakni:
Notasi Desimal Bertitik
Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal
notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host
identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat,
bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah
alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP
yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask
default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Nilai subnet mask default (desimal) di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan,
saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat
138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet
dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
18
akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet
yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta
subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai
berikut : >
138.96.58.0, 255.255.255.0
Panjang prefiks (prefix length)
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan
dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah
subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah
network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah
ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
yang didefinisikan di dalam RFC 1519. Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier
yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network
identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi
138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada
di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang
valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya
memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah
subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu
dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND
comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut
bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam
bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah
satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat
IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil
dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP
10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------ AND
Network ID
10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
19
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
20
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed
length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen
jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan
membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah
dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat
yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses
subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host
terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun
diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang
diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variablelength subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask
yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut
berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling
berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas
dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun
unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski
berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih
terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat
dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
21
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
22
Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai
protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan.
Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai
tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian
datagram dari penerima ke tujuan.
Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to
end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi
penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini
memiliki beberapa fungsi penting antara lain :
Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus
diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan
yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi
yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika
ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
23
data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi.
Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berarti.
Pada TCP/IP, protokol yang dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau
User Datagram Protocol ( UDP ). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan
data, sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang paket yang pendek dan
tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi flow control dan error detection dan
bersifat connection oriented. Sebaliknya pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme
pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol. Untuk beberapa
hal yang menyangkut efisiensi dan penyederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP
sebagai protokol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan
response, atau aplikasi lain yang sangat sensitif terhadap delay seperti video conference. Aplikasi
seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan
tidak nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi
mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol
pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah
SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk
transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer
Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan
protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
24