2.
populasi studi.
Sampel penelitian
a. Kasus
Kelompok kasus adalah kelompok individu yang menderita penyakit
yang akan diteliti dan ikut dalam proses penelitian sebagai subyek studi.
Cara terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil secara acak
subyek dari populasi yang menderita efek.
Kelompok kasus di dalam penelitian biasanya dipilih antara populasi
yang meminta perawatan medis terhadap penyakitnya. Kasus yang baru,
lebih baik karena penelitian terhadap subjek yang telah menderita suatu
penyakit dalam waktu yang lama akan sulit untuk membedakan paparan
tersebut ada sebelum atau sesudah timbulnya penyakit, jadi sulit untuk
membedakan antara penyebab dan akibat.
Beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam
pemilihan kasus untuk studi kasus-kontrol
Kasus insidens (baru) atau kasus prevalens (baru + lama)
Tempat pengumpulan kasus
Saat diagnosis
b. Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok individu yang sehat atau tidak
menderita penyakit, tetapi mempunyai peluang yang sama dengan
kelompok kasus karena terpajan oleh faktor risiko yang diduga sebagai
penyebab timbulnya penyakit. Pemilihan kontrol semata-mata ditentukan
oleh peneliti sehingga sangat terancam bias. Kelompok kontrol harus
berasal dari populasi yang sama dengan kasus dan didasarkan pada
kesamaan dengan karakteristik subyek pada kasus, sehingga mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpajan oleh faktor resiko yang diteliti.
internal validit
selection bias
Eligible populasi
Kerangka sampel
Sampel dari populasi
Studi kasus
Kontrol
(Kelompok Hipertensi)
Trace back
Pengukuran
Pengukuran
Paparan KB suntik
Paparan KB suntik
Bias informasi
Kasus (+)
Kontrol (-)
Populasi
Ibu tanpa hipertensi (kontrol)
n
1
203
164
368
%
0.3
55.2
44.6
100
n
13
74
108
160
6
%
3.5
20.1
29.3
43.5
1.6
S1
Total
7
368
1.9
100
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 368 responden, pendidikan
yang paling banyak dalam subyek penelitian adalah SMA sebanyak 160 orang
(43,48%), dan yang paling sedikit menjadi subyek penelitian adalah
pendidikan D3 sebanyak 6 orang (1,63%).
n
246
77
6
19
20
368
%
66.8
20.9
1.6
5.2
5.4
100
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 368 responden, pekerjaan yang
paling banyak dalam subyek penelitian adalah ibu rumah tangga sebanyak 246
orang (66,85%), dan yang paling sedikit menjadi subyek penelitian adalah
yang bekerja sebagai buruh sebanyak 6 orang (1,63%).
Underweight
16
4,3
Healthy weight
189
51,4
Overweight
83
22,6
Heavily weight
67
18,2
Obese
13
3,5
Total
368
100
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 368 responden, mayoritas
memiliki IMT dengan kategori Healthy weight yaitu sejumlah 189 orang
(51,36%). Kategori IMT yang jumlahnya paling sedikit adalah yang Obese
yaitu hanya 13 orang (3,5%) dari total subjek penelitian.
Ya
204
55,4
Tidak
164
44,6
Total
368
100,0
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 368 responden, didapatkan
sampel yang memiliki genetik hipertensi sebanyak 204 orang (55,4%), lebih
banyak dibanding yang tidak memiliki genetik hiprtensi sebanyak 164 orang
(44,6%).
f. Distribusi frekuensi presentasi responden menurut riwayat KB suntik
Riwayat KB suntik
Ya
242
65,8
Tidak
126
34,2
Total
368
100,0
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 368 responden, didapatkan
sampel yang menggunakan KB suntik lebih banyak, yakni 242 orang (65,8%)
dibanding yang tidak menggunakan KB suntik sebanyak 126 orang (34,2%).
Hipertensi
184
50,0
Normal
184
50,0
Total
368
100,0
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 368 responden, didapatkan
jumlah yang sama antara sampel memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi)
dan yang memiliki tekanan darah normal, yakni masing-masing 184 orang
(50%).
Primipara
72
19,6
Multipara
235
63,9
Grande multipara
61
16,6
Total
368
100,0
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 368 responden, didapatkan
jumlah sampel yang termasuk kelompok multipara adalah yang paling banyak,
yakni 235 orang (53,9%), diikuti kelompok primipara sebanyak 72 orang
(19,6%) dan kelompok yang paling sedikit adalah grande multipara yakni
sebanyak 61 orang (16,6%).
1.6 Lakukan analisa analitik epidemiologi berupa analisa faktor causal dan
hitunglah odd ratio dan confidence intervalnya
Hubungan penggunaan KB suntik dengan hipertensi
KB
Suntik
Total
Ya
Tidak
Hipertens
Tekanan Darah
Normal
%
P Value
i
131
53
71,2
28,8
111
73
60,3
39,7
242
126
65,8
34,2
184
100
184
100
368
100
Total
0,037
Odds Ratio
Odds Ratio =
ad
bc
9563
5883
= 1,62
Odds Ratio 1,62 berarti ibu yang menggunakan KB suntik 1,62 kali lebih
cenderung terkena hipertensi dari yang tidak menggunakan KB suntik.
Confidence Interval
Ukuran 95% confidence interval pada point estimasi dari OR
dapat dikalkulasikan menggunakan formulasi sebagai berikut :
VAR
Kesimpulan: karena CI 95% >1, maka KB suntik bermakna sebagai faktor resiko
kejadian hipertensi.
Kategor
i Usia
Tensi
Hipertensi
< 20 tahun
1
20 35 tahun 99
>35 tahun
Total
84
184
P Value
%
0,3
53,8
Normal
0
104
%
0
56,5
Total %
1
0,3
203
55,2
45,7
100
80
184
43,5
100
164
368
44,6
100
0,543
Kategori
IMT
Underweight
Healthy
Tensi
Hipertensi
6
89
%
3,3
48,4
Normal
10
100
%
5,4
54,3
Total %
16
4,3
189
51,4
weight
Overweight
Heavily
48
36
26,1
19,6
35
31
19,0
16,8
83
67
22,6
18,2
5
184
2,7
100
8
184
4,3
100
13
368
3,5
100
overweight
Obese
Total
P Value
0,315
diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kategori IMT
dengan kejadian hipertensi (p value = 0,543).
Hubungan pendidikan dengan kejadian hipertensi
Variabel
Hipertensi
Ya
Tingkat
Tidak
Pendidikan
Sekola
p value
Tidak
Total
4,3%
2,7%
13
3,5%
SD
32
17,4%
42
22,8% 74
20,1%
SMP
57
31,0%
51
27,7% 108
29,3%
SMA
78
42,4%
82
44,6% 160
0,489
43,5%
Total
D3
2,2%
1,1%
1,6%
S1
2,7%
1,1%
1,9%
184
100%
184
100%
368
100%
Berdasarkan hasil analisis Bivariate, didapatkan hasil dari total 368 sujek, yang
terdiri atas 184 subjek kasus dan 184 subjek kontrol, didapatkan bahwa dari 184
subjek penelitian yang menderita hipertensi, peringkat teratas pendidikan
terbanyak yang dimiliki subjek adalah tingkat pendidikan SMA sebanyak 78
orang (42,4% dari total kasus), diikuti oleh SMP sebesar 57 orang (31,0%dari
total kasus), SD sebanyak 32 orang (17,4% total kasus), tidak sekolah sebanyak 8
orang (4,3% dari total kasus), S1 sebanyak 5 orang (2,7% total kasus), dan D3
sebanyak 4 orang (2,2% total kasus). Sedangkan hasil yang diperoleh dari 184
subjek penelitian yang tidak menderita hipertensi, diperoleh peringkat teratas
pendidikan terbanyak yang dimiliki subjek kontrol adalah tingkat pendidikan
SMA sebanyak 82 orang (44,6% dari total kontrol), diikuti oleh SMP sebesar 51
orang (27,7%dari total kontrol), SD sebanyak 42 orang (22,8% total kontrol),
tidak sekolah sebanyak 5 orang (2,7% dari total kontrol), S1 sebanyak 2 orang
(1,1% total kontrol), dan D3 sebanyak 2 orang (1,1% total kontrol).Hasil uji
statistik menggunakan uji chi square diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan
Hipertensi
p
value
Ya
Pekerjaan
Ibu Rumah
Tidak %
Total
118
64,1%
128
69,6%
246
66,8%
Dagang
41
22,3%
36
19,6%
77
20,9%
Buruh
1,6%
1,6%
1,6%
Swasta
10
5,4%
4,9%
19
5,2%
PNS
12
6,5%
4,3%
20
5,4%
184
100%
184
100%
368
100%
0,812
Tangga
Total
Berdasarkan hasil analisis Bivariate, didapatkan hasil dari total 368 sujek, yang
terdiri atas 184 subjek kasus dan 184 subjek kontrol, didapatkan bahwa dari 184
subjek penelitian yang menderita hipertensi, peringkat teratas pekerjaan
terbanyak yang dimiliki subjek adalah ibu rumah tangga sebanyak 118 orang
(64,1% dari total kasus), diikuti olehdagang sebesar 41 orang (22,3%dari total
kasus), PNS sebanyak 12 orang (6,5% total kasus), swasta sebanyak 10 orang
(5,4% dari total kasus), dan buruh sebanyak 3 orang (1,6% total kasus).
Sedangkan hasil yang diperoleh dari 184subjek penelitian yang tidak menderita
hipertensi, diperoleh peringkat teratas pekerjaan terbanyak yang dimiliki subjek
adalah ibu rumah tangga sebanyak 128 orang (69,6% dari total kontrol), diikuti
olehdagang sebesar 36 orang (19,6%dari total kontrol), swasta sebanyak 9 orang
(4,9 % dari total kontrol), PNS sebanyak 8 orang (4,3% total kontrol), dan buruh
sebanyak 3 orang (1,6% total kontrol). Hasil uji statistik menggunakan uji chi
square diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
pekerjaan dan kejadian Hipertensi (p value = 0,812). Hasil analisis dapat dilihat
pada tabel yang telah disajikan di atas.
Hipertensi
P Value
Ya
Genetik Hipertensi
Tidak %
Total
Ya
104
56,5% 100
54,3% 204
55,4% 0,753
Tidak
80
43,5% 84
45,7% 164
44,6%
184
100%
100% 368
100%
Total
184
Berdasarkan hasil analisis Bivariate, didapatkan hasil dari total 368 sujek, yang
terdiri atas 184 subjek kasus dan 184 subjek kontrol, didapatkan bahwa dari 184
subjek penelitian yang menderita hipertensi, sebanyak 104 subjek (56,5% dari
kasus) memiliki genetik hipertensi dan 80 orang subjek (43,5% dari kasus) tidak
memiliki genetik hipertensi. Sedangkan hasil yang diperoleh dari 184 subjek
penelitian yang tidak menderita hipertensi, didapatkan bahwa dari 184 subjek
penelitian yang tidak menderita hipertensi, sebanyak 100 subjek (54,3% dari
kontrol) memiliki genetik hipertensi dan 84 orang subjek (45,7% dari kontrol)
tidak memiliki genetik hipertensi. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square
diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara genetik
hippertensi dan kejadian Hipertensi (p value = 0,753). Hasil analisis dapat dilihat
pada tabel yang telah disajikan di atas.
ln
VAR
95% CI of OR
Batas Bawah
Batas Atas
Hipertensi
p value
Ya
Tidak
Total
Paritas
Primipara
34
18,5%
38
20,7% 72
19,6%
Ibu
Multipara
112
60,9%
123
66,8% 235
63,9%
Grande Multipara
38
20,7%
23
12,5% 61
16,6%
184
100%
184
100%
100%
Total
368
0,109
Berdasarkan hasil analisis Bivariate, didapatkan hasil dari total 368 sujek, yang
terdiri atas 184 subjek kasus dan 184 subjek kontrol, didapatkan bahwa dari 184
subjek penelitian yang menderita hipertensi, peringkat teratas paritas yang dimiliki
subjek kasus adalah multipara sebanyak 112 orang (60,9% dari total kasus),
diikuti olehgrande multipara38 orang (20,7%dari total kasus), dan primipara
sebanyak 34 orang (18,5% total kasus). Sedangkan hasil yang diperoleh dari 184
subjek penelitian yang tidak menderita hipertensi, diperoleh peringkat teratas
paritas dimiliki subjek kontrol adalah multipara sebanyak 123 orang (66,8% dari
total kontrol), diikuti olehprimipara 38 orang (20,7%dari total kontrol), dan
grande multipara sebanyak 23 orang (12,5 % dari total kontrol). Hasil uji statistik
menggunakan uji chi square diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara paritas ibu dan kejadian Hipertensi (p value = 0,109). Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel yang telah disajikan di atas.
ini
merupakan
penelitian
eksperimental
dengan
desain
eksperimental pre dan post-test. Penelitian ini membagi subjek menjadi 2 kelompok
untuk menerima obat terbinafin atau obat ketokonazol untuk pengobatan DS.
Pengobatan dipakai selama waktu tertentu kemudian dievaluasi menggunakan skor
SASI-F dan perubhan nilai fungsi hati yaitu SGOT dan SGPT. Subjek yang memenuhi
kriteria dan menandatangani persetujuan (informedconsent) setelah penjelasan
diikutsertakan dalam penelitian ini. Kriteria inklusi dan eksklusi ditentukan sesuai
penelitian. Kriteria efektivitas jika skor SASI-F menurun secara signifikan antara pre
dan post eksperimental. Efektivitas juga dinilai dengan adanya perubahan fungsi hati
yang signifikan, dimana obat yang memiliki efek samping terendah pada pada
perubahan kadar fungsi hati yang memiliki efektivitas lebih baik.
Pasien Dermatitis Seboroik
atus penelitian, pemeriksaan fisik, penilaian skor SASI-F, Penilaian kadar fungsi hati (SGOT, SGPT)
Random Alokasi
Obat Terbunafin
Obat Kenokozol
n lanjut: evaluasi pengobatan, dengan skor SASI-F dan Penilaian kadar fungsi hati (SGOT, SGPT)
Analisis Statistik
Hasil Penelitian
2.2
Obat Terbinafin
Usia
Jenis Kelamin
Sosial Ekonomi
Pekerjaan
Tipe Kulit
Riwayat
Tidak ada
perubahan fungsi
hati yang signifikan
Penurunan
skor SASI-F
Efektivitas
Sangat
baik
Baik
Efektivitas
Efektivitas
Kurang
Sangat
baik
Baik
Tidak ada
perubahan fungsi
hati yang signifikan
Penurunan
skor SASI-F
Kurang
Sangat
baik
Perbandingan
Efektivitas
Perbandingan Efektivitas
Baik
Efektivitas
Kurang
Sangat
baik
Baik
Kurang
Pada
Kelompok Usia
Jumlah
13-19
13
14.4 %
20-26
10
11.1%
27-33
21
23.3 %
34-40
16
17.8 %
41-47
13
14.4 %
48-54
10
11.1 %
55-61
4.4%
62-68
3.3%
Total
90
100.0%
Persentasi
kelompok
usia,
kelompok
usia
terbanyak
adalah
kelompok usia 27-33 tahun yaitu berjumlah 21 orang (23,3%), diikuti oleh
kelompok usia 34-40 tahun berjumlah 16 orang (17,8%), kelompok 41-47
tahun dan 13-19 tahun berjumlah 13 orang (14,4%), kelompok 20-26 tahun
dan 48-54 tahun berjumlah 10 orang (11,1%), kelompok usia 55-61 tahun
Jumlah
Persentasi
Laki-laki
39
43.3%
Perempuan
51
56.7%
Total
90
100.0%
Jumlah (n)
Persentasi
Rendah
54
60.0%
Sedang
27
30.0%
Tinggi
10.0%
Total
90
100.0%
Jumlah
Persentasi
19
21.1%
Buruh
26
28.9%
Wiraswasta
23
25.6%
PNS
22
24.4%
Total
90
100.0%
Tipe Kulit
Jumlah (n)
Persentasi
Kering
1.1%
Normal
10.0%
Berminyak
80
88.9%
Total
90
100.0%
Pada kelompok tipe kulit dari jumlah 90 orang terdapat kelompok tipe
kulit terbanyak adalah 80 orang (88,9%) yang memiliki kulit berminyak, 9
orang (10%) yang memiliki kulit normal, dan 1 orang (1,1%) yang memiliki
kulit kering.
Jumlah
Persentasi
Tidak ada
18
20.0%
Ada
72
80.0%
Total
90
100.0%
Perlakuan
Ketokonazol Terbinafin
SASI PRE DS Ringan
Jumlah
%
DS Sedang
DS Berat
23
45
24.4%
25.6%
50.0%
11
17
6.7%
12.2%
18.9%
17
11
28
18.9%
12.2%
31.1%
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
Jumlah
%
Total
22
Jumlah
%
Jumlah
%
Total
Sangat baik
16
17.8
Baik
40
44.4
Kurang
34
37.8
Total
90
100.0
Perlakuan
Ketokonazol Terbinafin
SGOTPre Normal
Jumlah (n)
%
Total
Jumlah (n)
%
Total
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
Perlakuan
Ketokonazol Terbinafin
Total
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
Total
Perlakuan
Ketokonazol
SGPT Pre Normal
Count
% of Total
Total
Count
% of Total
Terbinafin
Total
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
Perlakuan
Ketokonazol
SGPTpost
Normal
Count
% of Total
Total
Count
% of Total
Terbinafin
Total
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
45
45
90
50.0%
50.0%
100.0%
ANALISA BIVARIAT
1. Hubungan antara Sosial Ekonomi dengan Skor SASI-F Pre-eksperimental pada
kelompok Ketokonazol dan Kelompok Terbinafin
KETOKONAZOLE
Mean
Std. Deviation
Rendah
31
15.9355
8.21456
Sedang
10
15.8500
7.69578
Tinggi
10.6250
9.06803
Total
45
15.4444
8.12699
TERBINAFIN
Mean
Std. Deviation
Rendah
23
12.4565
6.84722
Sedang
17
16.0588
8.95803
Tinggi
15.0000
7.90569
Total
45
14.1000
7.82885
P
0,350
Mean
Std. Deviation
13 -19 tahun
20.3333
9.86577
20 -26 tahun
10.0000
1.35401
27 - 33 tahun
12
18.2917
7.75024
34-40 tahun
19.0000
7.60169
41-47 tahun
12.0556
7.94687
48-54 tahun
10.6000
6.98570
55-61 tahun
17.0000
9.89949
62-68 tahun
13.5000
14.84924
45
15.4444
8.12699
Total
TERBINAFIN
Mean
Std. Deviation
13 -19 tahun
10
12.9500
7.76191
20 -26 tahun
9.9167
8.42862
27 - 33 tahun
15.0000
8.09707
34-40 tahun
14.6875
8.00418
41-47 tahun
10.8750
9.36638
48-54 tahun
16.3000
5.51815
55-61 tahun
22.0000
4.94975
62-68 tahun
24.0000
45
14.1000
7.82885
Total
0,47
Pada penelitian ini, kelompok usia tidak mempengaruhi Skor SASI-F pre eksperimental
baik pada kelompok Ketokonazol maupun pada kelompok Terbinafin, dengan nilai p tiap
kelompok secara berturut-turut adalah 0.220 Dan 0.470 (tidak bermakna jika p> 0.05).
Perbandingan nilai rerata skor SASI-F pre-eksperimental pada tiap kolompok usia dapat
dilihat pada tabel.
Laki-laki
Mean
17
15.5882
Std. Deviation
8.32585
Perempuan
28
15.3571
8.15686
1.54150
F
Skor SASI Pre
Sig.
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
Equal
variances
.012
.914
.091
43
.928
.23109
2.52745
-4.86599 5.32818
.091 33.367
.928
.23109
2.54045
-4.93533 5.39751
assumed
Equal
variances not
assumed
TERBINAFIN
Group Statistics
Jenis Kelamin
Skor SASI Pre
Mean
Std. Deviation
Laki-laki
22
12.0227
7.85657
1.67503
Perempuan
23
16.0870
7.43097
1.54947
Std.
F
Skor SASI Pre
Equal
variances
assumed
Sig.
.420
.520
df
-
1.783
43
Mean
Error
Sig. (2-
Differen
Differenc
tailed)
ce
.082
4.06423
2.27890
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-8.66007 .53162
Equal
variances
not
42.565
1.781
.082
4.06423
2.28179
-8.66725 .53879
assumed
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
Tidak bekerja
10
17.3500
8.86018
2.80183
11.0118
23.6882
3.00
27.00
Buruh
15
15.9000
7.47185
1.92922
11.7622
20.0378
7.00
25.50
Wiraswasta
11
13.6818
8.68410
2.61836
7.8478
19.5159
3.00
24.00
PNS
14.7222
8.55538
2.85179
8.1460
21.2985
4.00
24.00
Total
45
15.4444
8.12699
1.21150
13.0028
17.8861
3.00
27.00
ANOVA
Skor SASI Pre
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
78.294
26.098
Within Groups
2827.817
41
68.971
Total
2906.111
44
TERBINAFIN
Sig.
.378
.769
Descriptives
Skor SASI Pre
95% Confidence Interval for Mean
N
Tidak bekerja
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
12.5556
4.97773
1.65924
8.7293
16.3818
5.50
Buruh
11
11.2273
6.93673
2.09150
6.5671
15.8874
2.50
Wiraswasta
12
15.2083
8.88937
2.56614
9.5603
20.8564
3.00
PNS
13
16.5769
8.85731
2.45658
11.2245
21.9293
3.00
Total
45
14.1000
7.82885
1.16706
11.7480
16.4520
2.50
ANOVA
Skor SASI Pre
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
206.744
68.915
Within Groups
2490.056
41
60.733
Total
2696.800
44
F
1.135
Sig.
.346
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
16.1000
8.12712
3.63456
6.0089
26.1911
7.00
25.00
Berminyak
40
15.3625
8.22674
1.30076
12.7315
17.9935
3.00
27.00
Total
45
15.4444
8.12699
1.21150
13.0028
17.8861
3.00
27.00
ANOVA
Skor SASI Pre
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
2.417
2.417
Within Groups
2903.694
43
67.528
Total
2906.111
44
Sig.
.036
.851
TERBINAFIN
Descriptives
Skor SASI Pre
95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Kering
24.0000
24.00
Normal
15.1250
11.06327
5.53163
-2.4791
32.7291
3.00
Berminyak
40
13.7500
7.54899
1.19360
11.3357
16.1643
2.50
Total
45
14.1000
7.82885
1.16706
11.7480
16.4520
2.50
ANOVA
Skor SASI Pre
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
107.113
53.556
Within Groups
2589.688
42
61.659
Total
2696.800
44
Sig.
.869
.427
Analisis bivariate antara tipe kulit dengan skor SASI-F Pre-eksperimental dilakukan
menggunakan one-way anova. Pada penelitian ini, tipe kulit tidak mempengaruhi Skor SASIF pre eksperimental baik pada kelompok Ketokonazol maupun pada kelompok Terbinafin,
dengan nilai p tiap kelompok secara berturut-turut adalah 0.851 Dan 0.427 (tidak bermakna
jika p> 0.05). Perbandingan nilai rerata skor SASI-F Pre-eksperimental pada tiap kolompok
tipe kulit dapat dilihat pada tabel.
Tidak ada
Ada
Mean
Std. Deviation
14.6667
7.36659
3.00740
39
15.5641
8.32022
1.33230
F
Skor SASI Pre
Sig.
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Difference
Lower
Upper
Equal
varianc
es
1.030
.316
-.249
43
.804
-.89744
3.60253
-8.16262
6.36775
-.273
7.119
.793
-.89744
3.28930
-8.64909
6.85422
assume
d
Equal
varianc
es not
assume
d
TERBINAFIN
Group Statistics
Riwayat
Skor SASI Pre
Mean
Std. Deviation
Tidak ada
12
9.9167
7.27647
2.10054
Ada
33
15.6212
7.55814
1.31570
Mean
F
Skor SASI Pre
Equal variances
assumed
Sig.
.472
Equal variances
not assumed
.496
-2.260
df
Sig. (2-
Differenc
Std. Error
tailed)
Difference
of the Difference
Lower
43
.029
-5.70455
2.52390
-10.79447
-.61462
-2.302 20.253
.032
-5.70455
2.47857
-10.87062
-.53847
eksperimental pada kelompok Terbinafin dengan nilai p tiap kelompok secara berturut-turut
adalah 0.804 Dan 0.029 (tidak bermakna jika p> 0.05). Perbandingan nilai rerata skor SASI-F
Pre-eksperimental pada tiap kolompok riwayat dapat dilihat pada tabel.
Upper
Std. Deviation
Pair 1
15.4444
45
8.12699
1.21150
2.0111
45
1.52810
.22780
Correlation
45
Post
Sig.
.700
.000
Mean
Pair 1
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Difference
Lower
Upper
df
Sig. (2-tailed)
Skor
SASI
Pre -
13.4333
Skor
7.14111
1.06453
11.28791
15.57876
12.619
44
SASI
Post
Std. Deviation
.000
Pair 1
14.1000
45
7.82885
1.16706
1.5333
45
1.13016
.16848
Correlation
45
Post
Sig.
.580
.000
Mean
Pair 1
12.56667
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
7.23203
Difference
Lower
Sig. (2-
Upper
11.656
df
tailed)
44
Pendekatan Analitik
Untuk melakukan pendekatan analitik, digunakan uji paired t-test untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara pre-eksperimental dan post-eksperimental,
baik pada kelompok Terbinafin dan kelompok Ketokonazol. Hasil uji paired t-test
pada kelompok Terbinafin disajikan pada tabel 22 berikut.
.000
Pair
14.1000
45
Std.
Deviation
7.82885
1.5333
45
1.13016
.16848
Pair
SGOT Pre
22.5778
45
5.65480
.84297
SGOT Post
23.7111
45
5.28988
.78857
Pair
SGPT Pre
22.8889
45
5.26231
.78446
SGPT Post
24.7778
45
5.27382
.78617
Mean
Std. Error
Mean
1.16706
Sig (2-tailed)
.000
.120
.009
Untuk melakukan analisis tabel di atas, ditetapkan sig < 0.05 sebagai suatu
signifikan. Berdasarkan tabel di atas, ada perbedaan antara skor SASI preeksperimental dan SASI post-eksperimental pada kelompok Terbenafin, dengan sig .
000 (p<0.05). Selain itu, juga ada perbedaan antara SGPT pre-eksperimental dan
SGPT post-eksperimental pada kelompok Terbenafin, dengan sig .009 (p<0.05).
Tetapi tidak ada perbedaan antara SGOT pre-eksperimental dan SGOT posteksperimental pada kelompok Terbenafin, karena sig .120 (p>0.05). Lalu hasil uji
paired t-test pada kelompok Ketokonazol disajikan pada tabel 23 berikut.
Tabel 23. Uji Paired t-test pada Kelompok Ketokonazol
Pair
1
Pair
2
Pair
3
Mean
15.4444
2.0111
23.4667
27.3778
25.4889
29.0667
45
45
45
45
45
45
Std.
Deviation
8.12699
1.52810
5.65926
3.90390
4.91575
3.47981
Std. Error
Mean
1.21150
.22780
.84363
.58196
.73280
.51874
Sig (2-tailed)
.000
.000
.000
Untuk melakukan analisis tabel di atas, ditetapkan sig < 0.05 sebagai suatu
signifikan. Berdasarkan tabel di atas, ada perbedaan antara skor SASI preeksperimental dan SASI post-eksperimental pada kelompok Ketokonazol, dengan
sig .000 (p<0.05). Selain itu, juga ada perbedaan antara SGOT pre-eksperimental dan
SGOT post-eksperimental pada kelompok Ketokonazol, dengan sig .000 (p<0.05).
Serta juga ada perbedaan antara SGPT pre-eksperimental dan SGPT posteksperimental pada kelompok Terbenafin, dengan sig .000 (p<0.05).
Ya
Tidak
Jumlah
Terbinafin
45
45
Ketokonazol
45
45
= 1 1= 0
Pengambilan data:
1.
2.
3.
4.
Karakteristik sosiodemografi
Kebiasaan merokok
Kebiasaan olahraga
Tekanan darah
Pengolahan Data
Sosiodemografi:
Jenis Kelamin
Umur
Daerah Asal
Jumlah Anggota
Keluarga Serumah
Pekerjaan
Pendapatan per bulan
Kejadian Hipertensi
Hipertensi (+)
Hipertensi (-)
IMT
Genetik Hipertensi
Keluarga dengan
Hipertensi
Kebiasaan Olahraga
Waktu Olahraga
Penyakit Penyerta
Jumlah Rokok yang
dihisap per hari
Lama Merokok dalam
Tahun
Jenis Rokok
Merek Rokok
hipertensi di Palembang
H1: Karakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, adala daerah, riwayat
pendidikan, pekerjaan dan jumlah keluarga) berpengaruh terhadap kejadian
hipertensi di Palembang
H0: Status gizi (IMT) tidak berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di Palembang
H1: Status gizi (IMT) berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di Palembang
H0: Genetik hipertensi dan keluarga yang hipertensi tidak berpengaruh terhadap
hipertensi di Palembang
H0: Kebiasaan merokok, jumlah rokok, lama merokok, jenis rokok, dan merek
Jumlah
Presentase (%)
Palembang
1318
96.55
Non Palembang
47
3.44
Total
1365
100
Jumlah
Presentase (%)
Laki-laki
681
49.9
Perempuan
684
50.1
Total
1365
100
Jumlah
Presentase (%)
<= 40 tahun
798
58.5
>40 tahun
567
41.5
Total
9000
100
Jumlah
Presentase (%)
Palembang
622
45.6
Non Palembang
743
54.4
Total
1365
100
Jumlah
Presentase (%)
TidakBekerja
558
40.7
PNS
203
14.9
Swasta
311
22.8
Dagang
113
8.3
Buruh
58
4.2
Petani
.4
Lain-lain
119
8.7
Total
1365
100.0
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 1365 orang subjek penelitian,
558 orang sampel (40.7%) tidak memiliki pekerjaan dan paling banyak sampel
bekerja dibidang swasta sebanyak 311 orang (22.8%)
Jumlah
Presentase (%)
1065
78.0
300
22.0
Total
1365
100
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 1365 orang subjek penelitian,
1065 orang sampel (78.0 %) tinggal di rumah yang tidak padat (0-5 anggota keluarga)
dan 300 orang sampel (22.0 %) tinggal di rumah yang padat (> 5 anggota keluarga).
Jumlah
143
Persentase (%)
10.5
Normal Weight
828
60.7
Overweight
314
23.0
Obse
Total
80
5.9
1365
100%
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 1365 orang subjek penelitian,
mayoritas memiliki IMT dengan kategori Normal yaitu sejumlah 828 orang (60.7 %).
Kategori IMT yang jumlahnya paling sedikit adalah obese yaitu sejumlah 80 orang
(5.9 %) dari total subjek penelitian.
Jumlah
Presentase (%)
Negatif
727
53.3
Positif
636
46.7
Total
1365
100
Jumlah
Presentase (%)
Tidak merokok
1033
75.7
Merokok
332
24.3
Total
1365
100
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 1365 orang subjek penelitian,
1033 orang sampel (75.7%) memiliki tidak memiliki kebiasaan merokok dan 332
(24.3 %) memiliki kebiasaan merokok.
Jumlah
Presentase (%)
Tidak merokok
1026
75.2
Kretek
146
10.7
Tembakau
193
14.1
Total
1365
100
Pada penelitian ini didapatkan sampel yang merokok dengan jenis rokok
tembakau lebih banyak diabndingkan dengan rokok keretek yaitu sebesar 146 orang
(10.7%).
k) Distribusi Frekuensi Berdasarkan merk rokok
Merek rokok
Jumlah
Presentase (%)
Tidak merokok
1028
75.3
Surya 16
72
5.3
Djarum Super
46
3.4
Marlboro
26
1.9
Class Mild
50
3.7
Sampoerna
82
6.0
29
2.1
Lain-lain
32
2.3
Total
9000
100
Jumlah
Presentase (%)
Tidak
680
49.8
Ya
685
50.2
Total
1365
100
Jumlah
Presentase (%)
Tidak
1069
78,3
Ya
296
21,7
Total
1365
100
Jumlah
Presentase (%)
Miskin
796
58,3
Menengah ke atas
569
41,7
Total
1365
100
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 1365 orang subjek penelitian,
796 orang sampel (58,3%) memiliki status ekonomi miskin dan 569 orang sampel
(41,7%) memiliki status sosial ekonomi tidak miskin.
Jumlah
Presentase (%)
Bukan Perokok
1020
74.7
Perokok Ringan
179
13.1
Perokok Sedang
139
10.2
Perokok Berat
27
2.0
Total
1365
100.0
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 1365 orang subjek penelitian,
1020 orang sampel (74,7%) bukan perokok, 179 (13.1%) orang perokok ringan, 139
orang sampel (10.2%) perokok sedang, dan 27 orang (2.0 %) perokok berat.
Lama Merokok
Jumlah
Persentase (%)
BukanPerokok
1021
74.8
< 10 Tahun
158
11.6
> 10 Tahun
186
13.6
Total
1365
100.0
Pada penelitian ini didapatkan subjek yang merokok >10 tahun lebih banyak
dari subjek yang merokok <10 tahun yaitu 186 orang (13,6%).
Keluarga
Jumlah
Persentase (%)
Dengan Hipertensi
Tidak ada
626
45.9
Ayah
280
20.5
Ibu
228
16.7
Kakek
68
5.0
Nenek
47
3.4
Ayah danIbu
90
6.6
Kakek dan nenek
26
1.9
Total
1365
100.0
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari 1365 orang subjek penelitian,
626 orang sampel (45.9%) tidak memiliki anggota keluarga yang hipertensi dan
anggora keluarga yang memiliki riwayat hipertensi paling banyak ialah Ayah pasien
yaitu sebanyak 280 (20.5%).
Jumlah
Presentase (%)
Tidak Hipertensi
875
64,1
Hipertensi
490
35,9
Total
1365
100
Berdasarkan hasil penelitian, dari 1365 sampel sebagian besar tidak hipertensi
yaitu sebesar 875 orang (64,1%).
Jumlah
Presentase (%)
3,5 jam/minggu
1130
82.8
>3,5 jam/minggu
235
17.2
Total
1365
100
2) Analisis Analitik
Karakteristik Sosiodemografi
a) Usia
Hipertensi
Usia
Hipertensi (+)
Hipertensi (-)
Jumlah
Usia 40 tahun
180
22.6%
618
77,4%
798
100%
310
54,7%
257
45,3%
567
100%
Jumlah
490
35,9%
875
64,1%
1365
100%
.000
Hasil uji statistik menunjukkan antara umur dengan tekanan darah yaitu p
= 0.000 (p< 0.05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara
usia dengan kejadian hipertensi.
b) Suku
Hipertensi
Suku
Hipertensi (+)
Hipertensi (-)
Jumlah
Palembang
232
37,3%
390
62,7%
622
100%
Non Palembang
258
34,7%
485
65,3%
743
100%
Jumlah
490
35,9%
875
64,1%
1365
100%
.323
Hasil uji statistik menunjukkan antara suku bangsa dengan tekanan darah
yaitu p = 0.323 (p> 0.05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada
hubungan antara suku bangsa dengan kejadian hipertensi.
c) Pekerjaan
Hipertensi
Pekerjaan
Hipertensi (+)
n
Tidak Bekerja
156
Bekerja
Jumlah
28.2% 397
71.8%
553
100%
334
41.1
%
478
58.9%
812
100%
490
35.9% 875
64.1%
1365 100%
.000
Hasil uji statistik menunjukkan antara pekerjaan dengan tekanan darah yaitu p
= 0.000 (p< 0.05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara
pekerjaan dengan kejadian hipertensi.
d) Jenis Kelamin
Hipertensi
Jenis
Hipertensi (+)
Hipertensi (-)
Jumlah
Laki-laki
294
43.2%
387
56.8%
681
100%
Wanita
196
28.7%
488
71.3%
684
100%
Jumlah
490
35.9%
875
64.1%
1365 100%
Kelamin
.000
Hasil uji statistik menunjukkan antara jenis kelamin dengan tekanan darah
yaitu p = 0.000 (p< 0.05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara
jenis kelamin dengan kejadian hipertensi.
e) Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah
Hipertensi
Hipertensi (+) Hipertensi (-)
P
Jumlah
N
Anggota
0-5
anggota
Keluarga
358 33,6%
707
66,4%
1065
100%
keluarga
>5
anggota
0,008
126
42%
174
58%
300
100%
keluarga
Jumlah
484
35,5% 881
64,5% 1365
100%
Hasil uji statistic menunjukkan antara jumlah anggota keluarga serumah
dengan tekanan darah yaitu p = 0,008 (p< 0,05) maka dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat hubungan antara jumlah anggota keluarga serumah dengan kejadian
hipertensi.
Genetik Hipertensi
Hipertensi
Hipertensi (+)
Genetik
Hipertensi
N
Genetik hipertensi
(-)
Genetik hipertensi
178
Hipertensi (-)
Jumlah
24,5%
549
75,5%
727
100%
0,00
306 48%
332
52%
638 100% 0
(+)
Jumlah
484
35,5%
881
64,5% 1365 100%
Hasil uji statistik menunjukkan antara genetic hipertensi dengan tekanan
darah yaitu p = 0.000 (p< 0.05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
hubungan antara genetik hipertensi dengan kejadian hipertensi.
yang Hipertensi
Hipertensi (+)
n
%
yang
163
26%
yang
P
Hipertensi (-)
N
%
463
74%
Jumlah
n
%
626
100%
0,00
321
484
43,4% 418
56,6%
739
100%
35,5%
64,5%
1365
100%
881
Total
Hipertensi (+)
Hipertensi (-)
Tidak Merokok
730
29%
730
71%
1028 100%
Surya 16
31
56,9%
31
43,1%
72
100%
Djarum Super
34
73,9%
12
26,1%
46
100%
Marlboro
17
65,4%
34,6%
26
100%
Clas Mild
20
40%
30
60%
50
100%
Sampoerna
44
53,7%
38
46,3%
82
100%
20
69%
31%
29
100%
Lain-lain
10
31,3%
22
68,8%
32
100%
35,5%
881
64,5%
1365 100%
Total
484
0,000
Nilai p pada tabel diatas adalah 0,000 .Secara statistik, terdapat hubungan
antara merekrokok dan hipertensi (p< 0.05).
i)
Hipertensi
Hipertensi (+)
Total
Hipertensi (-)
298
29%
728
71%
1026
Kretek
86
55,8%
68
Tembakau
100
54%
85
46%
185
Jumlah
484
35,5%
881
64,5
1365
Tidak
Merokok
44,2
%
154
P
%
100.0
%
100.0
%
100.0
%
100.0
0,000
Nilai p pada tabel diatas adalah 0,000. Secara statistik terdapat hubungan
antara jenis rokok dan hipertensi (p<0.05)
j)
Hipertensi
Hipertensi (+)
Total
Hipertensi (-)
292
28,6%
728
71,4%
1020
100.0%
101
56,4%
78
43,6%
179
100.0%
0,000
78
56,1%
61
43,9%
139
100.0%
Perokok berat
13
48,1%
14
51,9%
27
100.0%
Jumlah
484
35,5%
881
64,5%
1365
100.0%
sedang
Nilai p pada tabel diatas adalah 0,000. Secara statistik terdapat hubungan
antara jumlah rokok dan hipertensi (p<0.05)
k)
Hipertensi
Hipertensi (+)
Total
Hipertensi (-)
292
28,6%
729
71,4%
1021
100.0%
<10 Tahun
74
46,8%
84
53,2%
158
100.0%
>10 tahun
118
63,4%
68
36,6%
186
100.0%
Jumlah
484
35,5%
881
64,5%
1365
100.0%
Bukan
Perokok
0,000
Nilai p pada tabel diatas adalah 0,000. Secara statistik terdapat hubungan
antara lama merokok dan hipertensi (p<0.05)
l)
Bukan
Meroko
perokok
k
Perokok
Total
Norma
Hiperten
si
Frekuensi
731
301
Persentase
70.8%
29.2%
Frekuensi
144
188
Persentase
43.4%
56.6%
Frekuensi
875
489
Persentase
64.1%
35.9%
Total
pvalue
1032
100.0
%
332
100.0
.000
%
1364
100.0
%
Kategori
IMT
Total
Normal
Hipertensi
Total
Tidak
Frekuensi
698
275
973
Obesitas
Persentase
71.7%
28.3%
100.0%
Frekuensi
177
214
391
Persentase
45.3%
54.7%
100.0%
Frekuensi
875
489
1364
Persentase
64.1%
35.9%
100.0%
Obesitas
p-value
.000
(45,3%). Sementara responden tidak obesitas yang mengalami hipertensi adalah 275
orang (28,3%), sementara yang tidak mengalami hipertensi adalah 698 (71,7%).
Kemudian dari nilai p .000, dapat disimpulkan terdapat hubungan antara IMT dan
hipertensi (p < 0.05).
Aktifitas Fisik
n)
Kebiasaan Olahraga
Kategori Tensi
Kebiasaan
Olahraga
Tidak
Ya
Total
p-
Total
Normal
Hipertensi
Frekuensi
415
305
720
Persentase
57.6%
42.4%
100.0%
Frekuensi
460
184
644
Persentase
71.4%
28.6%
100.0%
Frekuensi
875
489
1364
Persentase
64.1%
35.9%
100.0%
value
.000
Hipertensi
Olahraga per
Minggu
Total
P
n
414
36,6% 716
63,4% 8505
100% 0.05
3,5 jam
70
29,8% 165
70,2% 495
100% 1
Jumlah
484
35,5% 881
64,5% 9000
100%
Nilai P pada tabel diatas adalah 0.051. Secara statistic tidak menunjukan
adanya hubungan bermakna antara lama berolahraga dengan kejadian hipertensi
(p>0,05).
p) Penyakit Penyerta
Kategori
Hipertensi
Penyakit
Penyerta
Total
Tidak ada
728
68,1% 341
31,9% 1069
100% 0.000
Ada
153
51,7% 143
48,3% 296
100%
Jumlah
881
64,5% 484
35,5% 1365
100%
Hipertensi
Total
<Rp1000.000
236
31,3% 519
68,7% 755
100% 0.00
Rp1000.000
248
40,7% 362
59,3% 610
100%
Jumlah
484
35,5% 881
64.5% 1365
100%
kelompok dengan daerah asal Palembang yaitu sebanyak 37,3%, pada jumlah
anggota keluarga serumah >5 orang yaitu sebanyak 42%, pada kelompok
yang bekerja yaitu sebanyak 41,1%,
o Berdasarkan data keadaan fisik
- Angka kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada kelompok dengan
IMT yang obesitas yaitu sebanyak 54.7%%, pada kelompok dengan genetik
hipertensi positif yaitu sebanyak 48% , pada kelompok dengan keluarga
yang berpenyakit hipertensi yaitu sebanyak 43,4%, pada kelompok yang
tidak biasa melakukan olahraga yaitu sebanyak 42.4%%, pada kelompok
yang berolahraga < 3,5 jam sebanyak 36,6%%, dan pada kelompok dengan
penyakit penyerta sebanyak 48,3%%.
o Berdasarkan data faktor-faktor risiko hipertensi
- Angka kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada kelompok yang
memiliki kebiasaan merokok yaitu sebanyak 56.6%, kelompok dengan lama
merokok > 10 tahun sebanyak 63,4%, kelompok dengan jenis rokok kretek
sebanyak 55,8%%, dan kelompok dengan merek rokok Djaruum Suuper
-
sebanyak 73,9%
Berdasarkan uji statistik Chi-Square atau Fisher Exact, sosiodemografi yang
memiliki hubungan yang signifikan dengan hipertensi diantaranya adalah
usia (p <0.000), pekerjaan (p<0.000), jenis kelamin (p<0.000), jumlah
anggota keluarga (p< 0,008), IMT (p<0.000), genetik hipertensi
(p<0.000), keluarga dengan hipertensi (p<0.000), kebiasaan olahraga