Laporan Estimasi Tikus
Laporan Estimasi Tikus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tikus (Rattus sp.) merupakan salah satu jenis hewan yang temasuk
dalam kelas mammalia, yakni hewan yang memiliki kelenjar mammae. Tikus
termasuk dalam familia muridae dari ordo rodentia yang seringkali
menimbulkan gangguan bagi manusia dibidang kesehatan, pertanian dan
peternakan. Tikus hidup diberbagai vegetasi teresterial seperti hutan, kebun,
padang, bahkan perumahan manusia atau perkotaan. Populasi tikus yang
tersebar diberbagai habitat ini dipengaruhi oleh populasi pada vegetasi awal
yang terganggu sehingga untuk dapat bertahan hidup tikus beradaptasi dan
dapat hidup di perumahan atau perkotaan.
Tikus memiliki indra peraba dan pendengaran yang baik sehingga
digolongkan dalam hewan yang cerdik karena memiliki kemampuan otak
yang berkembang baik. Tingkah laku tikus dapat ditentukan oleh naluri
terhadap faktor luar, seperti suhu panjang hari, surah hujan dan lainnya. Tikus
akan meninggalkan lubang tempat tinggalnya apabila kekurangan makanan
atau banjir. Tikus mempunyai variasi makanan yang luas mulai dari gandum,
kacang-kacangan, berbagai jenis rumput,
Kelimpahan tikus disuatu lokasi sangat erat kaitannya dengan kondisi
fisika kimia, tingkat sumber daya yang dapat diperoleh, daur hidup tikus
tersebut, pengaruh kompetitor, pemangsa, parasit dan sebagainya. Estimasi
populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan
kepadatan suatu populasi. Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan
dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan
luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Perhitungan populasi
untuk hewan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan praktikum mengenai
estimasi kelimpahan tikus pada vegetasi hutan dan perkebunan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana kelimpahan
tikus (Rattus sp.) pada vegetasi hutan dan perkebunan ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
kelimpahan tikus (Rattus sp.) pada vegetasi hutan dan perkebunan.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat
mengetahui kelimpahan tikus (Rattus sp.) pada vegetasi hutan dan
perkebunan.
pada berbagai kondisi lingkungan. Tikus rumah merupakan hewan yang memiliki
kemampuan memanjat dan mengerat yang sangat baik (Darmawansayah, 2008).
Tikus betina adalah mamalia yang tergolong ovulator spontan. Tikus
golongan ini ovulasi terjadi pada pertengahan siklus estrus yang dipengaruhi oleh
adanya lonjakan LH (Luteinizing hormone). Tikus termasuk hewan yang bersifat
poliestrus, memiliki siklus reproduksi yang sangat pendek. Lamanya siklus
berkisar antara 4-5 hari. Ovulasi sendiri berlangsung 8-11 jam sesudah dimulainya
tahap estrus. Folikel yang sudah kehilangan telur akibat ovulasi akan berubah
menjadi korpus luteum (KL), yang akan menghasilkan progesteron atas
rangsangan LH. Progesteron bertanggung jawab dalam menyiapkan endometrium
uterus agar reseptif terhadap implantasi embrio (Akbar, 2010).
Kegunaan
Untuk wadah menangkap tikus
Untuk menandai tempat perangkap
Untuk dokumentasikan objek pengamatan
Untuk menuliskan hasil pengamatan
Untuk memotong tali rafia
C. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan
No.
Bahan
1. Tikus (Rattus sp.)
2. Ikan asin
3. Kelapa bakar
D. Prosedur Kerja
Kegunaan
Sebagai objek pengamatan
Sebagai umpan
Sebagai umpan
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagi berikut :
1. Menentukan lokasi pengamatan
2. Memasang perangkap pada lokasi yeng telah ditentukan
3. Menandai tempat perangkap menggunakan tali rafia
4. Melakukan pengamatan selama 4 hari
5. Menghitung jumlah, menimbang berat badan, panjang tubuh dan jenis
kelamin tikus yang terperangkap
6. Ditandai dan didokumentasikan kemudian dilepaskan kembali
7. Membuat hasil pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
B. Pembahasan
Tikus (Rattus sap.) merupakan salah satu hewan yang aktif pada
malam hari (nokturnal), sehingga memerlukan kemampuan khusus untuk
beraktivitas seperti mencari makan, berlari dan menghindari musuh. Hewan
ini memiliki alat peraba yang sangat sensitif dan penciuman serta pendengaran
yang tajam. Tikus dapat menangkap suara dengan intensitas antara 22 KHz
90 KHz. Penglihatan tikus juga sangat tajam yaitu tikus dapat melihat bentuk
sederhana dalam kegelapan sejauh kira-kira 10 m. Namun tikus tidak dapat
membedakan warna seperti pada hewan rodentia.
pengerat dengan ciri khas mempunyai gigi seri pada rahang atas dan bawah
yang terus tumbuh dan kuat. Tikus umumnya mempunyai tempat tinggal
berupa lubang di tanah, kayu, tumpukkan batu atau tumpukkan sampah di
berbagai vegetasi bahkan perumahan atau perkotaan. Kelimpahan tikus pada
suatu populasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik biotik maupun biotik.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui data estimasi kelimpahan
tikus pada vegetasi hutan dan perkebunan. Praktikum ini dilakukan dengan
memasang perangkap tikus pada kedua vegetasi dan mendiamkannya selama
4 hari hingga tikus tertangkap. Tikus yang telah didapatkan selanjutnya
diamati secara morfologi dan morfometrik. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa hanya terdapat seekor tikus yang berhasil dijebak pada vegetasi
perkebunan. Hal ini berarti masih terdapat populasi tikus di vegetasi kebun
karena lahan dan sumber daya yang mendukung untuk kehidupan tikus.