Anda di halaman 1dari 7

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) BAB IV

PROGRAM
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

BAB IV
PENYUSUNAN KONSEP

4.1. Visi dan Misi penataan


Penentuan visi dan misi kawasan penataan merupakan salah satu proses
dalam merancang konsep penataan. Selain berbagai pertimbangan dan
kebijakan

yang

kabupaten

dan

terkandung
Rencana

dalam

detail

Rencana

tata

Tata

ruang

Ruang

tingkat

Wilayah

kecamatan,

masyarakat sebagai subjek dalam penataan kawasan perlu dilibatkan


menemukan berbagai aspirasi yang dapat ditiuangkan dalam penataan
lingkungan.
Aspirasi yang beragam ini perlu diakomodir dalam satu suara yang
mewakili kebutuhan dalam hal pembangunan suatu kawasan agar
menjadi lebih baik. Penjaringan visis misi dilakukan dengan cara rembug
warga sehingga menemukan suatu visi dan misi penataan kawasan.
Berdasarkan

hasil

rembug

masyarakat

di

kawsan

perencanaan

dihasilkan visi misi penataan lingkungan yang dijadikan sebagai


pertimbangan

dalam

perumusan

konsep.

Konsep

tersebut

dapat

digunakan dalam perencanaan pembangunan dan penataan lingkungan


di masa yang akan datang.

Visi penataan
mewujudkan masyarakat desa sukajati yang sejahtera berkualitas dan
berakhlak muli dalam lingkungan yang indah, sehat dan nyaman

Misi Penataan
Adapun Tujuan penataan, yang merupakan penjabaran strategi dalam
mencapai visi besar diatas, adalah sebagai berikut.
IV-1
Desa Sukajati Kecamatan haurgeulis
Kabupaten Indramayu 2015

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) BAB IV


PROGRAM
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian sumber


daya alam
2. Meningkatkan keswadayaan masyarakan dalam menanggulangi
3.
4.
5.
6.

kemiskinan
Mengembangkan ekonomi dan kapasitas SDM
Meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan
Membangun masyarakat mandiri secara efektif dan berkelanjutan
Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat yang sinergis dan

sejahtera
7. Mewujudkan kelembagaa desa yang efektif dan efisien menuju
tata pemerintahan yang baik
8. Meningkatkan sumber daya

manusia

melalui

peningkatan

keterampilan
9. Mengembangkan potensi desa sukajati menuju masyarakat yang
sejahtera
10.
Menyediakan modal usaha
11.
Menyediakan sarana air bersih
12.
Membangun sarana jalan dan drainase
13.
Membangun sarana penanggulangan air limbah
4.2. Konsep Perencanaan Tata Bangunan dan Lingkungan
Eksisting Kawasan prioritas merupakan pemukiman dengan kepadatan
sedang hingga padat dengan areal persawahan sebagai batas kawasn.
Berdasarkan hasil pemetaan potensi dan permasalahan. Tata bangunan
dan lingkungan diareal ini memerlukan konsep penataan yang dapat
mempertahankan

kekhasan

kawasan

dan

memperbaiki

jaringan

prasarana yang telah ada berdasarkan komponen-komponen penataan


Lingkungan. Konsep perencanaan tata bangunan lingkungan di kawasan
ini

mempertimbangkan

beberapa

pendekatan

perencanaan terpadu dan pendekatan visual.

yaitu

Gambar 4.1. Kegiatan Lomba dan Penentuan Visi Misi Penataan


Sumber: Dokumentasi 2014

pendekatan
Pendekatan

perencanaan

yang

menyeluruh

dan

terpadu

serta

didasarkan pada potensi dan permasalahan yang ada, baik dalam


kawasan perencanaan maupun dalam konstelasi yang lebih luas.
Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan permasalahan
tidak hanya didasarkan pada kepentingan kawasan mikro (tapak
kawasan), tetapi dikaji pula kepentingan yang lebih luas. Secara terpadu
IV-2
Desa Sukajati Kecamatan haurgeulis
Kabupaten Indramayu 2015

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) BAB IV


PROGRAM
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

berarti

bahwa

dipecahkan

dalam

secara

menyelesaikan

sektoral,

tetapi

permasalahan
didasarkan

tidak

pada

hanya

kerangka

perencanaan terpadu antar tiap-tiap sektor dalam perwujudannya dapat


berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antar sector.
Komponen

perancanaan

kawasan

berdasarkan

pendekatan

visual

mempertimbangkan beberapa aspek Citra visual kota yang baik,


dicerminkan dengan kejelasan dan keterpaduan antar bangunannya
(Paul D. Spereiregen, 1965), kemudian menjadi kebutuhan yang sangat
penting dalam menciptakan suasana nyaman bagi penduduknya (Djefri
W. Dana, 1989). Apabila dilihat berdasarkan teori dasar perancangan
kota yang menyebu tkan adanya 5 (lima) elemen dasar pembentuknya
yaitu jalur (paths), Tepian (edges), Distrik, Simpul (nodes), dan Tegaran
(Landmark).
Pendekatan konsep desain yang digunakan berdasarkan pada pola
sirkulasi ruang dan masa bangunan. Pola sirkulasi ruang sangat
tergantung dari pola penataan hard material yang berupa masa
bangunan, jalan sebagai prasarana transportasi dan soft material yang
berupa penataan wajah kota. Faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk
penataan ini antara lain: bentuk site, topografi dan tain-lain. Kawasan
perencanaan desa sukajati memiliki pola membentuk kawasan dengan
adanya jalan jalur yang telah dibetuk sebelumnya, jalan-jalan lingkungan
ini yang menghubungkan antara satu jalan ke jalan lainnnya sehingga
membentuk pola grid.
Kawasan perencanaan desa sukajati harus memberikan citra yang dalam arti
bangunan tidak harus berlantai banyak akan tetapi dapat dilihat secara visual
dengan proporsi tertentu terhadap lingkungan skitarnya yaitu Desa Sukajati
dan kota kecamatan haurgeulis secara makro.
Masa bangunan utama yang akan dijadikan Point Of Interest/Eye Catcher

Gambar 4.2. Konsep pola sirkulasi ruang kawasan perencanaan Desa


Sukajati
Sumber: hasil Analisis

bangunan utama secara visual lebih terlihat asri. Secara fungsional open

adalah bangunan yang mempunyai open space yang cukup luas agar masa
IV-3
Desa Sukajati Kecamatan haurgeulis
Kabupaten Indramayu 2015

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) BAB IV


PROGRAM
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

space yang berupa plaza atau lapangan terbuka dapat digunakan


sebagai tempat bermain yang bersifat out door.
Koefisien dasar bangunan pada zona prencanaan yang merupakan
kawsan pemukiman sedang maksimal 30%. kawasan perencanaan yang
merupakan kawasan dengan kepadatan penduduk sedang. Ketinggian
bangunan 1 lantai dengan koefisien lantai bangunan. Untuk garis
sempadan samping dan belakang bangunan ditetapkan untuk bangunan
tunggal tidak bertingkat dapat berimpit atau minimal 1,5 m, untuk
bangunan deret dapat berimpit.
Peta 4.1. Konsep penataan tata bangunan

Desa Sukajati Kecamatan haurgeulis


Kabupaten Indramayu 2015

Alokasi sebagai
perumahan
Koefisien
kepadatan
Lantai
rendah dengan
bangunan 1 -2
KDB maksimal
lantai
Gambar30
4.3.
Konsep Masa Bangunan Kawasan
Prioritas
- 60%
Sumber: hasil analisi

IV-4

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) BAB II


PROGRAM
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

4.3. Konsep Perancangan Kawasan


Komponen perancanaan kawasan berdasarkan pendekatan visual
mempertimbangkan beberapa aspek Citra visual kota yang baik,
dicerminkan

dengan

kejelasan

dan

keterpaduan

antar

bangunannya, kemudian menjadi kebutuhan yang sangat penting


dalam menciptakan suasana nyaman bagi penduduknya. Konsep
komponen perancangan kawasan berdasarkan pada teori Lynch
dan

pendekatan

lainnya

yang

menjadi

komponen

dalam

perancangan kawasan.

Mengoptimalkan

jalur

pejalan

kaki

sebagai

komponen

perancangan (pathways)
Pathways (jalur) merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya
digunakan untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan,
gang-gang

utama,

jalan

transit,

pedestrian,

saluran

dan

Gambar 4.3. Path (Jalur pejalan kaki)

sebagainya. Jaringan jalan adalah pengikat dalam suatu kota, yang

Sumber: http://www.npaconsult.co.uk/projects.asp?
pid=61&jStart=0&pkeyword=&prelated=&pproject=

merupakan suatu tindakan dimana kita menyatukan semua


aktivitas dan menghasilkan bentuk fisik suatu kota.
Kawasan

Perencanaan

memiliki

jalur

jalan

setapak

yang

membentuk kawasannya, ini dapat menjadi potensi penataan

Memunculkan Vegetasi Sebagai Pembentuk Citra Kawasan


Dan Peningkatan Kualitas Lingkungan

kawasan berdasarkan kavling-kavling yang terbentuk dengan

Kondisi permukiman yang cenderung padat dan memiliki lahan

adanya jalur jalan setapak yang telah ada.

privat

pekarangan

terbatas

memungkinkan

kawasan

ini

mengoptimalkan lahan yang ada sepanjang jalan lingkungan yang


sekaligus merupakan jalur pejalan kaki dan kendaraan roda 2
.

dengan menempatkan vegetasi baik berupa pot-pot tanaman


maupun penataan pekarangan privat. Keterbatasan lahan dapat
disiasati dengan memuat taman taman gantung atau vertical di
lahan privat dan jalan lingkungan.

IV-5
Desa Sukajati Kecamatan haurgeulis
Kabupaten Indramayu 2015

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) BAB II


PROGRAM
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

Gambar 4.6. Konsep biopori


http://www.legacyintl.org/a-legacy-of-change/

Gambar 4.5. Konsep taman gantung di kawasan dengan lahan


terbatas
Sumber: http://pondokibu.com/pot-tanaman-unik-dari-botol-bekas.html

Ruang
Terbuka
Hijau

Memperbaiki Sarana dan Prasarana


Permasalahan yang timbul di kawasan dengan tingkat kepadatan
bangunan yang cenderung padat yaitu jaringan jalan dan fungsi
saluran drainase dan air limbah yang ada. Normalisasi saluran
hingga pembuatan salran baru perlu dilakukan untuk menuntaskan
permasalahan

genangan

danpenurunan

kualitas

lingkungan

menjadi tidak sehat. Saluran drainase harus dibuat terintegrasi


namun untuk pengelolaan tingkat kawasan dapat pula dibantu
dengan pembuatan lubang-lubang biopori di lahan-lahan rumah
pribadi, pembuatan biopori tidak memerlukan lahan yang begitu
luas dan biaya yang tinggi namun dapat bermanfaat untuk
menjaga resapan air.

peningkat
an
kualitas
lingkunga
n

Konsep
Perancang
an
sarana
dan
Prasarana

Gambar 4.7. Konsep Perancangan Kawasan Prioritas

IV-6
Desa Sukajati Kecamatan haurgeulis
Kabupaten Indramayu 2015

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) BAB II


PROGRAM
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

Peta 4.2. Konsep komponen perancangan kawasan

IV-7
Desa Sukajati Kecamatan haurgeulis
Kabupaten Indramayu 2015

Anda mungkin juga menyukai