Anda di halaman 1dari 2

Wahai kamu yang dulu pernah menjadi kekasihku,

Saat ini kita memang sudah tak bersama lagi, setelah waktu itu kita
memutuskan untuk mengakhiri kisah, berpisah dan kemudian saling pergi.
Berusaha saling melupakan walau (kalau kita mau jujur!) tetap saja
ingatan tentang kita akan tetap kekal di hati. Sebab aku percaya cinta
akan tetap abadi selamanya.
Namun karena memang tangan ini tak bisa lagi mengenggam, biarlah
tangan orang lain yang menggenggam. Karena bagiku, tak ada yang lebih
membahagiakan selain kenyataan bahwa hidupmu baik-baik saja dan
kamu selalu diliputi rasa tenteram.
Wahai kamu yang dulu pernah menjadi kekasihku,
Dulu memang kita pernah bersama. Menjalin cinta kasih layaknya Adam
dan Hawa. Kau dan aku pun tahu, cinta tetaplah cinta. Ia tak butuh jarak
atau bahkan status hubungan. Cinta itu bebas dan tak terikat oleh batasbatas yang kita ciptakan.
Maka sekarang, walau kita sudah berpisah dan punya kehidupan masingmasing, aku akan tetap menjadi teman baikmu, bukan orang asing. Dengan atau
tanpa izinmu. Aku akan tetap menyapamu. Dengan atau tanpa balasanmu. Aku
akan tetap mengingatmu, dengan atau tanpa pengakuanmu. Tapi itu bukan
berarti aku sedang berusaha atau memaksamu untuk kembali padaku (dan aku
yakin kau tak akan berpikir sepicik itu). Itu semua kulakukan karena memang
demikianlah yang harus kulakukan.
Dan sampai kapan pun aku akan tetap mencintaimu. Tak ada hati yang tak
dibagi. Hatiku pernah terbagi untukmu. Meski kelak, hati ini juga akan kubagi
untuk orang lain, namamu akan tetap menjadi bagian dari sana. Sekali lagi, tak
ada hati yang tak dibagi. (Dalam hidupku, aku tak banyak meletakkan nama di
hati. Dan kamu, sudah kupilih untuk mengisinya. Aku tak hendak meminta
pengertianmu. Aku hanya ingin kamu tahu.)
Wahai kamu yang dulu pernah menjadi kekasihku,
Kita percaya, cinta bukan hanya soal ada tidaknya hubungan. Cinta bukan hanya
soal kebersamaan. Cinta adalah ketika aku menyayangi setiap orang memang

seharusnya kusayangi. Hanya saja memang porsinya yang akan berbeda,


seiiring dengan jalannya waktu merenggut usia.
Kini kita sama-sama telah dewasa. Ya, perpisahan itulah yang membuat kita
semakin dewasa. Kini kita telah mampu membedakan mana yang seharusnya
dilakukan dan diputuskan. Kita juga sudah sama-sama mengerti dan mampu
menjadi penentu atas jalan hidup yang akan kita jalani.
Wahai kamu yang dulu pernah menjadi kekasihku,
Aku tak akan mengganggumu, kecuali melalui sedikit doa-doa yang kupanjatkan
kepada Tuhan.
Pahamilah, aku hanya tak ingin melupakan orang-orang yang telah mencintai
dan kucintai. Aku akan senantiasa mengingatnya.
Sebab kutahu, setiap cinta melahirkan pelajaran-pelajaran hidup yang akan
menuntunku menyelesaikan tugas di dunia.

Anda mungkin juga menyukai