Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK DEWASA DENGAN HIPERTENSI

DI DUSUN KRASAK DESA JIMBARAN KECAMATAN BANDUNGAN


KABUPATEN SEMARANG

OLEH:
FARIDATUN NIKMAH

PROGRAM PENDIDIKAN ROFESI NERS


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
a. Dewasa
Menurut Hurlock (1980), orang dewasa adalah individu yang telah menyelesai
kan pertumbuhannnya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan
orang dewasa lainnya.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja.Masa remaja yang ditand
ai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini di
dapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mentalege-nya.Berbag
ai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan ke
masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pan
dangan tentang masa depan sudah lebih realistis.Erickson (dalam Monks, Knoers &
Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa aw
al berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak m
elibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengala
mi apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menya
lahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
b. Batasan Dewasa
Pembagian masa dewasa menurut Hurlock (1980):
1. Masa dewasa dini
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, s
aat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampu
n reproduksi.
2. Masa dewasa madya
Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni
saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas namak pada setia
p orang.
3. Masa dewasa lanjut (usia lanjut)
Masa dewasa lanjut-senescence atau usia lanjut dimulai pada umur 60 ahun samp
ai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan psikologis cepat menurun, tetapi tekn
ik pengobatan modern serta upaya dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan
pria dan wanita berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka m

asih lebih muda.


A. Karakteristik
1. Masa dewasa dini sebagai masa pengaturan
Telah dikatakan bahwa masa anak-anak dan masa remaja merupakan periode pertu
mbuhan dan masa dewasa merupakan masa pengaturan (settle down). Pada generasi-ge
nerasi terdahulu berada pandangan bahwa jika anak laki-laki dan wanita mencapai
usia dewasa yang sah hari-hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah
tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa pria
muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditanganinya sebagai karirnya s
edangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pe
ngurus rumah tangga (Hurlock, 1980).
2. Masa dewasa dini sebagai usia reproduktif
Orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang d
ewasa. Jika wanita ingin berkarir sesudah menikah, dia akan menunda luntuk mempu
nyai anak sebelum usia 30 tahun. Dengan demikian baginya hanyalah dasa warsa ter
akhir dari masa dewasa dini merupakan usia reproduktif. Bagi orang yang cepat me
mpunyai anak pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa re
maja kemungkinan seluruh masa dewasa dini merupakan masa reproduksi (Hurlock, 19
80).
3. Masa dewasa dini sebagai masa bermasalah
Dengan menurunnya tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun pada
tahun 1970, anak-anak muda telah dihadapkan banyak masalah dan mereka tidak sia
p untuk mengatasinya (Hurlock, 1980). Contohnya gaya hidup yang kurang baik sepe
rti merokok, minum alkohol (Efendi, 2009).
4. Masa dewasa dini sebagai masa ketegangan emosional
Apabila orang berada disuatu wilayah baru ia akan berusaha memahami letak ta
nah itu dan mungkin sekali ia agak bingung dan mengalami keresahan emosional (Hu
rlock, 1980). Contohnya gangguan pada psikis , stress dapat menyebabkan insomnia
(Efendi, 2009).
5. Masa dewasa dini sebagai masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang kedalam poa keh
idupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan te
man-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang dan berbarengan dengan it
u keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang (Hurloc
k, 1980).
6. Masa dewasa dini sering merupakan masa ketergantungan
Meskipun telah resmi menjadi status dewasa pada usia 18 tahun, dan status in
i memberikan kebebasan untuk mandiri, banyak orang muda yang masih agak tergantu
ng atau bahkan sangat tergantung pada orang lain selama jangka waktu ;yang berbe
da (Hurlock, 1980).
7. Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai
Banyak nilai kanak-kanak dan remaja berubah karna pengalaman dan hubungan so
sial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda-beda usia dan karena nilainilai itu kini dilihat dari kacamata orang dewasa (Hurlock, 1980).
8. Masa dewasa dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Sementara gaya hidup dalam kehidupan orang amerika terus berubah semenjak aw
al abat sekarang, dapat dikatan bahwa masa dini merupakan periode yang paling ba
nyak menghadapi perubahan (Hurlock, 1980).
9. Masa dewasa dini sebagai masa kreatif
Orang muda banyak yang bangga karena lain dari yang umum dan tidak mengangga
p hal ini sebagai kekurangan, tidak seperti anak atau remaja yang selalu ingin s
ama dengan teman sebaya dalam hal berpakaian, gaya bahasa dan tingkah laku karen
a mereka takut inferior. Hal ini disebabkan karena orang tua tidak terikat lagi
oleh ketentuan orang tua maupun gurunya daan mereka bebas berbuat apa yang merek
a inginkan (Hurlock, 1980).
B. Indikator derajat kesehatan
Indikator derajat kesahatan atau masalah kesehatan :

1. Indikator akhir
a. Angka kesakitan menurut Padila (2013)
1) PPOK
2) BPH
3) Jantung
4) Urisemia (Suiraoka, 2012)
5) Hipertensi
6) Osteoporosis
7) DM tipe 2
2. Indikator antara
a. Perilaku
1) Pengetahuan
a) Dimensia (Widyanto, 2014)
b) Pengetahuan tentang penyakitnya
c) Pengetahuan tentang gaya hidup sehat
2) Sikap
a) Pola pikir
b) Spiritual (Padila, 2013)
c) Penolakan (Nugroho, 2008)
d) Kepatuhan (Nugroho, 2008)
e) Motivasi (Nurgroho, 2008)
f) Gaya hidup
3) Keterampilan
a) Self care (Padila, 2013)
b) Kreativitas
b. Pelayanan kesehatan
1) Puskesmas
2) Posyandu lansia
3) Promkes
4) Konseling
C. Program kesehatan
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan penataan pelayanan kesehatan ( pelayanan
pendidikan kesehatan masyarakat)
2. Meningktkan peran serta masyaraka.melalui peran masyarakat diharapka mampu be
rsifat efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan manajemen kesehatan dilakukan melalui pendayagunaan tenaga keseh
atan profisional yang secara langsung mampu mengatasi kesehatan masyarakat.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebihdari 90 mmHG (Luckman Sorensen).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebih. (Barbara Hearrison).
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tek
anan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi l
ansia, hipertensi di definisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan d
iastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001) Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama denga
n atau di atas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
2. Etiologi
a. Faktor risiko yang tidak dapat di modifikasi
1) Keturunan

Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai orang tu


a atau salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko l
ebih besar untuk terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya norm
al (tidak menderita hipertensi). Adanya riwayat keluarga terhadap hipertensi da
n penyakit jantung secara signifikan akan meningkatkan risiko terjadinya hiperte
nsi pada perempuan di bawah 65 tahun dan laki
laki di bawah 55 tahun (Julius, 2
008).
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin mempunyai pengaruh penting dalam regulasi tekanan darah. Se
jumlah fakta menyatakan hormon sex mempengaruhi sistem renin angiotensin. Seca
ra umum tekanan darah pada laki laki lebih tinggi daripada perempuan. Pada per
empuan risiko hipertensi akan meningkat setelah masa menopause yang mununjukkan
adanya pengaruh hormon (Julius, 2008).
3) Umur
Beberapa penelitian yang dilakukan, ternyata terbukti bahwa semakin tinggi umur
seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya. Hal ini disebabkan elastisitas
dinding pembuluh darah semakin menurun dengan bertambahnya umur.
Sebagian bes
ar hipertensi terjadi pada umur lebih dari 65 tahun. Sebelum umur 55 tahun tek
anan darah pada laki laki lebih tinggi daripada perempuan. Setelah umur 65 tek
anan darah pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Dengan demikian, ri
siko hipertensi bertambah dengan semakin bertambahnya umur (Gray, et al. 2005)
b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
1) Merokok
Merokok dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menaikkan tekanan darah
. Menurut penelitian, diungkapkan bahwa merokok dapat meningkatkan tekanan dara
h. Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan, karena nikot
in dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah dan dapat menyebab
kan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Nikotin bersifat toksik terhadap jar
ingan saraf yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun dias
tolik, denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemaka
ian O2 bertambah, aliran darah pada koroner meningkat dan vasokontriksi pada pem
buluh darah perifer (Gray, et al. 2005).
2) Obesitas
Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak abdominal erat kaitannya dengan hi
pertensi. Tingginya peningkatan tekanan darah tergantung pada besarnya penambaha
n berat badan. Peningkatan risiko semakin bertambah parahnya hipertensi terjadi
pada penambahan berat badan tingkat sedang. Tetapi tidak semua obesitas dapat
terkena hipertensi. Tergantung pada masing
masing individu. Peningkatan tekanan
darah di atas nilai optimal yaitu> 120 / 80 mmHg akan meningkatkan risiko terjad
inya penyakit kardiovaskuler. Penurunan berat badan sekitar 5 kg dapat menurunka
n tekanan darah secara signifikan (Haffner, 1999).
3) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalaui saraf simpatis ya
ng dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stress berlang
sung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap. Pada binat
ang percobaan dibuktikan bahwa pajanan terhadap stress menyebabkan binatang ters
ebut menjadi hipertensi (Pickering, 1999).
4) Aktifitas Fisik
Orang dengan tekanan darah yang tinggi dan kurang aktifitas, besar kemun
gkinan aktifitas fisik efektif menurunkan tekanan darah. Aktifitas fisik memba
ntu dengan mengontrol berat badan. Aerobik yang cukup seperti 30
45 menit berjal
an cepat setiap hari membantu menurunkan tekanan darah secara langsung. Olahraga
secara teratur dapat menurunkan tekanan darah pada semua kelompok, baik hiperte
nsi maupun normotensi (Simons-Morton, 1999).
5) Asupan
Makanan yang mengandung banyak lemak dan garam dapat menyebakan hipertensi
. Selain itu mengkonsumsi kafein dan makanan yang manis
manis juga dapat menyeba
bkan hipertensi.
3. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah :


Sakit kepala
Nyeri pada leher belakang
Vertigo
Mual muntah
Perubahan penglihatan
Kesemutan pada kaki dan tangan
Sesak nafas
Kejang atau koma
Nyeri dada
Muka merah
Sering marah
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis bebera papasien yang menderita
hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesaknafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :


Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok dan alcohol
Perbanyak makanan buah dan sayuran

DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry & Makhfudi.(2009).Keperawatan Kesehattan Komunitas.Jakarta:Salemba
Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rinek
a Cipta
Nugroho, Wahyudi. 2014. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : EGC.
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai