Kelompok 2
Nama
: Vini Anggarini
(06041281320008)
Desi Lusiana
(06041381320019)
Mutmainnah
(06041181320022)
Muzaki Adila
(06041181320012)
Pitanida
Rajaguguk
(06041281320013)
Yulia Trisnawati (06041181320017)
Dosen pembimbing
sejarah
yang
paling
dekat,
terdekat,tetangga,sekolah,kampungnya
bisa
serta
dimulai
dari
lingkungan
keluarga
sekitarnya.
istiadat, kuliner, dan apa saja yang menarik yang ada di daerah mereka.
Dalam proses pembelajaran sejarah lokal harus disajikan lebih
menarik kepada peserta didik misalnya dengan menceritakan tokoh yang
berasal dari daerah mereka. Guru harus menjadi teladan sehingga
penanaman nilai-nilai dapat tertanam dengan baik, suasana dalam proses
pembelajaran harus kondusif bagi berkembangnya rasa kecintaan pada
daerah/lokal akan tertanam dalam diri siswa. Kemudian setelah membahas
sejarah lokal terdekat, barulah bahas dengan wilayah cakupan yang lebih
luas
misalnya,
kecamatan,kabupaten/kota,
dan
provinsi.
Kecintaan
Kita
juga
harus
menghargai
usaha
dari
peserta
didik
yang
mengangkat sejarah lokal, sebaik dan buruk mana pun kita harus
memberikan apresiasi kepada mereka. Karena mereka telah mengangkat
sejarah yang mereka sukai dari lingkungan terdekat mereka. Sejarah
disetiap daerah berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri. Sehingga
indonesia ini kaya akan suku dan budaya. Dengan perbedaan itu
semestinya masyarakat lebih memberikan kebanggaan dan menjauhkan
dari disintegrasi. Kekuatan persatuan lebih baik dijunjung tinggi dengan
menghargai perbedaan yang ada antar wilayah.
Masyarakat hanya beberapa saja yang mengangkat sejarah lokal
karena itu setiap generasi muda harusnya kita perkenalkan dengan
budaya dari wilayah terdekat, ini sangat penting untuk melestarikan
kekayaan budaya yang dimiliki oleh setiap daerah. Padahal sejarah lokal
yang dimiliki suatu daerah itu sangat unik namun kurang diminati
khususnya
oleh
generasi
muda
sekarang
ini
dan
juga
kurangnya
disana.
Dengan
adanya
sumber
lisan
itu
menambah
pengetahuan bagi peneliti dan juga bisa menambah sumber dari buku
yang berhubungan. Kebudayaan yang berasal dari masyarakat mulai dari
yang terkecil dan terbesar semuanya perlu disatukan dalam persatuan
supaya bisa menumbuhkan kesadaran sejarah diawali dari hal sederhana
mulai mencintai sejarah lokal kemudian mengarah nasional. Sejarah
nasional Indonesia juga merupakan warisan dalam bentuk sejarah daerah
(meliputi batasan administratif,propinsi,kabupaten,dll). Sejarah daerah
memiliki peranan yang besar untuk memperkuat sejarah nasional.
Periodisasi sejarah nasional tidak sama dengan periodisasi sejarah lokal? Bukankah
batasan sejarah lokal dibatasi oleh penulisnya? Analisis!
Perodisisasi sejarah nasional dan sejarah lokal tidaklah sama, karena sejarah nasional
adalah puncak-puncak kebudayaan lokal, sedangkan sejarah lokal itu sendiri adalah tradisi,
adat istiadat, cerita rakyat/ dongeng/ legenda, dsb. Selain itu, peristiwa yang terjadi di nasional
belum tentu di daerah terjadi juga dengan waktu yang sama. Contohnya pada saat
kemerdekaan, pembacaan teks proklamasi terjadi di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945,
sedangkan di Palembang terjadi lima hari setelahnya. Sejarah nasional juga lebih bersifat
politik, sedangkan sejarah lokal lebih bersifat budaya. Contoh sejarah nasional seperti G30S/PKI, contoh sejarah lokal seperti pengaruh kebudayaan Tiongkok terhadap daerah pesisir
sungai musi. Sejarah lokal yang berpengaruh besar akan diangkat menjadi sejarah nasional
seperti sejarah kerajaan Sriwijaya yang berpengaruh besar terhadap Nusantara, sehingga di
anggap sebagai sejarah Nasional.
Sejarah lokal memang dibatasi oleh penulisnya, namun dalam penulisannya itu sendiri,
penulis dapat membuat sejarah lokal seluas-luasnya, namun dalam penulisan sejarah lokal,
sering mengalami kendala terhadap sumber yang didapat, karena kebanyakan sumber yang
diperoleh dengan cara wawancara, sehingga narasumber sering kali bersifat subjektif, dan
sumber yang didapat juga tidak terlalu akurat. Selain itu belum banyak juga referensi buku
tentang sejarah lokal, sehingga mempersulit penulis untuk menulis sejarah lokal di daerahnya.
Periodesasi sejarah nasional juga tidak dapat ditarik ke dalam sejarah lokal karena sejarah
lokal memiliki bagian-bagian yang lebih spesifik sehingga periodesasinya tidaklah sama.
Contoh lainnya, ketika indonesia mengalami krisis moneter di Sumatera Selatan
khususnya pada waktu itu tidak mengalami krisis dengan demikian sejarah nasional belum
tentu terjadi di daerah-daerah seluruh indonesia. Maka dari itu, periodesasi dari sejarah
nasional dan sejarah lokal belum tentu sama. Dan juga peristiwa yang terjadi di sejarah lokal
belum tentu juga wilayah lain khususnya lingkup nasional juga mengalami.
nasya.afif@gmail.com