Anda di halaman 1dari 31

CASE REPORT

MORBILI

Pembimbing:
dr. Keswari, Sp.A
Disusun Oleh:
I Gusti Ngurah Dhyana Yoga
1161050016
K E PA N I T E RA A N K L I N I K I L M U K E S E H ATA N A N A K
PERIODE 9MEI - 23 JULI 2016
F A K U LT A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S K R I S T E N
INDONESIA

N
A
U
A
A
J K
A
N
I
T
T S
U
P
M

IL

DEFINISI
Morbili atau juga disebut dengan Campak,
Measles, Rubeola merupakan penyakit akut
yang sangat menular, disebabkan oleh
infeksi
virus
yang
pada
umumnya
menyerang anak.
Morbili adalah penyakit anak menular yang
lazim biasanya ditandai dengan gejalagejala utama ringan, ruam serupa dengan
campak ringan atau demam, scarlet,
pembesaran serta nyeri limpa nadi

EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, menurut survei Kesehatan
Rumah Tangga, campak menduduki tempat
ke-5 dalam urutan 10 penyakit utama pada
bayi (0,7%) dan tempat ke-5 dalam urutan
10 macam penyakit utama pada anak umur
1-4 tahun (0,77%)
Telah
diketahui
bahwa
campak
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh
secara umum, sehingga mudah terjadi
infeksi sekunder atau penyulit. Penyulit
yang
sering
dijumpai
adalah
bronkopneumonia (75,2%), gastroenteritis
(7,1%), ensefalitis (6,7%) dan lain-lain
(7,9%).

ETIOLOGI
Virus campak merupakan virus
RNA
famili
paramyxoviridae
dengan genus Morbili virus
Ditemukan
pada
sekret
nasofaring, darah dan urin paling
tidak selama masa prodromal
hingga beberapa saat setelah
ruam muncul.
Virus campak adalah organisme
yang tidak memiliki daya tahan
tinggi apabila berada di luar tubuh
manusia.

PATOLOGI
Lesi kulit, membran mukosa
nasofaring,
bronkus,
saluran
pencernaan, dan konjungtiva.
Karakteristik

terdapatnya
distribusi yang luas dari sel
raksasa
berinti
banyak
yang
merupakan
hasil
dari
penggabungan sel.
Dua tipe utama dari sel raksasa
yang muncul adalah (1) sel
Warthin-Findkeley
yang
ditemukan
pada
sistem
retikuloendotel (adenoid, tonsil,

PATOGENESIS
Infeksi virus campak adalah epitel
saluran
nafas
nasofaring

penyebaran pertama virus campak


ke jaringan limfatik regional
viremia
primer

multiplikasi
ekstensif
dari
virus
(jaringan
limfatik regional) kandungan
virus dalam darah, saluran nafas,
dan organ lain mencapai puncaknya
dan kemudian jumlahnya menurun
secara cepat dalam waktu 2 hingga
3 hari. bereplikasi di dalam sel
endotel, sel epitel, monosit, dan

PATOGENESIS
Hari
0

Manifestasi
Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel
nasofaring atau kemungkinan konjungtiva

1-2
2-3
3-5

Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus


Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional
Viremia primer
Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat
infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang

5-7
7-11

jauh
Viremia sekunder
Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk

11-

saluran nafas
Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain

14
15-

Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang

17
Sumber :Feigin et al.2004.Textbook of Pediatric Infectious Diseases 5th edition

STADIUM MORBILI
Stadium Inkubasi

Masa inkubasi campak berlangsung 12-14 hari.

Terjadi viremia

Reaksi imunologi ekstensif

Tidak ada gejala sakit

Stadium Prodormal
Manifestasi klinis berlangsung selama 2 5 hari
Gejala utama demam terus meningkat hingga puncaknya 39.4
40,6 derajat celcius, batuk pilek, konjungtivitis, fotofobia
Bercak koplik, tanda patofnomonik muncul hari ke 101
infeksi.
Bintik putih keabuan, ukuran butiran pasir, areola tipis
berwarna kemerahan, biasa bersifat hemoragik
Mukosa bukal depan gigi geraham bawah, palatum, tengah
bibir bawah dan karunkula lakrimalis
Muncul 1-2 hari sebelum ruam, menghilang sekitar 12 18 jam
kemudian

STADIUM MORBILI
Stadium Erupsi
Campak tipikal ruam muncul hari ke 14
infeksi
Ruam saat puncak gejala gangguan pernafasan
dan saat suhu berkisar 39,5 derajat celcius.
Ruam makula, di lateral atas leher, belakang
telinga, dan garis batas rambut.
Menjadi makulopapular dan menyebar ke
seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada pada
24 jam pertama.
Hari ke 2 3 menjalar ke punggung, abdomen,
seluruh tangan, paha dan kaki
Penyembuhan -> deskuamasi kecoklatan pada
area konfluensi.

DIAGNOSIS

Penyakit
campak
dapat
didiagnosis
berdasarkan
gejala
klinis
yang
klasik
menurut CDC (Centre for
Disease
Control
and
Prevention) dengan kriteria
sebagai berikut:8
Terdapat ruam papulomakuler
menyeluruh
yang
terjadi
dalam waktu 3 hari atau lebih
Demam 38,3 C (101F)

DIAGNOSIS LABORATORIUM
Pemeriksaan darah rutin
Biasanya ditemukan leukositosis dan
peningkatan
LED
namun
jarang
ditemukan
Deteksi virus
Ditemukan pada sel mononuclear darah
tepi, sekresi saluran nafas, usapan
konjugtiva dan dalam urin.
melihat sel raksasa dan mendeteksi
antigen dengan menggunakan antibodi
terhadap protein N virus
Pemeriksaan jaringan langsung pada
penderita dengan immunocompromised
karena
respon
antibodinya
tidak

DIAGNOSIS LABORATORIUM
Deteksi Antibodi
Menggunakan sampel saliva atau
serum.
Bersamaan dengan ruam kulit
Dideteksi
3
hari
sesudah
munculnya ruam
Meningkat cepat dan kemudian
menurun
hingga
tidak
dapat
dideteksi setelah 4-12 minggu
IgG sebaiknya diperiksa pada
sampel
yang
sama
untuk
mengetahui apakah sudah pernah

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding morbili diantaranya :
1. Roseola infantum. Pada Roseola infantum,
ruam
muncul
saat
demam
telah
menghilang.
2. Rubella. Ruam berwarna merah muda dan
timbul lebih cepat dari campak. Gejala yang
timbul tidak seberat campak.
3.

Alergi
obat.
Didapatkan
riwayat
penggunaan obat tidak lama sebelum ruam
muncul dan biasanya tidak disertai gejala
prodromal.

4. Demam skarlatina. Ruam bersifat papular,


difus
terutama
di
abdomen.
Tanda
patognomonik
berupa
lidah
berwarna
merah stroberi serta tonsilitis eksudativa

PENYULIT MORBILI
a) Bronkopneumonia
Dapat disebabkan oleh invasi langsung virus campak
maupun
infeksi
sekunder
oleh
bakteri
(Pneumococcus, Streptococcus, Staphylococcus, dan
Haemophyllus influenza).
Ditandai dengan adanya ronki basah halus, batuk,
dan meningkatnya frekuensi nafas.
Penanganan dengan antibiotik diperlukan agar tidak
muncul akibat yang fatal.
b) Encephalitis
Komplikasi neurologis
infeksi campak.

tidak

jarang

terjadi

pada

Gejala encephalitis biasanya timbul pada stadium


erupsi dan dalam 8 hari setelah onset penyakit.
Tanda dari encephalitis yang dapat muncul adalah :
kejang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan frekuensi
nafas, twitching dan disorientasi.
Dugaan penyebab timbulnya komplikasi ini antara lain

PENYULIT MORBILI
c) Subacute Slcerosing Panencephalitis (SSPE)
Degenerasi
susunan
syaraf
pusat

deteriorisasi tingkah laku dan intelektual


yang diikuti kejang.
Insidensi pada anak laki-laki 3x lebih sering
dibandingkan dengan anak perempuan.
Anak yang belum mendapat vaksinansi
memiliki risiko 10x lebih tinggi untuk
terkena SSPE dibandingkan dengan anak
yang telah mendapat vaksinasi.
d) Konjungtivitis
Konjungtivitis terjadi pada hampir semua
kasus campak.
Dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri
yang dapat menimbulkan hipopion, pan

PENYULIT MORBILI
e) Otitis Media

Membran timpani biasanya hiperemi pada fase prodromal dan


stadium erupsi.

f) Diare
Diare dapat terjadi akibat invasi virus campak ke mukosa saluran
cerna sehingga mengganggu fungsi normalnya maupun sebagai
akibat menurunnya daya tahan penderita campak 4
g) Laringotrakheitis

Penyulit ini sering muncul dan kadang dapat sangat berat


sehingga dibutuhkan tindakan trakeotomi.

h) Jantung

Miokarditis dan perikarditis dapat menjadi penyulit campak.


Walaupun jantung seringkali terpengaruh efek dari infeksi
campak, jarang terlihat gejala kliniknya.

i) Black measles

Merupakan bentuk berat dan sering berakibat fatal dari infeksi


campak yang ditandai dengan ruam kulit konfluen yang bersifat
hemoragik.

PENATALAKSANAAN
Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis,
Istirahat, pemberian cairan yang cukup,
suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila
terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila
terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan
vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6
bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit untuk
anak usia >1 tahun.
Vitamin
A
diberikan
untuk
membantu
pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak,
menurunkan morbiditas campak juga berguna
untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah
limfosit total.
Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu

PENCEGAHAN
Imunisasi aktif
Diberikan vaksin campak pada umur 9 bulan
dan 6 tahun dengan dosis 1000 TCID50 atau
sebanyak 0.5 ml secara subkutan.
Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)
Indikasi :
Anak
usia
>
12
bulan
dengan
immunocompromised
belum
mendapat
imunisasi, kontak dengan pasien campak, dan
vaksin MMR merupakan kontraindikasi.
Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar
langsung dengan pasien campak mempunyaii
resiko
tinggi
untuk
berkembangnya
komplikassi
penyakit
ini,
maka
harus

DATA SUBJEKTIF

I. Identitas Pasien
Nama
: An. A
Tanggal lahir : 5 Juli 2014
Umur
: 1 tahun 10 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Kristen
Pendidikan
:Alamat
: CIP Melayu Jati Jakarta
Timur

II.
Anamnesis ( 27/5/16 pukul
16.00 )

Keluhan Utama : Demam

Keluhan tambahan : Batuk, timbul bercakbercak di


seluruh tubuh

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan demam sejak 6
hari. Demam yang dirasakan pasien naik turun,
kadang-kadang
membuat
pasien
sampai
menggigil. Orang tua pasien sudah mengukur
suhu tubuh pasien dirumah, suhu tubuh pasien
mencapai 40 derajat celcius. Pasien juga sudah
diberiksan obat penurun panas, tetapi demam
ppasien tetap naik turun. Orang tua pasien juga
mengatakan pasien sering batuk-batuk sejak 6
hari SMRS. Batuk semakin parah sejak tadi
malam, batuknya kering. Diseluruh tubuh pasien
juga timbul bintikbintik merah yang timbul
sejak 3 hari yang lalu. Orang tua pasien
mengatakan awalnya bintik-bintik merah tersebut
dimulai dari leher, kemudian diselangkangan,
keudian ke perut hingga mencapai seluru bagian
tubuh pasien. BAB pasien menjadi cair sejak 2

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien baru pertama kali
mengalami keluhan seperti ini
Riwayat Penyakit Keluarga
Dilingkungan rumah pasien ada
yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien.

Riwayat Kehamilan :
Sakit selama hamil (-), demam (-), kuning (-), keputihan (-),
perut tegang (-), BAK sakit dan anyang-anyangan (-),
kencing manis (-), dan darah tinggi (-).
Riwayat Kelahiran :
Cara lahir

: Spontan

Tempat lahir

: Rumah bersalin

Ditolong oleh : Bidan


Masa gestasi

: Cukup bulan

Berat lahir : 3500 gram


Panjang lahir

: 51 cm

Lahir normal, langsung menangis, sianosis (-), kejang (-),nilai


APGAR 8/9
Kelainan bawaan :
Tidak ada.

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG:

Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan


Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor :
* Tengkurap
* Duduk
* Berdiri
* Berjalan
* Berbicara

: 4 bulan
: 6 bulan
: 9 bulan
: 12 bulan
: 10 bulan

* Membaca/menulis

: - tahun

Kesan : Tumbuh dan kembang sesuai dengan


usia menurut KPSP

RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin
BCG
DPT / DT

Dasar (Umur)
1 bulan

2 bulan 3 bulan 4 bulan

POLIO

0 hari

Campak

9 bulan

Hepatitis B

Ulangan (Umur)

2 bulan

0 bulan 2 bulan

MMR

TIPA

3 bulan

3&4
bulan

Imunisasi sesuai menurut Depkes tahun 2014

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan dibangsal ( 27/1/16), pukul 16.00


Keadaan umum
Kesadaran

: Tampak sakit sedang

: compos mentis

Tekanan darah

: 100/60 mmHg

Denyut Nadi
isi cukup)

: 120x/menit (reguler, kuat angkat,

Frekwensi Pernafasan
Suhu tubuh

: 24x/menit (reguler,retraksi -)

: 39,3 oC (aksila)

Data Antropoemetri
- Berat Badan

: 10 kg

- Tinggi Badan : 85 cm
Menurut CDC tahun 2000
BB/U: 81,9 % berat badan cukup
TB/U: 99,4% baik/ normal

Kepala
Kepala : Normocepahli
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
Mata
: Konjungtiva tidak pucat, kelopak mata
cekung -/- ,
sklera ikterik -/-, pupil isokor
3mm/3mm, reflex
cahaya +/+, oedem
palpebra -/Telinga
: Normotia, liang telinga lapang +/+,
serumen -/-,
sekret -/Hidung
: Cavum nasi lapang, sekret -/-,
deviasi septum -,
pernafasan cuping hidung
- /Bibir

: Mukosa bibir kering +, sianosis -

Gigi geligi : Tidak ada kelainan


Lidah

: Coated tongue -

Tonsil

: T1 T1, hiperemis -/-

Dada
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris
Retraksi (-)
Palpasi

: Stem fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi

: Perkusi perbandingan kanan dan kiri sama sonor

Auskultasi

: Bunyi napas dasar bronkovesikuler


Ronki +/+, Wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi

: Ictus cordis teraba di IC V lateral midclavicula sinistra

Perkusi

: Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi

: Bising usus (+) 3x/menit

Palpasi

: supel, nyeri tekan - , hepatosplenomegali -

Perkusi

: Nyeri ketuk -

Kulit

: Warna sawo matang, ikterik -, petechie -

Ekstremitas

: Bentuk biasa, deformitas -, akral hangat,


sianosis () Rumple lead (+)

Pemeriksaan Penunjang
27/1/16
V. Diagnosa Kerja
MORBILI
BRONKITIS
VI. Diagnosa Banding
RUBELLA
VII. Penatalaksanaan
Rawat inap
Diet : Lunak
IVFD : RL 10 tetes per menit
MM :
-Ambroxol
-Paracetamol 3x1 cth
-Vitamin A 100.000 UI
Periksa H2TL / 24 jam

Jenis

Hasil

pemeriksaan
Hemoglobin

12,6 mg/dl

Hematokrit

37.8 %

Leukosit

5100 /ul

Trombosit

220.000 /ul

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai