(Mahasiswa FMIPA jurusan matematika) Ketika berbicara tentang mahasiswa, kita pasti akan menemukan satu kenyataan sejarah yang memuat dinamika perlawanan yang berdarah-darah. Mahasiswa adalah sosok yang cukup misterius dan susah diajak kompromi apalagi ketika berhadapan dengan kekuasaan yang tirani, otoriter, dan eksploitatif. Nyawa mereka kadang-kadang menjadi garansi untuk sebuah keadilan. mahasiswa adalah kaum elit muda (meminjam istilah Hariman Siregar) yang dalam setiap derap langkah pembangunan terus setia memainkan kontrol-kontrol progresif, yang cukup memiliki dampak yang signifikan dalam akselerasi demokratisasi. Mahasiswa, lagi-lagi adalah kelas social tersendiri yang senantiasa aktif dan memiliki radikalisasi gerakan yang cukup diperhitungkan dalam kancah dan panggung perpolitikan bangsa. Takdir hidup dan realitas subyektif mereka selalu saja dipenuhi dengan refleksi, Aksi dan proyeksi yang programatik serta berbasis pada kenyataan sosiial, kenyataan inilah yang membuat kelompok muda seperti mahasiswa sering dan bahkan selalu dihadapkan pada situasi kekuasaan yang cukup menggoda. Organisasi mahasiswa menjadi kekuatan besar yang dimiliki oleh mahasiwa untuk memperjuangkan Hak-nya dalam proses pendidikan di kampus. Akan tetapi pragmatisme dalam berorganisasi seakan mematikan gerakan mahasiswa masa kini. Godaan material untuk ikut dalam beroganisasi kian makin marak di kalangan mahasiswa, bahkan pesta demokrasi mahasiswa, seperti pemilihan presiden BEM, Ketua senat mahasiswa, ketua HMJ, dan ketua UKM, menjadi wahana untuk melakukan tindakan eksploitatif terhadap sesama mahasiswa. Di mana suara yang sering digemuruhkan dengan megaphone, hidup mahasiswa??? Mana sumpah mahasiswa yang sering di teriakkan dalam aksi demo ? ataukah mereka lupa atas tugas dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, saya kira tak ada yang bisa menjawab selain mahahsiswa itu sendiri. Dalam waktu yang dekat ini akan dilaksanakan pesta demokrasi mahasiswa seperti pemilihan ketua BEM, SENMA, HMJ, HMPS, dan UKM, melalui pesta demokrasi ini tentunya menjadi harapan kita bersama bahwa Saatnya mahasiswa kembali ke peran mahasiwa yang sebenarnya sebagai iron stock, guardian of value dan agent of change sebagaimana yang di agung-agungkan oleh mahasiswa dalam materi organisasi. Semoga pesta demokrasi mahasiswa tahun ini benar-benar dapat menghasilkan pemimpin yang peduli terhadap kepentingan dan kesejahteraan mahasiswa. Salam perubahan.!!!!!