Kelompok 10
DISUSUN OLEH :
Fathimah Nurmajdina Marjani
Nailul Muna
Nia Fachrunnisa
Dwi Puspita Ayu
11151020000073
11151020000077
11151020000086
11151020000100
Kelas : II B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pendamping presentasi kami tentang Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad
SAW yang atas perjuangan beliau sehingga kita dapat tetap hidup dibawah
naungan cahaya rahmat dan dapat terus menuntut ilmu guna mendapat derajat
kemuliaan di sisi-Nya serta dapat lebih mengenal hakikat-Nya.
Makalah agama ini telah kami susun dan kami rangkai dengan baik dan
benar guna melengkapi tugas presentasi kami pada mata kuliah Studi Islam. Kami
harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca guna menambah
pengetahuan, terutama pengetahuan tentang sejarah Islam yang membawa kita
hingga ke zaman kemuliaan seperti sekarang ini.
Terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah berperan
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, serta permohonan maaf atas
makalah yang memiliki banyak kekurangan dan kesalahan ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan baik bagi para pembacanya
dan dapat bermanfaat, baik untuk kami dari tim penyusun maupun bagi para
pembaca. Sebelumnya kami memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan. Maka dari itu, kami mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan kami
kedepannya.demi perbaikan di masa depan.
Ciputat, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
4
BAB II PEMBAHASAN
5
A. Periodisasi Kesultanan-kesultanan di Indonesia hingga
Kemerdekaan Indonesia
5
B. Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Kemunduran,
Sistem Politik, serta Peran Wali Songo di dalam
Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
6
1. Aceh
6
2. Riau
8
3. Jawa
11
4. Banten
13
5. Kalimantan
17
6. Sulawesi
19
7. Maluku
21
C. Pengaruh Kesultanan Islam dalam Perkembangan Masyarakat
Indonesia
23
1. Bidang Politik
23
2. Bidang Pendidikan
24
3. Bidang Ekonomi
24
4. Bidang Kebudayaan
24
D. Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda, serta
meleburnya kesulthanan Islam ke dalam NKRI
25
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
30
31
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Agama
berkembang
Islam
di
merupakan
Indonesia,
dan
agama
yang
merupakan
sudah
lama
agama
yang
nya
Islam
di
Indonesia,
telah
memberikan
dengan
ajaran
islam(akomodatif),
bersifat
efaliter,
tak
pernah
tahu
bahwa
agama
mereka
telah
BAB II
PEMBAHASAN
Tahun terjadi
1200-1600
1267-1521
1257-sekarang
1500-1825
1400-1511
1500-1792
1475-1548
1527-1599
1496-1903
1520-1860
1527-1813
1430-1666
Abad ke-15 sekarang
1588-1681
1659-1823
1723-1945
1725-1946
1512-1850
1602-1800
1800-1942
1899-1942
(19421945)
1945-1950
B. Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Kemunduran, Sistem Politik, serta Peran
Wali Songo di dalam Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
1. Aceh
Menjelang abad ke-13 SM, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman
Muslim. Persentuhan antara penduduk pribumi dengan pedagang Muslim dari
Arab, Persia, dan India memang pertama kali terjadi di daerah ini. Oleh
karena itu, diperkirakan proses Islamisasi sudah berlangsung sejak
persentuhan itu terjadi.1 Kerajaan Islam yang terkenal di Aceh adalah
Samudera Pasai. Sejarah kerajaan Samudera Pasai diperkirakan mulai berdiri
pada tahun 1267. Kerajaan ini merupakan sebuah kerajaan Islam dengan
pusat operasi di patai utara Sumatera, tepatnya di sekitar Lhokseumawe, Aceh
Utara. Sumber sejarah yang biasa digunakan oleh para sejarawan untuk
meneliti kerajaan ini adalah Hikayat Raja-raja Pasai, sebuah buku dalam
bahasa Melayu dimana buku ini bercerita tentang salah satu kerajaan Islam
yang pertama muncul di Indonesia, yaitu Samudera Pasai. Hal ini
dikarenakan hingga kini sangat sedikit bukti-bukti arkeologis yang bisa
menjadi dasar awal penelusuran kerajaan Islam ini. Selain Hikayat Raja-raja
Pasai, mereka juga mengaitkan cerita dalam buku itu dengan makam-makam
milik raja, serta dengan penemuan koin-koin dari emas dan perak yang
terbubuhi nama raja yang saat itu sedang memerintah.
Yang menjadi penoreh pertama tinta sejarah kerajaan Samudera Pasai ini
adalah Marah Silu yang memiliki gelar Sultan Malik as-Saleh pada tahun
1267-an. Marah Silu sebelumnya adalah raja Pasai yang menggantikan Sultan
Malik al-Nasser. Pada waktu itu, Marah Silu berada di kawasan dengan nama
Semerlanga. Marah Silu wafat pada tahun 696 Hijriah atau sekitar tahun 197
Masehi. Dalam buku Hikayat Raja-raja Pasai dan juga Sulalatus Salatin,
nama Pasai dan Samudera dipisahkan, karena mereka berdua merupakan dua
daerah yang sama sekali berbeda. Meski begitu, catatan Tiongkok tidak
membedakan kedua nama ini. Marco Polo juga mencatat daftar kerajaan di
1 Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2005), 196.
Sumatera, dimana dari sepanjang pulau bisa ditemukan nama Ferlec atau
Perlak, Basma, dan Samara atau Samudera.
Selepas Sultan Malik as-Saleh, pemerintahan di kerajaan Pasai dipegang oleh
putranya, Sultan Muhammad Malik az-Sahir yang merupakan buah
perkawinan antara dia dengan putri dari Raja Perlak.
mencapai
kejayaannya
sebagai
satu-satunya
Samudera Pasai
kerajaan
Islam
yang
Residentie
Riouw
pemerintahan
Hindia-Belanda
yg
Demikian juga pihak Belanda menjadikan kawasan Siak sebagai salah satu
bagian dari pemerintahan Hindia-Belanda, sesudah memaksa Sultan Siak
menandatangani perjanjian pada 1 Februari 1858. Dari perjanjian tersebut
Siak Sri Inderapura kehilangan kedaulatannya, kemudian dlm setiap
pengangkatan raja Siak mesti mendapat persetujuan dari Belanda. Selanjutnya
dlm pengawasan wilayah, Belanda mendirikan pos militer di Bengkalis serta
melarang Sultan Siak membuat perjanjian dengan pihak asing tanpa
persetujuan Residen Riau pemerintahan Hindia-Belanda. Perubahan peta
politik atas penguasaan jalur Selat Malaka, kemudian adanya pertikaian
internal Siak & persaingan dengan Inggris & Belanda melemahkan pengaruh
hegemoni Kesultanan Siak atas wilayah-wilayah yg pernah dikuasainya. Tarik
ulur kepentingan kekuatan asing terlihat pada Perjanjian Sumatera antara
pihak Inggris & Belanda, menjadikan Siak berada pada posisi yg dilematis,
berada dlm posisi tawar yg lemah. Kemudian berdasarkan perjanjian pada 26
Juli 1873, pemerintah Hindia-Belanda memaksa Sultan Siak, untuk
menyerahkan wilayah Bengkalis kepada Residen Riau. Namun di tengah
tekanan tersebut Kesultanan Siak masih mampu tetap bertahan sampai
kemerdekaan Indonesia, walau pada masa pendudukan tentara Jepang
sebagian besar kekuatan militer Kesultanan Siak sudah tak berarti lagi.
Sistem politik yang dianut kerajaan Siak yaitu dipengaruhi oleh
Kerajaan Pagaruyung. Sesudah Sultan Siak, terdapat Dewan Menteri yg mirip
dengan kedudukan Basa Ampek Balai di Minangkabau. Dewan Menteri ini
memiliki kekuasaan untuk memilih & mengangkat Sultan Siak, sama dengan
Undang Yang Ampat di Negeri Sembilan. Dewan Menteri bersama dengan
Sultan menetapkan undang-undang serta peraturan bagi masyarakatnya.
Dewan menteri ini terdiri dari:
1. Datuk Tanah Datar
2. Datuk Limapuluh
3. Datuk Pesisir
10
4. Datuk Kampar
Seiring dengan perkembangan zaman, Siak Sri Inderapura juga
melakukan pembenahan sistem birokrasi pemerintahannya. Hal ini tak lepas
dari pengaruh model birokrasi pemerintahan yg berlaku di Eropa maupun yg
diterapkan pada kawasan kolonial Belanda atau Inggris. Modernisasi sistem
penyelenggaraan pemerintahan Siak terlihat pada naskah Ingat Jabatan yg
diterbitkan tahun 1897.
3. Jawa
Proses Islamisasi sudah berlangsung di Jawa sejak abad ke-11 M,
meskipun belum meluas. Hal ini terbukti dengan ditemukannya makam
Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H (1082
M).6 Kerajaan Islam pertama di Jawa ialah kerajaan Demak. Kerajaan Islam
Demak didirikan oleh Sultan Fatah pada tahun 1482 M setelah runtuhnya
Kerajaan Syiwo-Buddho Mojopahit di tangan Girindro Wardhono pada tahun
1478 M 7. Ia merupakan anak dari istri Prabu Brawijaya V, seorang muslimah
keturunan Cina yang dihadiahkan kepada Ario Damar sebagai adipati
Palembang. Raden Fatah tumbuh dan dibesarkan di Palembang.8
Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang telah mendapatkan
pengukuhan dari Prabu Brawijaya yang secara resmi menetap di Demak dan
mengganti nama Demak menjadi Bintara. Raden Patah menjabat sebagai
adipati kadipaten Bintara, Demak. Atas bantuan daerah-daerah lain yang
sudah lebih dahulu menganut islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik, ia
mendirikan Kerajaan Islam dengan Demak sebagai pusatnya. Raden patah
sebagai adipati Islam di Demak memutuskan ikatan dengan Majapahit saat
itu, karena kondisi Kerajaan Majapahit yang memang dalam kondisi lemah.
6 Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 197
7 Drs. Samsul Munir Amin, M. A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:
Remaja Rosdakarya, 2013, cetakan ke-III)
8 Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Loc. cit., hlm. 64
11
12
13
mengusir Portugal dari Melaka tahun 1513. Atas perintah Trenggana, bersama
dengan Fatahillah melakukan penyerangan & penaklukkan Pelabuhan Kelapa
sekitar tahun 1527, yg waktu itu masih merupaken pelabuhan utama dari
Kerajaan Sunda. Selain mulai membangun benteng pertahanan di Banten,
Maulana Hasanuddin juga melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah
penghasil lada di Lampung. Ia berperan dlm penyebaran Islam di kawasan
tersebut, selain itu ia juga telah melakukan kontak dagang dengan raja
Malangkabu, Sultan Munawar Syah dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.
Seiring dengan kemunduran Demak terutama sesudah meninggalnya
Trenggana, Banten yg sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai
melepaskan diri & menjadi kerajaan yg mandiri.
Maulana Yusuf anak dari Maulana Hasanuddin, naik tahta pada tahun
1570 melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda dengan
menaklukkan Pakuan Pajajaran tahun 1579. Kemudian ia digantikan anaknya
Maulana Muhammad, yg mencoba menguasai Palembang tahun 1596 sebagai
bagian dari usaha Banten dlm mempersempit gerakan Portugal di nusantara,
namun gagal karena ia meninggal dlm penaklukkan tersebut. Pada masa
Pangeran Ratu anak dari Maulana Muhammad, ia menjadi raja pertama di
Pulau Jawa yg mengambil gelar Sultan pada tahun 1638 dengan nama Arab
Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir. Pada masa ini Sultan Banten telah
mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yg
ada pada waktu itu, salah satu diketahui surat Sultan Banten kepada Raja
Inggris, James I tahun 1605 & tahun 1629 kepada Charles I. Kesultanan
Banten merupaken sebuah kerajaan Islam yg pernah berdiri di Provinsi
Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak
memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan
menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai
pangkalan militer serta kawasan perdagangan.10
Kesultanan Banten merupaken kerajaan maritim & mengandalkan
perdagangan dlm menopang perekonomiannya. Monopoli atas perdagangan
10 Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Loc. cit., hlm. 217
14
15
12 Ibid.
16
bahkan
sampai
ke
Pulau
Panaitan
di
Ujung
Kulon.
agama
Islam.
(Roesjan;1954:10)
Dalam
Babad
Banten
17
18
Dengan meninggalnya
19
20
21
Arab, India, Persia, dan China.22 Kerajaan yang cukup terkenal adalah
kerajaan Ternate. Pulau Gapi (kini Ternate) berdiri pada abad ke-13 yang
beribu kota di Sampalu, penduduk Ternate awal merupakan warga eksodus
dari Halmahera. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang masing masing dikepalai oleh seorang momole (kepala marga), merekalah yang
pertama tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang
dari segala penjuru mencari rempah rempah. Penduduk Ternate semakin
heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab, Jawa, Melayu dan Tionghoa.
Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah ancaman
yang sering datang dari para perompak maka atas prakarsa momole Guna
pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi
yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja.
Tahun 1257 momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai
Kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272).
Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan
selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga
sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam
Lamo dengan Gamalama). Semakin besar dan populernya Kota Ternate,
sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada
kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya,
Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya berwilayahkan sebuah
pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian timur
Indonesia khususnya Maluku. Awal masuknya Islam ketika pada masa itu,
gelombang perdagangan Muslim terus meningkat, sehingga raja menyerah
kepada tekanan para pedagang Muslim itu dan memutuskan belajar tentang
Islam pada madrasah Giri. Kemudian, ia dikenal dengan nama Raja Bulawa
atau raja Cengkeh, mungkin karena ia membawa cengkeh sebagai hadiah.
Ketika kembali dari Jawa, ia mengajak Tuhubahahul ke daerahnya. Lalu, ia
pun dikenal juga sebagai penyebar utama Islam di kepulauan Maluku.23
22 Ibid.
23 Dr. Badri Yatim, M. A., Sejarah Peradaban Islam, Op. cit., hlm. 222
22
Kesultanan
Islam
dalam
Perkembangan
Masyarakat
Indonesia24
Berikut pengaruh Kesultanan Islam daam beberapa bidang:
1. Bidang Politik
tempat mendorong
23
Ahmad
Dahlan
(1869-1923
M)
yang
kemudian
M),
KH.
Hasyim
Asyari
mendirikan
organisasi
Piagam
Jakarta
yang
kemudian
dijadikan
Asyari
dalam
merespon
pendidikan
yang
pendidikan
yang
bisa
merespon
kegiatan
24
Dalam
bidang
ekonomi
sosial
juga
Islam
telah
adalahWali
kebudayaanyang
Songo
sudah
yang
ada
di
menggunakan
Jawa
untuk
golek.Teknik
ini
digunakan
untuk
26
27
akibatnya. Pada tahun 1916 , seluruh Jawa Timur praktis sudah di dalam
kekuasaan Mataram , yang ketika itu di bawah pimpinan Sultan Agung.
Pada masa pemerintahan inilah kontak-kontak bersenjata atar kerajaan
Mataram dan VOC mulai terjadi.
Sementara itu , berdirinya juga kerajaan Islam di wilayah Indonesia
sebelah timur, seperti Maluku , Makasar, Banjarmasin dan sebagainya.
Raja-raja tertua dari Maluku adalah raja raja dari Jailolo.Namun,
mengingat penduduk Jailolo lebih kecil didanding Ternate , Tidore , dan
Bacan. Ketiga penguasa yang disebut belakangan ini lebih menonjol.31
Raja pertama yaitu Zainal Abidin.Pada perundingan yang dilakukan di
Pulau Motir bahwa Raja Jailolo menjadi raja kedua , raja Tidore menjadi
raja ketiga , dan Bacan menjadi raja keempat. Namun, perjanjian itu tidak
berlangsung lama , karena pada abad XV urutan berubah . Sultan Ternate
kemudian menempatkan diri lagi menjadi raja utama di Maluku. 32 Pada
masa itu terjadi perselisihan antara Ternate dan Tidore. Ternate dibantu
oleh orang-orang Spanyol dan Tidore dibantu oleh orang-orang Portugis.
Tindakan Portugis yang terlalu kasar menyinggung perasaan orang-orang
Ternate. Hal ini menimbulkan pemberontakan . Akibatnya , seranganserangan Portugis di lancarkan ke benteng-benteng kedudukannya pada
tahun 1565 , di bawah pimpinan sultan Khairun .kemarahan rakyat Ternate
memuncak ketika Sultan Khairun dibunuh secara diam-diampada tahun
1570 di benteng Musquita dengan dalih perundingan. Babullah Daud Syah
naik tahta sultan IV .pada 1575 , benteng portugis di ternate direbut oleh
Baabullah. Akhirnya Ternate berhasil mengusir Portugis pada 28
Desember 1577.33
2. Meleburnya Kesultanan Islam dalam NKRI
31 Marwati Djoned Pusponegoro dan Nugroho Notosusanto ,Sejarah
Nasional Indonesia , Jilid III , hlm. 36
32 Ibid.
33 Azyumardi Azra, Islam.. Loc. cit., hlm. 73
28
kemerdekaan
bangsanya
masing-masing.35Peta
adalah
terbentuknya
Kementrian
Agama.
Adanya
Kementrian Agama ini bertitik tolak dari kantor urusan Agama masa
jepang.36usulan pembentukan kementrian ini pernah ditolak pada 19
Agustus 1945. Keputusan ini mengecewakan umat islam yang sebelumnya
juga telah dikecewakan oleh keputusan yang berkenan dengan dasar
negara , Pancasila , dan bukannya Islam atau Piagam Jakarta.37 Adanya
pembentukan Kementrian Agama tersebut menimbulkan kontroversi, baik
34 Ibid., hlm. 122
35 Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah
Pergerakan Nasional , Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme ,Jilid 2
( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 1992 ), hlm. ix
36 E. J. Boland , Pergumulan Islam di Indonesia : 1945-1972 , terj.
Saafroedin Bahar (Jakarta : Grafiti Pers, 1985 ), hlm.110
37 Azyumardi Azra, Islam... Op. cit., hlm. 124
29
30
BAB III
PENUTUP
Agama Islam masuk ke Indonesia mayoritas dibawa oleh para pedagang Muslim
dari Arab, India, Cina, dan Persia. Kedatangan mereka secara damai dan penuh
dengan ramah tamah menjadikan rakyat Nusantara pada masa itu tertarik pada
orang-orang Muslim terlebih agama yang mereka anut. Begitu banyak pula para
penguasa maupun raja-raja yang tertarik dengan budi akhlak mereka sehingga
pernikahan dengan putri raja pun terjadi. Hal inilah yang menjadi faktor utama
berdirinya Kerajaan/Kesulthanan di Indonesia dan Berjaya hingga zaman
imperialisme barat berkuasa. Pada masa penjajahan pun umat Muslim tidak hanya
diam. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara menyatukan kekuatan bersama-sama
berperang mengusir penjajah. Bahkan, sampai detik-detik proklamasi pun umat
Muslim memegang kontribusi yang besar. Oleh karena itu, lahirnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia tak pernah lepas dari bantuan tangan umat Muslim
di Nusantara.
31
DAFTAR PUSTAKA
1999.Sejarah
Sumatera.
Bandung:
Remaja
Peradaban
Islam.
Jakarta:
PT.
32