Anda di halaman 1dari 12

duler

duan

Bahan konstruksi kimia (logam besi)

BAB I
1.1PENDAHULUAN
Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu : logam- logam besi (ferous) dan logamlogam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau
paduan yang mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi
adalah logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Logam-logam besi terdiri atas :
- besi tuang (cast iron)
- baja karbon (carbon steel)
- baja paduan (alloy steel)
- baja spesial (specialty steel)
Keempat kelompok besi diatas terbagi lagi atas pengelompokan yang lebih kecil yang
diperlihatkan pada tabel 1. Untuk logam bukan besi contohnya adalah logam dan paduan seperti :
aluminium, tembaga, timah, emas, magnesium dsb.
Tabel 1: Pembagian Paduan Besi dan Baja Menurut Komposisinya.

______________________________________________________________________
No.

Paduan besi dan Baja

Komposisi kimia (dalam %)

____________________________________________________________________
1.

Besi tuang
2-4 %C, 1-3 %Si, 0,80 %Mn (maks)
0,10 %P (maks), 0,05% S (maks).
- Besi tuang kelabu

Disamping terdapat perbedaan yang kecil

- Besi tuang putih

dari segi komposisi, perbedaan sifat-sifat

besi tuang ditentukan oleh struktur mikro


Karena proses pembuatan atau karena proses perlakuan panas.
Unsur-unsur pemadu : Cr, Ni, Mo, Al atau

logam-logam lainnya.

2 . Baja karbon :
- Baja karbon rendah

0,08-0,35 %C

- Baja karbon sedang

0,35-0,50 %C plus | 0,25-0,30 %Si

- Baja karbon tinggi

0,55-1,7 %C

| 0,05 %S (maks)

| 0,25-1,50 %Mn
| 0,04 %P (maks)

edium

3. Baja paduan :
- Baja paduan rendah

- Seperti pada baja karbon rendah +

unsur-unsur pemadu kurang dari 4 %


seperti :
Cr, Ni, Mo, Cu, Al, Ti, V, Nb, B, W dll.
- Seperti pada baja paduan rendah tetapi jumlah unsur-unsur

pemadu diatas 4%.

a. Feritik (12-30 %Cr dan kadar karbon rendah)


b. Martensitik (12-17 %Cr dan 0,1-1,0 % C)

c. Austenitik (17-25 %Cr dan 8-20% Ni)


d. Duplek (23-30 %Cr, 2,5-7 %Ni, plus unsur Ti dan Mo)
e. Presipitasi (seperti pada austenitik, plu elemen pemadu seperti : Cu, Ti, Al, Mo, Nb atau N)
- Baja perkakas

General purpose steels

Die steels
High speed steels (0,85-1,25 %C, 1,50-20%W, 4-9,5 %Mo, 3-4,5 %Cr, 1-4 %V, 5-12 %Co)

______________________________________________________

Besi adalah logam yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia di bumi. Tidak
dapat dibayangkan apabila manusia modern sekarang ini belum/tidak bisa memanfaatkannya,
mungkin umat manusia masih berada di jaman batu.
Pemanfaatan logam besi sangatlah luas bila dibandingkan dengan pemanfaatan dari logamlogam yang lain. Kita dapat dengan mudah melihat disekeliling kita banyak perabotan, alat2
pertukangan, alat transportasi dan bahkan pada rumah / gedung pun menggunakan besi baja
sebagai tiang2 penahannya.
Logam besi disamping karena kelimpahannya yang cukup banyak dialam, adalah
merupakan salah satu logam yang paling reaktif dan paling vital bagi mahluk hidup. Dalam
system peredaran darah, dengan kadar tertentu besi berada dalam sel darah merah (Erythrocyte)
dan bertugas untuk mengikat Oksigen ( O2 ) yang sangat penting bagi proses pembakaran yang
terjadi dalam sel2 tubuh.

Logam-logam yang banyak ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari, secara umum
mempunyai sifat-sifat dapat mengkilat, dapat mengantar kalor dan listrik, berwarna putih seperti
perak (kecuali tembaga berwarna kemerah-merahan dan emas berwarna kuning). Logam-logam
tersebut mempunyai kekerasan yang berbeda-beda mulai dari lunak sekali (natrium dan kalium)
sampai keras sekali (seperti, chromdll.) sementara raksa berbentuk cair. Menurut massa jenisnya
logam digolongkan atas logam berat (yang massa jenisnya diatas 5) dan logam ringan (yang
massa jenisnya kurang dari 5).
Ditinjau dari sifat kimianya logam-logam mempunyai oksida-oksida pembentuk basa dan
berdasarkan sifat-sifat logam terhadap oksida ini logam-logam tersebut dapat digolongkan
menjadi;

Logam Mulia, yaitu logam yang tidak dapat mengalami oksida, misalnya; Au, Pt, Ag dan
Hg.

Logam setengah mulia, yaitu logam yang agak sukar teroksida, misalnya Cu.

Logam tidak Mulia, yaitu logam-logam yang dalam keadaan biasa dan pada perubahan
temperatur mudah teroksidasi, misalnya K, Na, Mg, Ca, Al, Zn, Fe, Sn, Pb dll.
Sumber Logam (source of metal) adalah bijih-bijih logam yang diperoleh dari

penambangan biasanya masih bercampur dengan bahanbahan ikutan lainnya. Prosentase berat
dari unsur-unsur yang terkandung didalam bijih-bijih ini bergantung pada kedalaman lapisan
tanah dari mana bijih tersebut diperoleh, misalnya untuk lapisan tanah dengan kedalaman 16
Km. akan diporoleh bijih-bijih dengan 46,59 % Oksigen,27,72 % Silikon dan selebihnya unsur
lain termasuk logam-logam.
Logam-logam yang terdapat pada bijih-bijih ini biasanya masih dalam keadaan terikat
dengan unsur-unsur lain (berupa senyawa), misalnya

Berupa oksida-oksida (untuk bijih-bijih Fe, Mn, Cr, Sn dll.)

Berupa karbonat-karbonat (untuk bijih-bijih Zn, Cu, Fe dll.)

Berupa sulfida (untuk bijih-bijih Pb, Zn, Cu dll.),

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Atom besi biasa mempunyai 56 ganda jisim atom hidrogen biasa. Besi adalah logam paling
banyak, dan dipercayai unsur kimia kesepuluh paling banyak di alam sejagat. Besi juga
merupakan unsur paling banyak (menurut jisim, 34.6%) membentuk Bumi; penumpuan besi
pada lapisan berlainan di Bumi berbeza antara tinggi peratusannya pada lapisan dalam sehingga
5% pada kerak bumi; terdapat kemungkinan bahawa teras dalam Bumi mengandungi hablur besi
tunggal walaupun ia berkemungkinan sebatian besi dan nikel; jumlah besar besi dalam Bumi
dijangka menyumbang kepada medan magnet Bumi. Simbolnya adalah Fe ringkasan kepada
ferrum, perkataan Latin bagi besi.
Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan
unsur bebas. Untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain mesti disingkir melalui pengurangan
kimia. Besi digunakan dalam penghasilan besi waja, yang bukannya unsur tetapi aloi, sebatian
logam berlainan (dan sebahagian bukan-logam, terutamanya karbon).
Nukleus besi adalah antara nukleus-nukleus yang mempunyai tenaga pengikat tertinggi per
nukleon, dan hanya diatasi oleh isotop nikel 62Ni. Nukleid stabil yang paling banyak di dalam
alam semesta adalah

56

Fe. Ini merupakan hasil daripada pelakuran nuklear pada bintang.

Walaupun perolehan tenaga yang lebih tinggi boleh didapati dengan mensintesis

62

Ni, namun

proses ini tidak digemari kerana keadaan yang kurang sesuai pada bintang-bintang. Apabila
bintang gergasi mengecut pada penghujung hayatnya, tekanan dalaman dan suhu akan
meningkat, membolehkan bintang seterusnya menghasilkan unsur yang lebih berat, walaupun
keadaan ini adalah kurang stabil berbanding dengan unsur-unsur pada sekitar nombor jisim 60
("kumpulan besi"). Ini menjurus kepada berlakunya supernova.
Model kosmologi dengan alam sejagat terbuka meramalkan bahawa terdapatnya fasa di
mana semua benda akan bertukar menjadi besi, hasil daripada tindak balas pembelahan dan
pelakuran yang perlahan.
Adapun jenis-jenis logam besi antara lain:

a.

Besi Tuang
Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4%, sifatnya rapuh

tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan.
Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut,
blok silinder, dan cincin torak.
b. Besi Tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak dapat
dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar, kait keran, dan
landasan kerja pelat.
c.

Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1%-0,3%, mempunyai sifat dapat

ditempa dan liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam
pembangunan.
d. Baja Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,4%-0,6%. Sifat lebih kenyal daripada
yang keras. Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel baja.
e.

Baja Karbon Tinggi


Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7%-1,5%. Sifat dapat ditempa, dapat

disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat kikir, pahat, gergaji, tap, stempel, dan
alat mesin bubut.
f.

Baja Karbon Tinggi dengan Campuran


Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, khrom, atau tungsten. Sifat rapuh,

tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan
untuk membuat mesin bubut dan alat-alat mesin.

BAB III
PROSES PEMBUATAN

uang

duler

duan

3.1 BAHAN BAKU


Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu : logam- logam besi (ferous) dan logamlogam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau
paduan yang mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi
adalah logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Logam-logam besi terdiri atas :
- besi tuang (cast iron)
- baja karbon (carbon steel)
- baja paduan (alloy steel)
- baja spesial (specialty steel)
Keempat kelompok besi diatas terbagi lagi atas pengelompokan yang lebih kecil yang
diperlihatkan pada tabel 1. Untuk logam bukan besi contohnya adalah logam dan paduan seperti :
aluminium, tembaga, timah, emas, magnesium dsb.
Tabel 1: Pembagian Paduan Besi dan Baja Menurut Komposisinya.

______________________________________________________________________
No. Paduan besi dan Baja

Komposisi kimia (dalam %)

____________________________________________________________________
2-4 %C, 1-3 %Si, 0,80 %Mn (maks)
0,10 %P (maks), 0,05% S (maks).
- Besi tuang kelabu

Disamping terdapat perbedaan yang kecil

- Besi tuang putih

dari segi komposisi, perbedaan sifat-sifat

besi tuang ditentukan oleh struktur mikro


karena proses pembuatan atau karena proses perlakuan panas.
Unsur-unsur pemadu : Cr, Ni, Mo, Al atau logam-logam lainnya.
2. Baja karbon :
- Baja karbon rendah

0,08-0,35 %C

| 0,25-1,50 %Mn

- Baja karbon sedang

0,35-0,50 %C plus | 0,25-0,30 %Si

- Baja karbon tinggi

0,55-1,7 %C

| 0,04 %P (maks)

| 0,05 %S (maks)

3. Baja paduan :
- Baja paduan rendah

- Seperti pada baja karbon rendah +

unsur-unsur pemadu kurang dari 4 %

edium

seperti :
Cr, Ni, Mo, Cu, Al, Ti, V, Nb, B, W dll.
- Seperti pada baja paduan rendah tetapi jumlah unsur-unsur pemadu diatas 4%.
a. Feritik (12-30 %Cr dan kadar karbon rendah)
b. Martensitik (12-17 %Cr dan 0,1-1,0 % C)

c. Austenitik (17-25 %Cr dan 8-20% Ni)


d. Duplek (23-30 %Cr, 2,5-7 %Ni, plus unsur Ti dan Mo)
e. Presipitasi (seperti pada austenitik, plus elemen pemadu seperti : Cu, Ti, Al, Mo, Nb atau N)
- Baja perkakas

General purpose steels

Die steels
High speed steels (0,85-1,25 %C, 1,50-20%W, 4-9,5 %Mo, 3-4,5 %Cr, 1-4 %V, 5-12 %Co)

__________________________________________________
3.2 CARA MENDAPATKAN
Bahan baku awal dalam pembuatan besi dan baja adalah biji besi (iron core). Biji besi
yang didapatkan dari alam umumnya merupakan senyawa besi dengan oksigen seperti hematite
(Fe2 O 3 ); magnetite (Fe 3 O 4 ); limonite (Fe 2 O 3 ); atau siderite (Fe 2 CO 3 ). Pembentukan
senyawa besi oksida tersebut sebagai proses alam yang terjadi selama beribu-ribu tahun.
Kandungan senyawa besi dibumi ini mencapai 5 % dari seluruh kerak bumi ini. Penambangan
biji besi tergantung keadaan dimana biji besi tersebut ditemukan. Jika biji besi ada di permukaan
bumi maka penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open-pit mining), dan jika biji besi
berada didalam tanah maka penambangan dilakukan dibawah tanah (underground mining).
Karena biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan kotoran-kotoran
lainnya maka sebelum dilakukan peleburan biji besi tersebut terlebih dahulu harus dilakukan
pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi biji yang lebih tinggi (25 - 40%). Proses pemurnian
ini dilakukan dengan metode : crushing, screening, dan washing (pencucian). Untuk
meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%) serta memudahkan dalam penanganan
berikutnya, dilakukan proses agglomerasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel halus (serbuk).
- Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan dari kotoran- kotoran dengan
magnet (magnetic separator) atau metode lainnya.

cara pemisahan

- Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa bola-bola kecil berdiameter antara
12,5 - 20 mm.
- Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan hingga temperatur 1300
C agar pellet tersebut menjadi keras dan kuat sehingga tidak mudah rontok.
3.3 REAKSI
3.3.1 Proses Reduksi
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi. Proses
reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida (CO). Proses
reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak langsung.
a. Proses Reduksi Langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge iron)
atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas reduktor yang dipakai
biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam
cair (LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :
CH4 + H 2 O
(gas hidro

(uap air-

karbon)

panas)

CO + 3H 2
(gas reduktor)

Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses reduksi
terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :
Fe2 O 3 + 3H 2
(pellet)

(gas hidrogen)

(Besi-

2Fe + 3H 2 O
(uap air)

spons)
atau
Fe2 O 3 + 3CO

b. Proses Reduksi Tidak Langsung

2Fe + 3CO 2

Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang disebut juga tanur tinggi
(blast furnace). Sketsa tanur tinggi diperlihatkan pada gambar 4. Biji besi hasil penambangan
dimasukkan ke dalam tanur tinggi tersebut dan didalam tanur tinggi dilakukan proses reduksi
tidak langsung yang cara kerjanya sebagai berikut : Bahan bakar yang digunakan untuk tanur
tinggi ini adalah batu bara yang telah dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C)
diatas 80%, tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk
gas CO yang berfungsi sebagai reduktor. Untuk menimbulkan proses pembakaran maka ke
dalam tanur tersebut ditiupkan udara dengan menggunakan blower sehingga terjadi proses
oksidasi sebagai berikut :
2C + O2

2CO + Panas

Reaksi kimia

Besi(III) klorida merupakan asam Lewis yang relatif kuat, dan bereaksi membentuk
adduct dengan basa-basa Lewis. Contohnya adalah reaksi dengan trifenilfosfin oksida,
membentuk adduct FeCl3(OPPh3)2 dimana Ph = fenil.

Besi(III) klorida bereaksi dengan garam klorida lainnya membentuk ion tetrahedral
FeCl4 yang berwarna kuning. Garam-garam dari FeCl4 dalam asam klorida dapat
diekstraksikan ke dietil eter.

Jika dipanaskan bersama besi(III) oksida pada temperatur 350 C, besi (III) klorida
membentuk besi oksiklorida, sebuah padatan berlapis.

FeCl3 + Fe2O3 3 FeOCl

Dalam suasana basa, alkoksida dari logam alkali bereaksi membentuk kompleks dimer

2 FeCl3 + 6 C2H5OH + 6 NH3 (Fe(OC2H5)3)2 + 6 NH4Cl

Besi(III) klorida bereaksi dengan cepat terhadap oksalat membentuk kompleks


[Fe(C2O4)3]3. Garam-garam karboksilat lainnya juga membentuk kompleks, seperti sitrat
dan tartarat

Besi(III) klorida adalah agen oksidator yang sedang, mampu mengoksidasi tembaga(I)
klorida to menjadi tembaga(II) klorida. Agen pereduksi seperti hidrazin dapat mengubah
besi(III) klorida menjadi kompleks dari besi(II)

3.4 PROSES / DIAGRAM ALIR


Teknologi Pengolahan Logam
Proses pengolahan logam secara garis besar diperlihatkan pada gambar diagram. Dari
gambar tersebut proses pengolahan logam dibagi atas 3 bagian pokok yaitu :
1. Industri hulu : industri yang mengolah bahan tambang berupa biji logam menjadi
logam dasar melalui proses pemurnian dan proses reduksi/peleburan.
2. Industri antara : industri yang mengolah logam dasar baik yang berbentuk ingot primer
atau masih berupa logam cair menjadi produk antara seperti billet, slab, bloom, rod atau ingot
paduan untuk industri pengecoran.
3. Industri hilir : industri yang mengolah lebih lanjut produk industri antara menjadi
produk setengah jadi dan selanjutnya melalui proses pabrikasi dan pengerjaan akhir menjadi
produk jadi.

BAB IV
KEGUNAAN
Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, iaitu merangkumi
sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan
harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan, terutamanya dalam

penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen struktur bagi bangunan.
Besi waja merupakan aloi besi paling dikenali, dan sebahagian dari bentuk yang dibentuk oleh
besi termasuk:

Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% 5% karbon dengan sejumlah
bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya adalah ia merupakan
perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan besi waja.

Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% 3.5% karbon dan sejumlah kecil mangan.
Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk
kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh
diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 14201470 K, yang lebih rendah
berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur
apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah,
bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih'
mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida. Sebatian keras dan
rapuh ini mendominasi sifat-sifat utama besi tuang 'putih', menyebabkannya keras, tetapi
tidak tahan kejutan. Dalam besi tuang 'kelabu', karbon hadir dalam bentuk serpihan halus
grafit, dan ini juga menyebabkan bahan menjadi rapuh kerana ciri-ciri grafit yang
mempunyai pinggir-pinggir tajam yang merupakan kawasan tegasan tinggi. Jenis besi
kelabu yang baru, yang dinamakan 'besi mulur', adalah dicampur dengan kandungan surih
magnesium untuk mengubah bentuk grafit menjadi sferoid, atau nodul, lantas
meningkatkan ketegaran dan kekuatan besi.

Besi karbon mengandungi antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah kecil mangan,
belerang, fosforus, dan silikon.

Besi tempa (Wrought iron) mengandungi kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras, mudah
lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai
sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia
cepat kehilangan ketajamannya.

Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga
logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum, nikel, tungsten dsb.

Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer. Ia
sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
mungkin bisa disimpulkan sendiri hoho XD

DAFTAR PUSTAKA
-

Hari Amanto dan Daryanto, Ilmu Bahan, Cetakan Kedua, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

www.dinomarket.com

Proses Produksi Universitas Darma Persada Jakarta

Singh G 1979 material of contructions standaart book service, Delhi

Anda mungkin juga menyukai