Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

TUMOR PHYLLOIDES

Oleh
Ninditha Retno Pradani
082011101049

Dokter Pembimbing
dr. Duriyanto Oesman, Sp.B

Disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Madya


Lab/SMF Ilmu Penyakit Bedah FK UNEJ RSD dr. Soebandi Jember

SMF BEDAH RSD dr. SOEBANDI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013

I. Anatomi Payudara 2
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit pada bagian lateral atasnya. Jaringan
kelenjar ini keluar dari bulatan kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau disebut ekor
payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing
memiliki saluran sampai ke kelenjar mamae, yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar
susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak.
Diantara lobulus

tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang

memberikan rangkaian pada payudara. 2

Payudara terdiri dari jaringan kelenjar,fibrosa,dan lemak. Jaringan ikat memisahkan


payudara dengan otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan muskulus seratus anterior. Sedikit
dibawah pusat payudara dewasa terdapat putting (papilla mamaria interna ), tonjolan berpigmen
di kelilingi oleh aerola. Putting mempunyai perforasi pada ujunya dengan beberapa lubang kecil,
yaitu aperture duktus laktiferus. Tuberkel tuberkel Montgemery adalah kelenjar sebasea pada
permukaan areola. 1
Jaringan kelenjar membentuk 25 hingga 20 lobus yang tersusun secara radier di sekitar
putting dan di pisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi
jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang
menyerang satu lobus tidak menyerang lobus yang lain.1
2

Perkembangan dan struktur dari glandula mamaria interna berkaitan dengan kulit. Fungsi
utamanya adalah sekresi air susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini di perantarai oleh hormonehormon yang sama dengan mengatur sistem reproduksi. Oleh Karena itu glandula mamaria
mencapai penuh saat menarke. 1
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang arteria perforantes anterior dari arteria
mamaria interna , arteria torakalis lateralis yang bercabang dari arteria aksilaris dan beberapa
arteria interkostalis. Sedangkan persarafan kulit payudara diurus oleh cabang plexus servikalis
dan nervus interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Dan
terdapat lagi beberapa sistm saraf yang menginervasi. 2
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke kelenjar aksila, sebagian lagi ke
parasternal. Terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran ke kelenjar
interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 ( berkisar 10 sampai 90) buah kelenjar getah
bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis.2

II. FISIOLOGI 2
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormone. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai
klimekterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesterone yang
diproduksi dalam ovarium dan juga hormone hipofise telah menyebabkan duktus berkembang
dan timbulnya asinus.2
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid sekitar hari ke -8 haid, payudara jadi
lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadangkadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Setelah beberapa hari menjelang haid.
Payudara menjadi tegang dan nyeri, sehingga pada waktu pemeriksaan fisik terutama palpasi
tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena
kontras kelenjar terlalu besar.
Perubahan yang ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui . pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Setelah hormone prolaktin dari hipofisa anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke putting susu. 2
III. Keadaan-keadaan yang bisa terjadi pada payudara1
a. Infeksi
Infeksi- infeksi bacterial (mastitis) sering terjadi pada payudara terutama terjadi pada
pascapartum semasa awal laktasi. Organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan
4

payudara melalui fisura pada putting. Gejalanya berupa payudara bengkak, panas, demam
tinggi , nyeri tekan, menggigil. Kuman penyebab tersering adalah stafilokokua aureus.
Pengobatannya dengan antibiotika oral dan bila terdapat abses maka dilakukan aspirasi
pada abses dengan insisi dan drainase, kemudian diberikan antibiotika dosis tinggi dan
dilakukan pemeriksaan histologik.

b. Fibroadenomama
Adalah tumor jinak berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal.penanganannya
dilakukan pembedahan dan pengangkatan pada tumor.
c. Papiloma intraduktal
Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75 % tumbuh dari dibawah aerola
mamae dan memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah pada putting susu.
d. Penyakit fibrokistik pada payudara
Pembentukkan kista , proliferasi duktus epithelial, papilomatosis difusa dan adenosis
duktus dengan pembentukkan jaringan fibrosa, secara klinis

ditandai dengan

pembentukkan nodula yang teraba massa, dan keluar cairan serosanguinus dari areola
mamae.

e. Karsinoma payudara
Keganasan dari parenkim ,stroma, areola dan papilla mamma.
IV. Tumor phylloides 1,2,3
4.1 Definisi
Cystosarcoma phyllodes (CSP) adalah Adalah Suatu tumor fibroepitelial yang
jarang dan hanya didapatkan pada payudara.

Predominan tumor jinak yang sering

diderita kaum wanita. Nama Cystosarkoma filodes berasal dari bahasa yunani , dari kata
sarcoma sama dengan tumor besar dan phylodes artinya daun., Tumor ini memilki ciri
sebagai sarcoma yang besar dan secara histologist tumor ini jinak tapi klinis tampak
ganas. 3
(Sistosarkoma filodes) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup
secara local dan bersifat ganas (10-15 %). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan
dalam ukuran besar. Tumor ini dijumpai pada usia sekitar 45 tahun.2

4.2 Batasan dan gambaran klinik3,4


Klasifikasi dibagi dalam 3 : Jinak (diameter 5,75cm atau uk 3x11cm) -boderline
(rata- rata 10,25cm atau uk 7,25 x 12 Cm) dan ganas (15,3cm uk 10x37cm) Dan
diperkirakan tipe yang ganas kira-kira 25 % dari kasus kejadian. 3,15
Tumor ini bersifat agresif lokal dan dapat bermetastasis, Umumnya tumor ini
berdiameter 3 hingga 4 cm, namun dapat tumbuh hingga berukuran besar, masif sehingga
payudara membesar. Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik. Perubahan yang
6

paling merugikan adalah terjadinya peningkatan selularitas stroma disertai anaplasia dan
aktivitas mitotik yang tinggi, selain itu peningkatan ukuran secara pesat, biasanya dengan
invasi jaringan payudara di sekitarnya oleh stroma maligna. Sebagian besar tumor ini
tetap lokalisata. 3
4.3 Epidemiologi 3,5
Tumor filodest adalah neoplasma nonepithelial yang berasal dari payudara, di
laporkan kira-kira satu persen tumor ini berada dipayudara.
Tidak disebutkan tentang frekuensi pasien dengan tumor filodest di Amerika dan
dibeberapa daerah. Kejadian dengan filodes atau neoplasma payudara ini kurang dari
satu persen. Dilaporkan tumor ini sering dijumpai pada wanita, dengan usia pertengahan
antara 40 tahun keatas. 3
Ahli patologi menyampaikan bahwa tidak selalu secara klinis tumor ini baik,
Beberapa kasus tumor sering mengalami rekuren dan bersifat maligna karena
pertumbuhannya agresif.5 Beberapa kasus menemukan bahwa tumor ini pernah
mengalami metastase ke tulang, jantung dan hati serta paru-paru. Beberapa pasien dengan
metastase tumor pernah dilaporkan meninggal setelah 3 tahun pengobatan. Tiga puluh
persen pasien dengan phylodes maligna meninggal akibat dari penyakit ini.3

4.4. Etiologi dan patofisiologi3


Etiologi tidak diketahui. Diduga Tumor ini bisa berasal dari stroma intralobulus.
Terjadi Diferensiasi dari stroma, pleomorfisme selular, inti hiperkromatik dan gambaran
mitosis dalam jumlah yang bermakna. Kebanyakan penulis berpendapat bahwa tumor
phylloides berasal dari parenkim payudara. Khas pada filodes yaitu massa polopoid dengan
stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan menghasilkan penampilan seperti
daun yang menggambarkan istilah filodes.3
Reseptor hormone terhadap estrogen dan progesterone ternyata sangat bervariasi
dan hanya terdapat pada komponen epitelialnya. Sehingga pengobatan hormonal pada
kasus metastase tidak banyak gunanya.
8

4.5 Gejala klinis3


Pasien dengan tumor ini mengeluh adanya benjolan di payudara. Tumor dengan
ukuran kecil dapat tumbuh menjadi besar dalam waktu minggu atau

bulan. Tumor

mengakibatkan areola dan putting masuk kadang terjadi ulserasi dari kulit. Pasien dengan
metastase tumor akan mengalami gejala sesak , dan nyeri pada tulang. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan:
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar disertai nyeri, cepat besar
dan disertai ulkus. Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen,
ada bagian yang padat dan terdapat bagian yang kistik.
3. Benjolan mobile,vaskularisasi baik
4. Cystosarkoma biasanya ada di salah satu payudara bisa payudara kanan atau
payudara kiri.(bilateral)
5. Kulit permukaan payudara menjadi pucat atau tranlusent dan dibawah terjadi
pelebaran vena-vena. Vena subkutan melebar.
6. Secara umum tumor filodest bermanifestasi berupa massa yang besar dengan
pertumbuhan yang cepat. Meskipun benjolannya besar

tetapi masih mobile

(mudah digerakkan) dari jaringan sekitarnya dengan kulit


7. Tidak ditemukan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah
sangat besar dan terdapat ulkus.
8. Tidak melekat dengan kulit atau Musculus pektoral sangat mobil dalam korpus
mamma.
9. Tumor maligna dapat rekurent sedangkan tumor local (jinak) pertumbuhanya
agresif.
10. Pada Phylodes maligna : Paru adalah metastase pertama tumor ini, dari hasil
follow up dikatakan bahwa tumor juga dapat bermetastase ke tulang, jantung dan
hati.
11. Banyak pasien dengan metastase mengalami kematian setelah menjalani
pengobatan selama tiga tahun.
12. Tiga puluh persen pasien dengan filodes maligna meninggal karena penyakitnya.

5.5 Pemeriksaan fisik


5.1 Pemeriksaan Dan Diagnosis
Diagnosis tumor filodes dapat dibuat dari pasien dengan pembesaran payudara secara
cepat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik yaitu palpasi teraba densitas massa dan jaringan
kulit sekitarnya. Setelah palpasi, akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan sitologi dari sel
payudara. Atau dapat melakukan mammogram atau ultrasound hal ini penting untuk mengetahui
lokasi tumor serta ukuran dari tumor. Setelah itu dapat dapat dilakukan biopsy terbuka untuk
menegakkan diagnosis definitive.

5.1.2 Types of Breast Biopsy prosedure6,13,14

FNAB (Fine needle aspiration biopsy (FNAB): prosedur ini menggunakan jarum kecil
( ukuran 22 atau 25). FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba. Area disinfektan
dan sampel jaringan dikirim ke patologi anatomi. FNAB adalah dasar pemeriksaan dokter di
klinik. Local anastesi tidak dianjurkan, setelah FNAB pasien dapat beraktivitas normal seharihari. 6

10

Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba.
Stereotactic Core Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil )
atau Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil beberapa
macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area
yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. 10

Stereotatic core biopsy

vacuum-asisted biopsy

Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy.
Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi
tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk
menetukan pengobatan dan menetukan stadium.
Open surgical biopsy; Selama beberapa tahun, biopsy pembedahan terbuka salah satu
metode untuk menganalisa sampel jaringan. Akuransi dengan metode ini seratus persen sebab

11

jaringan yang diambil cukup besar. Pada needle biopsy lesinya invasive dan punya sejumlah
komplikasi.14

Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar jaringan.
Biopsy ini bisa incisional (mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil
seluruh benjolan).
Biopsy bedah terbuka dilakukan di rumah sakit. Secara umum menggunakan anastesi.
Biopsy bedah buka ini menggunakan local anastesi dengan efek sedasi untuk pasien. massa di
palpasi, lokasinya di tandai dengan bolpent, pasien di tempatkan dikamar operasi, insisi
dilakukan dengan ukuran 1,5-2 inci. Massa di pindahkan dengan portio jaringan kemudian
jaringan yang diambil di bawa ke patologi anatomi. Bekas insisi, diatas luka ditutup dengan kasa
sterile.
Jaringan yang didapat dari biopsy akan di ditest untuk menentukan pengobatan.Test itu untuk
melihat Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ ( biasanya
tidak menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam kelenjar susu ). Grade
( seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat ) dan apakah sel kanker telah menjalar ke
pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati.

5.2 IMAGING TEST7,10,11


5.2.1 DIAGNOSTIC MAMOGRAPHY10

12

Dengan screening mammography pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil.
Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan
atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang
mencurigakan ditemukan pada saat pemeriksaan fisik.

Mammogram

Mammogram dan ultrasonography penting untuk diagnosis lesi payudara secara umum.
Dapat dibedakan antara lesi jinak phylodes dari fibroadenoma, juga dapat membedakan lesi
maligna filodes. Merupakan Salah satu pemeriksaan penunjang untuk diagnostic penyakit ini.
5.2.2 ULTRASONOGRAPHY7

13

Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi


tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini
bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi
cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

5.2.3 MRI 10
MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran )
detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose
mempunyai kanker, maka untuk mencek payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak
mutlak. Bisa juga untuk screening saja. MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan
massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram.
Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga
ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak
bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk
memastikan lagi harus dilakukan biopsy.

5.2.4 Histologic Findings11


Semua csp mengandung komponen stroma jika di lihat secara histologist. Secara umum
lesi jinak csp selnya terdiri dari stroma dan fibroblast. Observasi dilakukan pada Sel CSP yang
mengalami anaplastik. Tipe grade tinggi dengan tingkat selularitas pada sel stroma yang
mengalami mitosis merupakan lesi CSP yang mengalami proses maligna.

14

Tampak gambaran sel-sel yang mengalami pleomorphisme dan mitotic.


Maligna phylodes tumor

Benigna phylodes tumor


5.3 PENATALAKSANAAN DAN TERAPI3,12
1. Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka
kekambuhanya cukup besar.
2. Mastektomi sederhana dikerjakan bila
a. Benjolan sudah menempati hampir seluruh payudara sehingga hanya tersisa
sedikit jaringan payudara yang sehat.
b. Benjolan reseditif dan ter bukti histopatologis berupa lesi yang maliga
c. Benjolan residitif pada usia tua
15

3. Pada tumor phyllodes yang maligna,dilakuka radikal mastektomi sedangkan pada


benigna, langsung mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila , bila
ditemukan metastase pada KGB aksila.
4. Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.

5.3.1 Komplikasi operasi3,12


1. Perdarahan : hemostasis yang kurang baik akan menyebabkan perdarahan dan terjadi
2. hematom
3. Infeksi
5.3.2 Perawatan Pasca Bedah
1. Drain handschoen diangkat hari ke 2, drain continous dilepas bila produksi < 10 cc/24
jam
16

2. Jahitan diangkat pada hari ke 7 -10.


3. Bila masih ada seroma dapat dilakukan aspirasi.
4. Follow-Up
5. Pemeriksaan klinis 3-6 bulan pasca bedah, imaging kadang-kadang dilakukan terutama
bila ada tumor yang residif
5.4 Diagnosis banding2
1. Untuk lesi jinak harus dibedakan dengan FAM (Giant FAM)
2. Mastitis
3. FIbrokistik disease
4. Pada keadaan tertentu harus dibedakan dengan Ca mamma
5.5 Prognosis3

Secara klinis CSP adalah tumor jinak. Rekurensi secara local sering terjadi. Sebagian lesi
CSP adalah maligna. Tumor tidak diterapi dengan local eksisi karena sering terjadi
rekurensi. Total mastektomi adalah terapi yang di berikan.

Metastase dari tumor ini dapat ke paru-paru, mediastinum dan kerangka tulang.

Variasi dari klinik menyebutkan bahwa:


1. Jika tumor jinak, prognosis baik pembedahan dapat dilakukan secara local eksisi
atau mastektomi.
2. Jika tumor tumbuh lagi setelah eksisi maka dilakukan mastektomi total
3. Ukuran tumor lebih dari 15 cm maka prognosis buruk
4. Histologis, jika tipe hypercellular, mitotic dan pleomorphisme maka prognosa
buruk.

5.6 Usaha-usaha Pencegahan


5.6.1 Langkah langkah Tehnik SADARI9,10

17

Langkah Pertama
Berdiri

didepan

cermin,

dada

dibusungkan

dan

tangan

diletakkan

di

pinggang.Perhatikan UKURAN, BENTUK dan WARNA payudara, serta puting. Wajib


memeriksakan ke dokter, jika ada kulit payudara pada satu tempat masuk kedalam,
berkerut, kemerahan , terdapat luka yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting
susu retraksi/masuk kedalam atau letak abnormal.

Langkah Kedua
Kemudian angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas.
Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka
segeralah periksakan diri ke dokter.

18

Langkah ketiga
Berbaring dengan tangan , diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk
memeriksa payudara kanan begitu sebaliknya. Raba seluruh payudara (seperti pada
gambar) mulai dari atas kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai
kearah payudara. Bisa juga mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi
luar lingkaran payudara. Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan
yang ringan, halus tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang
iga dibelakang payudara)

Langkah terakhir
Lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada langkah ke
tiga. Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih mudah
melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah. Secara berkala
memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai faktor risiko terkena kanker
payudara.

19

20

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Price SA: Wilson LM. Sistem reproduksi. Dalam konsep-konsep klinis proses-proses
penyakit. PATOFISIOLOGI. Vol. 2. Edisi 6. EGC 2006. P .1301-1310.
2. De jong (Edit). Payudara. In Buku ajar Bedah.2004.Edisi 2. P 387-402.
3. Lanin RD, K Konstantakos, Cystosarkoma Phylodes overview .www. emedicine.com.
4. Anonymous. Breast cancer. diane.ponpines.com/what_is_breast_cancer.html.
www.google.com
5. Irabor DO, CA. Okolo. An audit of 149 consecutive breast biopsies in Ibadan, Nigeria.
2008. Vol. 24 No. 2

257-262 pjms.com.pk/.../aprjun108/article/article14.html

6. Stephen. Fine Needle aspiration Of a Breast Cyst.Aug 2006. www. About.co

7. Anonymous. Clinical Evaluation of Breast masse. www tennesebrastcancer.com


8. Anonymous. Breast health and disease. www.nslij.com/body.cfm?id=284
9. Anonymous . Screening for Reproductive Cancer - Breast Cancer.
www.myhealth.gov.my/myhealth/eng/dewasa_conte...
10.

Anonymous . Cancer and screening. www.merck.com/mmhe/sec22/ch251/ch251f.html

11. Anonymous . Breast cancer diagnostic. www.hologic.com/lc/bhbcdbb.htm


12. Ellen K. A left-over problem from a mastectomy. 2008. blog.healthtalk.com/.../
13. Anonymous. Surgical breast biopsy. www.healthline.com/sw/khs-surgical-breast-bio...
14. Anonymous. Breast biopsy. ataahmadmd.com/.../tabid/60/Default.aspx

21

LAPORAN KASUS
I.IDENTITAS PENDERITA
Nama

: Ny. Hindri

Umur

: 25 Th

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Sidomukti 01/05, karangsari, sukodono - lumajang

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Status

: Menikah

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

No. Rekam medis

: 45.03.56

Tgl. Masuk

: 20-08-2013

Tgl. Periksa

: 21-08-2013

II. Anamnesis
Ku: Luka Berdarah pada payudara kiri
RPS: 10 bulan yang lalu sebelum MRS pasien mengeluh ada benjolan di payudara kiri
sebesar kelereng. Saat itu payudara hanya tidaknyeri, tidak ada luka, tidak ada nanah
yang mengalir, dan permukaan payudara merah. 5 bulan kemudian benjolan tadi
bertambah besar , yaitu sebesar telur ayam, Luka tidak ada , payudara tidak nyeri, dan
tidak merah dipermukaannya. Satu bulan kemudian pasien mengeluh payudara kiri
bertambah besar hampir sebesar Bola, (Ukurannya 2 kali payudara normal).saat itu
pasien mengeluh ada luka diatas putting susu , payudara terasa nyeri serta
permukaannya berwarna merah. Karena payudara keluar darah, akhirnya pasien
membawanya ke RSUD DR. SOEBANDI.

22

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya

Pasien tidak pernah ada benjolan abnormal dibagian tubuh manapun.

Riwayat penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti pasien

Keluarga pasien tidak ada yang sakit tumor atau menjalani pengobatan,
pembedahan dan kemoterapi

Riwayat Pengobatan
Sebelum dibawa ke Rumah sakit pasien pernah menjalani alternative selama satu
Bulan ,dengan cara di pijat payudaranya dan minum ramuan, pasien merasa lebih baik
Setelah terapi alternative, tapi benjolan tidak mengecil,nyeri masih terasa, sampai
akhirnya payudara berdarah.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran

: Kompos mentis

Vital sign:
Tensi

: 90-60 mmHg

Nadi

: 62x/menit

Suhu

: 36, 8 derajat

Respiratory rate

: 18x/ menit

b. Pemeriksaan Khusus

Kulit: Turgor kulit Normal, Ikterik (-)

Mata:
o Palpebra: oedem (-), Hematom (-)
o Konjungtiva: anemis (+), perdarahan (-)
o Sklera: Ikterik (-) perdarahan (-)

Telinga:
o Lubang telinga: sekret (-), darah (-), bau (-)
23

o Pendengaran: dalam batas normal

Hidung: sekret (-), darah (-)

Mulut:
o Bibir: sianosis (-), oedem (-)
o Mukosa: hiperemis (-)

Leher: simetris, pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)

Thorax
o Cor

Inspeksi: IC tidak tampak

Palpasi: IC tidak teraba

Perkusi: redup, batas jantung tidak melebar

Auskultasi: S1S2 tunggal, e/g/m: -/-/-

o Pulmo

Inspeksi: simetris, retraksi (-)

Palpasi: FR +/+

Perkusi: Sonor

Auskultasi: vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen
o Inspeksi: Cembung
o Auskultasi: BU (+) Normal
o Perkusi: timpani
o Palpasi: soepel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas
o Atas: akral hangat +/+, oedem -/o Bawah: akral hangat +/+, oedem -/-

Status lokalis

24

Regio mammaria sinistra terdapat massa dengan diameter 30x20x15cm,


permukaan kulit berwarna kemerahaan terdapat ulkus berdarah, tapi
sekarang mengeluarkan cairan warna kuning seperti serum. Tidak berbau,
payudarakiri terasa nyeri. Pembesaran KGB aksila sinistra (-), Pembesaran
KGB kelenjar aksila dektra (-).
Regio Coli tidak ada pembesaran KGB.

Assessment: Tumor Phyllodes mamae sinistra


P :Inf RL20tpm
Inj Cefotaxim 3x1gr
Inj Antrain 3x1 A
Inj Ranitidin 3x1 A
Inj Kalnex 3x500mg
Transfusi PRC 2 kolf
Diet bebas

25

Objective

Tangg
al
Subje
ctive
KU
ke
sa
da
ra
n
TD
N
RR
Ta
x
K/L
:
a/i/
c/d
cor

pul
mo
ab
do
me
n
Ext
re
mi
tas
Asses
smen
t
Planni
ng

22Agust

23Agust

26Agust

27Agust

28-Agust

29-Agust

30-Agust

02-Sep

lemah

lemah

cukup

cukup

cukup

cukup

cukup

cukup

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

80/60

90/60

90/60

100/70

100/70

100/70

100/70

100/70

66

70

74

74

76

78

74

76

20

18

20

20

18

18

18

20

36,8

36,8

36,8

36,8

36,8

36,8

36,8

36,8

anemis

S1S2
tunggal

S1S2
tunggal

S1S2
tunggal

S1S2
tunggal

S1S2 tunggal

S1S2 tunggal

S1S2 tunggal

S1S2 tunggal

Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-

Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-

Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-

Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-

Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-

Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-

Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-

Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-

cembung,
BU +,
timpani,
soepel

cembung,
BU +,
timpani,
soepel

cembung,
BU +,
timpani,
soepel

cembung,
BU +,
timpani,
soepel

cembung, BU
+, timpani,
soepel

cembung, BU
+, timpani,
soepel

cembung, BU
+, timpani,
soepel

cembung, BU
+, timpani,
soepel

hangat,
oedem -

hangat,
oedem -

hangat,
oedem -

hangat,
oedem -

hangat, oedem
-

hangat, oedem
-

hangat, oedem
-

hangat, oedem
-

Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
transfusi
PRC 2 kolf

Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
cek HB

Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
transfusi
albumin

Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
cek
albumin

Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra

Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra

Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra

Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra

inf. RL 1500
cc/hari

inf. RL 1500
cc/hari

inf. RL 1500
cc/hari

inf. RL 1500
cc/hari

inj.
Ceftriaxone 2x
1gr
inj. Antrain
3x1 amp

inj.
Ceftriaxone 2x
1gr
inj. Antrain
3x1 amp

inj.
Ceftriaxone 2x
1gr
inj. Antrain
3x1 amp

inj. Ranitidin
3x1 amp

inj. Ranitidin
3x1 amp

inj. Ranitidin
3x1 amp

inj. Ranitidin
3x1 amp

inj. Transamin
3x500mg

inj. Transamin
3x500mg

inj. Transamin
3x500mg

inj. Transamin
3x500mg

diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas

diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas

diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas

diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
pro. SM

26

inj. Ceftriaxone
2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp

20% 100cc

profilaksis
ceftri 2 gr 1
jam pre op

fnab

27

28

29

30

Teknik Operasi
Dr.bedah: dr.Adi Nugroho, Sp.B
Dr.anastesi: dr. Erawati, Sp.An
Tanggal operasi: tanggal 02 september 2013
Mulai jam: 09.35 WIB
Selesai jam: 11.45 WIB
Diagnosa Pra Operasi: tumor phylloides dengan ulkus
Diagnosa Pasca Operasi: tumor phylloides dengan ulkus post SM dan axillary toillet
Operasi; Simple mastektomi dan axillary toilet
Uraian pembedahan:
Insisi elips, buat flat
Simple mastektomi, dilanjutkan dengan pengambilan kelenjar axilla kemudian dilakukan
axillary toilet didapatkan tiga buah kelenjar getah benin axilla yang membesar
Eksisi partial
Atasi perdarahan , operasi selesai.
Jaringan dikirim ke PA
Terapi Post op: inf. RL:D5 = 1000:1000
inj. Ceftriaxone 2x1gr
Inj. Antrain 3x1amp
Cek HB

31

32

Objective

Tanggal
Subjective
KU
kesada
ran
TD
N
RR
Tax
K/L:
a/i/c/d
cor
pulmo
abdom
en
Extrem
itas
Assessmen
t
Planning

03-Sep
flatus +

04-Sep
-

cukup

cukup

cm

cm

90/60

100/70

74

76

20

18

36,8

36,8

S1S2 tunggal

S1S2 tunggal

Ves+/+, Rh -/-, Wh -/-

Ves+/+, Rh -/-, Wh -/-

cembung, BU +, timpani, soepel

cembung, BU +, timpani, soepel

hangat, oedem -

hangat, oedem -

malignant tumor philoides post simple mastektomy dan


axilarry toilete H1

malignant tumor philoides post simple mastektomy dan


axilarry toilete H2

inf. RL 1000cc + D5 1000cc/ hari


inj. Ceftriaxone 2x1 gr
inj. Antrain 3x1 amp

aff infus
pro.KRS

33

34

Anda mungkin juga menyukai