TUMOR PHYLLOIDES
Oleh
Ninditha Retno Pradani
082011101049
Dokter Pembimbing
dr. Duriyanto Oesman, Sp.B
I. Anatomi Payudara 2
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit pada bagian lateral atasnya. Jaringan
kelenjar ini keluar dari bulatan kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau disebut ekor
payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing
memiliki saluran sampai ke kelenjar mamae, yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar
susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak.
Diantara lobulus
Perkembangan dan struktur dari glandula mamaria interna berkaitan dengan kulit. Fungsi
utamanya adalah sekresi air susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini di perantarai oleh hormonehormon yang sama dengan mengatur sistem reproduksi. Oleh Karena itu glandula mamaria
mencapai penuh saat menarke. 1
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang arteria perforantes anterior dari arteria
mamaria interna , arteria torakalis lateralis yang bercabang dari arteria aksilaris dan beberapa
arteria interkostalis. Sedangkan persarafan kulit payudara diurus oleh cabang plexus servikalis
dan nervus interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Dan
terdapat lagi beberapa sistm saraf yang menginervasi. 2
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke kelenjar aksila, sebagian lagi ke
parasternal. Terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran ke kelenjar
interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 ( berkisar 10 sampai 90) buah kelenjar getah
bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis.2
II. FISIOLOGI 2
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormone. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai
klimekterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesterone yang
diproduksi dalam ovarium dan juga hormone hipofise telah menyebabkan duktus berkembang
dan timbulnya asinus.2
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid sekitar hari ke -8 haid, payudara jadi
lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadangkadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Setelah beberapa hari menjelang haid.
Payudara menjadi tegang dan nyeri, sehingga pada waktu pemeriksaan fisik terutama palpasi
tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena
kontras kelenjar terlalu besar.
Perubahan yang ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui . pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Setelah hormone prolaktin dari hipofisa anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke putting susu. 2
III. Keadaan-keadaan yang bisa terjadi pada payudara1
a. Infeksi
Infeksi- infeksi bacterial (mastitis) sering terjadi pada payudara terutama terjadi pada
pascapartum semasa awal laktasi. Organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan
4
payudara melalui fisura pada putting. Gejalanya berupa payudara bengkak, panas, demam
tinggi , nyeri tekan, menggigil. Kuman penyebab tersering adalah stafilokokua aureus.
Pengobatannya dengan antibiotika oral dan bila terdapat abses maka dilakukan aspirasi
pada abses dengan insisi dan drainase, kemudian diberikan antibiotika dosis tinggi dan
dilakukan pemeriksaan histologik.
b. Fibroadenomama
Adalah tumor jinak berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal.penanganannya
dilakukan pembedahan dan pengangkatan pada tumor.
c. Papiloma intraduktal
Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75 % tumbuh dari dibawah aerola
mamae dan memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah pada putting susu.
d. Penyakit fibrokistik pada payudara
Pembentukkan kista , proliferasi duktus epithelial, papilomatosis difusa dan adenosis
duktus dengan pembentukkan jaringan fibrosa, secara klinis
ditandai dengan
pembentukkan nodula yang teraba massa, dan keluar cairan serosanguinus dari areola
mamae.
e. Karsinoma payudara
Keganasan dari parenkim ,stroma, areola dan papilla mamma.
IV. Tumor phylloides 1,2,3
4.1 Definisi
Cystosarcoma phyllodes (CSP) adalah Adalah Suatu tumor fibroepitelial yang
jarang dan hanya didapatkan pada payudara.
diderita kaum wanita. Nama Cystosarkoma filodes berasal dari bahasa yunani , dari kata
sarcoma sama dengan tumor besar dan phylodes artinya daun., Tumor ini memilki ciri
sebagai sarcoma yang besar dan secara histologist tumor ini jinak tapi klinis tampak
ganas. 3
(Sistosarkoma filodes) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup
secara local dan bersifat ganas (10-15 %). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan
dalam ukuran besar. Tumor ini dijumpai pada usia sekitar 45 tahun.2
paling merugikan adalah terjadinya peningkatan selularitas stroma disertai anaplasia dan
aktivitas mitotik yang tinggi, selain itu peningkatan ukuran secara pesat, biasanya dengan
invasi jaringan payudara di sekitarnya oleh stroma maligna. Sebagian besar tumor ini
tetap lokalisata. 3
4.3 Epidemiologi 3,5
Tumor filodest adalah neoplasma nonepithelial yang berasal dari payudara, di
laporkan kira-kira satu persen tumor ini berada dipayudara.
Tidak disebutkan tentang frekuensi pasien dengan tumor filodest di Amerika dan
dibeberapa daerah. Kejadian dengan filodes atau neoplasma payudara ini kurang dari
satu persen. Dilaporkan tumor ini sering dijumpai pada wanita, dengan usia pertengahan
antara 40 tahun keatas. 3
Ahli patologi menyampaikan bahwa tidak selalu secara klinis tumor ini baik,
Beberapa kasus tumor sering mengalami rekuren dan bersifat maligna karena
pertumbuhannya agresif.5 Beberapa kasus menemukan bahwa tumor ini pernah
mengalami metastase ke tulang, jantung dan hati serta paru-paru. Beberapa pasien dengan
metastase tumor pernah dilaporkan meninggal setelah 3 tahun pengobatan. Tiga puluh
persen pasien dengan phylodes maligna meninggal akibat dari penyakit ini.3
bulan. Tumor
mengakibatkan areola dan putting masuk kadang terjadi ulserasi dari kulit. Pasien dengan
metastase tumor akan mengalami gejala sesak , dan nyeri pada tulang. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan:
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar disertai nyeri, cepat besar
dan disertai ulkus. Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen,
ada bagian yang padat dan terdapat bagian yang kistik.
3. Benjolan mobile,vaskularisasi baik
4. Cystosarkoma biasanya ada di salah satu payudara bisa payudara kanan atau
payudara kiri.(bilateral)
5. Kulit permukaan payudara menjadi pucat atau tranlusent dan dibawah terjadi
pelebaran vena-vena. Vena subkutan melebar.
6. Secara umum tumor filodest bermanifestasi berupa massa yang besar dengan
pertumbuhan yang cepat. Meskipun benjolannya besar
FNAB (Fine needle aspiration biopsy (FNAB): prosedur ini menggunakan jarum kecil
( ukuran 22 atau 25). FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba. Area disinfektan
dan sampel jaringan dikirim ke patologi anatomi. FNAB adalah dasar pemeriksaan dokter di
klinik. Local anastesi tidak dianjurkan, setelah FNAB pasien dapat beraktivitas normal seharihari. 6
10
Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba.
Stereotactic Core Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil )
atau Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil beberapa
macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area
yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. 10
vacuum-asisted biopsy
Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy.
Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi
tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk
menetukan pengobatan dan menetukan stadium.
Open surgical biopsy; Selama beberapa tahun, biopsy pembedahan terbuka salah satu
metode untuk menganalisa sampel jaringan. Akuransi dengan metode ini seratus persen sebab
11
jaringan yang diambil cukup besar. Pada needle biopsy lesinya invasive dan punya sejumlah
komplikasi.14
Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar jaringan.
Biopsy ini bisa incisional (mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil
seluruh benjolan).
Biopsy bedah terbuka dilakukan di rumah sakit. Secara umum menggunakan anastesi.
Biopsy bedah buka ini menggunakan local anastesi dengan efek sedasi untuk pasien. massa di
palpasi, lokasinya di tandai dengan bolpent, pasien di tempatkan dikamar operasi, insisi
dilakukan dengan ukuran 1,5-2 inci. Massa di pindahkan dengan portio jaringan kemudian
jaringan yang diambil di bawa ke patologi anatomi. Bekas insisi, diatas luka ditutup dengan kasa
sterile.
Jaringan yang didapat dari biopsy akan di ditest untuk menentukan pengobatan.Test itu untuk
melihat Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ ( biasanya
tidak menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam kelenjar susu ). Grade
( seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat ) dan apakah sel kanker telah menjalar ke
pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati.
12
Dengan screening mammography pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil.
Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan
atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang
mencurigakan ditemukan pada saat pemeriksaan fisik.
Mammogram
Mammogram dan ultrasonography penting untuk diagnosis lesi payudara secara umum.
Dapat dibedakan antara lesi jinak phylodes dari fibroadenoma, juga dapat membedakan lesi
maligna filodes. Merupakan Salah satu pemeriksaan penunjang untuk diagnostic penyakit ini.
5.2.2 ULTRASONOGRAPHY7
13
5.2.3 MRI 10
MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran )
detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose
mempunyai kanker, maka untuk mencek payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak
mutlak. Bisa juga untuk screening saja. MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan
massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram.
Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga
ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak
bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk
memastikan lagi harus dilakukan biopsy.
14
Secara klinis CSP adalah tumor jinak. Rekurensi secara local sering terjadi. Sebagian lesi
CSP adalah maligna. Tumor tidak diterapi dengan local eksisi karena sering terjadi
rekurensi. Total mastektomi adalah terapi yang di berikan.
Metastase dari tumor ini dapat ke paru-paru, mediastinum dan kerangka tulang.
17
Langkah Pertama
Berdiri
didepan
cermin,
dada
dibusungkan
dan
tangan
diletakkan
di
Langkah Kedua
Kemudian angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas.
Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka
segeralah periksakan diri ke dokter.
18
Langkah ketiga
Berbaring dengan tangan , diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk
memeriksa payudara kanan begitu sebaliknya. Raba seluruh payudara (seperti pada
gambar) mulai dari atas kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai
kearah payudara. Bisa juga mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi
luar lingkaran payudara. Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan
yang ringan, halus tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang
iga dibelakang payudara)
Langkah terakhir
Lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada langkah ke
tiga. Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih mudah
melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah. Secara berkala
memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai faktor risiko terkena kanker
payudara.
19
20
257-262 pjms.com.pk/.../aprjun108/article/article14.html
21
LAPORAN KASUS
I.IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. Hindri
Umur
: 25 Th
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
: 45.03.56
Tgl. Masuk
: 20-08-2013
Tgl. Periksa
: 21-08-2013
II. Anamnesis
Ku: Luka Berdarah pada payudara kiri
RPS: 10 bulan yang lalu sebelum MRS pasien mengeluh ada benjolan di payudara kiri
sebesar kelereng. Saat itu payudara hanya tidaknyeri, tidak ada luka, tidak ada nanah
yang mengalir, dan permukaan payudara merah. 5 bulan kemudian benjolan tadi
bertambah besar , yaitu sebesar telur ayam, Luka tidak ada , payudara tidak nyeri, dan
tidak merah dipermukaannya. Satu bulan kemudian pasien mengeluh payudara kiri
bertambah besar hampir sebesar Bola, (Ukurannya 2 kali payudara normal).saat itu
pasien mengeluh ada luka diatas putting susu , payudara terasa nyeri serta
permukaannya berwarna merah. Karena payudara keluar darah, akhirnya pasien
membawanya ke RSUD DR. SOEBANDI.
22
Keluarga pasien tidak ada yang sakit tumor atau menjalani pengobatan,
pembedahan dan kemoterapi
Riwayat Pengobatan
Sebelum dibawa ke Rumah sakit pasien pernah menjalani alternative selama satu
Bulan ,dengan cara di pijat payudaranya dan minum ramuan, pasien merasa lebih baik
Setelah terapi alternative, tapi benjolan tidak mengecil,nyeri masih terasa, sampai
akhirnya payudara berdarah.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran
: Kompos mentis
Vital sign:
Tensi
: 90-60 mmHg
Nadi
: 62x/menit
Suhu
: 36, 8 derajat
Respiratory rate
: 18x/ menit
b. Pemeriksaan Khusus
Mata:
o Palpebra: oedem (-), Hematom (-)
o Konjungtiva: anemis (+), perdarahan (-)
o Sklera: Ikterik (-) perdarahan (-)
Telinga:
o Lubang telinga: sekret (-), darah (-), bau (-)
23
Mulut:
o Bibir: sianosis (-), oedem (-)
o Mukosa: hiperemis (-)
Thorax
o Cor
o Pulmo
Palpasi: FR +/+
Perkusi: Sonor
Abdomen
o Inspeksi: Cembung
o Auskultasi: BU (+) Normal
o Perkusi: timpani
o Palpasi: soepel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas
o Atas: akral hangat +/+, oedem -/o Bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
Status lokalis
24
25
Objective
Tangg
al
Subje
ctive
KU
ke
sa
da
ra
n
TD
N
RR
Ta
x
K/L
:
a/i/
c/d
cor
pul
mo
ab
do
me
n
Ext
re
mi
tas
Asses
smen
t
Planni
ng
22Agust
23Agust
26Agust
27Agust
28-Agust
29-Agust
30-Agust
02-Sep
lemah
lemah
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cm
cm
cm
cm
cm
cm
cm
cm
80/60
90/60
90/60
100/70
100/70
100/70
100/70
100/70
66
70
74
74
76
78
74
76
20
18
20
20
18
18
18
20
36,8
36,8
36,8
36,8
36,8
36,8
36,8
36,8
anemis
S1S2
tunggal
S1S2
tunggal
S1S2
tunggal
S1S2
tunggal
S1S2 tunggal
S1S2 tunggal
S1S2 tunggal
S1S2 tunggal
Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-
Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-
Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-
Ves+/+, Rh
-/-, Wh -/-
Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-
Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-
Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-
Ves+/+, Rh -/-,
Wh -/-
cembung,
BU +,
timpani,
soepel
cembung,
BU +,
timpani,
soepel
cembung,
BU +,
timpani,
soepel
cembung,
BU +,
timpani,
soepel
cembung, BU
+, timpani,
soepel
cembung, BU
+, timpani,
soepel
cembung, BU
+, timpani,
soepel
cembung, BU
+, timpani,
soepel
hangat,
oedem -
hangat,
oedem -
hangat,
oedem -
hangat,
oedem -
hangat, oedem
-
hangat, oedem
-
hangat, oedem
-
hangat, oedem
-
Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
transfusi
PRC 2 kolf
Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
cek HB
Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
transfusi
albumin
Tumor
Philoides
mama
sinistra
inf. RL
1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxon
e 2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ranitidin
3x1 amp
inj.
Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
cek
albumin
Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra
Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra
Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra
Malignant
Tumor
Philloides
mamae sinistra
inf. RL 1500
cc/hari
inf. RL 1500
cc/hari
inf. RL 1500
cc/hari
inf. RL 1500
cc/hari
inj.
Ceftriaxone 2x
1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ceftriaxone 2x
1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj.
Ceftriaxone 2x
1gr
inj. Antrain
3x1 amp
inj. Ranitidin
3x1 amp
inj. Ranitidin
3x1 amp
inj. Ranitidin
3x1 amp
inj. Ranitidin
3x1 amp
inj. Transamin
3x500mg
inj. Transamin
3x500mg
inj. Transamin
3x500mg
inj. Transamin
3x500mg
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
diet bebas
TKTP
mobilisasi
bebas
pro. SM
26
inj. Ceftriaxone
2x 1gr
inj. Antrain
3x1 amp
20% 100cc
profilaksis
ceftri 2 gr 1
jam pre op
fnab
27
28
29
30
Teknik Operasi
Dr.bedah: dr.Adi Nugroho, Sp.B
Dr.anastesi: dr. Erawati, Sp.An
Tanggal operasi: tanggal 02 september 2013
Mulai jam: 09.35 WIB
Selesai jam: 11.45 WIB
Diagnosa Pra Operasi: tumor phylloides dengan ulkus
Diagnosa Pasca Operasi: tumor phylloides dengan ulkus post SM dan axillary toillet
Operasi; Simple mastektomi dan axillary toilet
Uraian pembedahan:
Insisi elips, buat flat
Simple mastektomi, dilanjutkan dengan pengambilan kelenjar axilla kemudian dilakukan
axillary toilet didapatkan tiga buah kelenjar getah benin axilla yang membesar
Eksisi partial
Atasi perdarahan , operasi selesai.
Jaringan dikirim ke PA
Terapi Post op: inf. RL:D5 = 1000:1000
inj. Ceftriaxone 2x1gr
Inj. Antrain 3x1amp
Cek HB
31
32
Objective
Tanggal
Subjective
KU
kesada
ran
TD
N
RR
Tax
K/L:
a/i/c/d
cor
pulmo
abdom
en
Extrem
itas
Assessmen
t
Planning
03-Sep
flatus +
04-Sep
-
cukup
cukup
cm
cm
90/60
100/70
74
76
20
18
36,8
36,8
S1S2 tunggal
S1S2 tunggal
hangat, oedem -
hangat, oedem -
aff infus
pro.KRS
33
34