Anda di halaman 1dari 35

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI

INDONESIA
KELOMPOK 10

KELOMPOK 10
FATHIMAH NURMAJDINA MARJANI
11151020000073
NAILUL MUNA
11151020000077
NIA FACHRUNNISA
11151020000086
DWI PUSPITA AYU
11151020000100
DOSEN PEMBIMBING : SITI NADROH.M.AG

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA


>> LATAR
BELAKANG
>> KEMAJUAN KERAJAAN
ISLAM
>> PENGARUH KERAJAAN ISLAM BAGI MASYARAKAT
INDONESIA
>> KESULTANAN ISLAM PADA ZAMAN
BELANDA

LATAR BELAKANG
BERDIRINYA
KESULTANAN ISLAM DI
NUSANTARA

Menjelang abad ke-13 SM, di pesisir Aceh


sudah ada pemukiman Muslim

Kerajaan Islam pertama di Nusantara adalah


Kerajaan Perlak yang juga merupakan kerajaan
Islam pertama di Aceh sebagai bukti utama
munculnya pengaruh Islam di Aceh
Prof. Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa
pada akhir abad ke-12, di pantai timur Sumatra
terdapat negara Islam bernama Perlak
Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di
Negeri Perlak telah berdiri sebuah kerajaan
yang sederhana yang bernama Kerajaam
Perlak
Perkembangan Perlak semakin baik ketika
kerajaan Perlak dipimpin oleh Pangeran
Salman, seorang pangeran yang memiliki
darah Kisra Persia. Keturunan dari Pangeran
Salman inilah yang kemudian menikah dengan
Muhammad Jafar Shiddiq dan akhirnya
menjadi cikal-bakal dari Kesultanan Perlak

1. ACEH

LATAR BELAKANG
BERDIRINYA
KESULTANAN ISLAM DI
NUSANTARA

Sejak abad ke-6 pedagang dari Gujarat India


mengembangkan agama Budha di Kuntu

Pada tahun 670-730 M, terdapat dua kerajaan


besar yaitu Cina di timur (beragama budha
Mahayana) dan Khalifah Muawiyah di barat
(beragama islam) masing-masing hendak
memonopoli perdagangan, menanamkan
pengaruh ekonomi dan agama

Dakwah pengembangan islam terhenti selama


4 abad disebabkan Cina merasa terganggu
kepentingan ekonomi dan pengembangan
agamanya, maka Cina mengutus dua orang
sarjana agama Budha yaitu: Wajaro Bodhi dan
Amogha Bajra

Pada permulaan abad ke-7 sesudah Rajendra


Cola dari India Selatan berhasil melumpuhkan
Sriwijaya, maka raja Palembang bernama Aria
Darma mengirim surat ke Muawiyah meminta
dikirimkan Ulama/mubaligh

2. RIAU

LATAR BELAKANG
BERDIRINYA
KESULTANAN ISLAM DI
NUSANTARA

3. JAWA

Proses Islamisasi sudah berlangsung


di Jawa sejak abad ke-11 M
Kerajaan Islam pertama di Jawa ialah
kerajaan Demak
Kerajaan Islam Demak didirikan oleh
Sultan Fatah pada tahun 1482 M
setelah runtuhnya Kerajaan SyiwoBuddho Mojopahit di tangan Girindro
Wardhono pada tahun 1478 M
Berdirinya kerajaan Demak dan
tersebarnya Islam di tanah Jawa
diprakarsai oleh para Walisongo di
bawah pimpinan Sunan Ampel Denta

LATAR BELAKANG
BERDIRINYA
KESULTANAN ISLAM DI
NUSANTARA

4.
BANTEN

Sebelum zaman keislaman di


Indonesia, Banten telah menjadi kota
yang disorot sejarah, sejak raja-raja
Sunda berkuasa
Menurut sumber sejarah, penguasa
Pajajaran di Banten menerima Sunan
Gunung Jati dengan ramah tamah dan
tertarik untuk masuk Islam
Langkah selanjutnya yang dilakukan
Sunan Gunung Jati untuk
menyebarkan Islam di Jawa Barat
adalah dengan menduduki pelabuhan
Sunda yang sudah tua, kira-kira tahun
1527
Setelah kembali ke Cirebon,
kekuasaannya atas Banten diberika
kepada putranya, Hasanuddin

LATAR BELAKANG
BERDIRINYA
KESULTANAN ISLAM DI
NUSANTARA

5.
KALIMANTA
N

Sebelum datangnya Islam, daerah ini berada


dalam pengaruh kepercayaan Hindu-Budha,
ditandai dengan adanya kerajaan Hindu
pertama dan tertua yakni Kerajaan Kutai, yang
terletak di Muarakaman, tepi sungai Mahakam
Pada abad ke-15, Islam pertama kali masuk ke
Kalimantan dengan dibawa oleh Raja Daha,
Raden Sekar Sungsang yang melarikan diri
dari ibunya, Putri Kabuwaringin
Raden Sekar Sungsang memiliki seorang putra
yang bernama Raden Panji Sekar yang kelak
akan menjadi murid dari Sunan Giri dan
dijadikan menantu olehnya serta
mendapatkan gelar Sunan Serabut
Raden Panji Sekar diangkat menjadi raja
bertepatan dengan dirinya yang telah menjadi
seorang Muslim
Setelah itu, mulai berdiri dua kesultanan yang
mendominasi kekuasaan Islam di Kalimantan,
yaitu Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kutai

LATAR BELAKANG
BERDIRINYA
KESULTANAN ISLAM DI
NUSANTARA

Awal mula masuknya Islam ke Sulawesi yaitu ketika berdirinya


kerajaan Gowa-Tallo, dua kerajaan kembar yang saling
berbatasan

Pada awal abad ke-16, kerajaan Gowa dan Tallo dijadikan satu
kerajaan pada masa kepemimpinan Karaeng Tumaparisi
Kallonna, sehingga berubah nama menjadi kerajaan Makassar

Ketika Karaeng Tumaparisi Kallonna meninggal dunia, tahta


kerajaan digantikan oleh raja Gowa X, I Mariogau Daeng Bonto
Karaeng Lakiung Tunipalangga, dan pada saat
pemerintahannya sudah banyak para pedagang Islam
Nusantara yang menetap di Makassar

Setelah I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga


meninggal dunia dan setelah pergantian raja beberapa kali
akibat permasalahan-permasalahan internal, maka diangkatlah
I Mangarangi Daeng Manrabia Sultan Alauddin sebagai raja
Gowa XIV

Sejak Gowa-Tallo tampil sebagai pusat perdagangan laut,


kerajaan ini menjalin hubungan baik dengan Ternate yang telah
menerima Islam dari Gresik/Giri

Setelah DatuRi Bandang datang ke kerajaan Gowa-Tallo,


agama Islam mulai masuk kerajaan ini

Sultan Alauddin merupakan raja Makassar yang pertama


masuk Islam

6.SULAWESI

LATAR BELAKANG
BERDIRINYA
KESULTANAN ISLAM DI
NUSANTARA

Maluku adalah daerah yang dikenal dengan


julukan Negeri Seribu Pulau

Pada awalnya, Maluku lebih dikenal dengan


nama Ternate, Tidore, Makian, dan Moti.
Secara keseluruhan disebut Moloku Kie
Raha, artinya Persatuan Empat Kolano
(kerajaan)

Menurut sejarawan Islam, M. Saleh Putuhena,


pedagang yang datang pertama kali di
Maluku adalah para pedagang Melayu dan
Jawa. Sehingga, membuka peluang bagi para
pedagang Arab, India, Persia, dan China

Pada masa itu, gelombang perdagangan


Muslim terus meningkat, sehingga raja
menyerah kepada tekanan para pedagang
Muslim itu dan memutuskan belajar tentang
Islam pada madrasah Giri

7. MALUKU

BERBAGAI KEMAJUAN YANG DICAPAI


KESUTANAN ISLAM

DAERAH SUMATERA

Kerajaan Samudera Pasai

1. Kerajaan berbasis ekonomi perdagangan dan pelayaran,


maka penghasilan pajak besar
2. Kerajaan makmur, dibuktikan dengan adanya mata uang
Dirham yang bertuliskan nama-nama sultan yang pernah
berkuasa di Samudera Pasai

DAERAH SUMATERA

Kerajaan Aceh

1. Kemajuan di bidang ekonomi dalam bentuk perdagangan


2. Dibangunnya angkatan perang atas bantuan Turki Usmani
3. Dikuasainya seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat
Sumatera
4. Pada abad 16 dan 17 muncul beberapa ahli tasawuf yang
terkenal, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Samatrani,
Nuruddin ar-Raniri, Syeikh Abdurrauf yang menghasilkan
banyak karya

DAERAH JAWA

Kerajaan Demak
1. Perluasan Islam ke seluruh tanah Jawa, bahkan hingga
mencapai Kalimantan Selatan.
2. Penaklukan Sunda Kelapa dibawah pimpinan Fadhilah
Khan pada tahun 1527 dibantu oleh kerajaan Demak dan
Cirebon
3. Ditaklukannya Majapahit dan Tuban pada tahun 1527
4. Penundukan Madiun, Blora (1530), Surabaya (1531),
Pasuruan (1541-1542), Lamongan, Blitar, Wirasaban, Kediri
(1544).
5. Berkat bantuan para pemuka Islam di Jawa Tengah,
daerah bagian selatan sekitar gunung Merapi berhasil
dikuasai.

DAERAH JAWA

Kerajaan Cirebon
1. Pada tahun 1619, seluruh wilayah di Jawa Timur berhasil
dikuasai
2. Penyebaran islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat,
seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), dan Sunda
Kelapa

DAERAH JAWA

Kerajaan Banten
1. Penaklukan pelabuhan Sunda (1527) dan perluasan kotakota pelabuhan di Jawa Barat yang semula termasuk daerah
Pajajaran
2. Penaklukan Pakuan yang saat itu belum memeluk agama
islam

DAERAH KALIMANTAN

Kerajaan Banjar
Kemajuan yang dicapai diantaranya adalah dikuasainya
Muara Bahan, sebuah pelabuhan strategis yang sering
dikunjungi para pedagang luar, contohnya yang berasal dari
pesisir utara pulau Jawa, Gujarat, dan Malaka.

DAERAH KALIMANTAN

Kutai

Kemajuan yang dicapai diantaranya :


Penyebaran Islam lebih jauh ke daerah-daerah pedalaman di
Kutai pada tahun 1575.

PENGARUH KESULTANAN
ISLAM DALAM
PERKEMBANGAN
MASYARAKAT INDONESIA

Kehadiran Islam di beberapa tempat


mendorong terjadinya perubahan
pola kekuasaan dan melahirkan
kesatuan-kesatuan politik Islam
dalam bentuk kesultanan.
Agama Islam juga membawa
berbagai pandangan baru yang
revolusioner untuk masa itu.

Bidang Politik

Haji Agus Salim dan Abdoel Moeis


sebagai tokoh sentral Sarekat Islam
(1915), KH Ahmad Dahlan (1869-1923
M) yang kemudian mendirikan
organisasi beeraliran modernis
Muhammadiyah (1912 M), KH.
Hasyim Asyari mendirikan organisasi
tradisionalis Nahdatul Ulama (1926
M)

PENGARUH KESULTANAN
ISLAM DALAM
PERKEMBANGAN
MASYARAKAT INDONESIA

Bidang
Pendidikan

KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim


Asyari mendirikan pendidikan
pesantren dan madrasah Melalui
lembaga pendidikan ini masyarakat
Indonesia dapat belajar ilmu
pengetahuan agama dan ilmu
pengetahuan umum secara imbang.

PENGARUH KESULTANAN
ISLAM DALAM
PERKEMBANGAN
MASYARAKAT INDONESIA

Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi sosial juga


Islam telah membuka masyarakat
untuk senantiasa belaku adil dalam
makukan transaksi, tida berbuat
curang dalam timbangan, harus ada
kesepakatan antara penjual dan
pembeli sera bagaimana konsep
keseimbangan, tidak boros dan tidak
berlebihan seperti yang dianjurkan
dalam al-Quran juga mampu
menciptakan suasana kehidupan
yang damai dan sejahtera.

PENGARUH KESULTANAN
ISLAM DALAM
PERKEMBANGAN
MASYARAKAT INDONESIA

Bidang
Kebudayaan

Islam di Indonesia hadir pada abad


ke-11, dimana saat itu Indonesia
masih dikuasai olehkerajaankerajaan Hindu dan Budha
Salah satu penyebar Islam
terbesar di pulau Jawa adalah Wali
Songo yang menggunakan
kebudayaan yang sudah ada di
Jawa untuk menyebarkan agama
Islam.
Wayang merupakan teknik
bercerita yangsudah ada di
Indonesia sejak zaman dahulu.
Salah satu teknik wayang yang
digunakan untuk menyebarkan
agama Islam adalah wayang
golek.Teknik ini digunakan untuk
menyebarkanagama Islam dengan

KESULTANAN ISLAM PADA


ZAMAN BELANDA

Umat Islam Indonesia hidup dalam aneka ragam situasi dan kondisi dari sejak agama Islam
masuk ke Indonesia. Tahun 1956 adalah awal kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia . Pada
saat Belanda memasuki Indonesia (1596 ) sudah mulai terasa kesulitan menghadapi
masyarakat islam tersebut mereka hadapi saat sedang berusaha menancapkan kekuasaannya
di Indonesia. Kolonial belanda selalu menghadapi perlawanan gencar dari masyarakat yang
menganut agama Islam seperti pertempuran di Banten , Hasanudin di Uung Pandang , perang
Diponogoro , perang Padri , perang Aceh dan sebagainya.Untuk melemahkan kepribadian
orang orang Islam di Indonesia , belanda sengaja mengembangkan pendidikanpendidikan
ala barat yang di anggap dapat lebih membimbing masyarakat ke taraf hidup yang lebih baik ,
yang dijadikan kedok oleh kolonial Belanda untuk melancarkan politik penjajahannya. Di tiap
tiap lembaga pendidikan disebarkan perbedaan-perbedaan itu yang intinya , orang Belanda itu
rasional dan orang orang Timur itu emosional , dan perbedaan dalam proses pengembangan
Islam di kerajaankerajaan . Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi
penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara
kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak
terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika
berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur

Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke XVI. Pada masa abad XVI ini telah
menjadi saksi munculnya kerajaan-kerajaan baru di medan sejarah, terutama di
Jawa. Sebagian besar kerajaan-kerajaan itu lazim disebut kerajaan Islam,
sedangkan beberapa daerah di pedalaman maih bersifat Hindu. Perkembangan
kerajaan Islam di Maluku, Sulawesi Selatan, dan di daerah lain mulai juga tampak
pada abad XVI. Sementara itu masih terdapat kerajaan-kerajaan yang terus eksis
dengan memakai sistem tradisional pra Islam , seperti kerajaan Mataram di Jawa.
Pada periode tersebut, proses pergantian masa telah berjalan selama satu abad
lebih di wilayah Malaka dan kira- kira setengah abad di Jawa.. Kerajaan- kerajaan
Islam umumnya berdiri setelah kerajaan lama yang bercorak Budha atau Hindu
mengalami kemunduran.Wilayah kerajaan itu pada Umumnya terbatas: Samudra
Pasai, Aceh, Malaka, dan beberapa kerajaan. Namun, dalam abad XVI
berlangsunglah proses konsentrasi kekuasaan dengan perjuangan kekuasaan,
seperti perebutan hegemoni kekuasaan yang semakin kompleks dengan terlibatnya
Portugis

Samudra Pasai selanjutnya merupakan bagian dari wilayah kerajaan Aceh. Aceh sendiri
menerima pengislaman dari Pasai pada pertengahan abad XVI. 1 Ketika Malaka jatuh jatuh ke
tangan Portugis , Aceh merupakan bagian dari kerajaan Pidea. Kejatuhan Malaka atas Portugis
telah membawa berkah tersendiri bagi pertumbuhan Aceh. Kesultanan Aceh menguasai
pesisir barat Sumatra hingga Bengkulu. Pasai direbut dari tangan Portugis oleh penguasa besar
pertama Aceh , Ali Mughayat Syah , pada 930 H / 1524 M. Daerah tersebut merupakan
pemberian Sultan Minangkabau. Daerah kesultanan dibagi menjadi daerah-daerah kecil yang
disebut mukim, yang berjumlah 190 mukim. Menjelang pada abad ke 18 kesultanan Aceh
mulai kacau balau, dan tanpa kepemimpinan . Maka pada abad XIX Aceh jatuh ke tangan
pemerintah Hindia Belanda.
Di Jawa , kerajaan Demak ( 1518-1550) dipandang sebagai kerajaan islam pertama dan
terbesar di Jawa. Pusat kerajaan Islam kemudian berpindah dari Demak ke Pajang kemudian
ke Mataram. Berpindahnya pusat pemerintahan itu membawa pengaruh besar yang sangat
menentukan perkembangan sejarah islam di Jawa yaitu : Kekuasaan dan sistem politik
didasarkan atas basis agraris, mulai mundurnya peranan daerah pesisir dalam perdagangan
dan pelayaran , demikian pula Jawa, dan terjadi pergeseran pusat pusat perdagangan dalam
abad ke-17 dengan segala akibatnya.

Pada tahun 1916 , seluruh Jawa Timur praktis sudah di dalam kekuasaan
Mataram , yang ketika itu di bawah pimpinan Sultan Agung. Pada masa
pemerintahan inilah kontak-kontak bersenjata atar kerajaan Mataram dan
VOC mulai terjadi.
Sementara itu , berdirinya juga kerajaan Islam di wilayah Indonesia sebelah
timur, seperti Maluku , Makasar, Banjarmasin dan sebagainya. Raja-raja tertua
dari Maluku adalah raja raja dari Jailolo. Namun, mengingat penduduk Jailolo
lebih kecil didanding Ternate , Tidore , dan Bacan. Ketiga penguasa yang
disebut belakangan ini lebih menonjol. Raja pertama yaitu Zainal Abidin.Pada
perundingan yang dilakukan di Pulau Motir bahwa Raja Jailolo menjadi raja
kedua , raja Tidore menjadi raja ketiga , dan Bacan menjadi raja keempat.
Namun , perjanjian itu tidak berlangsung lama , karena pada abad XV urutan
berubah . Sultan Ternate kemudian menempatkan diri lagi menjadi raja
utama di Maluku

Pada masa itu terjadi perselisihan antara Ternate dan Tidore.


Ternate dibantu oleh orang-orang Spanyol dan Tidore dibantu
oleh orang-orang Portugis. Tindakan Portugis yang terlalu kasar
menyinggung
perasaan
orang-orang
Ternate.
Hal
ini
menimbulkan pemberontakan . Akibatnya , serangan-serangan
Portugis di lancarkan ke benteng-benteng kedudukannya pada
tahun 1565 , di bawah pimpinan sultan Khairun .kemarahan
rakyat Ternate memuncak ketika Sultan Khairun dibunuh secara
diam-diampada tahun 1570 di benteng Musquita dengan dalih
perundingan. Babullah Daud Syah naik tahta sultan IV .pada 1575
,benteng portugis di ternate direbut oleh Baabullah. Akhirnya
Ternate berhasil mengusir Portugis pada 28 Desember 1577.

MELEBURNYA KESULTANAN DALAM


NKRI
NKRI adalah negara berdaulat yang telah mendapatkan pengakuan dari luar dunia Internasional.
NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang mengatur tentang kewajiban negara terhadap
warganya dan hak serta kewajiban warga negara terhadap negaranya dalam suatu sistem
kenegaraan. NKRI yang diagung-agungkan selama ini sama sekali tidak berakar seperti Kerajaan
Aceh Darussalam, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Ngurah Rai, Kerajaan Kutai
dan sebagainya. Baik secara resmi atau tidak ia merupakan kumpulan wilayah-wilayah kerajaan
tersebut kemudian diberi nama Indonesia oleh penguasa di awal kemerdekaannya.
Pada abad ke-19 dalam sejarahnya , terjadi pertumbuhan kesadaran berbangsa serta gerakan
nasionalis di beberapa negara untuk untuk memperjuangkam kemerdekaan bangsanya masingmasing. Peta pemikiran dan pergerakan nasionalisme maupun Islam bisa dilihat dari
kebangkitan nasionalisme dan Islam di Indonesia pada awal abad ke-20 ini.Salah satu institusi
sosial-politik yang pertama kali muncul dalam awal kemerdekaan adalah terbentuknya
Kementrian Agama. Adanya Kementrian Agama ini bertitik tolak dari kantor urusan Agama masa
jepang. usulan pembentukan kementrian ini pernah ditolak pada 19 Agustus 1945.keputusan ini
mengecewakan umat islam yang sebelumnya juga telah dikecewakan oleh keputusan yang
berkenan dengan dasar negara , Pancasila , dan bukannya Islam atau Piagam Jakarta.

kepada kaum muslimin, dengan membentuk sebuah kementrian agama secara


khusus dengan ketetapam No. 1/S.D. Adanya pembentukan Kementrian Agama
tersebut menimbulkan kontroversi, baik dari kalangan non-Muslim , kelompok
nasionalisme sekuler maupun kalangan Islam sendiri.
Terlepas dari sikap pro kontra ini, tampaknya pembentukan Kementrian Agama lebih
didasarkan pada pertimbangan politis daripada urgensi peran yang diperlukan dalam
sebuah sitem tata pemerintahan yang baru. Kementrian Agama dibentuk antara lain
hanya sebagai penawar kekecewaan sebagai tokoh politik islam yang telah gagal
menggolkan Islam untuk dijadikan sebagai dasar negara. Kerenanya pembentukan
Kementrian Agama ini selalu dipermasalahkan pada masa-masa selanjutnya.
Kementrian agama baru berfungsi sebagai kementrian yang utuh , bukan sekedar
bagian dari perjuangan bangsa, setelah kedaulatan negara mendapat pengakuan.
Pada tahun 1950, Wahid Hasyim menjadi menteri Agama dalam kabinet pertama
Republik Indonesia Serikat (RIS) .

Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 memberikan


kesempatan yang sama bagi rakyatnya untuk berpatisipasi
dalam politik. Berbagai aliran politik dapat dengan bebas
membentuk partai-partai politik di Indonesia sebagai saran
demokrasi seperti yang dinyatakan oleh pasal 28 UUD1945.
Umat islam juga berpatisipasi dalam hal ini . Pada 7 dan 8
november 1945 , melalui sebuah kongres umat islam di
Yogyakarta , lahirlah dua keputusan:

Pembentukan sebuah partai politik dengan nama masyumi

Umat islam tidak mempunyai partai lain kecuali masyumi

Bentuk pemerintahan sebelum Indonesia merdeka yaitu kesultanan. Namun setelah Indonesia
merdeka, meleburnya kesultanan islam di Indonesia. Berikut proses runtuhnya kesultanan yang
ada di Indonesia:

Kesultanan Banten

Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten,
Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke
kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian
menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan . Pada pemerintahan
Banten terdapat seseorang dengan gelar Mangkubumi, Kadi, Patih serta Syahbandar yang
memiliki peran dalam administrasi pemerintahan. Sementara pada masyarakat Banten terdapat
kelompok bangsawan yang digelari dengan tubagus (Ratu Bagus), ratu atau sayyid, dan golongan
khusus lainya yang mendapat kedudukan istimewa adalah terdiri atas kaum ulama, pamong
praja, serta kaum jawara.Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813
setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan
pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari
pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.Pada tahun itu, Sultan Muhammad bin Muhammad
Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh Thomas Stamford Raffles.

2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan yang letaknya di pulau sumatera
, dan menjadi simbol kebesaran Sumatera , serta kerajaan besar
selain Majapahit di Jawa Timur.Salah satu bentuk Peninggalan
Kerajaan Sriwijaya adalah Prasasti Kedudukan Bukit , prasasti ini
sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan No.
D.146. pada akhir abad ke-13 Kerajaan Sriwijaya mengalami
kemunduran. Hal ini disebabkan faktor politik , dan ekonomi. Maka
sejak akhir abad ke-13 M kerajaan Sriwijaya menjadi kecil dan
wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya
yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan
Majapahit.

3. Kesultanan Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat Provinsi di Indonesia yang
meliputiKesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan
kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi
wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom
setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum
perubahan) diatur dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok
Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk
dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam sejarah
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY
mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal
27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai