Nama
Nn. IA
Nomor MR
33 26 **
Jenis Kelamin
Perempuan
Umur
29 Tahun
Agama
Islam
Status
Belum Menikah
Alamat
Penjamin
Umum
Pekerjaan
Karyawati
Masuk RS
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 12 Oktober 2014, pukul
15.20 di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC).
Keluhan Utama
Tungkai bawah kiri sakit sejak 2 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Unit Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC)
dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kiri terutama saat digerakkan. Awalnya
pasien sedang berjalan di depan teras rumah 2 hari SMRS, lalu tiba-tiba kaki pasien
tersandung dan pasien terjatuh dengan posisi duduk dan kaki kiri menekuk ke bagian
dalam. Setelah jatuh, pasien pergi ke tukang urut, namun dirasakan semakin nyeri.
Pasien mengaku nyeri yang dirasakan tidak menjalar. Nyeri akan bertambah apabila
tungkai bawah digerakkan dan berkurang apabila pasien istirahat. Selain nyeri, juga
terdapat pembengkakan pada tungkai bawah. Nyeri dan bengkak dirasakan semakin
bertambah oleh pasien. Jari-jari kaki masih dapat digerakkan dan tidak ada rasa baal.
Pada saat terjatuh tidak terdapat benturan pada kepala dan tidak pingsan. Pasien tidak
mengeluh pusing dan muntah. Tidak terdapat demam.
Tidak terdapat riwayat trauma atau fraktur sebelumnya pada tungkai bawah
kiri.
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dan tidak pernah
menjalani operasi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Sakit Sedang
Kesadaran
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
: 140/90 mmhg
Nadi
: 100 x/menit
Pernapasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36.8 c
Berat Badan
: 55 Kg
Tinggi Badan
: 158 Cm
BMI
: 22 kg/m2 (normal)
Primary Survey
1. Airway/jalan napas
Pasien dapat bernapas dan berbicara spontan dengan jelas.
2. Breathing/pernapasan
Gerakan napas saat statis dan dinamis simetris, tidak terdapat segmen thorak
yang tertinggal, laju pernapasan 24 kali/menit.
3. Circulation
Nadi teraba kuat dengan frekuensi 100 kali/menit, simetris di seluruh ekstremitas,
kulit tidak pucat.
4. Disability
GCS=15, pupil bulat isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya langsung/tidak
langsung (+/+), tidak terdapat tanda lateralisasi.
Secondary survey
Status Generalis
Kepala
Mata
Leher
Telinga
Hidung
Mulut
Paru
massa (-)
- Palpasi: gerakan napas simetris kanan dan kiri, tactile
fremitus simetris kanan dan kiri
- Perkusi: sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi: suara nafas vesikuler +/+, ronchi -/-,
wheezing -/- Inspeksi: tidak tampak iktus kordis
- Palpasi: iktus kordis tidak teraba
Jantung
Abdomen
(-)
- Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen
- Auskultasi: bising usus (+) normal
Ekstremitas
Status lokalis
o Regio : kruris sinistra
o Look
Kulit
: malposisi (-)
o Feel
Nyeri tekan (+), hangat, Capillary Refill Time (CRT) <2 detik, parestesi (-),
vaskularisasi distal normal
o Move
1. Aktif
dan inversi kaki kiri (-), adduksi dan abduksi jari-jari kaki (+)
2. Pasif
3. Kekuatan motorik : -
Pemeriksaan Penunjang
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Hemoglobin
12.8
g/dl
12 16
Hematokrit
40
37-54
Leukosit
7.6
103/ul
5-10
Trombosit
286
103/ul
150-400
Menit
2-6
Menit
1-3
Glukosa Sewaktu
134
mg/dl
<200
SGOT
31
u/l
<35
SGPT
34
u/l
>35
Pemeriksaan EKG
Resume
Nn. IA, 29 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan bengkak pada regio kruris sinistra.
Nyeri dirasakan terutama saat digerakkan karena riwayat jatuh dengan posisi duduk
dan tungkai kiri menekuk ke bagian dalam. Pada regio kruris sinistra terdapat
bruising, pembengkakan, deformitas, nyeri tekan, dan ROM terbatas dorsofleksi dan
plantar fleksi kaki kiri, eversi dan inversi kaki kiri. Pada pemeriksaan radiologi kruris
sinistra didapatkan fraktur os tibia 1/3 distal tipe comminuted.
Diagnosis
Closed fraktur os tibia sinistra 1/3 distal tipe comminuted
Tatalaksana
pasien pulang paksa
Saran terapi
o Pemasangan gips/long leg cast x-ray (1 bulan kemudian)
o Fisioterapi
o ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Komplikasi
Kompartemen syndrome
Infeksi
Prognosis
Ad vitam
: bonam
Ad functionam
: bonam
Ad sanationam
: bonam
Diskusi Kasus
Pada kasus Nn. IA, didapatkan keluhan yaitu nyeri dan bengkak pada regio kruris
sinistra yang disebabkan karena pasien terjatuh dengan posisi duduk dan tungkai kiri
menekuk
kedalam.
Pada
pemeriksaan
fisik
didapatkan
adanya
bruising,
pembengkakan, deformitas, nyeri tekan, dan ROM terbatas dorsofleksi dan plantar
fleksi kaki kiri, eversi dan inversi kaki kiri. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik, maka dicurigai adanya fraktur pada regio kruris sinistra. Untuk memastikan
diagnosa, maka dilakukan pemeriksaan radiologi yang kemudian didapatkan hasil
fraktur os tibia sinistra 1/3 distal tipe comminuted.
Pasien disarankan untuk dilakukan tindakan non-operatif yaitu pemasangan long leg
cast (LLC), karena LLC diindikasikan untuk fraktur tertutup yang terdiri kurang dari
dua fragmen fraktur serta pergeseran tulang minimal. Pemasangan cast dengan posisi
lutut fleksi 10-15 dan fleksi ankle 90. Setelah pemasangan cast, harus dinilai apakah
cast sudah benar terpasang (terlalu ketat/longgar) dan pasien juga harus berlatih
mobilisasi agar tidak terdapat kekakuan sendi dan kekuatan otot dapat kembali seperti
awalnya. Evaluasi fraktur dilakukan dengan pemeriksaan radiologi pada satu bulan
kemudian untuk melihat adanya kalus.
Setelah terapi maka dapat dilakukan fisioterapi. Tindakan fisioterapi yang dilakukan
adalah pasien diminta untuk menggerakkan secara aktif maupun pasif untuk
memelihara kekuatan otot, mengurangi nyeri, dan mencegah kekakuan sendi. Selain
itu, latihan berjalan dimulai dengan menggeser kaki, bangun, duduk kemudian latihan
berdiri. Berjalan awalnya dengan menggunakan walker, dilanjutkan dengan kruk, dan
tanpa menggunakan bantuan alat secara perlahan.
Tindakan operatif dilakukan apabila setelah dilakukan tindakan non-operatif namun
tidak ada perbaikan. Tindakan operatif tersebut yaitu Open Reduction Internal
Fixation (ORIF), yaitu dengan memasang plate dan screw pada tulang pasien yang
mengalami fraktur.