Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS
OKTOBER 2015

LAPORAN KASUS : GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK


(F25.0)

Disusun Oleh :
Thathmainnul Qulub
C11110817

Residen Pembimbing :
dr. Ireine Suantika C Roosdy

Supervisor Pembimbing:
DR. dr. Sonny T Lisal, SpKJ
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

LAPORAN KASUS
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
(F25.0)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. S

Umur

: 36 tahun

Agama

: Islam

Suku

: Bugis

Status Perkawinan

: Sudah Menikah

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Kel. Rajang, Kec. Lembang Pinrang

Pasien datang untuk keempat kali di IGD Jiwa RSKD Dadi pada tanggal 16
Oktober 2015.
II. LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Nama

: Ny. D

Umur

: 58 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: Tidak Sekolah

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Kec. Lembang Pinrang

Hubungan dengan pasien

: Ibu Pasien

RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang

Keluhan dan Gejala


Pasien mengamuk , memukul, dan melempari keluarganya dengan
batu. Pasien juga melempar barang-barang di rumahnya dan
membagikan barang-barangnya kepada orang lain. Pasien juga
berbicara terus menerus dan sering gelisah mondar mandir di dalam
rumah. Hal tersebut sudah dialami kurang lebih 5 hari yang lalu.
Perubahan perilaku pasien dialami sejak tahun 2007 saat itu pasien
tidak mau berbicara dan lebih sering diam. Pada tahun 2014 pasien
dirawat selama kurang lebih 1 bulan dengan keluhan mengamuk.
Setelah keluar dari RSKD, Pasien diberikan obat Haloperidol 5 mg,
Chlorpromazin 100 mg, diminum teratur namun dosis Haloperidol
yang diminum hanya 1,5 mg sebab di puskesmas pinrang tidak tersedia
dosis 5 mg. Sebelumnya pasien adalah orang yang pendiam, dan
tertutup. Ini adalah ke empat kalinya dibawa ke RSKD.

Hendaya/disfungsi
-

Hendaya sosial ada.

Hendaya pekerjaan ada.

Hendaya waktu senggang ada.

Faktor stressor psikososial


Pasien mulai merasa stress setelah melahirkan anak kedua dari
suaminya yang kedua. Pasien kemudian bercerai dengan suaminya dan
anak-anak pasien diasuh oleh suami dan mertuanya.

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya.


Tidak ada.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat penyakit terdahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma,
dan kejang.
2. Riwayat penggunaan NAPZA
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan, dan alkohol.
Namun riwayat merokok ada tapi tidak diketahui berapa batang per
hari.
3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
Pasien mengalami keluhan yang sama sejak tahun 2007 dan
sebelumnya pernah dirawat 3 kali di RSKD Dadi. Pasien diberikan
obat haloperidol dan chlorpromazin, diminum teratur dengan dosis
yang lebih rendah dari yang diresepkan.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir tanggal 5 Mei 1979 di rumah dengan normal, cukup bulan,
langsung menangis. Proses kelahiran dibantu oleh dukun. Pasien
merupakan anak yang diharapkan. Pada saat mengandung, ibu pasien
dalam keadaan sehat. Pasien diberi ASI eksklusif, tidak ditemukan
adanya cacat lahir ataupun kelainan bawaan. Berat badan lahir tidak
diketahui dan tidak pernah mengalami demam tinggi dan kejang.
2. Riwayat masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berjalan,
berbicara,

perkembangan

bahasa,

dan

perkembangan

motorik

berlangsung baik sesuai dengan anak seusianya. Pasien tidak pernah


mengalami sakit parah, dan senang bermain dengan saudara dan teman
seusianya.
4

3. Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)


Pasien masuk SD umur 6 tahun, prestasi pasien disekolah tergolong
baik. Pasien senang bermain, dan bersemangat untuk beraktivitas di
sekolahnya. Pasien tidak pernah mengalami sakit parah.
4. Riwayat masa kanak-kanak akhir (12-18 tahun)
Pasien melanjutkan pendidikan hingga SMP, dan tidak melanjutkan ke
SMA karena kendala ekonomi. Pasien mengalami pelecehan seksual
dari ayah tirinya selama 6 tahun, Pasien hamil dan menggugurkan
kandungannya saat usia 14 tahun. Pasien kemudian pindah ke
Malaysia dengan ibunya pada tahun 1996.
5. Riwayat dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini adalah wiraswasta berjualan barang campuran di
Pinrang. Pasien pernah bekerja di Malaysia membuka usaha
restoran tahun 1996 sampai tahun 2005.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah pernah menikah 3 kali dan bercerai. Pernikahan
pasien yang pertama dan kedua adalah dengan orang Malaysia.
Pernikahan pertama memiliki 1 anak, kemudian cerai. Pernikahan
kedua pasien memiliki 2 anak yang sekarang tinggal bersama
ayahnya di Malaysia. Pernikahan ketiga setelah kembali ke Pinrang
dan memiliki 1 anak yang tinggal bersama tante pasien.
d. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam, dan menjalankan kewajiban agama
dengan baik.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.

g. Aktivitas Sosial
Selama pasien sakit pasien masih terlibat aktivitas sosial.
6. Riwayat Keluarga

Pasien anak ke 2 dari 2 bersaudara

Pasien sudah menikah dan bercerai

Hubungan dengan keluarga baik.

Tidak ada riwayat keluarga yang menderita dengan penyakit yang


sama

7. Situasi sekarang
Pasien tinggal bersama orang tua dan saudara lainnya di Pinrang
8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan.
III.

AUTOANAMNESIS

Tanggal 17 Oktober 2015, pukul 16.30 WITA, pasien berada di IGD RSKD Dadi.
Seorang perempuan, wajah sesuai umur, rambut acak-acakan, perawakan gemuk,
kulit sawo matang, menggunakan kaos merah muda dengan rok panjang putih,
dan perawatan diri kurang.
Keterangan:
DM

: Dokter Muda

: Pasien

DM

: Selamat sore , ibu.

: Selamat sore dokter.

DM

: Kenalkan nama saya Thatma, kalau nama ta siapa?

: S, dokter

DM

: Ibu S masih ingat lahir tanggal berapa?

: Tahun 1979

DM

: Ibu S tinggal di mana? Dengan siapa?

: Tinggal ka dengan mamaku sama tante ajiku di rumah, saya orang kaya
loh ini tapi saya sudah di bankrupt sama suamiku sendiri

DM

: Kalau boleh tau kenapa ibu S dibawa ke sini?

: Saya mau bunuh mama ku dan tanteku karna dia mau ambil anakku
dari saya karna saya sakit

DM

: Kenapa ibu mau bunuh mama sama tante ta?

: karena aku disuruh mencuci kain, mencuci piring karena aku sakit
padahal dia sehat kenapa saya juga yang buat itu kerja, itumi kenapa
saya mau bunuh dia. Saya kan orang stres tidak bisa kerja banyak.
Banyak kupikir jadi banyak sakitku kembali. Jadi anakku dia tidak mau
kasih sama saya jadi saya marah . itu anakku di pelihara sama kakak
angkatku , tidak mau dia kasih sama saya juga. Jadi saya mau bunuh diri
saya minum racun jadi saya di bawa kesini.

DM

: kapan kejadian awalnya ibu bisa stres?

: karena habis melahirkan orang bilang naik darah tahun 2006

DM

: Apa yang ibu rasa saat itu?

: saya gelisah sekali saya tidak mau banyak kerja karena kasihan saya
punya nasib ini kasihan. Saya di perkosa sama bapak tiriku waktuku
kecil saya tidak bisa apa-apa

DM

: Apa yang mama ta bilang?

: Itu mamaku pingsan tidak percaya itu terjadi sama anak sendiri,
mamaku cerai sama dia setelah 6 tahun saya di gauli sama dia, saya
bilang mama tidak tau saya sudah 6 tahun di kawin sama dia tiap malam
saya pakai baju berlapis-lapis bungkus kakiku pakai sarung baru aku ikat
tapi tetap dia bisa gauli saya, saya mau bunuh diri tapi saya takut juga,
saya hamil disuruh gugurkan, itu anak pertama ku kasian

DM

: Kenapa ibu tidak lapor?

: Mama ku itu orang bodo, mama saya tidak ada sekolah , tapi saya ada
sekolah saya ranking 1 . kalau saya ranking 1 disini toh, kalau saya
sarjana hukum undang-undang akan aku pakai untuk berjuang, tapi apa
boleh di buat tidak ada uang untuk ongkosi sekolahku.

DM

: Siapa yang bawa ki ke sini?

: Mamaku sama tante aji ku, saya orang kaya disini ada mobilku 1 kijang
lebih 100 juta harganya, rumahku lebh 200 juta harganya tapi aku tidak
boleh menuntut apa apa karna saya sakit, itu semua orang ambil hartaku
kasian. Macam mana saya tidak gila saya baru melahirkan itu anak di
curi dari saya

DM

: Tahun berapa ibu S melahirkan?

: Tahun 2011, 1996, 2002, 2005 . 4 kali ka melahirkan

DM

: Apa yang ibu bikin di Malaysia dulu?

: Berniaga, bisnis ,restoran, tahun 1996 sampai 2005

DM

: Tahun berapa ibu pindah di Malaysia?

: Dari kecil

DM

: Siapa yang bawa ibu kesana?

: Mamaku, lariki mamaku selingkuh bapakku, dan bapakku lagi 5 kali


kawin , umur 4 bulan ka kasian baru bapakku selingkuh dia kawin
perempuan lain , mamaku lari pergi malaysia disakiti 4 kali mamaku,
tapi sekarang dia insyaf katanya, dia mau kembali sama mamaku, tapi
saya tidak mau, saya bilang cukuplah dia buat kasih sakit mama. Saya
suka cerita kemana-kama supaya orang mengerti apa yang terjadi sama
saya, saaya tidak mau rumah sakit manapun mengatakan ini gila, padahal
kami adalah manusia yang masih normal, bagaimana aku bisa sholat 5
waktu kalau aku masih gila, semua orang bilang aku gila kasian.

DM

: Anak keberapa yang ibu lahirkan baru stres?

: Anak ke 3

DM

: Jadi waktu lahir anak pertama sama kedua masih sehat jki?

: Anak pertama cantik sekali, dia bekerja jurusan komputer

DM

: Ibu belum stres waktu itu?

: Belum, masih bagus

DM

: Jadi anak keberapa baru stres?

: Ke empat eh ketiga, tahun 2006

DM

: Apa ibu bikin saat stres?

: Jual kue pisang goreng , angkat berat berat baru saya stres, saya 3 kali
kawin hahaha 3 kali kawin , makan dulu kasian saya lapar ini

DM

: Untuk apa ibu di bawa kesini?

: Supaya cepat mati mungkin,kenapa saya disiksa tanganku di ikat


begini, liat tanganku sampai bengkak begini, mau berak pun susah ,mau
mandi pun susah, mau makan pun susah, kamu yang bertanya kamu
yang ada otak , kamu pikirlah siapa yang salah sebenarnya, saya kah
atau rumah sakit

DM

: Mama dan tante ta yang kasih masuk disini kan, untuk apa mereka bawa
ibu kesini?

: Karena saya mau bunuh diri

DM

: Kenapa ibu mau bunuh diri?

: Karena tidak ada gunanya hidup kalau hidup menderita terus

DM

: Kenapa ibu merasa menderita?

: Bayangkan saja berpisah sama anak dari kecil, kawin cerai kawin cerai,
orang selalu bilang ke saya itu orang gila itu orang gila

DM

: Kapan terakhir ibu bicara dengan anakta?

: Hari jumat, saya ketemu tahun lalu bulan 10 saya datang ke Malaysia

DM

: Ibu di bolehkan ketemu oleh mantan suami?

: Boleh semua boleh, dia baik sama saya,sudah meninggal mamanya dia
mau kembali sama saya tapi saya sudah tidak mau, itulah karma,
alhamdu..lilah, wasyuku..rilah, anak-anak..TK hahaha

DM

: Biasa ibu S dengar dengar suara? Suara apa?

: Iya, saya biasa dengar suara orang laki-laki perempuan dia cerita
tentang aku, dia suruh pergi hilangkan kegalauanku, baru kaki ku juga
bicara dia bilang jalanko jalanko jalanko

DM

: Kalau sekarang ibu S dengar bisikan atau suara-suara?

: Iya kaki ku bilang jalanko jalanko

DM

: Sejak kapan kita dengar itu suara suara?

: Lama mi, sudahka melahirkan

DM

: Kalau melihat sesuatu atau bayangan, pernah?

: Pernah liat hantu, kamu pasti takut juga kan sama hantu haha, seram
sekali jangan cerita, tidak mau tidak mau, jangan kasih mati ini lampu
ruangan.

DM

: Ibu lihat langsung?

: Iyaa, saya liat langsung rambutnya panjang, dia mengguling-guling,


rambutnya sampai pantat, saya tidur dikuburan waktu itu saya takut
merayap-rayap, saya lupa ingatan, banyak sekali orang perkosa saya,
orang ganteng, orang ustaz, alim-alim dia perkosa juga saya, itu anak
saya yang ke 4 saya tidak tahu siapa bapaknya. Sudah habis ceritanya,
saya mau tidur , boleh belikan saya makanan kah belikan saya 2000
supermi sama ayam goreng.

DM

: Ibu pernah merasa punya kekuatan?

: Ada, jampi-jampi, dengan menyebut nama Allah sama Alfatihah untuk


semua penyakit, mujarab semua, saya ini lahir kenapa ya, saya fikir-fikir
hidup ini ada hikmahnya ya, apa ya yang terjadi sama saya, saya fikirfikir saya ini terlalu pintar

DM

: Coba ibu sembuhkan tangannya yang bengkak, bisa? Kalau bisa berarti
ibu punya kekuatan

: Bisalah , dengan menyebut nama Allah, pasti saya bisa kasih sembuh

DM

: ibu tahu sekarang dimana?

: tau sekali lah, di rumah sakit dadi lah

DM

: tanggal berapa ?bulan berapa? Tahun berapa?

: tanggal 17 atau 18, bulan 11 eh 10 tahun 2015

DM

: Kita tau sekarang musim apa?

: Kemarau

DM

: Kalau 100 7 berapa?

: 93

DM

: Kalau 93-7 berapa?

: 93-7 kan 86

DM

: Kita tahu apa artinya panjang tangan?

10

: Pencuri lah,saya pintar di sekolah,saya ranking 1 di sekolah, kalau saya


pintar saya jadi insyinyur

DM

: Ibu S masih ingat namaku?

: Whats your name? Siapa tadi

DM

: Iya. Kalau ibu S dapat uang di jalan, ibu S apakan?

: Saya mau apa, saya orang kaya, saya tinggalkan saja, saya makannya
Mcdonald , KFC, Pizza Hut

IV.

DM

: Mungkin itu ji yang saya tanyakan ibu S. Terima kasih atas waktunya.

: Sama-sama dok.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Seorang perempuan, wajah sesuai umur, rambut acakacakan, perawakan gemuk, kulit sawo matang, menggunakan kaos merah
muda dengan rok panjang putih, dan perawatan diri kurang.
2. Kesadaran : Berubah
3. Perilaku dan aktifitas Psikomotor : Pasien gelisah , terfiksasi, psikomotor
meningkat
4. Pembicaraan : Bicara spontan, lancer, dan intonasi meningkat
5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif
B. Keadaan afektif (Mood), perasaan, empati, dan perhatian
1. Mood

: Meluap-luap

2. Afek

: Hipertimia

3. Empati

: Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai taraf
pendidikan
2. Daya konsentrasi : Cukup
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang)

11

Waktu
Tempat

: Baik
: Baik

Orang

: Baik

4. Daya Ingat
Daya ingat jangka segera

: Baik

Daya ingat jangka pendek

: Baik

Daya ingat jangka sedang

: Baik

Daya ingat jangka panjang

: Baik

5. Pikiran abstrak

: Terganggu

6. Bakat kreatif

: Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Kurang


D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi

: Halusinasi auditorik, Pasien mendengar

suara laki-laki dan perempuan yang menyuruh dan berkomentar tentang


pasien. Pasien juga mendengar kakinya bicara menyuruh pasien untuk
berjalan.
2. Ilusi

: Tidak ada

3. Depersonalisasi

: Tidak ada

4. Derealisasi

: Tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
Produktivitas

:Agak membanjir , flight of ideas

Kontinuitas

:Koheren dan relevan

Hendaya berbahasa

:Tidak ada

2. Isi pikiran
Preokupasi

: Tidak ada

Gangguan isi pikir

: Waham kebesaran (pasien mengatakan

dapat mengobati penyakit orang dengan membacakannya Alfatihah)

12

F. Pengendalian impuls

: Terganggu

G. Daya nilai
Norma sosial

: Terganggu

Uji daya nilai

: Terganggu

Penilaian realitas

: Terganggu

H. Tilikan (insight)
Tilikan derajat 2, pasien merasa dirinya sakit tetapi tidak kooperatif dalam
pengobatannya
I. Taraf dapat dipercaya

: Dapat dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Keadaan Umum
Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 80x / menit

Pernapasan

: 20x / menit

Suhu

: 36,3oC

Ektremitas atas dan bawah tidak ditemukan kelainan


Status Internus
Kepala

: Posisi sentral, penonjolan (-)

Konjungtiva

: Anemis (-) Ikterus (-)

Hidung

: Epistaksis (-)

Mulut

: Kering (-), lidah kotor (-), hiperemis (-)

Status Neurologis
Kesadaran

: GCS 15 (E4M6V5)

Pupil

: Bulat, isokor, diameter 2,5mm

Reflex Cahaya

: +/+

13

VI.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang wanita berumur 36 tahun di bawa ke RSKD untuk yang ke empat

kalinya dengan keluhan mengamuk, memukul, dan melempari keluarganya


dengan batu. Pasien juga melempar barang-barang di rumahnya dan membagikan
barang-barangnya kepada orang lain. Pasien juga berbicara terus menerus dan
sering gelisah mondar mandir di dalam rumah. Hal tersebut sudah dialami kurang
lebih 5 hari yang lalu. Perubahan perilaku pasien dialami sejak tahun 2007 saat itu
pasien tidak mau berbicara dan menjadi pendiam. Terakhir di rawat di RSKD
Dadi pada bulan September hingga bulan Oktober 2015.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan Seorang perempuan, wajah
sesuai umur, rambut acak-acakan, perawakan gemuk, kulit sawo matang,
menggunakan kaos merah muda dengan rok panjang putih, dan perawatan diri
kurang. Kesadaran berubah, saat diwawancara, psikomotor meningkat pasien
tampak gelisah, mood meluap-luap, afek hipertimia, empati tidak dapat
dirabarasakan, kemampuan menolong diri sendiri kurang. Terdapat gangguan
persepsi yaitu halusinasi auditorik di mana pasien sering mendengar suara lakilaki dan perempuan yang menyuruh dan berkomentar tentang pasien dan
mendengar kakinya bicara menyuruhnya berjalan. Atus fikir pasien secara
produktivitas membanjir, flight of ideas, kontinuitas relevan dan koheren.
Gangguan

isi

pikir

ditemukan

waham

kebesaran

berupa

kemampuan

menyembuhkan orang dengan membacakannya alfatihah . Pengendalian impuls


terganggu. Tilikan (insight) derajat 2 (pasien mengakui dirinya sakit namun tidak
kooperatif dalam pengobatannya) dan hasil wawancara dalam taraf dapat
dipercaya.

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis 1
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna yaitu mengamuk, terdapat hendaya dalam fungsi sosial dan
pekerjaan sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.
14

Dari pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya dalam menilai realita


berupa halusinasi auditorik sehingga didiagnosis gangguan jiwa psikotik.
Dari pemeriksaan status interna dan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut, tidak
ditemukan adanya kelainan yang berarti sehingga pasien

dapat dikatakan

mengalami gangguan jiwa non organik.


Pada pasien ini didapatkan adanya gejala halusinasi auditorik dan prilaku
katatonik seperti gaduh gelisah dan waham kebesaran yang terjadi dalam kurun
waktu lebih dari satu bulan menunjukkan pasien didiagnosis skizofrenia. Gejala
yang dialami di iringi dengan peningkatan afek, psikomotor dan produktivitas
arus pikiran flight of ideas sehingga bersasarkan PPDGJ III, pasien didiagnosis
Skizoafektif tipe manik (F25.0)

Aksis II :
Informasi yang didapatkan belum cukup untuk mengarahkan pasien ke salah
satu ciri kepribadian

Aksis III :
Tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik

Aksis IV :
Tidak ditemukan adanya stressor psikososial

Aksis V :
GAF scale 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang.

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik
Ada ganggguan keseimbangan neurotransmitter di otak, sehingga
memerlukan farmakoterapi.

Psikologik
Terdapat hendaya berat dalam menilai realita yang menimbulkan gejala
psikis, sehingga memerlukan terapi psikologi.

15

Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang, sehingga memerlukan sosioterapi.

IX.

PROGNOSIS
Prognosis pada pasien ini dubia dikarenakan adanya beberapa faktor
pendukung dan faktor penghambat yang berpengaruh, sebagai berikut :
Faktor pendukung :
- Keluarga mendukung kesembuhan pasien
- Tidak terdapat riwayat yang sama dalam keluarga
Faktor penghambat :
- Onset sudah delapan tahun

X. RENCANA TERAPI

Farmakoterapi

: Haloperidol 5 mg tablet 3x1


Tryhexiphenidil 2 mg tablet (bila perlu)
Carbamazepine 200 mg 2x1
Chlorpromazin 100 mg tablet 0-0-1

Psikoterapi

a. Ventilasi
Memberikan

kesempatan

seluas-luasnya

kepada

pasien

untuk

menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaaan sehingga pasien


merasa lega dan keluhannya berkurang.
b. Konseling
Memberi penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami
penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.
c. Sosioterapi
Memberi penjelasan kepada pasien, keluarga pasien, dan orang-orang
disekitarnya sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana
lingkungan yang membantu.

16

XI.

FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya,

efektivitas obat, terapi yang diberikan dan kemungkinan efek samping dari obat
yang diberikan.
XII.

PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA (MENURUT PPDGJ III)

PEDOMAN DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA BERDASARKAN PPDGJ III


1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda, atau
- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (Withdrawal) dan
- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umumnyamengetahuinya.
b. Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau
- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan
khusus).

17

- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna


sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik ;
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien.
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara
yang berbicara atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama
atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa
(misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing
atau dunia lain)
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)
yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.

18

* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Menurut PPDGJ III, kriteria untuk skizoafektif tipe manik adalah
-Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu
menonjol di kombinasi dengan irritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
-dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi
dua , gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana di tetapkan untuk skizofrenia ,
F20,- pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).
Maka, berdasarkan PPDGJ-III, pasien didiagnosa Gangguan Skizoafektif Tipe
Manik (F25.0)
Pasien di berikan Haloperidol sebagai obat anti psikotik tipikal yang
bekerja pada Dopamine D2 receptors untuk menurunkan gejala halusinasi dan
waham, dan juga sebagai obat anti mania. Trihexyphenidyl diberikan sebagai
pencegahan terjadinya ekstrapyramidal syndrome yang merupakan efek samping
dari pemberian anti psikotik. Carbamazepine diberikan sebagai mood stabilizer.
Chlorpromazine diberikan untuk memberi efek sedasi agar pasien dapat lebih
tenang.
Pada pasien ini prognosisnya adalah dubia, dikarenakan adanya beberapa
faktor pendukung yang berpengaruh seperti keluarga yang mendukung
kesembuhan pasien dan tidak terdapat riwayat yang sama dalam keluarga dan
faktor penghambat seperti penyakit yang terjadi sudah 8 tahun .

19

Anda mungkin juga menyukai