Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF KEBIDANAN & PENY.KANDUNGAN


RSUP Dr. M. DJAMIL
TAHUN 2013

RSUP
DR. M. DJAMIL
PADANG

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL (PUA) KRONIK


1.Pengertian
(definisi)

Perdarahan uterus akibat semua kelainan haid baik dalam hal


jumlah maupun lamanya yang telah terjadi lebih dari 3 bulan.
(HIFERI, 2011)

2.Anamnesis

Siklus haid sebelumnya dan usia menarche

3. Pemeriksaan
Fisik

Waktu mulai atau lama masa perdarahan yang telah


berlangsung (PUA kronik bila telah terjadi lebih dari 3
bulan) dan bisa atau tidaknya frekuensi perdarahan
diramalkan oleh pasien

Kemungkinan adanya kelainan di uterus (seperti; adanya


massa di intra abdomen, perdarahan yang berhubungan
dengan siklus haid, dan lain-lain)

Faktor risiko kelainan tiroid


Penambahan atau penurunan berat badan yang drastis
Riwayat kelainan hemostasis pada pasien atau keluarganya
(luka sulit sembuh, memar di kulit karena benturan,
perdarahan gusi, epistaksis, dan lain-lain)
Faktor risiko penyakit von Willebrand
Riwayat penggunaan kontrasepsi (jenis dan tingkat
kepatuhan) serta obat-obatan yang bisa mengganggu
pembekuan darah (heparin, warfarin, dan lain-lain)
Fungsi fertilitas (jumlah anak, usia anak terakhir) dan
reproduksi (keinginan pasien tentang keturunan)
Tanda-tanda vital untuk menilai status hemodinamik
Pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT)
Pemeriksaan
tanda-tanda
gangguan
hormon
dan
koagulopati, seperti; hiperandrogen (akne, kumis, jenggot,
rambut pubis, bulu kaki) yang menyertai gangguan haid,
pembesaran kelenjar tiroid, manifestasi hipertiroid atau
hipotiroid, galatorea (hiperprolaktinemia), gangguan lapang
pandang (adenoma hipofisis), purpura, dan ekimosis
Pemeriksaan abdomen untuk menemukan adanya massa
intra abdomen yang berasal dari organ genitalia interna
1

Pemeriksaan inspekulo untuk memastikan asal keluarnya


darah adalah dari kanalis servikalis melalui ostium uteri
eksternum (OUE) dan menyingkirkan perdarahan dari
laserasi di vagina atau porsio

Sondase untuk menilai ukuran dan arah uterus serta


menemukan adanya massa intrakaviter (curret bump)
Pemeriksaan VT bimanual untuk menilai arah dan ukuran
uterus, massa di adneksa, dan tanda-tanda rangsangan
peritoneum (nyeri goyang serviks)
Jika VT bimanual merupakan kontraindikasi, dapat
dilakukan rektal toucher

4.Pemeriksaan
Penunjang

Laboratorium
o Tes kehamilan, untuk menyingkirkan kemungkinan
perdarahan berasal dari gangguan kehamilan
o Darah perifer lengkap (Hb, leukosit, hematokrit, eritrosit,
trombosit, MCH, MCV, MCHC, apus darah tepi), untuk
menilai kondisi anemia dan menentukan jenis anemia
yang ditemukan (akut atau kronis)
o Kondisi koagulopati, jika ada indikasi (PT, aPTT, D-dimer,
fibrinogen, SGOT, SGPT)
o Fungsi tiroid, jika ada indikasi (fT4, TSH)
o Diabetes/SOPK, jika ada indikasi (GDS, Insulin, TTGO)
o Hormonal (FSH, LH, estradiol, prolaktin), perhatikan tata
cara pengambilan spesimen hormonal.
Persiapan pemeriksaan FSH, estradiol, AMH:
- Dilakukan hari ke-2 atau ke-3 dari hari pertama
haid
- Pasien puasa minimal 10 jam
- Batasi aktifitas fisik
- Pengambilan sampel di laboratorium klinik bisa
dilakukan mulai pukul 7 pagi sampai maksimal
pukul 9 pagi (spesimen tidak boleh diambil lebih
dari pukul 10 pagi)
- Pengambilan spesimen dilakukan 3 kali dengan
jarak 20 menit (khusus FSH)
Ultrasonografi
o TVS atau TRS, untuk menilai; kavum uteri (mioma sub
mukosa, polip), endometrium (hiperplasia, polip,
proses
malignansi),
miometrium
(mioma,
o

adenomiosis, proses malignansi), dan adneksa

SIS
o

Dilakukan jika ada indikasi kelainan di kavum uteri


(polip, mioma sub mukosa)

Pap smear
o Dilakukan jika ada indikasi kelainan di daerah serviks
(keganasan, inflamasi)

Dilatasi dan Kuretase (D&K)


o

Dilakukan hanya jika ada indikasi untuk melakukan


evaluasi endometrium pada;
Usia > 45 tahun

Ada faktor risiko genetik

Hasil TVS tampak penebalan endometrium

Diabetes mellitus, obesitas, nullipara, hipertensi

5.Kriteria
Diagnosis

Riwayat keluarga nonpolyposis colorectal cancer


(60% risiko kanker endometrium pada usia 48-50
tahun)
Perdarahan menetap setelah tahapan medisinal

PALMCOEIN
a. Polyp
b. Adenomyosis
c. Leiomyoma
d. Malignancy and Hyperplasia
e. Coagulopathy
f. Ovulatory dysfunction
g. Endometrial
h. Iatrogenik
i. Not yet classified

6.Diagnosis

PUA kronik P A L M C O E I N

7.Diagnosis
Banding
8.Pemeriksaan
Penunjang

9.Terapi

Pemeriksaan Patologi Anatomi jika terdapat sampel jaringan atau


spesimen post-operatif

Umum
o Transfusi darah bila ditemukan keadaan anemia (PRC
untuk anemia kronis, sampai Hb 10 gr%)
Khusus (tergantung kepada penyebab dan fungsi reproduksi)
o Anti Inflamasi Non-Steroid/AINS; asam mefenamat
(3x500 mg) p.o
o Hormonal
Follow up; pil KB kombinasi 1x1 selama 14 hari stop
selama 7 hari, jika ada kontraindikasi diberikan
progestin selama 14 hari kemudian stop 14 hari
Bila ingin hamil tata laksana infertilitas

10.Prognosis

Ingin stop haid LNG-IUS, agonis GnRH, danazol

Operatif
Dilatasi dan kuretase jika ada risiko tinggi kanker
endometrium (hiperplasia endometrium)
Histerektomi jika gagal medikamentosa, hiperplasia
atipik endometrium, atau tidak menginginkan fungsi
reproduksi lagi
Sesuai diagnosis

11.Tingkat
Evidens

I / II / III / IV

12.Tingkat
Rekomendasi

A/B/C

13.Penelaah
Kritis

Konsultan Sub Bagian Endokrin dan Reproduksi Manusia

14.Indikator
Medis

SPM RS, Permenkes

15.Kepustakaan

HIFERI Panduan Tata Laksana Perdarahan Uterus Abnormal


[Conference]. - Jakarta : Himpunan Fertilitas dan Endokrinologi
Reproduksi Indonesia - Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia
(HIFERI-POGI) , 2011.

PUA
KRONIK
Pemeriksaan Awal

Anamnesa
Fungsi

Pemeriksaan Fisik

Pem. Penunjang
DPL

Evaluasi
Uterus

Fungsi
Fertilitas

Koagulasi
Risiko
Hiperplasia atau
Neoplasia

Riwayat
Medis

Curiga Kelainan
Struktur

Ya

Tida
k

D&K

Susp. PUA-E
atau PUA-O

Hormonal

Ya

TVS/TAS/TR
S

Hiperplasia
Atipik atau
Ca

Kavum uteri
normal

Ya

Ya

Tida
k

Tida
k
SIS

PUA-M

Lesi Target

Ya

Tida
k

PUA-LSM, PUAP, PUA-A

Skema Algoritma Investigasi PUA Kronik (HIFERI, 2011)

Anda mungkin juga menyukai