0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan2 halaman
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan jumlah mikroba patogen dan non-patogen dalam ekstrak daun pepaya dengan melakukan pengenceran ekstrak dan menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh di media agar. Teknik spread plate digunakan untuk menyebarkan ekstrak yang telah diencerkan ke dalam media agar nutrien dan pati-dextrose agar untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Koloni mikroba dihitung setelah inkubasi selama
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan jumlah mikroba patogen dan non-patogen dalam ekstrak daun pepaya dengan melakukan pengenceran ekstrak dan menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh di media agar. Teknik spread plate digunakan untuk menyebarkan ekstrak yang telah diencerkan ke dalam media agar nutrien dan pati-dextrose agar untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Koloni mikroba dihitung setelah inkubasi selama
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan jumlah mikroba patogen dan non-patogen dalam ekstrak daun pepaya dengan melakukan pengenceran ekstrak dan menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh di media agar. Teknik spread plate digunakan untuk menyebarkan ekstrak yang telah diencerkan ke dalam media agar nutrien dan pati-dextrose agar untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Koloni mikroba dihitung setelah inkubasi selama
Cemaran Mikroba adalah penentuan adanya mikroba patogen secara analisis
mikrobiologi bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak boleh
mengandung mikroba patogen dan tidak mengandung mikroba nonpatogen melebihi batas yang ditetapkan. Pada praktikum parameter non spesifik penentuan cemaran mikroba ekstrak daun pepaya dilakukan dengan penetapan angka lempeng total (ALT). Dua hari sebelum praktikum, praktikan terlebih dahulu menyiapkan media Nutrient Agar (NA) sebagai media tumbuh bakteri dan Potato Dextrose Agar (Agar) sebagai media tumbuh jamur. Pada praktikum, hal yang pertama kali dilakukan praktikan adalah memastikan tempat praktikum dan alat-alat serta bahan yang digunakan dalam keadaan steril, sehingga tidak menyebabkan terjadinya kesalahan hasil pengujian yang disebabkan karena tidak sterilnya tempat, alat maupun bahan yang digunakan. Setelah memastikan tempat, alat serta bahan dalam keadaan steril, praktikan melakukan pengenceran 1:10 terhadap ekstrak yang telah didapat dari hasil evaporasi. Pengenceran ekstrak daun pepaya dilakukan dengan menimbang ekstrak sebanyak 0,5 gram lalu dimasukan ke dalam labu ukur 5 mL lalu ditambahkan aquadest steril hingga batas yang ada dan dilanjutkan dengan pengenceran 1:100 dan 1:1000. Penggunaan aquades steril dalam praktikum ini bertujuan untuk mengencerkan ekstrak daun pepaya yang larut dalam pelarut aquades, dan digunakan aquades dalam keadaan steril dikarenakan aquades merupakan tempat dimana mikroba dapat tumbuh, untuk mengurangi kesalahan data yang didapatkan, maka aquades yang digunakan harus terlebih dahulu distreilkan. Pengenceran 1:100 dilakukan dengan mengambil hasil pengenceran 1:10 sebanyak 0,5 mL ke dalam labu ukur 5 mL lalu ditambahkan aquades steril hingga batas yang ada. Untuk penentuan lempeng total (ALT) dipipet 1 mL dari tiap pengenceran ke dalam cawan petri yang telat berisi media Nutrient Agar (NA) sebagai media tumbuh bakteri dan Potato Dextrose Agar (Agar) sebagai media tumbuh jamur, dengan menggunakan pipet yang berbeda dan steril untuk tiap pengenceran, menurut literatur harus dilakukan triplo, namun pada praktikum kali ini dikarenakan media Nutrient Agar (NA) sebagai media tumbuh bakteri dan Potato Dextrose Agar (Agar) sebagai media tumbuh jamur yang ada tidak mencukupi jumlahnya, makan hanya tidak dilakukan duplo atau triplo. karena praktikum ini bertujuan untuk mengetahu berapa banyak mikroorganisme yang berada dalam ekstrak daun pepaya, maka dilakukan isolasi mikroorganisme. Isolasi mikroorganisme merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), dan mikromanipulator ( Buckle,1998). Pada praktikum kali ini praktikan memilih metode Cawan Sebar (Spread Plate) dikarenakan tersedianya alat-alat yang dibutuhkan di laboratorium dan teknik yang digunakan tidaklah sulit. Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar
dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas
media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar. Setelah memasukan dan menyebarkan hasil pengenceran di media tumbuh NA dan PDA, cawan petri dengan posisi terbalik didiamkan pada suhu laboratorium, untuk cawan petri yang disi media NA, didiamkan selama 24 jam, sedangkan untuk cawan petri yang diisi media PDA didiamkan selama 36 jam. Lamanya proses pendiaman tergantung dari mikroorganisme yang ingin