Anda di halaman 1dari 22

DEPRESI

A. Pendahuluan
Pengertian
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih
dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan
Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi
seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi
perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan
afek, keadaan perasaan dan emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu
peran adaptif terhadap individu. Terdapat dua pola gejala dasar pada gangguan
mood yaitu depresi dan mania.
Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit, maka akan timbul
beberapa parameter yang relevan:
1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia
internal dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan
sadar akan perasaannya sendiri.
2. Reaksi berduka tak terkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan
dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata
serta terbenam dalam proses berduka
3. Supresi emosi mungkin tampak sebagai
perasaan sendiri,

penyangkalan (denial) terhadap

pelepasan dari keterikatan dengan emosi, atau penalaran

terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.


4. Penundaan reaksi berkabung adalah ketidakadaan yang persisten respon
emosional terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung,
dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau

keduanya.

Pendundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun


5. Depresi, atau malankolia, suatu kesedihan atau perasaan duka

yang

berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena--tanda , gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik
6. Mania ditandai dengan elevasi alam perasaan, berkepanjangan atau mudah
tersinggung.

Rentang Respon emosional

Respom Adaptif

Respon Maladaptif

Kepekaan
Emosional

Reaksi berduka

supresi

Takterkomplikasi

emosi

Penundaan
reaksi berduka

Depresi/
mania

Diperkirakan 2/3 pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, 10-15 % melakukan


bunuh diri. Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang
depresinya

dan tidak mengeluh suatu gangguan

tampak tidak menyadari


mood,

walaupun mereka

menunjukan penarikan diri dari keluarga, teman, dan aktifitas sebelumnya menarik
diri mereka.
97 % mengeluh penurunan
menyelesaikan

energi yang

menyebabkan kesulitan dalam

tugas, sekolah dan pekerjaan dan penurunan motifasi. 80 %

mengeluh susah tidur, khususnya terbanguna pada dini hari (insomia terminal) dan
sering terbangun pada malam hari .
Pada kenyataannya kecemasan merupakan gejala yang sering pada depresi (90 % ).
Kecemasan termasuk serangan panik, penyalahgunaan alcohol, dan keluhan somatic
(konstipasi, dan nyeri kepala) sering kali mempersulit pengobatan depresi. Gejala
kognetif adalah laporan subyektif yang berupa ketidak mampuan berkosentrasi (84
%), dan gangguan dalam berfikir (67 %)

B. Faktor Predisposisi
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang
parah. Teori ini menunjukan tentang factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja
sendiri atau dalam kombinasi:
1.

Faktor Genetik

mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan

diteruskan melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan


meningkat pada kembar monizigot di dizigot
2.

Teori agresi

berbalik pada diri sendiri

mengemukakan bahwa

depresi

diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Frued
mengatakan bahwa

kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan

benci dan cinta dapat terbalik menjadi perasaan yang menyalahkan diri
sendiri
3.

Teori kehilangan, Berhubungan dengan factor perkembangan , misalanya


kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis
dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi
kehilangan.

4.

Teori

kepribadian, mengemukakan bahwa tipe kepribadian

tertentu

menyebabkan seseorang mengalami depresi atau mania.


5.

Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang


didominasi

oleh penilaian negative seseorang terhadap diri sendiri

lingkungan dan masa depan.


6.

Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi dimulai


dari kehilangan kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi
masalah . Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidak mampuannya
mengendalikan

kehidupan sehingga

ia tidak berupaya

mengembangan

respon yang adaptif


7.

Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya


pujian (reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan.

8.

Model biologic mengemukakan bahwa


perubahan kimiawi

pada keadaan depresi terjadi

yaitu defesiensi katekolamin , tidak berfungsinya

indokrin dan hipersekresi kortisol

C. Faktor presipetasi
Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis,
psikologis, sosiala budaya.
Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan
atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan
metabolisme.
Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta
seseorang, dan kehilangan harga diri.
Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.

D. Perilaku dan mekanisme koping


Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi
kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi
Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan , mekanisme koping yang
digunakan adalah

represi, supresi,

denael dan disosiasi. Tingkah laku mania

merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang


efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.

E. Perilaku yang berhubungan dengan depresi


Afektif

: Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, persaan


ditolak, perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa , merasa
sendirian, rendah diri, merasa tidak berharga.

Kognitif

: Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu kosentrasi, hilang


perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri,
rasa tidak menentu, pesimis,

Fisik

: Sakit perut anoreksia,

mual,

muntah, gangguan pencernaan,

konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada,


over acting,

perubahan berat badan, gangguan selera makan, ,

gangguan menstruasi, impoten, tidak berrespon terhadap seksual.


Tingkah laku: Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas, kemunduran
psikomotor, menarik diri, isolasi sosial, iritebel (mudah marah, nangis,
tersinggung),

berkesan

menyedihkan,

kurang

sopan,

gangguan

kebersihan.
Kriteria episode Depresi Berat
a. Lima atau lebih gejala berikut telah ditemukan selama periode dua minggu
yang sama dan mewakili perubahan dari fungsi sebelumnya ; sekurangnya satu
dari gejala yaitu mood terdepresi atau hilangnya minat atau kesenangan.
1.

Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang
ditunjukan oleh laporan subyektif (misalnya merasa sedih atau kosong) atau
pengamatan yang dilakukan orang lain (tampak sedih). Catatan pada anakanak dan remaja dapat berupa mood yang mudah tersinggung.

2. Hilangnya minat atau kesenangan secara jelas dalam semua, atau hampir
semua, aktifitas sepanjang hari, hamper setiap hari (seperti yang ditunjukan
keterangan subyektif atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain).
3. Penurunan berat makan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau
penambahan berat badan (misalnya perubahan berat badan lebih dari 5 %
dalam satu bulan), atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir
setiap hari. Catatan pada anak-anak, pertimbangan kegagalan

untuk

mencapai pertambahan berat badan yang diharapkan.


4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat dilihat oleh orang
lain, tidak semata-mata perasaan subyektif adanya kegelisahan atau menjadi
lamban).
6. Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat
(mungkin bersifat waham) hampir setiap hari (tidak semata-mata mecela diri
sendiri atau menyalahkan karena sakit)
8. Hilangnya kemampuan untuk berfikir atau memusatkan perhatian , atau tidak
dapat mengambil keputusan , hampir setiap

hari (baik oleh keterangan

subyektif atau seperti yang dilihat oleh orang lain).


9. Pikiran akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), ide bunuh diri
yang rekuren tanpa rencana spesifik,atau usaha bunuh diri atau rencana
khsus untuk melakukan bunuh diri.
b.. Gejala tidak memenuhi criteria untuk episode campuran
c. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam funsgi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
d. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang
disalahgunakan , suatu medikasi)atau suatu kondisi medis umum (hipoterodisme)
e. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita , yaitu setelah kehilangan orang
yang dicintai , gejala menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai oleh gangguan
fungsional yang jelas , berokupasi morbid dengan rasa tidak berharga, ide bunuh
diri, gejala psikotik, atau retardasi psikomotor.

Kriteria untuk penentu Keparahan Episode Depresi Berat Sekarang (atau


paling akhir)
1. Ringan : jika ada gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk membuat
diagnosis dan gejala menyebabkan

hanya gangguan ringan

dalam fungsi

pekerjaan atau dalam aktifitas sosial yang biasanya hubungan dengan orang lain
2. Sedang : Gejala atau gangguan fungsional berada di antara ringan dan parah
3. Parah tanpa ciri psikotik : beberapa gejala adalah melebihi yang diperlukan
untuk membuat diagnosis, dan gejala dengan jelas menggunggu

fungsi

pekerjaan atau aktifitas sosisal yang biasanya atau hubungan dengan orang lain.
Dengan ciri psikotik : waham atau halusinasi, jika mungkin ,

sejalan dengan

mood atau tidak sejalan dengan mood


Ciri psikotik sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isi
keseluruhannya adalah konsisten dengan tema depresif tipikal tentang
ketidakberdayaan pribadi, rasa bersalah, penyakit, kematian, nihilisme, atau
hukuman yang layak diterima.
Ciri psikotik yang tidak sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang
isinya

tidak memiliki tema depresif tipikal tentang ketidakberdaayn pribadi,

rasa bersalah, penyakit , nihilisme, atau hukuman yang layak diterima. (tidak
secara langsung berhubungan dengan tema depresif, sisip pikir , siar pikir, dan
waham yang dikendalikan

F. Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gangguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan pasien
cenderung mengalami kekambuhan. Kesimpulan umum lain dari penilitian
stressor

kehidupan sering kali

mengawali episode pertama

adalah

gangguan mood

dibandingkan dengan episode selanjutnya.


Gangguan Depresi Berat
Perjalanan Penyakit
ONSET. Kira-kira 50 % pasien

didalam episode pertama gangguan depresif berat

mengalami gejala depresif yang bermakna

sebelum episode pertama yang

diedentifikasi.

DURASI. Episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6 sampai 13 bulan ; sebagian
besar episode yang diobati berlangsung kira-kira 3 bulan. Menghentikan anti depresan
sebalum 3 bulan

hampir selalu menyebbkan kembalinya

gejala. Saat perjalanan

penyakit berkembang, pasien cenderung menderita episode yang lebih sering yang
berlangsung lama.
Prognosis. Gangguan depresif berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan
ini cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung mengalami relaps.
Pasien yang dirawat di RS. Untuk episode pertama gangguan depresif berat memiliki
kemungkinan 50 % untuk pulih di dalam tahun pertama.
Depresi pada anak-anak dan remaja
Fobia sekolah dan menggendong pada orang tua yang berlebihan mungkin merupakan
gejala depresi pada anak-anak. Prestasi akademik yang buruk, penyalahgunaan zat,
prilaku anti sosial,membolos dan melarikan diri mungkin merupakan gejala depresi
pada remaja
Depresi pada usia lanjut
Depresia adalah lebih sering pada lanjut usia

dibandingkan pada populasi umum.

Beberapa penilitian melaporkan angka prevalensi 25 50 %. Bebarap penelitian


menyatakan bahwa depresi pada usia lanjut berhubungan dengan status sosial ekonomi,
rendah, kematian pasangan, penyakit fisik yang menyertai dan isolasi sosial

G. TERAPI
Pengobatan pasien dengan gangguan mood diarahkan pada :
1. Jaminan keamanan pasien
2. Pemeriksaan diagnostic yang lengkap
3. Suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala segera
tetapi juga kesehatan pasien selanjutnya.
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek : terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi
perilaku
1. Terapi Kognitif
Mulainya dikembangkan oleh Aarun Beck, memusatkan pada distorsi kognitif yang
didalilkan ada pada gangguan depresif berat. Distorsi tersebut termasuk perhatian
selektif terhadap aspek negatif keadaan dan tidak realistiknya kesimpulan morbid
tentang akibat. Contohnya apati dan energi yang rendah adalah disebabkan oleh
7

harapan pasien tentang kegagalan disemua bidang. Tujuan terapi kognitif adalah
menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dan membantu pasien
mengidentifikasi, mengambangkan cara berfikir alternative, fleksibel dan positif ;
dan letihan kembali respon

kognitif

dan perilaku yang baru. Treatmen of

Depression Collaborative Research Program, menemukan bahwa farmakoterapi,


baik sendiri atau dengan psikoterapi , mungkin merupakan terapi terpilih untuk
pasien dengan episode gangguan depresi yang parah.
2. Terapi interpersonal.
Dikembangkan oleh Gerald Klerman, memusatkan pada satu atau dua masalah
interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang, dengan menggunakan dua
anggapan :
Pertama , masalah interpersonal sekarang ini kemungkinan memiliki akar pada
hubungan awal yang disfungsional .
Kedua, masalah interpersonal sekarang kemungkinan terlibat di dalam mencetuskan
atau memperberat gejala depresif sekarang..
Beberapa percobaan menunjukan bahwa terapi interpersonal adalah efektif didalam
pengobatan gangguan depresif berat dan mungkin , tidak mengejutkan , secara
spesifik membantu menjawab

masalah interpersonal. Program terapi interpersonal

biasanya terdiri dari 12 sampai 16 sesion mingguan. Terapi ditandai oleh pendekatan
terapetik aktif.
3. Terapi perilaku.
Terapi perilaku didasarkan pada

hipotesis

bahwa pola perilaku

maladapetif

menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik postif dari masayarakat


dan kemungkinan

penolakan yang palsu. Dengan memusatkan pada perilaku

maladaptive didalam terapi , pasien belajar untuk berfungsi didunia dengan cara
tertentu dimana meraka mendapatkan dorongan positif.

Disaat ini menyatakan

bahwa terapi perilaku adalah modalitas pengobatan yang efektif untuk gangguan
depresi berat.
4. Terapi berorientasi psikoanalitik.
Pendekatan psikoanalitik pada gangguan mood
psikoanalitik

adalah didasarkan pada teori

tentang depresi dan mania. Pada umumnya, tujuan psikoterapi


8

psikoanalitik adalah untuk mendapatkan perubahan pada struktur atau karakter


kepribadian pasien, bukan semata-mata menghilangkan gejala. Perbaikan dalam
kepercayaan pribadi, keintiman, mekanisme mengatasi, kapasitas untuk berduka cita,
dan kemampuan untuk mengalami berbagai ancaman emosi adalah beberap tujuan
terapi psikoanalitik.
5. Terapi keluarga
Terapi keluarga umumnya tidak dipandang sebagai terapi primer untuk pengobatan
gangguan depresif berat, tetapi samakin banyaknya bukti

menyatakan

bahwa

membantu seseorang dengan gangguan mood menurunkan stress dan menerima


stress dapat menurunkan kemungkian relaps. Terapi keluarga diindikasikan jika
gangguan membahayakan perkawinan

atau fungsi keluarga pasien

atau jika

gangguan mood adalah dipertahankan oleh situasi keluarga.


Farmakoterapi
Semua anti depresan membutuhkan waktu

tiga sampai empat minggu

menunjukan efek terapetik yang bermakna. Walaupun

untuk

mungkin dapat mulai

menunjukan efeknya lebih awal, Semua antidepresan yang tersedia adalah toksik
pada overdosis dan memiliki efek yang merugikan . Sekarang diperkenalkan
bupropion (Welbutrin) dan selective 9erotonin reuptake inhibitors (SSRIs), sebagai
contoh : fluoxetine, paroxetine (Paxil), dan setraline (Zoloft), memberikan klinisi
obat yang jauh lebih aman dan lebih baik ditoleransi. Obat trisiklik, obat tetrasiklik
yang berhubungan erat, dan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), adalah obat
antidepresan yang klasik. Diperkuat dengan (SSRIs).
Alternatif terhadap terapi obat :
Dua terapi organic yang merupakan pengganti farmakoterapi adalah terapi
elektrokonvulsif dan foto terapi.
Terapi elektrokonvulsif : pada pasien depresi berat yang tidak berserpon terhadap
obat anti depresan atau pasien yang tidak dapat menggunakan obat.
Foto terapi dapat digunakan tersendiri pada pasien dengan gangguan mood ringan
dan pola musiman.

Daftar Pustaka

Gail Wiscarz Stuart Sandra J. Sundeen , Buku Saku


Keperawatan Jiwa, Penerbir Buku
Kedokteran
EGC.
Keliat, B.A. (1991), Kedaruratan Pada Gangguan Alam
Perasaan, Jakarta Arcan.
Kaplang dkk, Sinopsis Kedokteran Jiwa
Mary C. Townsend, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada
Keperawatan Psikiatri Pedoman untuk Pembuatan
Rencana Perawatan Edisi 3, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
WF. Meramsi, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga
University Press, 1999

10

D E P R E S I

Oleh :
Kelompok II:
1.

Sri Wahyudiningsih,S.Kep.
2.

Herlina, S.Kep

11

3.
4.
5.

Nasrah, S.Kep

Takdir Tahir,S.Kep

Irhamdi Achmad,S.Kep

Program Pendidikan Profesi Ners


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar 2003

A.

Pengertian

Depresi adalah Suatu gangguan alam perasaan


ditandai

yang

dengan perasaan sedih yang berlebihan dan

berkepanjangan
- Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan
emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian
dan fungsi kehidupan seseorang
- Emoasi/alam perasaan

memberikan suatu peran

adaptif terhadap individu


Rentang Respon emosional
Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Kepekaan

Reaksi berduka

supresi

Emosional

Takterkomplikasi

emosi

Penundaan
reaksi berduka

Depresi/
mania

12

B.

Faktor Predisposisi

Faktor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri


atau dalam kombinasi :
1.

Faktor Genetik

: Transmisi Ggn. Alam

perasaan diteruskan melalui grs. Keturunan


2.

Teori Agresi berbalik pd. Diri Sendiri.


Depresi diakibatkan oleh perasaan marah

yang

dialihkan pada diri sendiri


3.

Teori Kehilangan : Berhubungan dgn. Fakt.


Kehilangan

4.

Teori Kepribadian :

Tipe Kepribadian ttt.

Menyebabkan seseorang mengalami depresi/mania


5.

Model

Kognitif

Depresi

merupakan

dominasi kognetif olh. Penilaian negatif seseorang


terhadap diri, lingk. Dan masa depan
6.

Model Belajar ketidakberdayaan: Depresi


dimulai dari kehilangan kendali diri, menjadi pasif dan
tidak mampu menghadapi masalah. Sehingga tidak
berupaya mengembangkan respon yang adaptif

13

7.

Model Perilaku : Depresi terjadi karena


kurangnya pujian (reinforcement) positif

selama

berinteraksi dgn. Lingk.


8.

Model Biologik : Depresi terjadi krn.


Perubahan

kimiawi

yaitu Def. Katekolamin, Tdk

berfungsi endokrin & hipersekresi kortisol.

C.

Faktor Presipetasi

Faktor Biologis : Perubahan fisiologis (o/. obat-obatan,


Pyk..

Infeksi,

Neoplasma,

Ketidakseimbangan Metabolisme.
Faktor Psikologis: Kehilangan Kasih sayang, Kehilangan
H.D. , Kehilangan Cinta.
Faktro

Sosbud

Kehilangan

Peran,

perceraian,

Kehilangan Pekerjaan
D.

Perilaku dan Mekanisme Koping


Mekanisme Koping yang digunakan adalah : represi,
supresi, Denael dan disosiasi. T.L mania merupakan
mekanisme pertahanan depresi yang diakibatkan

14

E.

erilaku Yang Berhubungan Dgn. Depresi


Afektif

: Sedih, cemas, apatis, murung,

kebensian, kekesalan, merasa tak berdaya,

putus

asa, rendah diri dll


Kognitif

: Ambivalensi, bingung, tdk. Mampu

kosentrasi, hilang

perhatian dan motivasi, pikiran

merusak diri, pesimis dll


Fisik : Sakit perut, anoreksi, nyeri kepala, insomnia,
perubahan berat badan , ggn. Menstruasi, impotent,
tdk. Berespon terhadap seks.
T.Laku

: Agresif, agitasi, ggn. Tkt. aktifitas,

kemunduran psikomotor, isolasi sosial, iritebel dll.


F. Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Ggn

Mood

cenderung

memiliki

perjalanan penyakit yang panjang dan psn. Cederung


mengalami kekambuhan
Stresor kehdiupan seringkali mengawali

episode I ggn.

Mood dibanding dgn. Episode

selanjutnya.
Ggn. Depresi Berat
Perjalanan penyakit.
15

Onset kira-kira 50 % Episode I ggn.

Depresif berat

mengalami gjl. Depresif yg bermakna

sebelum episode I yg diidentifikasi.


Durasi.

Episode depresif yg

tdk..

diobati berlangsung 6-13 bulan , sebagai besar episode


yang tdk.. Diobati berlangsung kira-kira 3 bln.
Menghentikan anti depresan

sebelum 3 bln.

Hampir selalu menyebbkan kembalinya gejala.


Saat perjelanan penyakit berkembang, pasien

cenderung menderita episode yang lebih sering yang


berlangsung lama.
Prognosis. Ggn. Depresi berat bukan merupakan ggn
yang ringan ,. Keadaan ini cenderung merupakan ggn.
Kronis dan pasien cenderung mengalami relaps.
Pasien yang di rawat di RS. Episode I ggn depresif
berat memiliki kemungkinan 50 % pulih dalam tahun
I
Depresi pada Anak dan Remaja
Fobia sekolah dan menggendung pada orang tau yang
berlebihan mungkin merupakan gejala depresi pada anak

16

Prestasi akademik yang buruk, penyalahgunaan zat , perilaku


antisocial,

membolos dan melarikan diri

mungkin

merupakan gejala depresi pada remaja.


Depresi pada usia lanjut
Bebarapa penelitian menunjukan bahwa angka depresi pada
usila

prevalensinya 25 50 %.

Hal ini berhubungan

dengan : sosial ekonomi rendah, kematian pasangan,


penyakit fisik yang menyertai, dan isolasi sosial.

F.

Terapi

Diarahkan pada :
Jaminan keamanan pasien

Pemeriksaan diagnosis yang lengkap


Suatu rencana pengobatan dimulai bukan hanya
gejala segera tetapi kesehatan pasien selanjutnya
3 Jenis Psikoterapi :
1. Terapi kognitif (Aarun Beck)
Memusatkan pada distorsi kognitif yang didalilkan pada
ggn. Depresif berat. Termasuk perhatian selektif terhadap

17

aspek negatif keadaan dan tidak realsitiknya kesimpulan


morbid ttg. Akibat.
C/ Apati dan energi yang rendah adalah disebabkan o/.
harapan pasien ttg. Kegagalan disemua bidang.
Tujuan terapi kognitif adalah

menghilangkan episode

depresif dan mencegah rekurennya dan mmbentu pasien


mengidentifikasi,

mengembangkan

cara

berfikir

alternative, fleksibel dan positif.


2. Terapi interpersonal (Gerald Klerman)
Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal
pasien yang sedng dialami sekarang dengan menggunakan
dua anggapan :
Pertama

Masalah

kemungkinan memiliki

interpersonal

sekarang

ini

akar pada hubungan awal

disfungsional
Kedua

: Masalah interpersonal sekarang kemungkinan

terlibat didalam mencetuskan atau memperberat gejala


depresif sekarang
Program terapi interpersonal

biasanya terdiri dari

12

sampai 16 seseon mingguan, Ditandai dgn. Pendekatan


terapetik
Terapi ini efektif untuk pengobatan ggn depresif berat

18

3.Terapi perilaku
Didasarkan

pada

hipotesis

maladaptive menyebabkan
sedikit

bahwa

pola

seseorang

umpan balik positif

perilaku

mendapatkan

dari masyarakat dan

kemungkinan penolakan yg palsu.


Dengan memusatkan pada perilaku maladaptive di dlm.
Terapi, pasien belajar untuk berfungsi didunia dgn cara
tertentu

dimana mereka mendapat dorongan posotif.

Terapi ini efektif utk. Ggn depresi berat


4.

Terapi berorientasi psikoanalitik


Tujuan

psikoterapi

psikoanalitik

adalah

mendapatkan perubahan pada struktur

untuk

atau karakter

kepribadian pasien, bukan semata-mata menghilangkan


gejala (perbaiikan dlm kepercayaan pribadi, keintiman,
mekanisme mengatasi, dan kemampuan utk. Mengalami
berbagai ancaman emosi)
5.

Terapi Keluarga
Umumnya tidak dipandang sebagai terapi primer untuk
pengobatan depresi berat

tetapi

dapat membentu

menurunkan stress dan menerima stress

dan dpt

menurunkan kemungkinan relaps.

19

Dindikasikan jika ggn. Membahayakan perkawinan atau


fungsi keluarga pasien
Farmakoterapi
Semua anti depresan membutuhkan waktu 3 4 minggu utk.
Menunjukan efek terapetik yang bermakna.
Kelompok anti depressant dibagi atas 3 golongan :
1.

Gol. Trisiklik dan tetra siklik ( efek 1-4 minggu)


- Amitriptyline /G, Laroxyi/D sediaan obat tab. 1025 mg,
- Nortriptyline
- Imipromine : Tfranil / D tab. 25 mg
- Amoxsapine :Asendin/D tab. 100 mg
- Maprotiline : Ludiomil/D tab. 10, 25, 50, dan 75
mg

2. Gol. Mono Oksidase Inhibitors (MAOI)


- Sub gol. Hydrazyne : Isocarboxacid dan Phenelzine
- Sub gol. Non Hydrazyne: Tranylcypromine
3. Gol. Atypical Anti Depresan
- Tradone HCL/G : Trazodone /D tab. 50 & 100 mg
- Clomipramine /G: Anafranil /D tab 25 mg
- Mianserin HCL/G: Tolvon/D tab 10& 30 mg

20

- Amineptine/G : Survektor /D tab 100 mg


- Paroxetine/G : Seroxat/D tab. 20 mg
- Fluoxetine/G : L Prozoac, tab 20 mg.
Alternatif terhadap terapi obat :
2 terapi organic yang merupakan pengganti farmakoterapi
yaitu terapi elektrokonvulsif dan foto terapi.
Terapi elektrokonvulsif

pd. Pasien depresi berat

yg tdk

berespon terhadap obat antidepresan atau pasien yg tdk.


Dapat menggunakan obat
Foto terapi digunakan pada pola musiman

21

22

Anda mungkin juga menyukai