Kelompok
: __________________
NIM
Semester
: __________________
: ____________________________
A. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan disediakan alat dan bahan percobaan (C), yang sesuai dengan rubrik
penilaian (D) siswa (A) dapat merencanakan dan melaksanakan percobaan penganjian
kain katun dengan menggunakan pati singkong dan garut, yang meliputi (B):
a. Merumuskan masalah
b. Merumuskan hipotesis
c. Menuliskan landasan teori
d. Mengidentifikasi variabel
e. Mendefinisikan operasional variabel
f. Melaksanakan prosedur
g. Menuliskan hasil percobaan
h. Menganalisis data
i. Membuat kesimpulan
j. Melakukan penyelidikan lebih lanjut
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh jenis pati (VM) terhadap hasil jadi penganjian pada kain katun
(VR)?
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, rumuskan hipotesis yang mungkin muncul pada
percobaan yang dilakukan?
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
D. Landasan Teori
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 1
Berdasarkan rumusan masalah di atas, rumuskan landasan teori yang berkaitan dengan
percobaan yang dilakukan?
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel Manipulasi
____________________________________________________________________
2. Variabel Respon
_____________________________________________________________________
3. Variabel Kontrol
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Manipulasi :
_____________________________________________________________________
2. Variabel Respon:
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
Alat dan Bahan
3. Variabel Kontrol:
____________________________________________________________________
Singkong: 500 gram
____________________________________________________________________
Garut: 500 gram
Air: 1 L (500 ml untuk membuat
____________________________________________________________________
pati dan 500 ml untuk
dipanaskan)
G. Prosedur
Kain
katun warna putih: 11 cm x
1. Alat
dan Bahan
11 cm
Baskom
Parutan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
LKS 1 Percobaan
Gelas ukur
Page 2
Saringan kain
Panci
Spatula
H. Hasil Percobaan
Tuliskan hasil percobaan pengaruh bahan pati alami terhadap hasil penganjian pada kain
katun pada tabel di bawah ini!
Tabel 1
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 3
Variabel Respon
Pati Garut
DAFTAR PUSTAKA
http://foodtech.binus.ac.id/2015/10/12/pati-alami-vs-pati-termodifikasi/
Nisbet, Harry. 1912. Theory Of Sizing. London: Manchester Emmot&CO.
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 5
Nama : ____________________________
Kelompok
: __________________
NIM
Semester
: __________________
: ____________________________
KUNCI LKS
MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN PERCOBAAN PENGARUH
BAHAN PATI ALAMI TERHADAP HASIL JADI PENGANJIAN PADA KAIN
KATUN
A. Tujuan Pembelajaran
A. Dengan disediakan alat dan bahan percobaan (C), siswa (A) dapat merencanakan dan
melaksanakan percobaan penganjian kain katun dengan menggunakan pati singkong
dan garut (B), yang sesuai dengan rubrik penilaian (D), yang meliputi (B):
a. Merumuskan masalah
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 6
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Merumuskan hipotesis
Menuliskan landasan teori
Mengidentifikasi variabel
Mendefinisikan operasional variabel
Merancang prosedur eksperimen
Menuliskan hasil percobaan
Menganalisis data
Membuat kesimpulan
Melakukan penyelidikan lebih lanjut
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh bahan pati (VM) terhadap hasil jadi penganjian pada kain
katun (VR)?
C. Hipotesis
Jika penganjian dengan menggunakan pati singkong dan garut dapat diterapkan pada kain
katun, maka hasil dari penganjian dengan menggunakan pati singkong lebih kaku
daripada pati garut.
D. Landasan Teori
a. Penyempurnaan Tekstil
Penyempurnaan Tekstil adalah pengolahan/pengerjaan terhadap kain tekstil
yang masih mentah dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan memenuhi
persyaratan yg diperlukan sampai menjadi kain tekstil jadi yang siap dipergunakan.
Proses penyempurnaan tekstil meliputi:
A. Proses
penyempurnaan
mekanik/fisika/penyempurnaan
kering,
yaitu
Efek swizzing : efek permukaan kain rata dan berkilau dengan benang-
benang pipih.
Efek Glazing : efek permukaan kain yang sangat halus, licin dan berkilau
yang diperoleh jika kain dikerjakan dengan resin terlebih dahulu, kemudian
dilewatkan pada kalender friksi. Kain chintz adalah salah satu contoh kain
hasil glazing.
Efek Cire : kata cire berasla dari bahasa Perancis yang berarti lilin, efek ini
diperoleh setelah kain diproses dengan lilin atau bahan termoplastik lainnya.
Efek Moire : Moire (bahasa Perancis) yang berari air, efek ini menghasilkan
tertentu.
b) Penyempurnaan Sanforisasi: kain tenun yang terbuat dari serat kapas dan rayon
memiliki daya serap yang tinggi terhadap air dan cenderung bertambah panjang
akibat adanya tarikan sejak dari pertenunan hingga proses basah tekstil seperti
pemasakan dan pencelupan, dimana sat pencucian dan pengeringan kain
tersebut berpotensi untuk mengkerat kembali sehingga kain berubah
dimensinya.
c) Pelipatan dan Penggulungan Kain: penyempurnaan mekanik terkahir sebelum
kain siap dijual adalah melipat atau menggulung kain, dimana didalamnya
termasuk juga penentuan panjang kain/piece length.
B. Proses
Penyempurnaan
Kimia/Penyempurnaan
Basah,
yaitu
melibatkan
penambahan suatu zat kimia tertentu pada kain untuk mencapai hasil yang
diinginkan, namun tidak merubah kenampakan kain. Proses ini berfungsi untuk:
a) Penyempurnaan untuk memperbaiki kenampakan dan pegangan kain:
Pelembutan
&
pelemasan,
Kreeping,
Merserisasi,
digunakan untuk membuat kain kaku secara permanen, dapat pula memberikan
sifat termoplastik pada permukaan bahan yang selanjutnya akan diproses pada
penyempurnaan mekanik seperti calendering.
b) Penganjian/sizing adalah proses pemberian larutan kanji pada benang lungsi
dengan tujuan untuk meningkatkan daya tenun, memperbaiki rasa rabaan,
memperbaiki mutu benang dari segi kekuatan, mulur, ketahanan gesek, dan
kelenturannya. Proses ini bertujuan untuk melapisi bulu benang dengan
campuran kanji agar memudahkan dalam proses menenun benang kapas
menjadi kain. Penganjian dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
campuran kimia atau dengan menggunakan bahan alami (Binus.ac.id:2015).
b. Proses Penyempurnaan Tekstil Penganjian/Sizing
Porses penyempurnaan tekstil penganjian/sizing adalah proses pemberian
larutan kanji pada benang lungsi dengan tujuan untuk meningkatkan daya tenun,
memperbaiki rasa rabaan, memperbaiki mutu benang dari segi kekuatan, mulur,
ketahanan gesek, dan kelenturannya. Proses ini bertujuan untuk melapisi bulu benang
dengan campuran kanji agar memudahkan dalam proses menenun benang kapas
menjadi kain. Penganjian dapat dilakukan dengan menggunakan bahan campuran
kimia atau dengan menggunakan bahan alami.
Maka proses sizing pada dasarnya adalah mempersiapkan benang agar kuat,
tahan gesek, lentur dan mampu ditenun pada kecepatan tinggi dan density tinggi
sesuai kualitas yang diharapkan, maka proses sizing dianggap baik bila:
1) Mampu meningkatkan tahan gesek benang, walau pada mesin dengan rpm
tinggi.
2) Mampu meningkatkan kekuatan tarik benang (standart: meningkat 75%).
3) Mampu mempertahankan kelembutan (soft surface) dan fleksibilitas.
4) Mampu menidurkan sebagian besar bulu- bulu serat benang. (Bulu 3 mm max =
5 pcs/m).
5) Mampu mempertahankan DAYA MULUR (Standart: Elongation +/- 75% dari
aslinya).
6) Mampu menyimpan kandungan air yang cukup untuk mencegah static
electricity.
7) Mampu dihilangkan kanjinya dengan mudah (Cukup dengan air panas + Na OH
atau Enzym)
8) Mampu bertahan dari serangan jamur dan cendawan.
Penganjian yang gagal akan menyebabkan produktifitas dan kualitas yang
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 9
rendah pada kain yang dihasilkan. Penganjian yang gagal dapat menyebabkan, antara
lain:
1) Benang lusi putus terus saat ditenun , baik karena rapuh atau karena regas.
2) Timbul nep dan butiran- butiran kasar pada permukaan kain yang terjadi karena
bulu- bulu serat kain yang muncul kepermukaan saat gesekan pada saat proses
pertenunan, berakibat pada turunnya kualitas kain.
3) Pada pertenunan air jet, bulu-bulu yang timbul akan menghambat gerakan
peluncuran pakan sehingga akan banyak terjadi STOP PAKAN yang akan
berakibat banyaknya STOP MARK maupun MISS PICK (cacat arah pakan),
yang berakibat pada turunnya effisiensi dan kualitas.
Ada tiga jenis bahan kanji yang dapat digunakan dalam proses penyempurnaan
tekstil penganjian/sizing, antara lain:
1) Kanji alam (strach) atau dengan istlah lain adalah natural strach, yaitu bahan
penganjian yang berasal dari alam, seperti kanji jagung/maizena, kanji
singkong/tepung tapioka, tepung terigu, tepung garut, tepung terigu dan lainlain. Sifat dari kanji alam, yaitu mudah didapat, harganya murah tetapi sangat
sulit dihilangkan pada proses desizing (penghilangan kanji).
2) Kanji hewan, contohnya yaitu gelatin.
3) Kanji sintetik (buatan) adalah kanji yang di buat oleh manusia (kanji buatan)
seperti kanji acrylic, PVA dan lain-lain. Sifat kanji buatan, yaitu mudah
dihilangkan tetapi harganya sangat mahal.
c. Kanji Alam (Strach) Singkong dan Garut
Bahan alami yang dapat digunakan untuk proses penganjian, yaitu pati alam.
Pati alami dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman yang dibentuk (disintesa) di
dalam daun (plastid) dan amiloplas seperti umbi/akar (singkong, kentang, talas, ubi
jalar, garut, dll), batang (sagu), dan biji (beras, gandum, dan jagung). Pati diperoleh
dengan cara ekstraksi dalam air, diikuti dengan proses penyaringan, pengendapan,
pencucian, dan pengeringan. Pati alam menghasilkan perekat yang dapat digunakan
untuk proses penyempurnaan tekstil penganjian. Pati alam berupa butiran-butiran
kecil yang sering disebut sebagai granula. Untuk menghasilkan larutan pati alam
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 10
yang baik diperlukan pemanasan yang baik, agar granula pati dapat larut (granula
tidak larut dalam air pada temperatur ruangan) (Binus.ac.id:2015).
Pati tersusun paling sedikit oleh tiga komponen utama yaitu amilosa,
amilopektin dan material antara seperti, protein dan lemak (Bank dan Greenwood,
1975). Umumnya pati mengandung 15 30% amilosa, 70 85% amilopektin dan 5
10% material antara. Struktur dan jenis material antara tiap sumber pati berbeda
tergantung sifat-sifat botani sumber pati tersebut. Secara umum dapat dikatakan
bahwa pati biji-bijian mengandung bahan antara yang lebih besar dibandingkan pati
batang dan pati umbi (Greenwood, 1975).
Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, dalam bahasa
inggris bernama cassava, adalah pohon dari keluarga Euphorbiaceae dan merupakan
tanaman tahunan dari negara tropis dan subtropis. Ketela pohon Ketela (Manihot
Utillisima) mempunyai kemampuan untuk membentuk gel melalui proses pemanasan
(90o C atau lebih) sebagai akibat pecahnya struktur amilosa dan amilopektin. Dengan
terbentuknya gel ini, ketela mampu menjebak udara dan air bebas. Pemecahan ikatan
amilosa dan amolopektin akan menyebabkan terjadinya perubahan lebih
lanjut
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 11
Singkong memiliki kadar pati 80% dan kadar air 13%, sedangkan garut
memiliki kadar pati 19,4-21,7% dan kadar air 69-72%. Berdasarkan kandungan
tersebut, pati singkong memiliki kadar pati yang jauh lebih tinggi daripada garut,
sedangkan garut memiliki kadar air yang jauh lebih tinggi daripada singkong, hal ini
berpengaruh pada hasil larutan kanji, larutan kanji lebih kental daripada larutan kanji
pada garut dengan takaran jumlah air, suhu air, dan jumlah pati yang sama. Larutan
kanji yang lebih kental menghasilkan penganjian pada kain katun yang lebih kaku
(Binus.ac.id:2015).
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel Manipulasi : Jenis bahan pati
2. Variabel Respon
: Kualitas hasil jadi penganjian
3. Variabel Kontrol
:
a. Berat bahan yang akan diambil patinya
b. Jumlah pati yang digunakan
c. Jumlah air yang digunakan
d. Suhu air yang dipanaskan
e. Ukuran kain katun
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Manipulasi : Jenis bahan pati yang digunakan, adalah pati singkong (ketela
pohon kaspe) dan garut.
2. Variabel Respon:
Kriteria kualitas hasil jadi penganjian dianggap berhasil apabila, sebagai berikut:
a. Jika diamati melalui indera penglihatan dan indera peraba, hasil dari penganjian
pada kain katun mampu menidurkan sebagian besar bulu-bulu serat benang.
b. Jika diamati dengan indera peraba, kain katun lebih kaku daripada sebelum
mengalami proses penganjian.
c. Jika diamati dengan indera peraba, hasil penganjian kain katun mampu
mempertahankan daya mulur.
d. Mampu dihilangkan kanjinya dengan mudah.
e. Jika diamati melalui indera penglihatan, hasil penganjian kain katun mampu
bertahan dari serangan jamur dan cendawan.
3. Variabel Kontrol:
a. Singkong dan garut yang akan dibuat pati: 500 gram
b. Pati singkong dan garut yang digunakan: 1 sendok teh
c. Air yang digunakan: 500 mL
d. Suhu air: 1000C (air mendidih)
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 12
e. Kain katun: 11 cm x 11 cm
G. Prosedur
1. Siapkan Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 13
Gambar Singkong
Gambar Garut
Singkong Dicuci
Singkong Dikupas
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 14
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 15
Dibuang
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 16
b. Panaskan air 500 ml hingga air mendidih (1000C). Di dalam proses penganjian
kain katun, salah satu hal yang menjadi faktor utama yang harus diperhatikan,
yaitu air yang digunakan untuk melarutkan pati. Air yang digunakan untuk
melarutkan pati harus menggunakan air yang mendidih dengan suhu 1000C, hal
ini disebabkan oleh granula-granula yang terkandung pada pati hanya dapat larut
di dalam air yang mendidih dengan suhu tersebut di atas. Penggunaan air yang
kurang mendidih, tidak dapat melarutkan granula-granula yang terkandung pada
kanji, sehingga kanji akan tampak menggumpal. Kanji yang tampak menggumpal
akan menyisakan gumpalan-gumpalan kanji pada kain katun pada hasil jadi
proses penganjian pada kain katun.
c. Larutkan pati dengan air mendidih, kemudian aduk hingga pati larut dan tidak
terdapat pati yang menggumpal.
d. Celupkan kain katun ke dalam larutan pati dan diamkan selama 2 menit.
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 19
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 20
H. Hasil Percobaan
Tabel 1
Variabel Manipulasi
Pati Singkong
Penganjian)
katun lebih kaku
setelah
c. Kemuluran
kain
katun
tampak
berkurang.
Pati Garut
a. Kain
katun
lebih
kaku
setelah
tampak
berkurang.
Jika penganjian dengan menggunakan pati singkong dan jagung dapat diterapkan pada
kain katun, maka hasil dari penganjian dengan menggunakan pati jagung lebih lentur
daripada pati singkong.
3. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Manipulasi
: Jenis bahan pati alami yang digunakan, adalah pati
singkong dan jagung.
b. Variabel Respon:
Kriteria kualitas hasil jadi penganjian dianggap berhasil apabila, sebagai berikut:
1) Jika diamati melalui indera penglihatan dan indera peraba, hasil dari penganjian
pada kain katun mampu menidurkan sebagian besar bulu-bulu serat benang.
2) Jika diamati dengan indera peraba, kain katun lebih kaku daripada sebelum
mengalami proses penganjian.
3) Jika diamati dengan indera peraba, hasil penganjian kain katun mampu
mempertahankan daya mulur.
4) Mampu dihilangkan kanjinya dengan mudah.
5) Jika diamati melalui indera penglihatan, hasil penganjian kain katun mampu
bertahan dari serangan jamur dan cendawan.
c. Variabel Kontrol:
1) Singkong dan jagung yang akan dibuat pati: 500 gram
2) Pati singkong dan jagung yang digunakan: 1 sendok teh
3) Air yang digunakan: 500 ml
4) Suhu air: 1000C (air mendidih)
5) Kain katun: 11 cm x 11 cm
DAFTAR PUSTAKA
http://foodtech.binus.ac.id/2015/10/12/pati-alami-vs-pati-termodifikasi/
Nisbet, Harry. 1912. Theory Of Sizing. London: Manchester Emmot&CO.
LKS 1 Percobaan Penganjian Pada Kain Katun Dengan Bahan Pati Alami
Page 23