BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran matematika juga dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua
jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA),
bahkan pada jenjang Perguruan Tinggi (PT) juga masih diberikan pelajaran matematika untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif
serta kemampuan bekerjasama untuk bekal masa depan mereka dalam kehidupan masyarakat
nantinya. Namun kenyataannya, pendidikan matematika di Indonesia masih memprihatinkan jika
dilihat
dari
rendahnya
hasil
belajar
yang
dicapai
siswa.
bawah tekanan yang bertubi-tubi dan mereka terus didesak agar bekerja lebih keras. Dalam
kondisi semacam ini dijamin akan terjadinya kegagalan dan timbulnya perasaan tidak mampu
siswa dalam belajar matematika.
Hal ini menunjukkan bahwa guru masih kurang tepat memilih dan menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi bilangan bulat dan pembelajaran yang
dilakukan masih banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima
informasi pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa kurang terlibat dalam proses
pembelajaran. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan
masih berpusat pada guru.
Agar pembelajaran berpusat pada siswa, guru perlu memilih suatu model pembelajaran
yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya, selama proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Untuk itu
peneliti mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah yaitu pembelajaran yang dipusatkan pada
siswa melalui pemberian masalah di awal pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh
Soedjadi (2000 : 99) bahwa : Pendekatan pembelajaran berbasis masalah memulai pembelajaran
dengan masalah yang kompleks misalnya tentang hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, kemudian
dikupas menuju kepada konsep-konsep sederhana yang terkait. Dengan pemberian masalah
diawal pada pembelajaran berbasis masalah diharapkan nantinya mampu membawa siswa untuk
berpikir kritis, kreatif dan mempunyai keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh
pengetahuan dan konsep dasar dari materi yang diajarkan tersebut. Setelah pemberian masalah di
awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan adanya pengorganisasian siswa untuk belajar,
melakukan penyelidikan dan diakhiri dengan penyajian hasil karya serta pengevaluasian proses
pemecahan masalah. Sehingga dari pemecahan masalah tersebut siswa dapat menemukan konsep
dengan membangunnya sendiri.
Pada pendekatan pembelajaran berbasis masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan
kerjasama di antara siswa dan saling membantu menyelidiki masalah secara bersama. Oleh
karena itu siswa perlu diorganisasikan ke dalam kelompok belajar. Seperti yang diungkapkan
oleh Arends (2008 : 43) bahwa : Pendekatan pembelajaran berbasis masalah ditandai oleh
siswa-siswa yang bekerja bersama siswa yang lain, paling sering secara berpasangan atau dalam
bentuk kelompok-kelompok kecil. Bekerja bersama juga dapat memotivasi siswa untuk
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru. Seperti yang
diungkapkan oleh Suyatno (2009 : 58) bahwa :
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal
pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk
mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya
(prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru.
Jadi pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintregasikan pengetahuan baru. Hal serupa juga dikemukakan oleh Nurhadi (2004 :109)
: Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis
dan keterampilan pemecahan masah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran. Dalam hal ini pengajaran berbasis masalah digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah.
Sedangkan menurut Arends (dalam Trianto 2007 : 68) menyatakan bahwa:
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di
mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih
tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri .
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah juga mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang lain seperti yang diungkapkan oleh diungkapkan oleh Trianto (2007 : 68) :
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah) mengacu pada Pembelajaran Proyek (Project
Based Learning), Pendidikan Berdasarkan Pengalaman (Experience Based Education), Belajar
Autentik (Autentic Learning), Pembelajaran Bermakna (Anchored Instruction).
B. Ciri-Ciri Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Berbagai pengembang
pendekatan pembelajaran
Indikator
Orientasi siswa kepada masalah
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
memotivasi
siswa
terlibat
dalam
belajar
mengorganisasikan
Membimbing penyelidikan
Mengembangkan dan
tugas
belajar
yang
oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis. Menurut
Trianto (2007 : 76) bahwa: Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan Pendekatan
pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa yang
merupakan hasil penyelidikan mereka .
G. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri.
2. Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan masalah.
3. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.
4. Dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah akan terjadi pembelajaran bermakna.
5. Dalam situasi pendekatan pembelajaran berbasis masalah siswa mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
6. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.
2. Kurangnya waktu pembelajaran.
3. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar.
4. Seorang guru sulit menjadi fasilitator yang baik.
H. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Matematika
Adapun contoh penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran
matematika dalam hal ini materinya bilangan bulat adalah sebagai berikut :
1. Orientasi siswa pada masalah
- Guru mengajukan masalah dan meminta siswa untuk mempelajari masalah berikut :
Sebuah kantor yang berlantai 23. Seorang Karyawan mula-mula berada di lantai 2 kantor
itu. Karena ada suatu keperluan ia turun 4 lantai, kemudian naik 6 lantai. Di lantai
berapakah karyawan itu sekarang berada?
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
- Membagi siswa ke dalam kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang
memiliki kemampuan heterogen.
- Meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang menyelesaikan masalah
tersebut.
Misalnya kelompok A menggambarkan sebuah gedung berlantai 23 dengan 3 lantai
berada dibawah tanah dan menggambar seorang karyawan yang berada pada lantai 2.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
- Membimbing siswa menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan oleh
guru.
Misalnya guru memberikan informasi kepada siswa bahwa naik satu lantai dinyatakan
dengan (+ 1) dan turun satu lantai dinyatakan dengan (-1).
Dengan bimbingan guru, siswa menentukan letak karyawan itu di gedung dengan cara :
Karyawan mula-mula berada di lantai 2 kantor itu dinyatakan dengan (+2), kemudian turun
4 lantai dinyatakan (-4), kemudian naik 6 lantai dinyatakan dengan (+6). Secara matematis
diulis : (2) + (-4) + 6 = 4
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Mendorong siswa untuk menyajikan hasil pemecahan masalah tersebut dengan cara
menunjuk satu kelompok secara acak untuk menuliskan hasil diskusi kelompok di papan
tulis dan kelompok lain menanggapi hasil penyajian kelompok yang maju.
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
- Membantu siswa mengkaji ulang proses atau hasil pemecahan masalah yang telah
dipersentasikan di depan kelas. Kemudian bersama dengan siswa menarik kesimpulan
letak karyawan itu berada pada lantai 4 gedung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian hasil makalah pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses pembelajaran yang
keterlibatan siswanya lebih besar dalam pemecahan suatu masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah yang disajikan oleh pendidik dengan berbekal pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman
baru.
2. Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi teori konstruktivis. Pada
pembelajaran ini dimulai dengan menyajikan masalah nyata yang penyelesaiannya
membutuhkan kerjasama antara siswa, guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan
masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselessaikan.
B. Saran
1. Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berfikir tingkat tinggi dan mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks sehingga
dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
2. Kepada guru yang ingin menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan
menggunakan kelompok belajar hendaknya guru perlu memiliki seperangkat aturan yang jelas
agar pembelajaran dapat berlangsung dengan tertib tanpa gangguan, dapat menangani perilaku
siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, juga memiliki panduan bagaimana
mengelola diskusi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard., (2008), Learning to Teach , Mc.Graw Hill Companies. New York.
Sanjaya, Wina., (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Penerbit Media Group, Jakarta.
Soedjadi, R., (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Depdikbud, Jakarta.
Sudrajad, (2009), Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model
Pembelajaran. htpp://akhmad sudrajad.wordpress.com/
Suyatno, (2007), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Penerbit Masmedia Buana
Surabaya.
Pustaka,
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
(RPP I)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VII / Ganjil
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Kompetensi Inti
KI 1
KI 2
KI 3
KI 4
Kompetensi Dasar
untuk
menyelesaikan masalah.
Materi Ajar
Pendekatan Pembelajaran :
Pendekatan pembelajaran saintifik
Model Pembelajaran :
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Metode mengajar :
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas
Kegiatan Belajar Mengajar :
Kegiatan Guru
A. Kegiatan Awal
Kegiatan Siswa
dan
Waktu
5 menit
5 menit
B. Kegiatan inti
Sintaks 1
Orientasi siswa pada masalah
- Guru mengajukan permasalahan 1, yang ada
LAS.
5 menit
Sintaks 2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
- Membagi siswa ke dalam kelompok dimana
satu kelompok terdiri dari 5 - 6
orang siswa
5 menit
kelompoknya.
- Memberi
ide
tentang
penyelesaian masalah
cara 5 menit
tersebut.
masalah tersebut.
Sintaks 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
- Memberikan
informasi
yang
diskusi
antar
teman
dalam satu
kelompok.
motivasi
guru 5 menit
teman
kelompoknya.
Sintaks 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
- Membimbing atau mengamati siswa
menyimpulkan hasil pemecahan
yang ada atau dalam
pengisian LAS .
15 menit
cara
acak
untuk
mempersentasikan
secara
hasil
diskusi 15 menit
kelompok.
diskusi
proses - Menanggapi
yang telah
kelas.
hasil
diskusi 10 menit
mendengar-
dan evaluasi.
C. Kegiatan Akhir
- Bersama
dengan
siswa
kesimpulan
membuat 5 menit
terhadap
materi
pelajaran.
- Guru memberikan pekerjaan rumah kepada - Siswa mendengarkan informasi 5 menit
siswa.
Sumber Belajar :
1. Buku matematika untuk SMP/ MTs Kelas VII Karangan M.Cholik Sugiono
Penerbit Erlangga (2005).
2.Buku Matematika untuk SMP Kelas VII Karangan Dewi Nurhaini dan Tri Wahyudi Penerbit
Maju (2008)
Penilaian :
1. Teknik
2. Bentuk Instumen
Soal
: Tes tertulis
: Uraian
1. Setiap planet mengalami siang dan malam seperti yang terjadi di Bumi. Pada
siang hari temperatur di Mars mencapai 50 C di atas nol, sedangkan pada
suhunya mencapai 100 C di bawah nol. Gunakan bilangan bulat
negatif untuk menyatakan temperatur suhu di planet
malam hari
terletak di
=n
c. (-64) (-37) = n
b. (-89) + (-23) = n
d. 55-(-91)
=n
(ii) 9 + (-21 + 6) =
bulat tersebut ?
memperoleh nilai
Kunci Jawaban
1. Dik : Temperatur suhu di Mars pada siang hari mencapai 50 C di atas nol,
sedangkan
suhu di
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
Jadi delapan bilangan bulat yang lebih dari -3 adalah : -2, -1, 0, 1 , 2, 3 , 4, 5.
3. Dik : a. (-76) + 48
=n
c. (-64) (-37) = n
b. (-89) + (-23) = n
d. 55-(-91)
=n
= -27
tanpa
Sifat apakah yang berlaku dari hasil kedua operasi penjumlahan bilangan
bulat
tersebut ?
Penyelesaian :
(i) (9 + (-21)) + 6 = -12 + 6
= -6
(ii) 9 + (-21 + 6) = 9 - 15
= -6
Kedua penjumlahan tersebut memiliki jawaban yang sama sehingga berlaku
sifat
7-4 =
komutatif tidak
5. Dik : Seorang anak bermain sebanyak 3 kali dan memperoleh nilai sebagai
-110, 80 dan 50.
Dit : Hitunglah jumlah nilai yang diperoleh anak tersebut ?
Penyelesaian :
Nilai yang diperoleh anak tersebut adalah : -110, 80 dan 50
Jumlah nilai yang diperoleh anak tersebut :
= ((-110) + 80) + 50
= -30 + 50
= 20
Maka jumlah nilai yang diperoleh anak tersebut dalam permainan adalah : 20
berikut :
No. Soal
Kriteria Penyelesaian
Bobot
Skor
Maksimal
20
penyelesaian.
o Menuliskan jawaban benar dengan
10
15
20
Total Skor = 100
Mengetahui
Medan,
Kepala sekolah
Lampiran 2
Guru
menggunakan
sifat-sifat
operasi
penjumlahan
bilangan
bulat
untuk
menyelesaikan masalah.
Kelompok
Nama anggota
1.
2.
3.
Permasalahan 1
Dalam suatu permainan, seorang anak bermain sebanyak 3 kali dan memperoleh nilai sebagai
berikut : 80, -40 dan 90. Hitunglah jumlah nilai yang diperoleh anak tersebut ?
Penyelesaian :
Nilai yang diperoleh anak tersebut adalah : 80, -40 dan 90.
Jumlah nilai yang diperoleh anak tersebut adalah :
...... + ...... + ..... = (...... + .....) + .....
= ....... + ......
= ......