Terdapat beberapa dasar jalur penglihatan dan lapang pandang mata, seperti :
-
Retina bagian nasal dari makula diproyeksikan ke arah temporal lapang pandang.
Serabut saraf bagian nasal retina menyilang optic chiasma.
Serabut saraf bagian temporal berjalan tidak bersilang pada optic chiasma.
Lapang pandang normal pada suatu mata terletak 90 derajat temporal, 60 derajat atas dan 75 derajat
bawah.
Ada beberapa macam cara pemeriksaan lapang pandang seperti uji konfrontasi dan pemeriksaan kampimetri.
Bentuk kelainan lapang pandang dapat berupa : membesarnya bintik buta fisiologik, terlihat pada papil edema,
glaukoma dan miopi progresif. Lapang pandang yangmengecil terlihat pada glaukoma, papilitis, keracunan obat
dan histeria.
-
Skotoma busur (arkuat) yang dapat terlihat pada glaukoma, iskemia papil saraf optik danoklusi arteri
retina sentral.
Skotoma sentral yang terlihat pada retinitis sentral.
Hemianopsia bitemporal, hilangnya setengah lapang pandang temporal kedua mata merupakan tanda
khusus kelainan optic chiasma, dapat juga akibat meningitis basal,kelainan sphenoid dan trauma
chiasma.
Hemianopsia binasal, defek lapang pandang setengah nasal dapat terjadi akibat tekananbagian temporal
optic chiasma kedua mata atau atrofi papil saraf optik sekunder akibattetkanan intrakranial yang
meninggi.
NEURITIS OPTIKUS
Mata merupakan organ yang sangat berkaitan erat dengan otak dan seringkali memberikan
petunjuk diagnostik yang penting akan adanya gangguan pada sistem saraf pusat. Penyakit
intrakranial umumnya menyebabkan gangguan penglihatan oleh karena destruksi ataupun tekanan
pada bagian tertentu dari jalur impuls visual.
Jalur impuls aferen melewati struktur-struktur yang terlibat dalam penerimaan dan
pemrosesan informasi visual yang meliputi: mata, nervus optikus, chiasma optik, traktus optikus,
nukleus genikulatum lateral, radiasio optik dan korteks striatum. Pada umumnya abnormalistas visual
memiliki berbagai macam etiologi dan tergantung letak lesi yang dikenainya. Neuritis optikus
merupakan keadaan inflamasi, demielinisasi yang menyebabkan kehilangan penglihatan secara akut
dan biasanya melibatkan satu mata (monokular).
Nervus optikus bermula dari optic disk dan berlanjut sampai ke kiasma optikum, dimana ke
dua nervus tersebut menyatu. Lebih awal lagi merupakan kelanjutan dari lapisan neuron retina, yang
terdiri dari axon-axon dari sel ganglion. Serat ini juga mengandung serat aferen untuk reflex pupil.
Secara morfologi dan embriologi, neuritis optikus merupakan saraf sensorik. Tidak seperti
saraf perifer nervus optikus tidak dilapisi oleh neurilema sehingga tidak dapat beregenerasi jika
terpotong. Serat nervus optikus mengandung 1,0-1,2 juta serat saraf.
Bagian nervus optikus
Nervus optikus memiliki panjang sekitar 47-50 mm, dan dapat di bagi mejadi 4 bagian :
Intraocular (1 mm) : menembus sclera (lamina kribrosa), koroid dan masuk ke mata sebagai
papil disk.
Intraorbital (30 mm) : memanjang dari belakang mata sampai ke foramen optic. Lebih ke
posterior, dekat dengan foramen optic, dikelilingi oleh annulus zinn dan origo dari ke empat
otot rektus. Sebagian serat otot rektus superior berhubungan dengan selubung saraf nervus
optikus dan berhubungan dengan sensasi nyeri saat menggerakkan mata pada neuritis
retrobulbar. Secara anterior, nervus ini dipidahkan dari otot mata oleh lemak orbital.
Intrakanalikular (6-9 mm) : sangat dekat dengan arteri oftalmika yang berjalan inferolateral
dan melintasi secara obliq, dan ketika memasuki mata dari sebelah medial.
Ini juga
Selubung meningeal
Piamater, arachnoid, dan duramater melapisi otak dan berlanjut ke nervus optikus. Di kanalis
optic dura mater menempel langsung ke tulang sekitarnya. Ruang subarachnoid dan ruang subdural
merupakan kelanjutan dari bagian otak juga.
Vaskularisasi nervus optikus
Penyebab umum dari lesi saraf optik adalah: optik atrofi, trauma pada saraf optik,
neuropati optik, dan neuritis optikus akut.
2. Lesi melalui bagian proksimal saraf optik.
Gambaran penting dari lesi tersebut yaitu hemianopsia ipsilateral dan kontralateral,
hilangnya refleks cahaya langsung pada sisi yang terkena dan reflek cahaya tidak
langsung pada sisi kontralateral.
3. Lesi kiasma sentral.
Dicirikan oleh hemianopsia bitemporal dan kelumpuhan refleks pupil. Biasanya
diahului oleh atrofi optik pada sebagian akhir nervus optikus. Penyebab umum lesi
kiasma
pusat
adalah
suprasellar
aneurisma,tumor
kelenjar
hipofise,
ketiga
temporal (mengandung serat radiasi optik inferior). Biasanya lesi dari radiasi optik
terjadi akibat oklusi pembuluh darah, tumor primer dan sekunder, serta trauma.
8. Lesi korteks visual.
Kerusakan makula homonim pada lesi ujung korteks oksipital yang dapat terjadi
sebagai akibat cedera kepala atau cedera ditembak senapan. Refleks cahaya pupil
normal dan atrofi optik tidak diikuti lesi kortetk visual.
Klasifikasi 1
Neuritis optikus secara anatomi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Papillitis. Hal ini mengacu pada keterlibatan optik disk akibat gangguan inflamasi dan
demielinasi. Kondisi ini biasanya unilateral tapi kadang-kadang mungkin bilateral.
2. Neuroretinitis mengacu pada keterlibatan gabungan optik disk dan retina sekelilingnya pada
area macula.
3. Retrobulbar neuritis ditandai dengan keterlibatan saraf optik di belakang bola mata.
Gambaran klinis neuritis retrobulbar akut dasarnya mirip dengan akut papillitis kecuali untuk
perubahan fundus dan perubahan okular.