15
OKT
2011
Tinggalkan Sebuah Komentar
by chantyoctaviakeb in Uncategorized
e-Health
e-Health merupakan aplikasi teknologi komunikasi dan informasi yang mencakup
keseluruhan cakupan fungsi yang mempengaruhi sektor kesehatan. e-Health
memiliki arti yang luas bukan hanya sekedar internet atau dotcom saja. e-Health
merupakan solusi Enterprise di bidang kesehatan karena melibatkan banyak
pihak mulai dari masyarakat sampai dengan Produsen Obat/Farmasi. Electronic
Medical Records (EMR) merupakan bagian fundamental dari e-Health. EMR
memberikan fasilitas sharing data medical record antar institusi kesehatan
(Rumah Sakit, Puskesmas, dll). Selain EMR, bagian terpenting lainnya dari eHealth adalah Telemedicine dan Telenursing.
TELENURSING
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini adalah perawat memahami tentang
telenursing dan factor-faktor yang mempengaruhi dalam implementasi
telenursing, manfaat dan hambatan dalam implementasi telenursing. Kajian
literature dari ringkasan beberapa jurnal terkait telenursing. Implimentasi
telenursing dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan
pengembangan yang inovatif, berfokus pada pasien dan kolaborasi dengan
perawat. Salah satu manfaat telenursing adalah adanya peningkatan kebutuhan
akan pembelajaran berkelanjutan untuk klien maupun perawat. Penggunaan
teknologi informasi dan telekomunikasi: Audio-vidio dalam telenursing
meningkatkan kepuasan dan rasa aman perawat dan klien. Hasil artikel ini
diharapkan meningkatkan pemahaman perawat tentang telenursing sehingga
perawat mampu memahami prospek dan pentinggya penggunaan telenursing.
Selain itu perawat mampu menggunakan variasi telenursing dengan efektif dan
efisien dalam pelayanan praktek keperawatan dunia, khususnya Indonesia.
Latarbelakang
Era Global atau era informasi sarat akan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di segala bidang. Pengembangan teknologi
telekomunikasi dan informasi telah membuat dampak yang signifikan dalam
setiap bagian kehidupan kita sehari-hari dan telah mendukung aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi dalam bidang kesehatan, khususnya keperawatan.
Manfaat Telenursing
Yun dan Park (2006) meyatakan bahwa ada beberapa factor penting yang
mempengaruhi implementasi telenursing. Faktor-faktor tersebut dibedakan
menjadi empat aspek, yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek social, dan
aspak teknikal. Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang
meliputi legislasi dan regulasi. Manajemen dan supervisi pelayanan pemerintah
merupakan hal penting dalam control kualitas dan kelangsungan telenursing.
Dalam implementasi telenursing disepakati bahwa praktek keperawatan mandiri
seharusnya ada otoritas dan peraturan legal serta adanya standart operasional
prosedur yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan atau pendidikan
keperawatan.
Aspek Sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial tentang
telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi
pelayanan kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal
penting dalan implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara
profesi kesehatan akan membangun pemahaman yang lebih baik tentang
telenursing pada publik. Adanya pengakuan public terhadap keperawatan itu
sendiri merupakan factor kunci dalam pelaksanan telenursing.
Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing,
meliputi: Perilaku, Legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan
bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat
akan resisten terhadap telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap
teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi. Namun dengan adanya
pelatihan dan adanya support system, perawat bisa merasakan manfaat
telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai issue
kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang
telenursing. Secara teknologi, elektronik health record (EHR) dan standar data
mendukung perkembangan telenursing. Tanpa HERs telehealth tidak bisa
bekerja. Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan
dimanapun provider membutuhkannya.
Implementasi Telenursing
sistem eHealth memberikan pasien dengan informasi yang lebih baik pada
perawatan, pada kondisi mereka, dan meningkatkan standar hidup dan
membuatnya mudah bagi profesional kesehatan untuk mengakses dan berbagi
informasi, baik umum dan pasien-spesifik. Penggunaan catatan pasien elektronik
memungkinkan dokter untuk melihat lebih banyak dari sejarah medis seseorang
daripada kertas file, yang biasanya hanya mencakup informasi mengenai
perawatan di operasi tunggal atau rumah sakit. Sebuah kondisi pasien dapat
dipantau dari jarak jauh, baik membebaskan tempat tidur rumah sakit yang akan
diperlukan dengan peralatan pemantauan sebelumnya, atau memberikan
standar pelayanan yang lebih baik bagi pasien. On-line tools yang dapat
membantu pasien untuk memahami kondisi mereka lebih baik dan membuat
lebih mudah bagi mereka untuk menemukan dan berbicara dengan sesama
penderita, misalnya melalui on-line kelompok dukungan yang meningkatkan
semangat pasien dalam menghadapi penyakit serius.
Lebih efisien
Batas pada sumber daya baik dalam hal anggaran dan staf berat terusmenerus di penyedia layanan kesehatan. alat eHealth dan layanan
memungkinkan organisasi lebih efisien sumber daya dan penyediaan pelayanan
yang mengarah ke produktivitas yang lebih besar. Catatan elektronik membuat
lebih mudah untuk menjadwalkan janji untuk pasien, melacak tindak lanjut, dan
memastikan dokter umum pasien diinformasikan dari hasil arahan mereka.
Ketika datang ke kesehatan preventif, alat eHealth dapat membantu mencapai
cakupan yang jauh lebih tinggi, misalnya, memastikan bahwa anak-anak
menerima program penuh vaksinasi di usia yang benar. Berkat peningkatan ini,
penyedia layanan kesehatan yang lebih baik dapat mengatasi peningkatan
permintaan untuk kesehatan, dan menutupi biaya baru, perawatan lanjutan.
Pasien terfokus
Sistem Informasi Rumah Sakit adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi
dan disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit,
mulai dari pelayanan terhadap, apotik, penagihan, medical record, database
Sistem ini dibangun berbasiskan GUI (graphical user interface) dan dijalankan
pada sistem operasi MS-Windows Server 2000 Sebagaimana telah diketahui,
sistem operasi Windows sangat mudah dalam pemakaiannya (user friendly) serta
menarik tata tampilannya. Di samping itu pemilihan sistem operasi ini juga
didasarkan pada kemampuan sistem operasi ini sendiri yang tidak dijumpai pada
sistem operasi lain.
Sistem ini dioperasikan secara on-line untuk semua aplikasi dan langsung
digunakan untuk operasional sehari-hari. Setiap transaksi yang terjadi langsung
dicatat dalam sistem informasi saat itu juga. Apabila terjadi gangguan terhadap
sistem sehingga sistem tidak bisa bekerja secara on-line (misalnya listrik mati)
maka sistem harus memberikan fasilitas entry data transaksi susulan yaitu
semua transaksi yang terjadi selama berlangsungnya gangguan tersebut. Semua
transaksi selama terjadinya system down harus ditangani secara manual.
Unit rawat jalan menyediakan beberapa poli untuk melayani kunjungan pasien.
Setiap poli biasanya mempunyai spesialisasi sendiri-sendiri. Sistem rawat jalan
dibangun untuk menangani administrasi pelayanan pasien di poli-poli tersebut.
1.
2.
Entri data pemeriksaan pasien yang meliputi anamnesa, diagnosa, terapi,
tindakan, data penunjang medis, serta tenaga medis yang bertanggung jawab
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sistem Laboratorium
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dialog-dialog data master jasa lab dan nilai normal hasil pemeriksaan
9.
Sistem Radiologi
Unit radiologi menyediakan jasa foto X-ray, CT-Scan dan USG. Sistem Radiologi
disediakan untuk membantu aktifitas pencatatan transaksi di unit ini.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sistem Klinik KB
1.
2.
Entri data pemeriksaan dan tindakan terhadap peserta KB berikut tenaga
medis yang bertanggung jawab
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Unit Rawat Inap mengelola fasilitas kamar rawat inap, menangani perawatan
pasien selama menjalani rawat inap, serta melakukan administrasi kegiatannya
sehari-hari.
1.
2.
3.
Pencatatan anamnesa
4.
5.
6.
Transaksi diagnosa
7.
8.
9.
14. Dialog display riwayat pasien atau medical record seorang pasien
15. Pembuatan laporan jurnal kunjungan pasien rawat inap periode tertentu
Unit Rawat Darurat menangani perawatan darurat 24 jam sehari. Unit ini bisa
melakukan pemeriksaan, pemberian terapi dan tindakan langsung di ruang
gawat darurat. Pemberian terapi tidak dalam bentuk resep namun langsung
berbentuk obat. Penerimaan pasien darurat tidak melalui prosedur pendaftaran
terlebih dahulu. Sehingga begitu pasien datang langsung ditangani tanpa melalui
proses administrasi terlabih dahulu. Proses administrasi dilakukan setelah pasien
mendapatkan perawatan.
1.
Transaksi pemeriksaan pasien yang meliputi anamnesa, diagnosa, terapi,
tindakan, pemakaian obat dan alat kesehatan serta tenaga medis yang
bertanggung jawab
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sistem Persalinan
1.
2.
Diagnosa komplikasi
3.
Tindakan persalinan
4.
5.
6.
7.
Penolong persalinan
8.
9.
10. Dialog display riwayat pasien atau medical record seorang pasien
Sistem OK
1.
Diagnosa utama
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembuatan laporan jurnal pembedahan pasien di Kamar Operasi periode
tertentu
9.
Pengolahan data pelayanan rumah sakit dilakukan oleh Unit Rekam Medik.
Kinerja pelayanan rumah sakit bisa diketahui dari laporan-laporan yang dibuat
oleh unit ini. Untuk mendukung tugas-tugas Unit Rekam Medik ini disediakan
Sistem Rekam Medik.
1.
2.
3.
4.
5.
Dialog-dialog untuk updating data master golongan rujukan, golongan UPP,
jenis pekerjaan, jenis pelayanan, kategori pasien, perawatan, kelas perawatan,
tarif perawatan, Unit Pelayanan Pasien (UPP), debitur perorangan dan lembaga,
spesialisasi dokter
6.
7.
Pembuatan laporan-laporan statistik kunjungan rawat jalan, rawat inap,
rawat darurat, persalinan, pembedahan dan penunjang medik
8.
9.
Peran teknologi informasi dalam dunia kebidanan sangat lah penting untuk di
implementasikan. Karena kita tahu, teknologi informasi sangat membantu dalam
segala aspek kehidupan. Dengan teknologi informasi dalam dunia kebidanan,
misalnya dengan website yang berisi tentang informasi kebidanan, banyak orang
akan tahu dan mudah mengakses dimana saja dan kapan saja. Disamping itu,
website juga bisa sebagai alat iklan untuk para bidan. Untuk para ibu hamil ,
website kebidanan bisa dijadikan acuan untuk mendapatkan informasi tentang
tips ibu hamil. Teknologi informasi kebidanan juga bisa dijadikan alat untuk
menghimbau kepada para ibu hamil , misalnya dengan iklan di TV yang
memberitahukan apa saja yang harus dilakukan ibu hamil dsb. Dengan teknologi
informasi , kebidanan di Indonesia akan mengalami peningkatan , baik dari segi
pemberitahuan informasi, ataupun sebagai media iklan bagi para bidan.
Inkubator Bayi
Dalam proses persalinan, bayi yang dilahirkan dengan bobot yang rendah
disebut dengan bayi prematur. Ketika masih dalam kandungan, bayi prematur
hidup dalam perut ibunya dengan temperatur yang sama dengan temperatur
tubuh ibunya (36-37oC).
Ketika baru dilahirkan, bayi prematur belum dapat menyesuaikan diri terhadap
temperatur di luar lingkungan perut ibunya. Oleh sebab itu bayi prematur harus
dibantu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru dengan
meletakkannya ke dalam inkubator. Inkubator bayi menurunkan suhu secara
perlahan sehingga dapat membuat bayi merasa nyaman. Saat ini inkubator bayi
yang ada di pasaran umumnya memiliki harga yang relatif mahal. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar inkubator yang ada merupakan produk impor.
Oleh sebab itu, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA dari Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia mencoba untuk mengembangkan
dan membuat inkubator bayi dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap
berkualitas tinggi.
Pengembangan inkubator bayi ini berawal saat Prof. Raldi mengunjungi rumah
kakaknya pada tahun 1989. Ketika itu kakaknya membawa sebuah inkubator
bayi yang telah rusak. Mulailah Prof. Raldi mempelajari kerusakan-kerusakan
pada inkubator tersebut. Kemudian kakaknya berkata, Kenapa tidak kamu saja
yang membuat inkubator ini? Dan dari sanalah Prof. Raldi mulai berfikir untuk
mengembangkan inkubator bayi.
Untuk membuat lingkungan yang nyaman bagi bayi prematur, suhu di dalam
inkubator diturunkan secara perlahan. Misalnya, temperatur awal di lingkungan
sekitar adalah 36-37oC, maka inkubator tersebut diatur temperaturnya menjadi
33-34oC. Panas di inkubator ini berasal dari heater yang diletakkan dibawah
inkubator, yang kemudian dialirkan ke atas menggunakan fan. Temperatur di
dalam inkubator tersebut akan tetap bertahan sesuai dengan setting-an awal
karena proses pengaturannya bekerja secara otomatis. Misalnya, jika temperatur
yang diinginkan adalah 34oC, maka jika sudah naik mencapai 34oC heater-nya
akan otomatis mati. Dan ketika temperaturnya sudah turun menjadi 33oC, maka
heater-nya akan menyala lagi.
Pada dasarnya inkubator produk dalam dan luar negeri prinsip kerjanya sama
saja. Yang membedakannya adalah desainnya, pintunya, engselnya, dan heaternya. Kelebihan inkubator buatan Prof. Raldi ini adalah hemat energi. Sedangkan
inkubator buatan luar negeri memiliki watt yang tinggi, sehingga membutuhkan
energi listrik yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena di luar negeri, mereka
menghadapi temperatur yang rendah. Sehingga membutuhkan energi yang
besar untuk menaikan temperatur. Sedangkan di Indonesia temperaturnya
sekitar 28-29oC, sehingga tidak memerlukan energi yang terlalu besar untuk
menaikan temperatur.
Share this:
Twitter
Facebook
Like this:
PREVIOUS Artikel-Artikel tentang kesehatan
Tinggalkan Balasan
Tulisan Terkini
Jurnal Kesehatan
Artikel-Artikel tentang kesehatan
Arsip
Oktober 2011
Kategori
Uncategorized
Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com