Anda di halaman 1dari 63

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

(RTPLP ) |BAB II

BAB II
IDENTIFIKASI KAWASAN PRIORITAS
DESA KERTANEGARA

2.1.

Peraturan dan Rencana Penataan Ruang

Menurut peraturan penataan ruang yang terdapat dalam Peraturan


Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Indramayu, penyelenggaraan penataan ruang adalah
suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang di wilayah
Daerah

bertujuan

terintegrasi

di

mewujudkan

seluruh

wilayah

pemerataan
Daerah

pembangunan

berbasis

pertanian,

perikanan, kehutanan serta industri. Penyelenggaraan penataan


ruang diwujudkan dalam bentuk struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hirarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya.
Dalam wilayah Daerah Kabupaten, penataan ruang memiliki tujuan
mewujudkan

pemerataan

pembangunan

yang

terintegrasi

di

seluruh wilayah Daerah berbasis pertanian, perikanan, kehutanan,


dan

industri.

Strategi

penataan

ruang

wilayah

Kabupaten

Indramayu terdiri dari strategi pengendalian pemanfaatan lahan


pertanian;

pengoptimalan

perikanan;

pengelolaan

pengembangan

2-1

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

kawasan

produktivitas
dan

kawasan

pemanfaatan

peruntukan

industri;

peruntukan

potensi

hutan;

pengembangan

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

kawasan peruntukan pariwisata terpadu berbasis potensi alam;

industri kecil dan menengah; dan mengembangkan pusat promosi

pengembangan usaha pertambangan mineral, minyak dan gas

dan pemasaran hasil industri kecil dan menengah. Strategi untuk

bumi;

permukiman;

pengembangan kawasan pariwisata terpadu berbasis potensi alam

pengembangan pusat-pusat pelayanan; pengembangan sistem

diantaranya mengembangkan kawasan obyek wisata unggulan;

jaringan prasarana wilayah; pengendalian dan pelestarian kawasan

mengembangkan zona wisata terpadu di bagian utara wilayah

lindung; pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan

Daerah;

fungsi daya dukung lingkungan; pengembangan kawasan strategis

kepariwisataan.

pengembangan

kawasan

peruntukan

mengembangkan

sarana

dan

prasarana

penunjang

sesuai kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan peningkatan fungsi


Dalam pentaan ruang, terdapat strategi pengembangan kawasan

kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

permukiman yang diantaranya yaitu menjamin ketersediaan sarana


Dalam upaya pengendalian dan pengembangan pemanfaatan

dan prasarana permukiman; meningkatkan kualitas sarana dan

lahan

prasarana

pertanian

terdapat

beberapa

strategi

yang

meliputi

permukiman;

menata

kawasan

permukiman;

serta

mengendalikan alih fungsi lahan pertanian; mengembangkan

mengendalikan pertumbuhan permukiman. Selain itu terdapat

produktivitas

prasarana

strategi pengembangan pusat-pusat pelayanan diantaranya yaitu

pendukung kegiatan pertanian; mengembangkan irigasi pertanian;

membentuk pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki; dan

mengoptimalkan kawasan pertanian lahan basah; mengoptimalkan

meningkatkan interaksi antara pusat kegiatan perdesaan dan

kawasan pertanian lahan kering; menetapkan kawasan lahan

perkotaan secara sinergis.

pertanian;

meningkatkan

sarana

dan

pertanian pangan berkelanjutan; dan mengembangkan kawasan


pusat pengembangan agropolitan. Strategi untuk pengoptimalan
produktivitas kawasan peruntukan perikanan diantaranya yaitu
mengembangkan

perikanan

tangkap

dan

budidaya;

mengoptimalkan produktivitas kawasan peruntukan perikanan;


mengembangkan

minapolitan;

dan

mengembangkan

industri

pengolahan hasil perikanan. Strategi untuk pengelolaan dan


pemanfaatan potensi hutan yaitu mengelola potensi sumber daya
hutan; meningkatkan produksi mutu dan tanaman perkebunan; dan

Pengembangan sistem jaringan prasarana pada wilayah Kabupaten


Indramayu dilaksanakan dengan strategi yang diantaranya yaitu
mengembangkan prioritas jaringan sarana dan prasarana wilayah
dalam mendukung kegiatan pertanian, perikanan, kehutanan dan
industri; mengembangkan dan memantapkan jaringan jalan dalam
mendukung

sistem

perkotaan,

mendorong

pertumbuhan

dan

pemerataan wilayah; mengembangkan infrastruktur pendukung


pertumbuhan

wilayah;

mengoptimalkan

dan

mengembangkan

jaringan kereta api; meningkatkan jangkauan pelayanan dan mutu

memanfaatkan potensi tanah terlantar dan lahan kritis.

sistem

jaringan

telekomunikasi;

meningkatkan

sistim

dan

Pengembangan kawasan industri pada suatu kawasan dilaksanakan

optimalisasi sistem jaringan sumber daya air; mengembangkan

dengan

pelayanan

strategi

yang

meliputi

mengembangkan

kawasan

peruntukkan industri dan menarik investasi; mengembangkan

2-2

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

prasarana

energi;

mengembangkan

prasarana

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

pengelolaan lingkungan; dan menetapkan jalur evakuasi kawasan

serta

rawan bencana.

keamanan negara.

Pengendalian

dan

pelestarian

kawasan

lindung

kegiatan

budidaya

di

kawasan

lindung;

meningkatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan


swasta dalam pengelolaan kawasan; dan menghindari kawasan
yang rawan bencana sebagai kawasan terbangun. Strategi untuk
pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan fungsi daya
dukung lingkungan diantaranya yaitu meningkatkan kegiatan yang
mendorong

pengembalian

fungsi

lindung;

dan

memelihara

aset-aset

pertahanan

dan

dilaksanakan

dengan strategi yaitu memulihkan fungsi lindung; mencegah


perkembangan

menjaga

menjaga

kawasan

lindung dari kegiatan budidaya; mempertahankan luasan kawasan


lindung; meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lindung;
dan mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan.

2.1.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten


Struktur ruang wilayah Kabupaten Indramayu yaitu meliputi sistem
pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
Sistem pusat kegiatan meliputi sistem perkotaan dan sistem
perdesaan.

Sedangkan

sistem

jaringan

prasarana

wilayah

kabupaten yaitu berupa sistem jaringan prasarana utama dan


sistem

jaringan

prasarana

lainnya.

Sistem

perkotaan

dalam

perencanaan wilayah kabupaten terdiri dari Pusat Kegiatan Wilayah


(PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal promosi
(PKLp),

dan

Pusat

Pelayanan

Kawasan

(PPK).

PKW

wilayah

Kabupaten Indramayu berada di Kecamatan Indramayu, sedangkan

Pada kawasan strategis, strategi pengembangan yang ditentukan

PKL wilayah Kabupaten Indramayu terdiri atas PKL Jatibarang

yaitu

berada

sesuai

kepentingan

pertumbuhan

ekonomi

adalah

di

Kecamatan
Losarang,

Jatibarang,
PKL

PKL

Haurgeulis

Losarang
berada

di

berada

di

mengembangkan kegiatan ekonomi skala besar; menyediakan

Kecamatan

Kecamatan

prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi; menetapkan

Haurgeulis, PKL Karangampel berada di Kecamatan Karangampel,

hierarki simpul pertumbuhan ekonomi wilayah; mengembangkan

PKL Patrol berada di Kecamatan Patrol, PKL Kandanghaur berada di

kerjasama dalam penyediaan tanah; dan memanfaatkan potensi

Kecamatan Kandanghaur dan PKL Gantar berada di Kecamatan

tanah terlantar dan lahan kritis. Sedangkan strategi peningkatan

Gantar.

fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara yaitu


mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi

A. Sistem Prasarana Utama

khusus Pertahanan dan Keamanan; mengembangkan kegiatan


budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis

Dalam suatu sistem jaringan prasarana utama terdiri atas

nasional

sistem

untuk

menjaga

fungsi

pertahanan

dan

keamanan;

jaringan

transportasi

darat,

sistem

jaringan

mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya

perkeretaapian, dan sistem jaringan transportasi laut. Jaringan

tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional yang

lalu lintas dan angkutan terdiri atas sistem jaringan jalan,

mempunyai fungsi khusus pertahanan dan keamanan; dan turut

jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, dan jaringan

2-3

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan. Sistem jaringan jalan

kecamatan dan jaringan satelit berupa telekomunikasi di

terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan

kawasan hutan atau terpencil.

jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem


jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan
jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan sekunder
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan. Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan
diantaranya terminal penumpang, jembatan timbang, dan unit
pengujian kendaraan bermotor. Jaringan pelayanan lalu lintas
dan angkutan jalan terdiri atas jaringan trayek angkutan
penumpang

dan

jaringan

lintas

angkutan

barang.

Setiap

pengembangan suatu kawasan yang menimbulkan bangkitan


dan tarikan lalu lintas harus disertai dengan dokumen analisa
dampak lalu lintas.

Pada daerah Kabupaten Indramayu ini sistem jaringan sumber


daya air tersebut meliputi peningkatan pengelolaan wilayah
sungai,

peningkatan

peningkatan

pengelolaan

pengelolaan

cekungan

sistem

pengembangan

jaringan

air

baku

pengembangan

jaringan

air

minum

air

jaringan
untuk

tanah,
irigasi,

air

kepada

bersih,
kelompok

pengguna, dan pengembangan sistem pengendalian daya rusak


air. Peningkatan pengelolaan wilayah sungai diarahkan untuk
pengembangan

prasarana

pengendali

daya

rusak

air,

pengembangan jaringan irigasi, pengembangan waduk dalam


rangka konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta
rehabilitasi kawasan hutan dan lahan kritis di hulu Daerah Aliran
Sungai (DAS) kritis dan sangat kritis. Peningkatan pengelolaan
wilayah sungai dilakukan pada wilayah sungai lintas provinsi,
wilayah sungai lintas kabupaten, wilayah sungai dalam satu
kabupaten,

B. Sistem Prasarana Lainnya


Selain sistem prasarana utama, terdapat pula sistem prasarana

Indramayu,

waduk,

dan

khususnya

situ.
Kota

Pada

daerah

Haurgeulis,

Kabupaten
peningkatan

pengelolaan wilayah sungai yaitu pengelolaan kawasan waduk.

lainnya yang terdiri atas sistem jaringan energi, sistem jaringan

Peningkatan pengelolaan cekungan air tanah yang diarahkan

telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem

untuk penataan dan penyusunan sistem informasi air tanah,

jaringan prasarana wilayah lainnya. Sistem jaringan energi yang

peningkatan prasarana dan sarana konservasi air tanah, dan

dimaksud yaitu berupa jaringan pipa minyak dan gas bumi,

penataan

pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik.

pendayagunaan air tanah. Peningkatan pengelolaan cekungan

Pengembangan instalasi dan jaringan distribusi listrik melalui

air tanah tersebut berupa cekungan air tanah (CAT) lintas

desa mandiri energi untuk meningkatkan pasokan listrik seluruh

kabupaten. Cekungan air tanah lintas (CAT) wilayah kabupaten

wilayah. Sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas jaringan

meliputi cekungan air tanah Subang, cekungan air tanah

teresterial berupa jaringan kabel telepon yang tersebar setiap

Indramayu,

2-4

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

dan

dan

peningkatan

cekungan

prasarana

air

tanah

dan

sarana

Sumber-Cirebon.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Peningkatan pengelolaan sistem jairngan air lainnya yang

pembangunan dan pengembangan pintu air, serta penanaman

dikelola yaitu sistem jaringan irigasi. Peningkatan pengelolaan

pohon di sempadan sungai, situ, waduk, dan lahan-lahan kritis.

sistem jaringan irigasi dilakukan dengan cara meningkatkan


kualitas saluran irigasi, melakukan perlindungan terhadap
daerah aliran air, melakukan pembangunan dan perbaikan
pintu-pintu air, mencegah terjadinya pendangkalan terhadap
saluran irigasi. Pemanfaatan sumberdaya air untuk kepentingan
irigasi

dilakukan

dengan

cara

pengaturan

dalam

bentuk

kerjasama dengan proporsi yang seimbang dan pengaturan

Jaringan prasarana lingkungan, merupakan prasana lainnya


yang perlu direncanakan. Jaringan tersebut terdiri atas sistem
jaringan persampahan, sistem jaringan air limbah, sistem
jaringan drainase, sistem jaringan air minum perkotaan, serta
jalur

dan

ruang

persampahan
pengangkutan

kebutuhan irigasi dan komposisi antar wilayah.

yaitu

evakuasi

bencana.

meliputi

diprioritaskan

pada

Sistem

pengembangan
kawasan

jaringan
sistem

permukiman

perkotaan dan pusat kegiatan masyarakat, pengembangan


Dalam perencanaan salah satu hal yang penting yaitu sistem

sistem komposing pada kawasan perdesaan dan permukiman

jaringan air baku untuk ketersediaan air bersih. Pengembangan

berkepadatan rendah, pengembangan Tempat Pengolahan dan

jaringan

untuk

Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS), serta peningkatan sistem

mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan. Penanganan

pengelolaan dengan sanitary landfiil pada TPPAS dan dengan

terkait

sistem 3R, yaitu pengurangan (Reduce), penggunaan kembali

air

baku

untuk

ketersediaan

pengembangan

sistem

air

air
baku

bersih

diarahkan

dilakukan

longstorage

dengan

Indramayu

di

cara
Sungai

(Reuse), daur ulang (Recycle).

Cipanas, perlindungan terhadap daerah resapan air, dan


perluasan daerah tangkapan air. Pemanfaatan sumber air baku
dilakukan dengan memanfaatkan sungai yang berada di Daerah
meliputi Sungai Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara,
Sungai Cilalanang, Sungai Kumpulkuista, Sungai Pamengkang,
dan Sungai Cimanis. Pengembangan pengendalian daya rusak
air meliputi normalisasi sungai lintas provinsi, sungai lintas
kabupaten,

dan

sungai

lintas

dalam

satu

kabupaten,

pembangunan dan pengembangan tembok penahan tanah


(tanggul), meningkatkan jumlah imbuhan air tanah untuk
menghambat atau mengurangi laju penurunan muka air tanah,
mengendalikan pengambilan air tanah, penyediaan embung
pengendali banjir di setiap kawasan permukiman mandiri,
pembangunan

2-5

lubang-lubang

biopori

di

permukiman,

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Dalam sistem jaringan air limbah terdiri atas air limbah non
domestik dan domestik. Sistem jaringan air limbah yaitu non
domestik berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) pada
kegiatan industri, rumah sakit, hotel, dan restoran yang berada
di seluruh wilayah Daerah, serta sistem jaringan air limbah
domestik berupa pembangunan jamban umum dan mandi cuci
kakus (MCK) pada kawasan permukiman. Sedangkan Sistem
jaringan drainase meliputi pengembangan saluran drainase
pada

kawasan

terbangun;

melakukan

pemeliharaan

dan

pembangunan saluran-saluran primer, sekunder, dan tersier;


mengoptimalkan dan memadukan fungsi saluran besar, sedang,
dan kecil; pengembangan sistem drainase yang terintegrasi

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

dengan sistem DAS dan sub DAS untuk kawasan perdesaan;

bencana alam, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung

Pengembangan

lainnya.

perkotaan

sistem

yang

rentan

drainase

terpadu

untuk

banjir;

penanganan

kawasan

sistem

mikro

Sedangkan

kawasan

budidaya

terdiri

atas

kawasan

peruntukan hutan produksi, industri, hutan rakyat, pertanian,

meliputi pembangunan tanggul penahan banjir dan saluran

perikanan,

pertambangan,

pariwisata,

baru, perbaikan inlet saluran air hujan dari jalan ke saluran,

peruntukan budidaya lainnya.

permukiman,

kawasan

perbaikan dan normalisasi saluran dari endapan lumpur dan


sampah, dan memperlebar dimensi saluran; penanganan sistem
makro dilakukan melalui perbaikan dan normalisasi badan air
dari endapan lumpur dan sampah; dan pengelolaan drainase
diprioritaskan di sepanjang sisi jalan kolektor dan lokal.
Perencanaan

jaringan

jalur

dan

ruang

evakuasi

bencana

pasang dan ruang evakuasi bencana alam. Jalur evakuasi rawan


bencana banjir wilayah Kota Haurgeulis diarahkan pada jaringan
jalan terdekat menuju ruang evakuasi bencana yaitu ruas Jalan
Laksamana Yos Sudarso dan Ruas Jalan Patrol Haurgeulis.
Selain ruas jalan, disediakan pula ruang evakuasi bencana yang
meliputi ruang terbuka yang terkonsentrasi di suatu wilayah,
pemerintah, gedung

sekolah,

gedung

Kabupaten Indramayu memiliki Kawasan Hutan Lindung yaitu


seluas kurang lebih 8.023 hektar yang meliputi Kecamatan
Losarang,

meliputi jalur evakuasi rawan bencana banjir dan gelombang

gedung

A. Rencana Kawasan Lindung

pertemuan,

gedung olahraga, dan bangunan lainnya yang memungkinkan


sebagai ruang evakuasi bencana pada daerah rawan bencana.

Kecamatan

Cantigi,

dan

Kecamatan

Pasekan.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan


bawahannya berupa kawasan resapan air. Kawasan resapan air
pada Kabupaten Indramayu yaitu seluas kurang lebih 8.805
hektar yang meliputi Kecamatan Gantar, Kroya, Terisi, Cikedung,
Lelea, Widasari, Bangodua, dan Tukdana. Kawasan Perlindungan
Setempat terdiri atas kawasan sempadan pantai, sempadan
sungai, sekitar waduk dan situ, sempadan jaringan irigasi, dan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan. Kawasan sempadan
sungai seluas kurang lebih 1.917 hektar meliputi sungai
cimanuk, sungai cipanas, sungai cipunegara, sungai cilalanang,
sungai pangkalan, sungai kumpulkuista, sungai pamengkang,
dan sungai cimanis. Kawasan sekitar waduk dan situ yaitu
seluas kurang lebih 738 hektar meliputi situ bolang berada di

2.1.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten

kecamatan Cikedung, situ buburgadung berada di Kecamatan

Dalam suatu rencana pola ruang wilayah kabupaten terdiri atas


kawasan

lindung

dan

kawasan

budidaya.

Rencana

Kawasan

Lindung Wilayah Kabupaten Indramayu terdiri atas kawasan hutan


lindung,

kawasan

yang

memberikan

perlindungan

terhadap

kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan


suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, kawasan rawan

2-6

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Cikedung, rawa bedahan berada di Kecamatan Cikedung, rawa


cirakit berada di Kecamatan Cikedung, rawa sinang berada di
Kecamatan

Cikedung,

rawa

bacin

berada

di

Kecamatan

Tukdana, waduk bojongsari di Kecamatan Indramayu, dan


waduk cipancuh berada di Kecamatan Haurgeulis.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Pada wilayah ini terdapat kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Dalam

wilayah

Kabupaten

perkotaan seluas kurang lebih 1.722 hektar atau 30 persen dari

peruntukan hutan produksi yaitu berupa hutan produksi tetap

luasan kawasan perkotaan yang tersebar di setiap kecamatan.

kurang lebih seluas 32.004 hektar yang meliputi Kecamatan

RTH publik seluas kurang lebih 1.148 hektar atau 20 persen dari

Haurgeulis, Gantar, Terisi, Kroya, Cikedung, dan Tukdana.

luasan kawasan perkotaan yang tersebar di setiap kecamatan

Rencana pengembangan hutan produksi dapat dialihfungsi

terdiri atas RTH taman dan hutan kota meliputi taman RT,

menjadi kawasan perkebunan dengan memanfaatkan secara

taman RW, taman kelurahan, taman kecamatan, taman kota,

optimal tanah terlantar dan lahan kritis yang ditetapkan

hutan kota, dan sabuk hijau (green belt); RTH jalur hijau jalan

berdasarkan hasil studi kelayakan dan daya dukung lingkungan

meliputi pulau jalan dan median jalan, jalur pejalan kaki; dan

dengan

RTH fungsi tertentu meliputi RTH sempadan rel kereta api, jalur

undangan.

hijau jaringan listrik tegangan tinggi, RTH sempadan sungai,

Kabupaten Indramayu yaitu seluas kurang lebih 38.516 hektar

RTH sempadan pantai, RTH pengamanan sumber air baku,

berada

lapangan olahraga, dan Taman Pemakaman.

peruntukan hutan rakyat dapat memanfaatkan kawasan lain

mengacu

di

pada

Sedangkan
setiap

Indramayu

ketentuan

kawasan

kecamatan.

terdapat

peraturan

peruntukan

kawasan

perundang-

hutan

Pengembangan

rakyat

kawasan

berdasarkan daya dukung lingkungan dan nilai ekonomis.


Kabupaten Indramayu memiliki kawasan rawan bencana alam
yang terdiri atas kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir. Kawasan rawan gelombang pasang

Kawasan lain yang dimaksud meliputi kawasan sempadan


pantai, kawasan sempadan sungai, dan kawasan sekitar waduk
dan situ.

meliputi Kecamatan Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang,


Cantigi,

Pasekan,

Juntinyuat,

Pada Kabupaten Indramayu terdapat pula kawasan peruntukan

Karangampel, Krangkeng. Kawasan rawan banjir yang dimaksud

pertanian yaitu berupa kawasan tanaman pangan, kawasan

yaitu meliputi wilayah pesisir utara Daerah, sekitar Daerah

hortikultura, kawasan perkebunan, dan kawasan peternakan.

Aliran

Kawasan tanaman pangan tersebut seluas 92.370 hektar

Sungai,

kawasan

rawan

Indramayu,

sekitar
banjir

daerah
meliputi

Balongan,

sekitar

waduk.

Kecamatan

Sedangkan

Sukra,

Patrol,

berada

di

setiap

kecamatan.

Kawasan

tanaman

pangan

Kandanghaur, Losarang, Cantigi, Arahan, Lohbener, Sindang,

ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Indramayu, Balongan, Juntinyuat, Karangampel, Krangkeng,

Rencana pengembangan kawasan perkebunan akan dilakukan

Pasekan, Cikedung, Terisi, Bongas, Gabuswetan, Lelea, Widasari,

secara optimal dengan memanfaatkan alih fungsi kawasan

Bangodua, Tukdana, Gantar, Haurgeulis, dan Jatibarang.

hutan produksi yang ditetapkan lebih lanjut berdasarkan hasil


studi kelayakan dan daya dukung lingkungan dengan mengacu

B. Rencana Kawasan Budidaya

pada

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.

Kawasan

peternakan pada Kabupaten Indramayu meliputi peternakan


itik, kambing dan domba, sapi potong, kerbau, kuda, ayam ras

2-7

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

pedaging, ayam buras pedaging, dan ayam buras petelur yang

permukiman

tersebar di sebagian besar kecamatan.

intensitas

horizontal

pada

pemanfaatan

kawasan

ruang

perkotaan

menengah;

dengan

pembangunan

Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL;


Selain

itu

pada

Kabupaten

Indramayu

terdapat

kawasan

peruntukan industri yang terdiri atas industri besar, industri


menengah, dan industri kecil dan mikro. Industri besar yang
terdapat pada Kabupaten Indramayu yaitu eluas kurang lebih
1.000 hektar yang berada di Kecamatan Balongan. Industri
menengah seluas kurang lebih 1.000 hektar meliputi Kecamatan
Losarang, Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Patrol, dan
Kecamatan Sukra. Industri kecil dan mikro meliputi industri
krupuk ikan dan udang, industri batik, industri gitar mini,
industri kain bordir, industri dodol, industri keripik melinjo,
industri gerabah/keramik, industri kerajinan topeng, industri
tenun gedogan dan waring, industri ayaman bambu dan
pandan, industri kecap, industri keripik

mangga,

pembangunan dan pengembangan Puskesmas di PKL, PKLp dan


PPK; pembangunan pusat kebudayaan di PKW; pembangunan
kawasan olahraga terpadu di PKW dan sarana olahraga di PKL,
PKLp, dan PPK; pembangunan dan pengembangan Pasar Induk
Beras Regional berada di Kecamatan Losarang; pengembangan
kegiatan perdagangan dan jasa di PKW, PKL, PKLp, dan PPK;
pengembangan kegiatan perdagangan modern berada di PKW,
PKL, dan PKLp; pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana

pendidikan

pembangunan

dan

di

PKW,

PKL,

pengembangan

PKLp,

sarana

dan

dan

PPK;

prasarana

peribadatan di PKW, PKL, PKLp, dan PPK; dan pengembangan


pemakaman umum sebagai ruang terbuka hijau.

industri

rajungan, industri bandeng tanpa duri, dan industri makanan

Rencana pengembangan kawasan permukiman perdesaan yaitu

lumpia kering.

meliputi

pengembangan

mencakup
Kabupaten

Indramayu

memiliki

kawasan

peruntukan

permukiman yang terdiri atas permukiman perkotaan dan


permukiman perdesaan.
seluas

kurang

lebih

Kawasan peruntukan

17.837

hektar

permukiman

meliputi

ermukiman

perkotaan seluas kurang lebih 5.249 hektar yang meliputi 81


desa dan kelurahan tersebar di PKW, PKL, PKLp, dan PPK; dan
permukiman perdesaan seluas kurang lebih 12.590 hektar yang
meliputi

235

desa.

Pengembangan

kawasan

permukiman

perkotaan meliputi mengembangkan kawasan permukiman


vertikal

pada

kawasan

perkotaan

pemanfaatan

ruang

menengah

permukiman

kumuh

perkotaan;

2-8

hingga

dengan

intensitas

tinggi;

penataan

mengendalikan

kawasan

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

kegiatan

ruang

pertanian,

permukiman

horizontal

kehutanan,

perikanan,

pengelolaan sumberdaya alam, pelayanan jasa pemerintahan,


pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi; penataan permukiman
kumuh

perdesaan;

pembangunan

dan

pengembangan

Puskesmas Pembantu; pembangunan dan pengembangan Pasar


Lingkungan; pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana

peribadatan;

pembangunan dan pengembangan

sarana dan prasarana pendidikan dasar; pembangunan dan


pengembangan sarana dan prasarana lapangan olahraga;
pembangunan
peribadatan;

dan

pengembangan

pembangunan

dan

sarana

dan

prasarana

pengembangan

taman

bermain; dan pengembangan pemakaman umum sebagai ruang


terbuka hijau.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.1.3. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Struktur Ruang

jaringan jalur kereta api dengan intensitas menengah hingga


tinggi,

A. Kawasan Sekitar Jaringan Jalan

ruas jalan yang saling menghubungkan serta mengikat pusat


pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis. Dalam sistem
jaringan jalan ini diperbolehkan penyediaan jalur pejalan kaki,
diperbolehkan bersyarat melakukan pengembangan prasarana
jalan

sesuai

dengan

bersyarat

pula

untuk

menempatkan

fasilitas operasi kereta api serta bangunan pelengkap lainnya

Pengertian sistem jaringan jalan yaitu merupakan satu kesatuan

pelengkap

diperbolehkan

kondisi

dan

kelas

jalan,

pada ruang manfaat jalur kereta api, diperbolehkan bersyarat


pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampak lingkungan
akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api,
diperbolehkan bersyarat perlintasan sebidang antara jaringan
jalur kereta api dan jalan, tidak diperbolehkan pemanfaatan
ruang

pengawasan

jalur

kereta

api

yang

mengganggu

kepentingan operasi dan keselamatan.

diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sepanjang garis


sempadan

jalan

yang

tingkat

intensitas

pengembangan

C. Kawasan Sekitar Jaringan Energi

ruangnya menengah hingga tinggi, diperbolehkan bersyarat


pengembangan kawasan budidaya dengan memperhatikan

Sistem jaringan energi yaitu satu kesatuan sistem yang terdiri

ruang milik jalan, ruang manfaat jalan, dan ruang pengawasan

atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta

jalan maupun garis sempadan jalan, diperbolehkan bersyarat

norma,

pergerakan lokal pada jaringan jalan arteri primer dan kolektor

penyelenggaraan energi. Ketentuan umum kawasan sekitar

primer dengan adanya pemisahan antara jalur cepat dan

jaringan energi yaitu diperbolehkan jaringan melintasi tanah

lambat, tidak diperbolehkan akses langsung dari bangunan ke

milik

jalan, dan tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi lahan yang

melakukan pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik

berfungsi lindung di sepanjang garis sempadan jalan.

yang tidak memperhitungkan jarak aman dari kegiatan lain, dan

kriteria,

dan/atau

persyaratan,

dikuasai

dan

pemerintah,

prosedur

tidak

untuk

diperbolehkan

tidak diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang bebas di


sepanjang jalur transmisi.
B. Kawasan Sekitar Jaringan Perkeretaapian
Pengertian sistem jaringan perkeretaapian yaitu satu kesatuan
sistem yang meliputi prasarana, sarana, sumber daya manusia,
norma,

kriteria,

persyaratan,

dan

prosedur

untuk

penyelenggaraan transportasi kereta api. Ketentuan umum


dalam

kawasan

sekitar

jaringan

perkeretaapian

yaitu

diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sepanjang sisi

2-9

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

D. Kawasan Sekitar Jaringan Telekomunikasi


Suatu sistem jaringan telekomunikasi merupakan satu kesatuan
sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya
manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur
penyelenggaraan telekomunikasi. Ketentuan umum kawasan

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

sekitar jaringan telekomunikasi yaitu diperbolehkan jaringan

F. Kawasan Sekitar Jaringan Persampahan

melintasi tanah milik atau dikuasai pemerintah, diperbolehkan


bersyarat

kegiatan

pembangunan

menara

telekomunikasi

bersama dan tidak diperbolehkan mendirikan bangunan sekitar


menara telekomunikasi dalam radius bahaya keamanan dan

Sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya


manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk
penyelenggaraan

pengelolaan

sampah

merupakan

satu

kesatuan yang disebut sebagai sistem jaringan persampahan.

keselamatan.

Ketentuan umum kawasan sekitar jaringan persampahan yaitu


diperbolehkan
E. Kawasan Sekitar Jaringan Sumber Daya Air

bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu


yang

diperlukan

untuk

penyediaan,

pembagian,

pemberian, penggunaan, dan pembuangan air. Ketentuan


umum

kawasan

sekitar

jaringan

sumber

daya

air

yaitu

diperbolehkan kegiatan pertanian dengan syarat tidak merusak


tatanan lingkungan dan bentang alam yang akan mengganggu
kualitas

maupun

kuantitas

air,

bangunan

mendukung

jaringan

persampahan, diperbolehkan mendirikan bangunan penunjang

Kawasan sistem jaringan sumber daya air terdiri dari saluran,


kesatuan

mendirikan

diperbolehkan

bersyarat

pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai, waduk dan situ

pengolahan sampah berupa kantor pengelola, gudang atau


garasi

kendaraan

pengangkut

dan

alat-alat

berat,

pos

keamanan, bangunan TPS dan tempat mesin pengolah sampah,


diperbolehkan bersyarat kegiatan daur ulang sampah sepanjang
tidak merusak lingkungan dan bentang alam maupun perairan
setempat, tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang dan kegiatan
di

sekitar

wilayah

diperbolehkan

lokasi

pengelolaan
TPA

persampahan,

berdekatan

dan

dengan

tidak

kawasan

permukiman.

agar tetap dapat dijaga kelestarian lingkungan dan fungsi


lindung kawasan, tidak diperbolehkan terhadap pemanfaatan

G. Kawasan Sekitar Jaringan Air Limbah

ruang dan kegiatan di sekitar sumber daya air yang dapat


mengganggu kualitas sumber daya air, tidak diperbolehkan
terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar daerah
irigasi yang dapat mengganggu kualitas sumber daya air tidak
diperbolehkan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di
sekitar waduk dan bendungan yang dapat mengganggu kualitas
sumber

daya

air,

dan

tidak

diperbolehkan

terhadap

pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sistem pengendali

Dalam perencanaan, sistem jaringan air limbah adalah satu


kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan
sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan
prosedur

untuk

penyelenggaraan

pengelolaan

air

limbah.

Ketentuan umum kawasan sekitar jaringan air limbah yaitu


diperbolehkan

mendirikan

bangunan

pendukung

jaringan

pengolahan limbah, diperbolehkan untuk kegiatan industri


dengan syarat menyiapkan prasarana pengelolaan limbah

banjir.

tersendiri, diperbolehkan penyediaan prasarana penunjang


pengelolaan limbah, tidak diperbolehkan pembuangan limbah

2 - 10

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

industri ke badan sungai, dan tidak diperbolehkan pemanfaatan

membangun jaringan drainase dengan sistem tertutup pada

ruang dan kegiatan di sekitar pengelolaan limbah.

kegiatan perkotaan dengan tidak merubah fungsi utama dan


tidak diperbolehkan memanfaatkan saluran drainase sebagai
tempat pembuangan sampah, air limbah atau material padat

H. Kawasan Sekitar Jaringan Drainase

lainnya.

Serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi


dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan,

sehingga

optimal

Kawasan sekitar jalur dan ruang evakuasi bencana ditentukan

merupakan suatu sistem jaringan drainase. Ketentuan umum

yaitu untuk diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di

kawasan

sekitar ruang terbuka dengan tidak merubah fungsi utama,

mendirikan

sekitar

lahan

dapat

jaringan

bangunan

difungsikan

drainase

mendukung

yaitu

secara

I. Kawasan Sekitar Jalur Dan Ruang Evakuasi Bencana

diperbolehkan

jaringan

drainase,

diperbolehkan bersyarat keberadaan ruang terbuka sepanjang

diperbolehkan bersyarat pengembangan kegiatan perkotaan

tidak merusak tatanan lingkungan dan bentang alam yang akan

dengan didukung jaringan drainase, diperbolehkan bersyarat

mengganggu kualitas lingkungan, dan tidak diperbolehkan

pemanfaatan ruang di sekitar prasarana jaringan drainase

pemanfaatan ruang dan kegiatan di ruang terbuka.

dengan tidak merubah fungsi utama, diperbolehkan bersyarat

2 - 11

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Peta 2.1. Peta Struktur Ruang Kabupaten Indramayu

2 - 12

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu, 2012

2 - 13

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.1.4. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang

suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan umum, tidak


diperbolehkan melakukan pengambilan air tanah pada semua

A. Kawasan Hutan Lindung

kedalaman kecuali untuk keperluan air minum rumah tangga

Kawasan hutan lindung merupakan suatu kawasan hutan yang


memiliki fungsi utama sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan

untuk

mengendalikan

mengatur

erosi,

tata

mencegah

air,

mencegah

intrusi

air

banjir,

laut,

dan

penduduk setempat, tidak diperbolehkan melakukan kegiatan


yang dapat mengurangi daya serap tanah terhadap air, dan
tidak diperbolehkan melakukan kegiatan budidaya yang bersifat
menutupi infiltrasi air ke dalam tanah.

memelihara kesuburan tanah. Ketentuan umum kawasan hutan


lindung yaitu diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang
untuk

wisata

alam

tanpa

mengubah

bentang

C. Kawasan Sekitar Sungai

alam,

diperbolehkan bersyarat pembangunan non kehutanan diluar

Kawasan sekitar sungai yaitu kawasan yang memiliki fungsi

pertambangan terbuka, dan tidak diperbolehkan melakukan

utama sebagai pencegah erosi dan pencegah penurunan fungsi

kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan dan

ekologis disekitar sungai. Ketentuan umum kawasan sekitar

tutupan vegetasi.

sungai yaitu diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang


untuk RTH, Diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat
memperkuat

B. Kawasan Resapan Air

sebagai resapan air dan memelihara daya serap tanah terhadap


air. Ketentuan umum kawasan resapan air adalah diperbolehkan
melakukan pemanfaatan ruang yang tidak mengurangi fungsi
lindung kawasan, diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
tanaman

semusim

perlindungan

sempadan

sungai,

diperbolehkan bersyarat mendirikan bangunan yang menunjang

Kawasan resapan air yaitu suatu kawasan yang berfungsi

pertanian

fungsi

atau

tahunan

yang

disertai

fungsi sempadan sungai dan/atau bangunan yang merupakan


bagian dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan
umum, diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang untuk
hutan rakyat, dan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang
secara sengaja dan jelas menghambat arah dan intensitas
aliran air.

tindakan konservasi dan agrowisata, diperbolehkan untuk RTH,


diperbolehkan

pembangunan

sumur

resapan

pada

lahan

D. Kawasan Sekitar Waduk dan Situ

terbangun, diperbolehkan bersyarat kegiatan pemanfaatan


ruang untuk kegiatan budidaya terbangun penunjang kawasan,

Kawasan sekitar waduk dan situ yaitu kawasan dengan fungsi

diperbolehkan bersyarat mendirikan bangunan yang menunjang

utama sebagai pencegah erosi dan pencegah penurunan fungsi

fungsi kawasan dan atau bangunan merupakan bagian dari

ekologis disekitar waduk. Ketentuan umum kawasan waduk dam


situ yaitu diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk

2 - 14

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

RTH, diperbolehkan bersyarat melakukan kegiatan budidaya

F. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan

perikanan air tawar, diperbolehkan bersyarat pemanfaatan


ruang untuk hutan rakyat, tidak diperbolehkan melakukan
kegiatan yang dapat merusak kualitas waduk, kondisi fisik tepi
dan dasar waduk, dan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan
budidaya termasuk mendirikan bangunan kecuali bangunan
yang diperlukan untuk menunjang fungsi waduk dan/atau
bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau
transmisi bagi kepentingan umum. Kawasan dengan fungsi
utamanya sebagai pencegah erosi dan pencegah penurunan
fungsi ekologis disekitar situ. Ketentuan umum peraturan zonasi
pada kawasan sekitar situ meliputi diperbolehkan pemanfaatan
ruang

untuk

melakukan

RTH

sekitar

kegiatan

diperbolehkan

situ,

budidaya

bersyarat

diperbolehkan
perikanan

pemanfaatan

ruang

bersyarat

air

tawar,

untuk

hutan

Kawasan RTH perkotaan merupakan suatu kawasan dengan


fungsi utama sebagai konservasi lingkungan, peningkatan
keindahan kota, rekreasi, dan sebagai penyeimbang guna lahan
industri dan permukiman. Ketentuan umum kawasan ruang
terbuka hijau ini yaitu diperbolehkan untuk melakukan kegiatankegiatan perkotaan yaitu berupa kegiatan rekreasi dan olahraga
alam,

diperbolehkan

pengembangan
diperbolehkan
kawasan

jenis-jenis
untuk

RTH

bersyarat

tanpa

tanaman

melakukan
seizin

untuk

melakukan

semusim,

penebangan

instansi

atau

serta

tidak

pohon

pada

pejabat

yang

berwenang.

rakyat, tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang merusak


daerah tangkapan air situ, tidak diperbolehkan mendirikan
bagunan permanen, tidak diperbolehkan membuang secara
langsung

limbah,

dan

tidak

diperbolehkan

kegiatan

pemanfaatan ruang yang dapat mengganggu kelestarian alam.

G. Kawasan Rawan Banjir


Maksud dari kawasan rawan banjir yaitu kawasan yang telah
diidentifikasi

sering

dan

berpotensi

tinggi

terjadi

banjir.

Ketentuan umum kawasan rawan banjir yaitu diperbolehkan

E. Kawasan Sekitar Jaringan Irigasi

pembuatan sumur resapan, diperbolehkan untuk penetapan

Kawasan sekitar jaringan irigasi yaitu kawasan yang memiliki

jalur

fungsi utama sebagai pencegah erosi dan pencegah penurunan

bersyarat pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan

fungsi ekologis disepanjangan jaringan irigasi. Ketentuan umum

ancaman bencana dan kepentingan umum, diperbolehkan

kawasan jaringan irigasi yaitu diperbolehkan untuk mendirikan

bersyarat pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau

bangunan mendukung jaringan irigasi, diperbolehkan untuk

dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah,

melakukan

dan tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang bagi kegiatan

pemanfaatan

ruang

untuk

RTH,

dan

tidak

diperbolehkan untuk melakukan kegiatan yang secara sengaja


dan jelas menghambat arah dan intensitas aliran air.

2 - 15

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

evakuasi

dari

permukiman

penduduk,

permukiman dan fasilitas umum penting lainnya.

diperbolehkan

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

H. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Air


Tanah

masyarakat yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan


akan hasil hutan. Ketentuan umum kawasan hutan rakyat yaitu
Diperbolehkan pengembangan hutan secara berkelanjutan,

Suatu

kawasan

yang

memiliki

fungsi

sebagai

pelindung

terhadap kondisi air tanah memiliki ketentuan umum kawasan


yang diantaranya yaitu diperbolehkan bersyarat dikembangkan
menjadi kawasan budidaya dengan memperhatikan kelestarian
dan keberlanjutan fungsi kawasan imbuhan air, diperbolehkan
bersyarat

pemanfaatan

air

tanah

dengan

memperhatikan

diperbolehkan melakukan penghijauan dan rehabilitasi hutan,


diperbolehkan

bersyarat

pemanfaatan

hasil

hutan,

diperbolehkan bersyarat pendirian bangunan hanya untuk


menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan, dan tidak
diperbolehkan

pengembangan

budidaya

lainnya

yang

mengurangi luas hutan.

besarnya cadangan air tanah serta kelestarian lingkungan hidup


kawasan sekitarnya, dan tidak diperbolehkan kegiatan yang
K. Kawasan Peruntukan Tanaman Pangan

dapat menimbulkan pencemaran.

Suatu kawasan peruntukan tanaman pangan merupakan suatu


I. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

kawasan yang fungsinya diperuntukkan bagi tanaman pangan


dimana pengairannya diperoleh dengan cara alamiah maupun

Dalam suatu kawasan peruntukan hutan produksi memiliki


fungsi

untuk

menyediakan

komoditas

hasil

hutan

untuk

memenuhi kebutuhan untuk keperluan industri, sekaligus untuk


melindungi kawasan hutan yang ditetapkan sebagai hutan
lindung

dan

hutan

konservasi

dari

kerusakan

akibat

pengambilan hasil hutan yang tidak terkendali. Ketentuan


umum kawasan hutan produksi yaitu diperbolehkan bersyarat
kegiatan pemanfaatan hasil hutan, diperbolehkan bersyarat
kegiatan

pendirian

bangunan

untuk

menunjang

kegiatan

pemanfaatan hasil hutan, dan diperbolehkan alih fungsi hutan

teknis. Ketentuan umum kawasan peruntukan tanaman pangan


yaitu diperbolehkan melakukan pembuatan pematang, teras,
dan saluran drainase, diperbolehkan melakukan pola tanam
monokultur,

tumpangsari,

diperbolehkan
merupakan

lahan

diperbolehkan
kelestarian

untuk

melakukan

pertanian

melakukan

sumber

campuran

air

tumpang

alih

pangan

kegiatan
untuk

gilir,

tidak

lahan

yang

berkelanjutan,

tidak

fungsi

yang

dapat

kepentingan

merusak

irigasi,

dan

diperbolehkan pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah


kabupaten untuk kepentingan umum.

produksi.
L. Kawasan Peruntukan Hortikultura
J. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Lahan atau kawasan peruntukan holtikultura yaitu kawasan

Hutan rakyat merupakan kawasan peruntukan hutan yang


berada

2 - 16

pada

lahan-lahan

masyarakat

dan

dikelola

oleh

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

yang memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai


kawasan pertanian hortikultura, serta dapat dikembangkan

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

sesuai dengan tingkat ketersediaan air. Ketentuan umum

N. Kawasan Peruntukan Industri

kawasan peruntukan kawasan holtikultura yaitu diperbolehkan


melakukan pola tanam monokultur, tumpangsari, dan tumpang
gilir, diperbolehkan melakukan tindakan konservasi berkaitan
dengan vegetatif dan sipil teknis, yaitu pembuatan pematang,
terasering, dan saluran drainase, diperbolehkan bersyarat
konversi lahan sawah beririgasi non teknis untuk keperluan
infrastruktur strategis, dan tidak diperbolehkan melakukan alih
fungsi lahan sawah beririgasi teknis yang telah ditetapkan
sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan, kecuali untuk
pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.

Perencanaan dan pengambangan kawasan peruntukan industri


dimaksudkan untuk mengarahkan agar kegiatan industri dapat
berlangsung

secara

efisien

dan

produktif,

mendorong

pemanfaatan sumber daya setempat, pengendalian dampak


lingkungan,

dan

sebagainya.

peruntukan

industri

yaitu

Ketentuan

umum

diperbolehkan

kawasan

pembangunan

perumahan baru sekitar kawasan peruntukan industri dengan


syarat tidak mengganggu fungsi utama dan hanya untuk
perumahan

karyawan

industri,

diperbolehkan

melakukan

pengelolaan sesuai dengan manajemen kawasan peruntukan


industri dan memperhatikan dampak lingkungan, diperbolehkan
M. Kawasan Peruntukan Peternakan

untuk

Perencanaan kawasan dengan peruntukan sebagai kawasan


peternakan yaitu mencakup penetapan lokasi yang digunakan
untuk

kepentingan

pengembangan

peternakan

termasuk

penyediaan rumah potong hewan, berupa penyediaan lahan


yang memenuhi persyaratan teknis peternakan dan kesehatan
hewan. Ketentuan umum kawasan peruntukan peternakan yaitu
diperbolehkan

melakukan

pemanfaatan

ruang

untuk

permukiman di sekitar kawasan, diperbolehkan bangunan


prasarana
peternakan,

wilayah
tidak

dan

bangunan

diperbolehkan

pendukung

kegiatan

pengembangan

kawasan

peternakan yang dibebani fungsi pariwisata merusak fungsi


pariwisata, dan tidak diperbolehkan untuk mengakibatkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan.

melakukan

pengembangan

kegiatan

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

yang

ditunjang ketersediaan sarana dan prasarana pendukungnya,


diperbolehkan kegiatan industri yang tidak mengakibatkan
kerusakan

atau

alih

fungsi

kawasan

lindung,

tidak

diperbolehkan kegiatan yang memberikan dampak merusak dan


menurunkan

kualitas

lingkungan,

diperbolehkan

bersyarat

kegiatan industri dengan memiliki sistem pengolahan limbah


dan/atau limbah B3, diperbolehkan bersyarat kegiatan industri
pada lokasi yang berdekatan dengan memiliki pengelolaan
limbah

terpadu,

diperbolehkan

bersyarat

pengembangan

kawasan peruntukan industri pada sepanjang jalan arteri atau


kolektor

dengan

dilengkapi

jalan

frontage

road,

dan

diperbolehkan pembangunan dan pengembangan industri baru


pada kawasan industri.

O. Kawasan Peruntukan Permukiman

2 - 17

industri

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Suatu kawasan peruntukan permukiman merupakan bagian dari


lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Ketentuan
umum kawasan peruntukan permukiman yaitu diperbolehkan
pengambilan air baku dari air permukaan, diperbolehkan
melakukan menyediakan sarana pendidikan, sarana kesehatan,
sarana perdagangan dan niaga, kebutuhan sarana ruang
terbuka, taman dan lapangan olahraga, diperbolehkan adanya
kegiatan industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial
ekonomi

lainnya

dengan

skala

pelayanan

lingkungan,

diperbolehkan bersyarat pembangunan pemukiman dengan


menyediakan

kelengkapan

keselamatan

bangunan

dan

lingkungan, diperbolehkan bersyarat pembangunan pemukiman


dengan menetapkan jenis dan syarat penggunaan bangunan,
diperbolehkan bersyarat pembangunan pemukiman dengan
menyediakan drainase, sumur resapan, dan penampungan air
hujan,

diperbolehkan

bersyarat

pembangunan

pemukiman

dengan menyediakan fasilitas parkir, diperbolehkan bersyarat


pemanfaatan air tanah dalam dan/atau sumur bor, tidak
diperbolehkan kegiatan yang menganggu fungsi permukiman
dan kelangsungan kehidupan sosial masyarakat, dan tidak
diperbolehkan mengembangkan permukiman terutama pada
tikungan sungai, dan alur sungai kering di kawasan rawan
longsor dengan tingkat kerawanan tinggi.

2 - 18

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Peta 2.2. Peta Pola Ruang Kabupaten Indramayu

2 - 19

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu, 2012

2.1.5. Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Haurgeulis

yaitu pengembangan kawasan perdagangan dan jasa skala


pelayanan regional. Sedangkan komponen ruang penunjang

A. Pembagian Bwk (Bagian Wilayah Kota)


Maksud

dari

Rencana

Detail

Tata

pengembangannya

Ruang

(RDTR)

yaitu

penjabaran dari rencana umum Tata Ruang Kota / Kabupaten


kedalam pemanfaatan ruang kawasan secara terperinci yang
disusun untuk menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka
pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan. Dalam
rencana

umum

tata

ruang

kota

Kecamatan

Haurgeulis

dijelaskan bahwa Haurgeulis dibagi menjadi 4 bagian wilayah


kota yang meliputi :
BWK A dengan fungsi sebagai pusat kota;
BWK B dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan dan

pelayanan umum skala SWPP;


BWK C dengan fungsi sebagai lahan cadangan untuk
pengembangan kegiatan perkotaan yang saat ini tetap
dipertahankan sebagai areal pertanian; dan

kawasan konservasi Waduk Cipancuh.


setiap

BWK

kawasan

perumahan

kepadatan tinggi, kawasan pendidikan, mesjid agung, alunalun / lapangan olah raga, pemerintahan skala kecamatan,
terminal, stasiun, dan dry port.
BWK B memiliki rencana pengembangan yaitu diarahkan pada
pengembangan kawasan pemerintahan dan pelayanan umum
skala regional dan komponen ruang yang akan dikembangkan
meliputi

komponen

ruang

utama

dan

komponen

ruang

memiliki

fungsi

serta

perkantoran skala regional, koleksi dan distribusi (sub terminal


agrobisnis), pelayanan umum skala regional. Komponen ruang
penunjang

meliputi

rumah

sakit,

fasilitas

perumahan

kepadatan

sedang,

komplek

pelayanan

lingkungan.

Dalam

RDTR

pendidikan,

perkotaan

skala

wilayah

Desa

ini,

Kertanegara merupakan wilayah dengan kategori BWK C dan

BWK D dengan fungsi sebagai kawasan penyangga atau

Dalam

pada

penunjang. Komponen ruang utama yaitu pemerintahan dan

diarahkan

rencana

pengembangan masing-masing. BWK A dengan fungsi sebagai

BWK B yang memiliki fungsi sebagai lahan cadangan, pusat


pemerintahan, dan pelayanan umum skala SWPP.

B. Rencana Pengembangan Perumahan Dan Faslitas Umum

pusat kota diarahkan sebagai pusat perdagangan dan jasa skala

Desa

pelayanan regional. Untuk menunjang fungsi tersebut maka

pemukimannya

terletak

diarahkan untuk pengembangan komponen ruang utama dan

perumahannya

diarahkan

komponen ruang penunjang. Pengembangan komponen utama

dengan KDB >70%. Sebagai kawasan perdaganagn dan jasa,

2 - 20

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Kertanegara

yang

sebagaian

di

wilayah

untuk

besar

BWK

kepadatan

C,

wilayah
Kawasan

sedang-tinggi

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

akan

dikembangkan

pelayanan
adanya

regional.

penambahan

menjadi
Untuk

Fasilitas

Perdagangan

kesehatan,

diarahkan

pembangunan

komplek

perumahan

baru

diarahkan

pengobatan, dan RS bersalin. Untuk fasilitas peribadatan,

pengolahan akhir Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Septic

berdasarkan hasil analisis, fasilitas ini telah mencukupi sehingga

tank

kedepannya akan diarahkan pada perbaikan dan peningkatan

menggunakan

kualitas lingkungan. Fasilitas perdagangan dan juga olahraga

pemukiman

diarahkan untuk dikembangkan ke arah utilitas kota. Sedangkan

menggunakan septic tank komunal. Teknik operasionalnya

untuk sarana jalan, terdapat 2 jenis jalan, yaitu jalan kolektor

meliputi pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampai

sekunder (jalan penghubung utama Kota Harugeulis) dan jalan

ke TPA dengan peran serta aktif masyarakat dengan terlebih

lingkungan (jalan penghubung kawasan pemukiman, local

dahulu merubah persepsi masyarakat tentang persampahan

primer

sekunder

yang tertib, lancar dan merata. Pemukiman BWK A dan B

mempunyai ROW 15 meter, sedangkan jalan lokal primer

direncanakan penambahan sistem telpon seluler berbasis CDMA

8meter dan sekunder 6 meter.

dengan BTS untuk mengantisipasi perkembangan teknologi.

Untuk

jalan

puskesmas,

Pada BWK A dan B direncanakan sebagai pusat pemukiman,


menggunakan sistem small bore sewerage yang berujung pada

sekunder).

pebangunan

skala
balai

dan

dan

Kawasan

kolektor

untuk

Kebutuhan

drainase dengan aliran lambat sehingga memberi waktu bagi


menyerap air dengan 3 jenis

saluran yaitu saluran primer, sekunder, dan tersier. Dimensi


saluran disesuiakan dengan kontur dan curah hujan daerah,
rata-rata lebar 1 m dan kedalaman 0.5 - 1.5 m. Sedangkan
saluran tertutup, setiap sekitar 50 meter diperlukan street inlet
atau lubang bukaan ditepi jalan untuk menampung dan
manyalurkan air hujan ke dalam saluran yang dilengkapi screen
bar agar sampah tidak terbawa masuk. Sistem perencanaan air
dikembangkan

untuk

diperoleh

dari

interkoneksi

distribusi Instalasi Pengolahan Air Bersih.

2 - 21

septic
kepadatan

listrik

BWK

tank

pribadi.

sedang

rendah

dan

Sedangkan

dan

diarahkan
tinggi

untuk
utnuk

diarahkan

diprioritaskan

untuk

power sebesar 14.400 KW sedangkan BWK Bmembutuhkan

Pengembangan sistem drainase yang akan dikembangkan yaitu

bersih

pemukiman

pengembangan sarana pelistrikan. BWK A membutuhkan suplai

C. Rencana Pengembangan Utilitas

permukaan drainase untuk

daerah

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

suplai listrik sebesar 6.555 KW pada tahun 2014 nanti.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2 - 22

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Peta 2.3. Peta Arahan Blok Peruntukan Kecamatan Haurgeulis

2 - 23

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Sumber : RDTR Kecamatan Haurgeulis

2 - 24

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.2.

Gambaran Umum Desa Kertanegara

Desa

Kertanegara

merupakan

desa

berupa

daratan

dengan

ketinggian 22 m dari permukaan laut dengan kemiringan tanah


pada yaitu kurang lebih 0-5%. Curah hujan di Desa Kertanegara

2.2.1. Letak Geografis

yaitu rata-rata 134,41 mm setiap tahunnya. Pada bulan januari,

Desa Kertanegara merupakan salah satu desa di Kecamatan

maret, dan desember merupakan bulan dengan curah hujan yang

Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat yang terletak pada 62705LS -

sangat tinggi. Pengembangan sumber daya air Desa Kertanegara

1075541 BT. Desa Kertanegara berada di arah sebelah barat

dapat dikembangkan dari Waduk Cipancuh yang mengairi Daerah

Kecamatan Haurgeulis dan dilewati perlintasan kereta api. Luas

irigasi Cipancuh seluas 6.318 Ha yang ditujukan untuk peningkatan

wilayah 7,23 km2. Jumlah penduduk Desa Kertanegara yaitu 10.463

kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air

jiwa dengan kepadatan penduduk 1.447 jiwa per km 2. Batas-batas

baku untuk rumah tangga, pertanian, industri, pariwisata, dan

Desa Kertanegara yaitu sebagai berikut :

untuk keperluan lainnya.

Sebelah
Utara

: Blok Sumurbandung, Desa Cipancuh

2.2.3. Struktur Penggunaan Lahan


Sebagian besar wilayah Kertanegara masih berupa permukiman

Sebelah
Selatan

: Blok Sukahati,
Wanakaya

Desa

Sukajati

dan

Desa

dan lahan produktif pertanian yaitu pesawahan. Penggunaan lahan


lainnya di Desa Kertanegara ini meliputi penggunanaan sebagai
kawasan pendidikan serta kawasan perdagangan dan jasa.

Sebelah
Barat

Sebelah
Timur

: Area Persawahan luas yang terdapat jalan


penghubung menuju Kampung Sindang Jaya
Desa Karangtumaritis, Salamdarma, & Bugis
(Kecamatan Anjatan) dan wilayah Kecamatan
Compreng (Kabupaten Subang)
: Blok Kubangsari, Desa Cipancuh

2.2.2. Kondisi Fisik Alam

2 - 25

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Tabel 2.1. Pemanfaatan Lahan Desa Kertanegara

No
.

Jenis Penggunaan
Lahan

Luas (Ha)

Persentase
(%)

1.

Permukiman

215

29,74 %

2.

Pesawahan

478

66,11 %

3.

Pemakaman

0,42 %

4.

Lainnya

27

3,73 %

Sumber : Kecamatan Haurgeuis Dalam Angka Tahun 2014

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Peta 2.4. Peta Desa Kertanegara

2 - 26

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

2 - 27

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.2.4. Kegiatan Perekonomian


Kegiatan perdagangan dan jasa merupakan salah satu kegiatan
perekonomian yang terdapat di desa ini. Selain itu terdapat pula

2.2.5. Sarana dan Prasarana

kegiatan-kegiatan perekonomian lainnya yang diantaranya yaitu


pertanian, industri, dan angkutan umum. Kegiatan pertanian dan

Sistem jaringan jalan di Desa Kertanegara yaitu berupa jalan

industri merupakan kegiatan perekonomian dominan di Desa

provinsi, jalan desa, dan jalan lingkungan. Jalan provinsi berada di

Kertanegara. Untuk lebih jelasnya, persentase banyaknya masing-

sebelah selatan Desa Kertanegara yang bersebelahan dengan jalur

masing kegiatan ekonomi tersebut digambarkan dalam grafik

perlintasan kereta api. Kondisi jalan provinsi ini sudah baik. Jalan

berikut ini.

desa, yaitu Jalan Diponegoro, kondisinya cukup baik. Sedangkan


jalan lingkungan di Desa Kertanegara sebagian besar kondisinya

Gambar 2.1. Grafik Kegiatan Perekonomian Desa Kertanegara

masih kurang baik, yaitu berupa tanah berbatu.


Desa Kertanegara mendapatkan air bersih yang berasal dari sumur
air tanah pada masing-masing bangunan rumah, dengan kualitas
yang kurang baik untuk makan dan minum. Sistem jaringan air
limbah pada Desa Kertanegara belum terintegrasi dengan saluran
air

51%

Jasa

dan

juga

kota.

Saluran

drainase

di

Desa

banyak saluran drainase tanpa pekerasan dan volumenya yang

4%

Industri

desa

Kertanegara sebagian besar kondisnya kurang baik, dimana masih


14%

Pertanian

limbah

Perdagangan 9%Angkutan
21%

Lain-lain

1%

tidak memadai. Beberapa saluran drainase masih menjadi satu


dengan saluran air limbah yang berasal dari bangunan hunian.
Sistem persampahan di Desa Kertanegara yaitu dikelola secara
individu oleh setiap penduduknya. Pengolahan sampah dilakukan
dengan cara membakar maupun menanam sampah yang ada pada
pekarangan rumah masing-masing. Selain itu terdapat penduduk
yang tidak bertanggung jawab membuang sampah pada lahan
kosong sehingga menimbulkan timbunan sampah yang cukup
banyak. Tidak jarang pula penduduk yang membuang sampah pada

Sumber : Kecamatan Haurgeulis Dalam Angka Tahun 2014

2 - 28

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

saluran

drainase,

dan berakibat pada

tersumbatnya

saluran

drainase serta meluapnya air hujan dari saluran tersebut.

Pengelolaan pasokan listrik dilakukan oleh PT. PLN P3B (Persero)


Region Jawa Barat. Dalam pelayanan jasa telekomunikasi, PT
Telkom membagi wilayah jasa telekomunikasi telepon tetap di Jawa

Sumber tenaga listrik berasal dari PLN, dimana pasokan listrik


dipenuhi dari Sistem Ketenagalistrikan Jawa Madura Bali (Jamali).

Barat menjadi dua divisi regional (divre), yaitu Divre II Jakarta dan
Divre III Jawa Barat.

2.2.6. Sebaran Warga Miskin


Sebaran warga miskin tertinggi Desa Kertanegara terdapat di RW
07 yang terdiri dari RT 12, RT 13, RT 14 dan RT 15. Jumlah warga
miskin pada RW 07 yang terdiri dari 50,51% di RT 12, sebesar

0.5

56,52% di RT 13, sebesar 41,49% di RT 14, dan sebesar 50,00% di


RT 15. Namun jika dilihat berdasarkan jumlah warga miskin dalam

0.41

0.68

0.51

lingkungan RT, warga miskin tertinggi terdapat pada RT 11 RW 06


dan RT 10 RW 05 yang masing-masing sebesar 52,36% dan
40,52%. Jumlah warga miskin terendah terdapat di RT 07 dan RT 08
RW 04. Besaran jumlah warga miskin di RW 04 yaitu kurang lebih ,

63.11%
61.69%62.70%57.14%
52.08%
40.52%56.52%56.20%49.53%

64% yang terdiri dari warga miskin RT 07 sebesar 2,29% dan warga
miskin RT 08 sebesar 2,14%.

Gambar 2.2. Grafik Warga Miskin Desa Kertanegara

68.00%60.61%61.81%62.50%
58.76%52.36%50.51%51.05%60.27%
47.59%
RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08 RW 09 RW 10

Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

2.2.7. Tingkat Pendidikan


Berdasarkan data yang terdapat pada Kecamatan Haurgeulis Dalam
Angka, tingkat pendidikan masyarakat Desa Kertanegara sebagian
besar masih belum

2 - 29

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

sekolah atau tidak sekolah. Sebanyak 36%

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

masyarakat Desa Kertanegara berpendidikan SD dan terdapat 21%


yang belum lulus SD. Selain itu dengan jumlah yang cukup rendah,
yaitu

sebesar

4%

masyarakat

lulus

SMP

dan

sebesar

2%

masyarakat lulus SMA.

Gambar 2.3. Grafik Tingkat Pendidikan Desa Kertanegara

Tidak / Belum Sekolah; 37%

SD; 36%

Belum Lulus SD; 21%


SMA; 2%
SMP; 4%

Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

2 - 30

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Peta 2.5. Peta Sebaran Warga Miskin Desa Kertanegara

2 - 31

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

Pada

kawasan

perencanaan

Desa

Kertanegara,

penduduknya

bermata pencaharian sebagai pekerja tani, petani, pengusaha kecil


menengah (home industry), pedagang, serta peternak. Pendidikan
2.3.

Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

penduduk pada kawasan perencanaan ini sebagian besar penduduk


lulus SD, SMP, SMA, dan SMK. Terdapat pula penduduk dengan

2.3.1.

Letak Geografis

pendidikan terakhir D4 atau S1, D3, D2, maupun D1. Sebesar


44,97% penduduk Desa Kertanegara belum lulus SD, sebesar

Kawasan perencanaan Desa Kertanegara yaitu berada di blok 4,


blok 5, dan blok 6. Ketiga blok tersebut terletak di RT. 05 RW.03, RT.
06 RW. 03, dan RT. 07 RW. 04. Luas wilayah kawasan perencanaan
2

yaitu 0,16 km , dengan jumlah penduduk pada kawasan prioritas


tersebut kurang lebih 1322 jiwa. Kawasan perencanaan Desa

36,85% merupakan penduduk lulus SD, sebesar 13,47% penduduk


lulus SMP, sebesar 3,73% merupakan penduduk lulus SMA.
Penduduk dengan tingkat pendidikan lainnya yang terdapat pada
kawasan perencanaan Desa Kertanegara yaitu lulus SMK, D1/D2,
dan D4/S1 yang masing-masing sebesar 0,32%.

Kertanegara berbatasan dengan :

Sebelah

: berbatasan dengan blok 7

Utara
Sebelah
Selatan
Sebelah
Barat
Sebelah
Timur

2.3.2.

: berbatsan dengan perlintasan kereta


api
: berbatasan dengan blok 10, blok 11,
dan blok 12
: berbatasan dengan blok 1, blok 2, dan
blok 3

Kependudukan Kawasan Perencanaan

2 - 32

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Gambar 2.4. Grafik Tingkat Pendidikan Kawasan Perencanaan Desa


Kertanegara

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

44.97%
36.85%

13.47%
3.73%
Belum Lulus SD SD

SMP

SMA

0.32%

0.32%

0.32%

SMK

D1 / D2

D4 / S1

Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

2 - 33

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Peta 2.6. Peta Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

2 - 34

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2 - 35

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

Sumber : Hasil Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.4.

Sebaran Warga Miskin Kawasan Prioritas

2.7.

2.5. Warga miskin dengan persentase terendah yaitu terletak di RT.


10 RW. 05 dan RT. 14 RW. 07 yang masing-masing sebesar 40,52%
atau kurang lebih 47 KK miskin dan 41,49% atau kurang lebih 39
KK miskin. Sedangkan warga mikin dengan persentase tertinggi
berada di RT. 20 RW.09 dan RT.01 RW.01 masing-masing sebesar
67,52% atau kurang lebih sebanyak 79 KK miskin dan 68,00% yaitu
sebanyak 68 KK miskin. Pada kawasan prioritas Desa Kertanegara
34%

terdapat warga miskin kurang lebih sebanyak 213 KK miskin.

33%

Jumlah KK miskin pada kawasan perencanaan ini terdiri dari 62,50%

RT 05

di RT 07, 62,70% di RT 06, dan 61,81% di RT 07.

2.6.

RT 06
33%

Gambar 2.5. Grafik Warga Miskin Kawasan Perencanaan Desa


Kertanegara

2.8.

Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

2.9.
2.10.
2.11.
2.12.

2 - 36

RT 07

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2 - 37

2.13.

2.22.

2.14.

2.23.

2.15.

2.24.

2.16.

2.25.

2.17.

2.26.

2.18.

2.27.

2.19.

2.28.

2.20.

2.29.

2.21.

2.30.

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.31. Peta 2.7. Peta Sebaran Warga Miskin Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara
2.32.
2.33.
2.34.
2.35.
2.36.
2.37.
2.38.
2.39.
2.40.
2.41.
2.42.
2.43.
2.44.
2.45.
2.46.
2.47.
2.48.
2.49.
2.50.
2.51.
2.52.

2 - 38

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.53.
2.54. Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya
2.55.
2.56.

2.57.

Tata Ruang Lingkungan Kawasan Prioritas

2.58.

Ruang terbuka hijau yang ada pada kawasan prioritas di

Desa Kertanegara yaitu berupa pekarangan rumah, lahan kosong,


lahan pertanian dan juga perkebunan. Kondisi beberapa RTH yang
ada tersebut dibiarkan apa adanya tanpa penataan. RTH masih
dapat ditata dengan baik mengingat ruang terbuka yang ada cukup
luas. Pada kawasan prioritas tidak terdapat pula RTH publik
sehingga tidak terdapat ruang terbuka publik untuk berkumpul,
bersantai, serta masyarakat setempat belum memiliki ruang untuk

2.61.
2.62. Jenis Penggunaan
No
Lahan
.

2.63. Luas
(Ha)

2.64. Persent
ase (%)

2.65.
2.66. Permukiman
1.

2.67. 6,60

2.68. 41.90 %

2.69.
2.70. Fasilitas Umum
2.

2.71. 0,03

2.72. 0,16 %

2.73.
2.74. Ruang Terbuka Hijau
3.

2.75. 9,19

2.76. 58,10 %

2.77. Total

2.78. 15,80

2.79. 100 %

berolahraga dan juga ruang bermain.

2.80. Sumber : Pemetaan Swadaya

2.59.

Tata

ruang

perumahan

pada

kawasan

prioritas

membentuk pola deret dengan sebagian besar rumah yang


langsung menghadap jalan lingkungan. Tidak hanya bangunan

2.81.
2.82.

rumah, terdapat pula bangunan dengan kegiatan perdagangan dan


jasa seperti warung dan jasa organ tunggal yang sebagian besar

2.83.

Kelembagaan Kawasan Prioritas

menjadi satu dengan bangunan rumah. Selain itu terdapat pula


kegiatan industri yang terdapat pada pekarangan dan bangunan
rumah seperti pembuatan batu bata, pembuatan meubeul dan
kusen, serta pembuatan kerupuk. Tata ruang kawasan prioritas ini
cenderung

berkembang

menjadi

kawasan

perumahan

serta

perdagangan dan jasa.

2.84.

Kelembagaan yang ada di Desa Kertanegara, khususnya

pada kawasan prioritas, kurang berjalan dengan baik. Masyarakat


kurang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelembagaan yang
ada. Tidak hanya masyarakat yang kurang berpartisipasi, tetapi
tidak berjalannya kelembagaan yang ada disebabkan pula oleh
beberapa anggota kelembagaan yang tidak atau pun kurang aktif.
Saat ini kelembagaan yang terdapat di Desa Kertanegara yaitu

2.60. Tabel 2.2. Pemanfaatan Lahan Kawasan Perencanaan

2 - 39

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

berupa

DKM,

BKM,

karang

taruna,

dan

gapoktan.

Jumlah

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

kelembagaan

yang

terdapat

pada

kawasan

prioritas

Desa

Kertanegara disebutkan dalam tabel 2.2.

2.85. Tabel 2.3. Jumlah Kelembagaan Desa Kertanegara

2.86.
N

2.87.

Uraian

2.88.
Jum
l
a
h

2.89.
2.90.
1

Karang Taruna

2.91.
1

2.92.
2.93.
2

BKM

2.94.
1

2.95.
2.96.
3

PKK

2.97.
1

2.98.
2.99.
4

GAPOKTAN

2.100.
1

2.101.

Sumber : Pemetaan Swadaya

2.102.

2 - 40

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II
2.103.
2.104. Peta 2.8. Peta Tata Guna Lahan Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

2 - 41

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.105.
2.106.

2 - 42

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.107. Kegiatan Ekonomi Kawasan Prioritas


2.108.

2.111.Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

Kegiatan ekonomi masyarakat kawasan prioritas Desa

Kertanegara didominasi oleh pertanian dan usaha kecil menengah

2.112.

berupa warung. Selain itu terdapat pula masyarakat dengan

perencanaan Desa Kertanegara ini yaitu berupa pembuatan bata,

kegiatan

kegiatan

pembuatan kerupuk, dan pembuatan furnitur dari kayu. Selain itu

perdagangan dan jasa lainnya. Kegiatan-kegiatan perekonomian

terdapat pula kegiatan perekonomian berupa penyediaan jasa

tersebut menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat

organ tunggal. Seluruh hasil dari kegiatan perekonomian tersebut

kawasan prioritas ini. Pada kawasan ini penduduknya sebagian

dipasarkan dengan sistem manual yaitu menjual produk dari

besar merupakan petani, buruh tani, dan pedagang. Selain itu

kegiatan ekonomi tersebut langsung kepada konsumen tanpa

terdapat pula penduduk yang bermata pencaharian sebagai

adanya pihak ketiga. Tidak hanya penjualannya yang masih

peternah, wirausaha, pekerja home industry, dan lainnya.

menggunakan sistem manual dan tanpa adanya perantara pihak

ekonomi

berupa

home

industry,

serta

Kegiatan home industry yang terdapat di kawasan

ketiga, lingkup pemasaran hasil produksi tersebut masih terbatas.


2.109.Gambar 2.6. Grafik Kegiatan Perekonomian Kawasan
Perencanaan Desa Kertanegara

2.113. Gambar 2.7. Kondisi Kegiatan Perekonomian Kawasan


Perencanaan Desa Kertanegara

2.110.

6%

Petani

Buruh T27%
ani Peternak

Wirausaha

10%

Pekerja Home Industry


31%

4%
23%

Lainnya

2.114.
2.115. Home Industry Pengolahan Kayu

2 - 43

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.116.

2.117.

2.121.

Home Industry Pembuatan Kerupuk

2.122. Penyedia Jasa Organ Tunggal

2.118. Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

2.119.

Kegiatan

perekonomian

yang

terdapat

di

kawasan

perencanaan Desa Kertanegara ini tersebar di wilayah kawasan


perencanaan. Letak warung atau kios yang tersebar diantar
bangunan-bangunan

hunian

untuk

memudahkan

penduduk

setempat dalam pencapainya. Kegiatan home industry terletak di


RT 05 dan RT 06 pada kawasan perencanaan yang berdekatan
dengan ruas jalan. Dengan lokasi yang berdekatan dengan ruas
jalan, mempermudah dalam proses pendistribusian bahan baku dan
hasil produksi. Tata letak kegiatan perekonomian ini digambarkan
ke dalam peta sebaran kegiatan ekonomi yang dapat dilihat pada

2.123.
2.124. Usaha Kecil Menengah (Warung)

Gambar 2.12.
2.125. Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya

2.120. Gambar 2.8. Kondisi Kegiatan Perekonomian Kawasan


Perencanaan Desa Kertanegara

2.126.
2.127.
2.128.

2 - 44

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II
2.129.
2.130.
2.131.
2.132.
2.133.
2.134.
2.135.
2.136.
2.137.

2 - 45

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.138.Peta 2.9. Peta Kegiatan Perekonomian Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

2.139.

2 - 46

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.140.Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya


2.141.

2.142. Pelayanan Publik Kawasan Perencanaan

2.8.2. Pelayanan Pendidikan

2.8.1. Pelayanan Peribadatan

2.147.

Pada

kawasan

prioritas

Desa

Kertanegara

belum

dilengkapi dengan fasilitas pelayanan pendidikan seperti TK, PAUD,


2.143.
blok

Kawasan prioritas Desa Kertanegara, blok 4, blok 5, dan


6,

memiliki

fasilitas

peribadatan

berupa

masjid

yang

kondisinya cukup baik. Masjid tersebut dimanfaatkan dan dikelola


oleh

masyarakat

setempat.

Selain

untuk

beribadah,

masjid

dimanfaatkan pula sebagai sarana kegiatan pengajian dan juga


pendidikan agama bagi anak-anak.

SD, lembaga pendidikan agama, dan perpustakaan. Pada kawasan


prioritas

ini

membutuhkan

memfasilitasi

kebutuhan

PAUD

ataupun

pendidikan

usia

TK
dini

yang

dapat

masyarakat

setempat. Sebelumnya sudah terdapat kegiatan PAUD tetapi belum


memiliki fasilitas ruang atau bangunan PAUD. Saat ini kegiatan
PAUD sudah tidak berjalan, sehingga anak-anak usia dini pada
kawasan prioritas ini bergabung dengan kegiatan PAUD lain yang

2.144. Gambar 2.9. Fasilitas Peribadatan Kawasan Perencanaan Desa


Kertanegara
2.145.

jumlah siswa-siswinya sudah cukup banyak.

2.8.3. Pelayanan Kesehatan


2.148.

Pelayanan kesehatan yang terdapat pada kawasan

prioritas di Desa Kertanegara yaitu berupa posyandu. Kegiatan


posyandu ini masih rutin diselenggarakan di rumah warga karena
belum memiliki ruang atau bangunan posyandu. Maka dari itu
penyediaan ruang atau bangunan khusus untuk kegiatan posyandu
dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Pada kawasan prioritas ini
terdapat tenaga medis yang tersedia yaitu bidan. Dengan adanya
bidan sebagai tenaga medis, kegiatan pelayanan pada kawasan
prioritas ini dapat terus belangsung dan memungkinkan untuk
dikembangkan.

2.146.

2 - 47

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

2.149.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II
2.150.
2.151.
2.152.
2.153.
2.154.
2.155.
2.156.

2 - 48

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.157. Peta 2.10. Peta Fasilitas Umum Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

2.158.

2 - 49

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.159.

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.160.

2.161. Sarana dan Prasarana Kawasan Prioritas


2.164.

2.165.

2.9.1. Jaringan Jalan


2.162.

Pada kawasan prioritas Desa Kertanegara terdapat jalan

penghubung dengan Kabupaten Subang dan Pusat Kecamatan


Haurgeulis yaitu berupa jalan kabupaten dan desa yang biasa
dilalui oleh masyarakat setempat. Jalan tersebut dilalui oleh pejalan
kaki, sepeda, sepeda motor, mobil, dan truk. Jalan-jalan tersebut
dimanfaatkan

pula

untuk

pergerakan

kendaraan-kendaraan

penunjang kegiatan pertanian dan perdagangan. Kondisi jalan-jalan


yang ada berupa tanah dan batu. Selain kondisi jalan yang kurang
baik,

jalan-jalan

tersebut

belum

dilengkapi

dengan

sarana

pendukung seperti rambu-rambu dan juga penerangan jalan yang


sangat dibutuhkan oleh pengguna jalan tersebut.

2.163. Gambar 2.10. Kondisi Jaringan Jalan Kawasan Perencanaan Desa


Kertanegara

2.166. Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya


2.167.

2.168.

Selain terdapat jalan kabupaten dan jalan desa, terdapat

pula jalan lingkungan yang menghubungkan bangunan-bangunan


hunian dalam kawasan tersebut. Kondisi jalan lingkungan pada

2 - 50

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

kawasan prioritas sebagian besar berupa tanah tanpa pekerasan.


Namun

terdapat

beberapa

jalan

lingkungan

yang

2.170.

sudah

2.171.

menggunakan paving block sebagai pekerasan sehingga jalan


menjadi lebih tertata, rapih, dan bersih. Jalan lingkungan ini
merupakan jalan yang sering dilalui oleh masyarakat baik dengan
berjalan kaki, sepeda, dan sepeda motor.

2.169. Gambar 2.11. Kondisi Jaringan Jalan Kawasan Perencanaan


Desa Kertanegara

2.172. Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.173.
2.174.

2 - 51

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.175. Peta 2.11. Peta Jaringan Jalan Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

2.176.

2 - 52

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.177.

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.178.

2.9.2. Saluran Drainase


2.179.

Hampir setiap ruas jalan di Desa Kertanegara sudah

dilengkapi dengan saluran drainase. Hanya saja kondisinya yang


tidak terawat dan kapasitas volume saluran yang kurang memadai
(terlalu dangkal), sehingga sering terjadi luapan air / banjir apabila
hujan

deras

turun.

Tidak

hanya

saluran

yang

dangkal,

permasalahan lainnya yang terdapat pada kawasan ini yaitu


saluran drainaser yang terputus dan adanya penumpukan sampah
pada saluran drainase. Saluran drainase yang telah tersedia
sebagian berupa saluran terbuka. Selain itu pada kawasan prioritas
terdapat gorong-gorong yang kondisinya sudah rusak dan belum
ada rencana perbaikan. Kondisi tersebut tentu akan berdampak
pada semakin bertambahnya volume air yang akan meluap ketika
debit air hujan sangat tinggi. Saluran drainase ini sebagian besar
2.181.

mengalir ke sungai.

2.182. Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.180. Gambar 2.12. Kondisi Jaringan Drainase Kawasan Perencanaan


Desa Kertanegara

2.183.

2.184.

2.185.

2.186.

2.187.

2 - 53

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II
2.188.

2 - 54

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.189. Peta 2.12. Peta Jaringan Drainase Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

2.190.

2 - 55

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.191.

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.192.
2.193.
2.194.

2.195. Perumahan dan Bangunan Kawasan Prioritas


2.196.

2.198.

Dalam kawasan prioritas Desa Kertanegara terdapat

bangunan individu (bangunan hunian) sebanyak 212 rumah dengan


membentuk pola permukiman linear, dimana 11,5% dari bangunan
rumah tersebut merupakan bangunan non permanen. Bangunanbangunan rumah yang terdapat pada kawasan prioritas tidak hanya

89%

dimanfaatkan sebagai hunian saja, beberapa rumah memiliki fungsi


lain seperti untuk kegiatan posyandu dan beberapa kegiatan
perekonomian. Berdasarkan hasil pemetaan swadaya yang telah

Bangunan Permanen

dilaksanakan, kawasan prioritas belum memiliki bangunan untuk

Bangunan Semi Permanen


11%

kegiatan posyandu, balai pertemuan, dan kegiatan-kegiatan sosial


lainnya.

2.197.Gambar 2.13. Grafik Kondisi Bangunan Hunian Kawasan


Perencanaan
2.199.Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.200.

Pengelolaan limbah rumah tangga atau sampah yang

berasal dari setiap rumah belum memiliki sistem pengelolaannya.


Masyarakat pada kawasan prioritas ini biasanya mengelola sampah
secara individu, yaitu dengan cara rutin membakar sampah atau
pun menanam sampah di masing-masing pekarangan rumah serta
tidak jarang juga masyarakat membuang sampah pada saluran air
hujan / drainase dan tanah kosong.

2 - 56

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II
2.208.
2.201. Gambar 2.14. Kondisi Pengelolaan Sampah Kawasan
Perencanaan

2.209. Jaringan Air Limbah


2.202.

2.203.

2.210.

Sebanyak bangunan rumah pada kawasan prioritas telah

memiliki MCK sendiri namun masih belum dilengkapi dengan


septictank. Sebesar 65% dari bangunan hunian sudah memiliki
MCK, tetapi 85% dari seluruh bangunan hunian tersebut belum
dilengkapi dengan septictank. Untuk limbah cuci dan mandi
dibuang pada saluran air terbuka dilingkungan permukiman.
Beberapa rumah bahkan belum memiliki MCK, namun pada
kawasan ini tidak tersedia MCK umum yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang belum
memiliki MCK memanfaatkan bantaran sungai sebagai ruang MCK.

2.211. Jaringan Distribusi Listrik Desa


2.204. Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.212.

Pada kawasan prioritasDesa Kertanegara, belum seluruh

rumah memiliki sumber listrik langsung dari PLN, tetapi terdapat

2.205.

beberapa bangunan rumah yang dialiri listrik dari bangunan rumah


2.206. Jaringan Air Bersih
2.207.

disekitarnya. Listrik yang ada tidak hanya dimanfaatkan untuk

Sebanyak 85% bangunan rumah pada kawasan prioritas

di Desa Kertanegara sudah dilengkapi dengan sumber air bersih

kegiatan rumah tangga saja, listrik tersebut dimanfaatkan pula oleh


kegiatan home industry.

berupa sumur yang terletak di pekarangan atau di lahan kosong


sekitar bangunan rumah. Kualitas air pada kawasan ini cukup baik,
tetapi jumlahnya masih terbatas. Ketersediaan air bersih saat
musim

kemarau

tidak

dapat

memenuhi

seluruh

kebutuhan

masyarakat di kawasan prioritas ini. Maka dari itu diperlukan


sumber air bersih komunal sehingga dapat memenuhi kebutuhan
air bersih untuk masyarakat kawasan ini.

2 - 57

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

2.213. Daerah Rawan Bencana Kawasan Prioritas Desa


Kertanegara
2.214.

Pada kawasan prioritas Desa Kertanegara sering terjadi

banjir di hampir sebagian besar jalan lingkungan. Banjir yang


terjadi diakibatkan oleh kondisi saluran drainse lingkungan tersebut

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

yang tidak memadai karena kondisinya yang dangkal dan terputus

2.219.

dibeberapa titik. Untuk lebih jelasnya di daerah mana saja yang


rawan terkena banjir, yang dapat dilihat pada peta sebaran rawan
bencana yang terdapat pada peta 2.16.

2.220.

2.221.

2.215.

2.222.

2.216.

2.223.

2.217.

2.224.

2.218.

2.225.

2 - 58

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.226.

Peta 2.13. Peta Jaringan Air Bersih Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara
2.227.
2.228.
2.229.
2.230.
2.231.
2.232.
2.233.
2.234.
2.235.
2.236.
2.237.
2.238.
2.239.
2.240.
2.241.
2.242.
2.243.
2.244.
2.245.
2.246.
2.247.
2.248.
2.249.

2 - 59

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II
2.250.
2.251.

Peta 2.14. Peta Jaringan Air Limbah Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara
2.252.
2.253.
2.254.
2.255.
2.256.
2.257.
2.258.
2.259.
2.260.
2.261.
2.262.
2.263.
2.264.
2.265.
2.266.
2.267.
2.268.
2.269.
2.270.
2.271.
2.272.
2.273.

2 - 60

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.274.

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.275.
2.276.

2 - 61

Peta 2.15. Peta Jaringan Listrik Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.277.
2.278.

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.279.

2 - 62

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB II

2.280.

Peta 2.16. Peta Sebaran Rawan Bencana Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara
2.281.
2.282.
2.283.
2.284.
2.285.
2.286.
2.287.
2.288.
2.289.
2.290.
2.291.
2.292.
2.293.
2.294.
2.295.
2.296.
2.297.
2.298.
2.299.
2.300.
2.301.
2.302.

Sumber : Kegiatan Pemetaan Swadaya

2.303.

2 - 63

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Anda mungkin juga menyukai